Irak,[a] dengan nama resmi Republik Irak,[b] adalah sebuah negara di Timur Tengah atau Asia Barat Daya, yang meliputi sebagian terbesar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut dari Pegunungan Zagros dan bagian timur dari Gurun Suriah. Negara ini berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di selatan, Yordania di barat, Suriah di barat laut, Türkiye di utara, dan Iran di timur. Irak mempunyai bagian yang sangat sempit dari garis pantai di Umm Qashr di Teluk Persia.
Ada beberapa pendapat tentang asal usul nama Irak; – satu di antaranya berasal dari kota Uruk (atau Erech) dari masa Kerajaan Sumer. Pendapat lainnya mengatakan bahwa Irak[7] berasal dari bahasa Aram, yang berarti "tanah sepanjang tepian sungai." Pendapat lainnya mengatakan bahwa Irak adalah sebuah rujukan kepada akar pohon palma, karena jumlahnya banyak sekali di negara itu.
Di bawah Kekaisaran Sasaniyah dinamai "Erak Arabi" yang merujuk ke bagian dari wilayah barat daya Kekaisaran Persia, yang kini merupakan bagian dari Irak selatan. Al-Iraq adalah nama yang digunakan oleh orang-orang Arab sendiri untuk daerah ini sejak abad ke-6.
Secara historis Irak dikenal sebagai Mesopotamia, yang secara harafiah berarti "di antara dua sungai" dalam bahasa Yunani. Tanah ini menjadi tempat kelahiran peradaban pertama dunia yang dikenal, budaya Sumeria, diikuti dengan budaya Akkadia, Babilonia dan Asyur yang pengaruhnya meluas ke daerah-daerah tetangganya sejak sekitar 5000 SM. Peradaban-peradaban ini menghasilkan tulisan tertua dan sebagian dari ilmu pengetahuan, matematika, hukum dan filsafat yang pertama di dunia, hingga menjadikan wilayah ini pusat dari apa yang umumnya dikenal sebagai "Buaian Peradaban". Peradaban Mesopotamia kuno mendominasi peradaban-peradaban lainnya pada zamannya.
Pada tahun 1258, Baghdad dihancurkan oleh bangsa Mongol. Kesultanan Utsmaniyah mengambil alih Baghdad dari Persia pada tahun 1535. Utsmaniyah kehilangan Baghdad ke Dinasti SafawiPersia pada tahun 1509, dan mengambilnya kembali pada tahun 1632. Kekuasaan Utsmani atas Irak berlangsung hingga Perang Dunia I saat Kesultanan Utsmaniyah berada bersama Kekaisaran Jerman dan Blok Sentral.
Irak terletak di antara garis lintang 29° dan 38° N, dan garis bujur 39° dan 49° E. Wilayahnya memiliki luas 437.072 km2 (168.754 sq mi), menjadikannya sebagai negara ke-58 terbesar di dunia. Luasnya sebanding dengan ukuran negara bagian AS California, dan agak lebih besar dari Paraguay.
Wilayah Irak sebagian besar terdiri dari padang pasir, namun di sekitar Sungai Eufrat dan Tigris terdapat daratan aluvial yang subur. Bagian utara negara tersebut sebagian besar terdiri dari pegunungan; titik tertinggi negara ini berada di Chekha Dar dengan ketinggian 3.611 m (11.847 ft). Irak memiliki garis pantai kecil berukuran 58 km (36 mil) di sepanjang Teluk Persia. Dekat dengan pantai dan sepanjang Shatt al-Arab (dikenal sebagai arvandrūd: اروندرود antara Iran) dahulu pernah ada rawa, tetapi banyak yang dikeringkan pada 1990-an.
Sebagian besar wilayah Irak memiliki iklim yang kering dengan pengaruh subtropis. Suhu musim panas rata-rata di atas 40 °C (104 °F) di sebagian besar wilayah dan sering melebihi 48 °C (118,4 °F). Suhu musim dingin jarang melebihi 21 °C (69,8 °F) dengan suhu maksimal sekitar 15 sampai 19 °C (59,0-66,2 °F) dan pada waktu malam suhu antara 2 sampai 5 °C (35,6-41,0 °F). Biasanya curah hujan rendah; sebagian besar tempat memiliki curah hujan 250 mm (9,8 in) per tahun, dengan curah hujan maksimum terjadi selama bulan-bulan musim dingin. Hujan selama musim panas sangat jarang, kecuali di ujung utara negara itu. Daerah pegunungan utara memiliki musim dingin dengan salju dalam jumlah besar yang kadang-kadang menyebabkan banjir besar.
