Dan matilah Samuel; seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama.
Kematian Samuel mengakhiri kehidupan salah seorang hamba Allah yang paling setia.
Ia bersemangat untuk Allah dan melakukan lebih banyak dari orang lain pada zamannya untuk menaati apa yang ada di hati Allah (1 Samuel 2:35; 12:7–25; 15:10–11,35). Hidup Samuel memberikan teladan yang unggul dari integritas, kejujuran, kesetiaan, dan kemurnian moral (1 Samuel 12:1–5).
Samuel mewariskan reputasi yang membuatnya sejajar dengan tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang terbesar. Allah sendiri menyebutkannya bersama dengan Musa (Yeremia 15:1). Samuel dan para nabi benar lainnya, bukan para raja, mewakili kepemimpinan rohani dan moral tertinggi di bawah perjanjian yang lama.[3]
Ayat 1b
Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.[4]
Ayat 16
Mereka seperti pagar tembok sekeliling kami siang malam,
selama kami menggembalakan domba-domba di dekat mereka.[5]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
^The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.