Iran, juga dikenal sebagai Persia dan secara resmi bernama Republik Islam Iran (bahasa Persia: جمهوری اسلامی ايرانJomhuri-ye Eslami-ye Iran), adalah sebuah negara yang terletak di Asia Barat. Meski negara ini telah dikenal penduduk lokal sebagai "Iran" sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih disebut sebagai "Persia" di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah perkataan "Arya" yang berarti "Tanah Bangsa Arya".
Sejarah awal, Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200 SM – 330 SM)
Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua, dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran, dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728-550 SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa, dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648–330 SM) yang didirikan oleh Koresy Agung.
Koresy Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresy. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung, dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Kambisus selama tujuh tahun (531-522 M), dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa di mana akhirnya Darius Agung (522-486 M) dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius I dipindahkan ke Susa, dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil, dan Laut Merah turut dibangun, dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui, dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa, dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.
Selain itu, pen-syiling-an dalam bentuk daric (syiling emas), dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan, dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresy Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi, dan menghormati budaya-budaya, dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248 SM – 224 M)
Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan, dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi, dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM, dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terhagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai, dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan, dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,), dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi, dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah, dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassanid menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".)
Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik karena keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan, dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.
Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh, dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.
Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada tahun 8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab, dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mula melibatkan diri dalam administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.
Pada abad kesembilan, dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam, dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)
Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat, dan teknik. Ini kemudian memengaruhi sains di Eropa, dan juga kebangkitan Renaissance.
Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentara Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, di mana kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.
Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi IslamSyiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501. Dinasti Safawi kemudian menjadi salah satu penguasa dunia yang utama, dan mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran. Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali, dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia, dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap melestarikan kemerdekaan, dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap aristokratik, dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak rakyat Iran tidak puas.
Pada Perang Dunia II, tentara Inggris, dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros, dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan bantuan dari Amerika, dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi melalui badan intelijennya, SAVAK. AyatollahRuhollah Khomeini menjadi oposisi, dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza, dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar negeri, dan diantar ke Turki, dan selepas itu ke Irak.
Protes menentang Shah semakin meningkat, dan akhirnya terjadilah Revolusi Iran. Shah Iran terpaksa melarikan diri ke negara lain setelah kembalinya Imam Khomeini dari pembuangan pada 1 Februari1979. Khomeini kemudian mengambil alih kekuasaan, dan membentuk pemerintahan sementara, pada 11 Februari yang dikepalai Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri. Setelah itu, Khomeini mengadakan pungutan suara untuk membentuk sebuah Republik Islam. Keputusan undian menunjukkan lebih dari 98% rakyat Iran setuju dengan pembentukan itu. Sistem pemerintahan baru yang dibentuk berasaskan undang-undang Islam, sayangnya hanya diterapkan sebagian.
Tetapi, hubungan Iran dengan Amerika menjadi keruh setelah revolusi ini, terutama saat mahasiswa-mahasiswa Iran menawan kedutaan Amerika pada 4 November1979, atas alasan kedutaan itu menjadi pusat intelijen Amerika. Khomeini tidak mengambil tindakan apapun mengenai tidakan ini sebaliknya memuji mahasiswa-mahasiswa itu. Sebagai balasan, Iran menginginkan ShahMohammad Reza Pahlavi dikembalikan ke Iran, tetapi ini tidak mereka setujui. Setelah 444 hari di dalam tawanan, akhirnya para tawanan itu dibebaskan sebagai tindak lanjut Deklarasi Aljir.
Pada saat yang sama, Saddam Hussein, presiden Irak saat itu, mengambil kesempatan di atas kesempitan setelah revolusi Iran, dan juga kekurangan popularitas Iran di negara-negara barat, untuk melancarkan perang atas Iran. Tujuan utama peperangan ini ialah menaklukkan beberapa wilayah yang dituntut Irak, terutamanya wilayah Khuzestan yang kaya dengan sumber minyak. Saddam pula ketika itu mendapat sokongan dari Amerika, Uni Soviet, dan beberapa negara Arab lain. Tentara Iran pula yang suatu masa dahulu merupakan sebuah tentara yang kuat, telah dibubarkan saat itu. Walau bagaimanapun, mereka berhasil mencegah bahaya tentara Irak seterusnya menaklukkan kembali wilayah Iran yang ditaklukkan Irak. Dalam peperangan ini puluhan ribu nyawa, baik penduduk awam maupun laskar Iran, menjadi korban. Jumlah korban diperkirakan antara 500.000 hingga 1.000.000.
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (panjang perbatasan: 432 km), dan Armenia (35 km) di barat laut, Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (992 km) di timur laut, Pakistan (909 km), dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (499 km), dan Irak (1.458 km) di barat, dan akhirnya Teluk Persia, dan Teluk Oman di selatan. Luas tanah total adalah 1.648.000 km² (daratan: 1.636.000 km², perairan: 12.000 km²).
Lansekap Iran didominasi oleh barisan gunung yang kasar yang memisahkan basin drainage atau dataran tinggi yang beragam. Bagian barat yang memiliki populasi terbanyak adalah bagian yang paling bergunung, dengan jajaran gunung seperti Pegunungan Kaukasus, Pegunungan Zagros, dan Alborz, Pegunungan Alborz merupakan tempat dimana terdapat titik tertinggi Iran, Gunung Damavand pada 5.604 m. Sebelah timur terdiri dari gurun dan dataran rendah yang tak dihuni seperti Dasht-e Kavir yang mengandung mineral garam, dengan danau garam yang kadang muncul.
Ladang lapang luas ditemukan di sepanjang pesisir Laut Kaspia, dan di ujung utara Teluk Persia, di mana Iran berbatasan dengan sungai Arvand (Shatt al-Arab). Dataran yang lebih kecil, dan terputus ditemukan di sepanjang pesisir Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman. Iklim Iran kebanyakan kering atau setengah kering, meskipun ada yang subtropis sepanjang pesisir Kaspia. Iran dianggap sebagai salah satu dari 15 negara yang membentuk sesuatu yang disebut sebagai tempat lahirnya kebudayaan manusia.
Iklim
Lanskap Iran memiliki beberapa iklim yang berbeda. Di sisi utara negeri itu (dataran pesisir Kaspia) suhu amat rendah membekukan, dan tetap lembap selama beberapa tahun terakhir. Suhu musim panas jarang mencapai 29 °C. Penguapan tahunan adalah 680 mm di bagian timur dataran, dan lebih dari 1700 mm di sisi barat dataran. Di barat, permukiman-permukiman di lereng Pegunungan Zagros mengalami rendahnya suhu. Daerah-daerah itu memiliki musim dingin yang hebat, dengan rerata suhu harian membekukan, dan curah saljunya keras. Lembah timur, dan tengahnya kering, yang curah hujannya kurang dari 200 mm, dan bergurun. Suhu musim panas rata-rata melebihi 38 °C. Dataran pesisir Teluk Persia, dan Teluk Oman di Iran selatan memiliki musim dingin yang sejuk, dan mengalami musim panas yang lembap, dan panas. Penguapan tahunan berkisar dari 135 mm hingga 355 mm.
Iran adalah salah satu di antara anggota pendiri PBB, dan juga kepada OKI, dan juga GNB. Sistem politik di Iran berasaskan konstitusi yang dinamakan "Qanun-e Asasi" (Undang-undang Dasar)
Pemerintahan
Pemimpin Agung
Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap "kebijakan-kebijakan umum Republik Islam Iran". Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata, dan badan intelijen Iran, dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang. Ketua kehakiman, stasiun radio, dan rangkaian televisi, ketua polisi, dan tentara, dan enam dari dua belas anggota Majelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin Agung. Majelis Ahli bertanggung jawab memilih, dan juga memecat Pemimpin Agung atas justifikasi kelayakan, dan popularitas individu itu. Majelis ini juga bertanggung jawab memantau tugasan Pemimpin Agung.
Eksekutif
Orang kedua terpenting dalam Republik Islam Iran adalah presiden. Setiap presiden dipilih melalui pemilihan umum, dan akan memerintah Iran selama empat tahun. Setiap calon presiden mesti mendapat persetujuan dari Majelis Wali Iran sebelum pemilu dilaksanakan agar mereka 'serasi' dengan gagasan negara Islam. Tanggung jawab presiden adalah memastikan konstitusi negara diikuti, dan juga mempraktikkan kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden tidak berkuasa atas perkara-perkara yang di bawah kekuasaan Pemimpin Agung.
Presiden melantik, dan mengepalai Kabinet Iran, dan berkuasa membuat keputusan mengenai administrasi negara. Terdapat delapan wakil presiden, dan dua puluh satu menteri yang ikut serta membantu presiden dalam administrasi, dan mereka semua mesti mendapat persetujuan badan perundangan. Tidak seperti negara-negara lain, cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan bersenjata, tetapi presiden Iran berkuasa melantik Menteri Pertahanan, dan Intelijen, dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Agung, dan badan perundangan.
Majelis Wali
Majlis Wali Iran mempunyai dua belas ahli undang-undang, dan enam dari mereka dilantik oleh Pemimpin Agung. Ketua Kehakiman akan mencadangkan enam anggota cadangan, dan mereka akan dilantik secara resmi oleh parlemen Iran atau Majles. Majelis ini akan menafsirkan konstitusi, dan mempunyai hak veto untuk keputusan, dan keanggotaan parlemen Iran. Jikalau terdapat undang-undang yang tidak sesuai dengan hukum syariah, maka akan dirujuk kembali oleh parlemen.
Majelis Kebijaksanaan
Majelis Kebijaksanaan berkuasa untuk menyelesaikan konflik antara parlemen dengan Majelis Wali Iran. Badan ini juga turut menjadi penasihat Pemimpin Agung.
Parlemen
Majles-e Shura-ye Eslami (Majlis Perundingan Islam) mempunyai 290 anggota yang dilantik, dan akan bertugas selama empat tahun. Semua calon Majles, dan ahli undang-undang dari parlemen haruslah mendapat persetujuan Majelis Wali.
Kehakiman
Pemimpin Agung akan melantik ketua kehakiman Iran, dan ia pula akan melantik Mahkamah Agung, dan juga ketua penuntut umum. Terdapat beberapa jenis mahkamah di Iran termasuk mahkamah umum yang bertanggung jawab atas kasus-kasus umum, dan kejahatan. Terdapat juga "Mahkamah Revolusi" yang mengadili beberapa kasus tertentu termasuk isu mengenai keselamatan negara.
Majelis Ahli
Majelis Ahli yang bermusyawarah selama seminggu setiap tahun mempunyai 86 anggota yang ahli dalam ilmu-ilmu agama. Mereka diundi secara umum, dan akan bertugas selama delapan tahun. Majelis ini akan menentukan kelayakan calon-calon presiden, dan anggota parlemen. Majelis ini juga akan mengundi untuk jabatan Pemimpin Agung, dan juga berkuasa untuk memecatnya.
Dewan Kota Setempat
Majelis setempat akan dipilih secara umum untuk bertugas selama empat tahun di semua kota, dan desa. Kekuasaan majelis ini luas, dari melantik pimpinan kota hinggal menjaga kepercayaan rakyat.
Iran terbagi atas tiga puluh provinsi yang diperintah seorang gubernur (استاندار, ostāndār). Peta di sebelah tidak menunjukkan provinsi Hormozgan, (#20 di dalam daftar) yang merupakan sebuah pulau:
Militer Iran terbagi atas dua pasukan yaitu pasukan militer negara, dan pasukan militer revolusi. Pasukan militer revolusi berjumlah 545.000 jiwa.[8] Kedua-dua pasukan bersenjata ini dibawah kendali Menteri Pertahanan, dan Logistik Pasukan Bersenjata Iran.[9]
Angkatan Basij adalah tentara paramiliter yang mempunyai anggota penuh 90.000 prajurit, dan juga 30.000 prajurit cadangan ditambah dengan 11 juta pria, dan wanita yang dapat dimobilisasi.[12]
Kekuatan tentara Iran dirahasiakan dari pengetahuan umum. Namun, pada beberapa tahun terakhir, Iran mengumumkan pembangunan beberapa senjata seperti peluru kendali Fajr-3, peluru kendali Kowsar, peluru kendali Fateh-110, peluru kendali Shahab-3, dan beberapa pembangunan jentera militer.
Peluru kendali Fajr-3 berada di antara pembangunan militer Iran yang paling canggih saat ini, yang dibuat di Iran sendiri, dan menggunakan bendalir minyak untuk pembakaran bahan api. Julat peluru kendali ini dirahasiakan.
Ekonomi Iran adalah campuran Ekonomi Perencanaan Sentral dengan sumber minyak, dan perusahaan-perusahaan utamanya dimiliki pemerintahan, dan juga terdapat beberapa perusahaan swasta. Pertumbuhan ekonomi Iran stabil semenjak dua abad yang lalu.
Pada awal abad ke-21, persenan sektor jasa dalam pengeluaran negara kasarnya, PNK, adalah yang tertinggi, diikuti dengan pertambangan, dan pertanian. 45% belanja negara adalah hasil pertambangan minyak, dan gas alam, dan 31% dari cukai. Pada 2004, PNK Iran diperkirakan sebanyak $163 miliar atau $2.440 per kapita.
Jaringan jalan raya di Iran adalah salah satu yang terbaik di dunia, dan menghubungkan kota-kota utama, dan kawasan-kawasan luar kota. Pada 2002, Iran mempunyai 178.152 km jalan raya, dan 66% beraspal. Sementara itu terdapat 30 pengguna kereta bagi setiap 1000 penduduknya. Jalan KA di Iran sepanjang 6.405 km (3.980 mil). Pelabuhan utama Iran ialah pelabuhan Bandar Abbas yang terletak di Selat Hormuz. Pelabuhan ini dihubungkan dengan sistem jalan raya, dan jalan kereta api untuk pengangkutan kargo. Jaringan kereta api Tehran-Bandar Abbas dibangun pada 1995 yang menghubungkan Bandar Abbas dengan seluruh Iran, dan Asia Tengah melewati Teheran, dan Masyhad. Pelabuhan-pelabuhan lain ialah pelabuhan Bandar Anzali di Laut Kaspia, pelabuhan Bandar Turkmen juga berhadapan dengan Laut Kaspia, dan pelabuhan korramshahr, dan pelabuhan Bandar Khomeyni di Teluk Persia. Kota-kota utama di Iran juga dihubungkan dengan Pengangkutan Udara. Iran Air adalah maskapai penerbangan kebangsaan Iran yang bertanggungjawab dalam pengangkutan udara di Iran, dan luar Iran. Sistem transit pula terdapat di semua bandar-bandar utama sedangkan Teheran, Masyhad, Syiraz, Tabriz, Ahwaz, dan Isfahan sedang dalam proses membangun jalan kereta api bawah tanah.
Populasi Iran tumbuh pesat pada paruh kedua abad ke-20, meningkat dari sekitar 19 juta pada tahun 1956 menjadi sekitar 75 juta pada tahun 2009.[15][16] Namun, tingkat kelahiran Iran telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang mengarah ke tingkat pertumbuhan penduduk—pada Juli 2012—sekitar 1,29%.[17] Studi-studi memproyeksikan bahwa pertumbuhan akan terus melambat sampai stabil di atas 105 juta pada tahun 2050.[18][19]
Iran menjadi tempat tinggal salah satu populasi pengungsi terbesar di dunia, dengan lebih dari satu juta pengungsi, sebagian besar dari Afghanistan dan Irak.[20] Sejak tahun 2006, para pejabat Iran telah bekerja dengan UNHCR dan pejabat Afghanistan untuk repatriasi mereka.[21] Menurut perkiraan, sekitar lima juta warga Iran telah beremigrasi ke negara-negara lain, terutama sejak Revolusi 1979.[22][23]
Menurut Konstitusi Iran, pemerintah wajib memberikan setiap warga negara akses ke jaminan sosial yang meliputi pensiun, pengangguran, usia tua, cacat, kecelakaan, bencana, kesehatan dan perawatan medis dan layanan perawatan.[24] Ini ditutupi oleh penerimaan pajak dan penghasilan yang diperoleh dari kontribusi masyarakat.[25]
Rumpun bahasa Turki dan dialeknya, yang paling penting Turki Azerbaijan yang sejauh ini bahasa yang paling diucapkan di negara itu setelah Persia,[26] dituturkan di berbagai wilayah di Iran, tetapi terutama luas dan dominan digunakan di provinsi Azerbaijan.
Bahasa minoritas penting di Iran termasuk Armenia, Georgia, Neo-Aram, dan Arab. Arab Khuzi dituturkan oleh orang-orang Arab di Khuzestan, dan kelompok yang lebih luas dari Arab Iran. Bahasa Sirkasia juga pernah digunakan secara luas oleh minoritas besar Sirkasia, namun, karena asimilasi selama bertahun-tahun, tidak ada jumlah yang cukup besar dari Sirkasia yang menuturkan bahasa itu lagi.[27][28][29][30]
Perpustakaan Kongres mengeluarkan perkiraan yang sedikit berbeda: Persia 65% (termasuk Mazenderanis, Gilaks dan talysh), Azerbaijan 16%, Kurdi 7%, Lur 6%, Baluchi 2%; kelompok-kelompok suku Turki seperti Qashqai 1%, dan Turkmen 1%; dan non-Iran, kelompok non-Turki seperti Armenia, Georgia, Asiria, Sirkasia, dan Arab kurang dari 3%. Ini ditentukan bahwa Persia adalah bahasa pertama minimal 65% dari penduduk negara itu, dan merupakan bahasa kedua bagi sebagian besar 35% sisanya.[34]
Estimasi non-pemerintah lainnya mengenai kelompok selain Persia dan Azerbaijan secara kasar congruate dengan The World Factbook dan Perpustakaan Kongres. Namun, banyak estimasi ilmiah dan organisasi mengenai jumlah kedua kelompok berbeda secara signifikan dari sensus disebutkan. Menurut banyak dari mereka, jumlah etnis Azerbaijan di Iran terdiri antara 21,6-30% dari total penduduk, dengan mayoritas pada 25%.c[35]d[36][37][38][39][40] Dalam kasus apapun, populasi terbesar dari bangsa Azerbaijan di dunia hidup di Iran.
Yudaisme memiliki sejarah panjang di Iran, kembali ke Penaklukan Achaemenid dari Babilonia. Meskipun banyak yang meninggalkan Iran pada pembentukan Negara Israel dan Revolusi 1979, sekitar 8.756 orang Yahudi tetap di Iran, menurut sensus terakhir.[45] Iran memiliki populasi Yahudi terbesar di Timur Tengah di luar Israel.[46]
Sekitar 250.000-370.000 orang Kristen berada di Iran,[47][48] dan itu adalah agama minoritas yang terbesar yang diakui di negara ini. Kebanyakan dari latar belakang Armenia dengan minoritas yang cukup besar dari Asiria juga.[49]
Kristen, Yahudi, Zoroastrianisme, dan Islam Sunni secara resmi diakui oleh pemerintah, dan mendapat kursi di Parlemen Iran.[50] Tapi Agama Bahá'í, yang dikatakan sebagai agama minoritas terbesar non-Muslim di Iran,[51] tidak secara resmi diakui, dan telah dianiaya selama keberadaannya di Iran sejak abad ke-19. Sejak Revolusi 1979, penganiayaan Bahai telah meningkat dengan eksekusi, pengingkaran hak-hak sipil dan kebebasan, dan penolakan akses ke pendidikan tinggi dan pekerjaan.[52][53][54]
Iran mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan kota tertinggi di dunia. Dari tahun 1950 hingga tahun 2002, persenan penduduk kota meningkat dari 27% hingga 60%.[57][58] PBB memperkirakan pada tahun 2030, populasi di kota akan mencapai 80% dari jumlah keseluruhan penduduk Iran.[58] Tumpuan migrasi dalam negeri pula ialah Teheran yang merupakan kota terbesar di Iran. Teheran mempunyai penduduk sebanyak 7.160.094, dan kawasan metropolisnya pula sebanyak 14 juta. Kebanyakan industri Iran bertumpu di kota ini. Di antaranya ialah industri otomobil, elektronik, dan listrik, pembuatan senjata api, tekstil, dan industri kimia. Berikut adalah 8 kota terbesar Iran beserta jumlah penduduknya.
Kebudayaan Iran telah lama memengaruhi kebudayaan-kebudayaan lain di Timur Tengah dan Asia Tengah. Pada masa pra-Islam, Iran adalah salah satu kekaisaran terkuat di dunia karena prestasinya menguasai wilayah dari Asia Selatan melewati Timur Tengah hingga penjuru Balkan di Eropa dan Mesir. Bahasa Persia, salah satu bahasa tertua di dunia, berdampak kuat pada perkembangan bahasa Armenia, sementara pemerintahan Koresh yang Agung dicirikan dengan adanya prasasti pertama tentang hak asasi manusia beserta pemulangan Bani Israil dari Mesopotamia kembali ke Palestina yang membuatnya dianugerahkan gelar Mesias dan mempengaruhi perkembangan Alkitab Ibrani. Setelah Islam diperkenalkan, bahasa Persia bukannya lenyap seperti yang terjadi pada bahasa-bahasa lain di Timur Tengah, namun malah menjadi bahasa pertama yang dapat mendobrak dominasi bahasa Arab dalam budaya Islam. Kebanyakan karya tulis Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Persia sebelum diterjemahkan lagi ke bahasa-bahasa lain, dan literatur orisinil Persia juga berkembang pesat; Shahnameh, sebuah karya mengenai sejarah negara Iran yang ditulis Ferdowsi adalah salah satu contoh. Setelah budaya Arab meredup pada akhir Zaman Kejayaan Islam, Iran menjadi tempat perantara budaya Islam sebelum disebarkan ke Asia Tengah dan Asia Selatan; alhasil, bahasa Persia menjadi bahasa kelas atas di daerah sana, paling tidak sampai Bangsa Turk mulai mendominasi kawasan Asia Tengah dan Eropa, dan mereka sekalipun juga terpengaruh, ditunjukkan oleh bahasa Turki Utsmaniyah, di mana setengah dari kosakatanya adalah kata serapan dari bahasa Persia.
Kesusasteraan Iran juga tidak kurang hebatnya. Sastrawan Iran yang terkenal ialah Rumi, dan Saadi. Mereka merupakan ahli Sufi, dan banyak menyumbang dalam puisi-puisi Sufi.
^U.S. Bureau of the Census, 2005. Unpublished work tables for estimating Iran’s mortality. Washington, D.C.:
Population Division, International Programs Center
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama CIA
^J. Harmatta in "History of Civilizations of Central Asia", Chapter 14, The Emergence of Indo-Iranians: The Indo-Iranian Languages, ed. by A. H. Dani & V.N. Masson, 1999, p. 357
^"The World Factbook: Iran". CIA. 2012. People and Society. Archived from the original on 19 November 2012.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^* Shaffer, Brenda (2003). Borders and Brethren: Iran and the Challenge of Azerbaijani Identity. MIT Press. pp. 221–225. ISBN 0-262-19477-5 "There is considerable lack of consensus regarding the number of Azerbaijanis in Iran ... Most conventional estimates of the Azerbaijani population range between one-fifth to one-third of the general population of Iran, the majority claiming one-fourth." – "Azerbaijani student groups in Iran claim that there are 27 million Azerbaijanis residing in Iran."
Minahan, James (2002). Encyclopedia of the Stateless Nations: S-Z. Greenwood Publishing Group. p. 1765. ISBN 978-0-313-32384-3 "Approximately (2002e) 18,500,000 Southern Azeris in Iran, concentrated in the northwestern provinces of East and West Azerbaijan. It is difficult to determine the exact number of Southern Azeris in Iran, as official statistics are not published detailing Iran's ethnic structure. Estimates of the Southern Azeri population range from as low as 12 million up to 40% of the population of Iran – that is, nearly 27 million..."
^Rasmus Christian Elling, Minorities in Iran: Nationalism and Ethnicity after Khomeini, Palgrave Macmillan, 2013. Excerpt: "The number of Azeris in Iran is heavily disputed. In 2005, Amanolahi estimated all Turkic-speaking communities in Iran to number no more than 9 million. CIA and Library of congress estimates range from 16 percent to 24 percent – that is, 12–18 million people if we employ the latest total figure for Iran's population (77.8 million). Azeri ethnicsts, on the other hand, argue that overall number is much higher, even as much as 50 percent or more of the total population. Such inflated estimates may have influenced some Western scholars who suggest that up to 30 percent (that is, some 23 million today) Iranians are Azeris." [1]Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine.
^Ali Gheissari. Contemporary Iran: Economy, Society – Politics: Economy, Society, Politics. Page 300. "Azeri ethnonationalist activist, however, claim that number to be 24 million, hence as high as 35 percent of the Iranian population." Oxford University Press. 2 April 2009.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Abdullah2014
^Walter Martin (1 October 2003). Kingdom of the Cults, The. Baker Books. hlm. 421. ISBN978-0-7642-2821-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 24 June 2013. Ninety-five percent of Iran's Muslims are Shi'ites.