Irak dibagi ke dalam 18 kegubernuran (atau provinsi) (bahasa Arab: محافظات muhafadhat, tunggal - محافظة muhafadhah, bahasa Kurdi: پاریزگه Pârizgah). Governorat dibagi lagi ke dalam sejumlah qadhas (atau distrik).
Konstitusi Irak yang baru mempersiapkan pembentukan sejumlah region dengan menggabungkan 1 governorat atau lebih. Sekarang baru ada 1 region - Kurdistan Irak - dan ada usulan agar lebih banyak lagi region yang dibentuk di selatan.
Templat:Meso Labelled Map
Perkiraan 2016 dari total penduduk Irak adalah 37.202.527. Populasi Irak diperkirakan 2 juta pada tahun 1878. Pada 2013, populasi Irak mencapai 35 juta jiwa di tengah ledakan populasi pasca perang.[11]
75-80% penduduk Irak adalah bangsa Arab; kelompok etnis utama lainnya adalah Kurdi (15-20%), Asiria, Turkmen Irak dll (5%), yang kebanyakan tinggal di utara dan timur laut negeri. Kelompok lainnya adalah orang Persia dan Armenia (kemungkinan keturunan budaya Mesopotamia kuno). ±25.000–60.000 orang Arab Rawa-Rawa tinggal di selatan Irak.
Bahasa
Bahasa Arab dan Kurdi adalah bahasa resmi. Bahasa Asiria dan Turkmen adalah bahasa resmi di daerah-daerah yang berturut-turut ditinggali oleh orang Asiria dan Turkmen. Bahasa Armenia dan Persia juga dituturkan namun jarang. Bahasa Inggris adalah bahasa Barat yang umum dituturkan.
Kelompok Etnis dan Agama
Diperkirakan 75-80% penduduk Irak adalah bangsa Arab; kelompok etnis utama lainnya adalah Kurdi (15-20%), Asiria, Turkmen Irak dll (5%), yang kebanyakan tinggal di utara dan timur laut negeri. Kelompok lainnya adalah orang Persia dan Armenia (kemungkinan keturunan budaya Mesopotamia kuno). ±25.000–60.000 orang Arab Rawa-Rawa tinggal di selatan Irak.
Komposisi etnis:
Kelompok etnis: Arab, 75–80%; suku Kurdi, 15-20%; Turkoman, Assyria atau lainnya 5%.
Agama: Islam, 97%; Kristen atau lainnya, 3%.
Proporsi:
Tidak ada angka resmi yang tersedia, terutama karena sifatnya yang sangat politis.
Sumber: Britannica: Syi'ah 60%, Sunni 40%
Sumber: CIA World Fact Book: Syi'ah 60%-65%, Sunni 32%-37%
Menurut kebanyakan sumber-sumber barat, mayoritas bangsa Irak adalah orang Arab MuslimSyi'ah (sekitar 60%), dan Sunni yang mewakili sekitar 40% dari seluruh populasi yang terdiri dari suku Arab, Kurdi dan Turkmen. Orang-orang Sunni menyangkal keras angka-angka ini, termasuk seorang bekas duta besar Irak,[12] yang mengacu ke sumber-sumber Amerika.[13] Mereka mengklaim bahwa banyak laporan atau sumber hanya mencantumkan Sunni Arab hanya sebagai 'Sunni', dan tidak memperhitungkan orang-orang Sunni Kurdi dan Sunni Turkmen. Sebagian berpendapat bahwa Sensus Irak 2003 memperlihatkan bahwa orang-orang Sunni lebih banyak (mendominasi Irak).[14] Etnis Assyria (kebanyakan daripadanya adalah pemeluk Gereja Katolik Khaldea dan Gereja Assyria di Timur) mewakili sebagian terbesar penduduk Kristen Irak yang cukup besar, bersama-sama dengan orang Armenia. Pemeluk Bahá'í, Mandeanisme, Shabak, dan Yezidi juga ada. Kebanyakan orang Kurdi adalah pemeluk Muslim Sunni, meskipun kaum Kurdi Faili (Feyli) umumnya adalah Syi'ah.
Dalam milenium yang paling mutakhir, Irak telah dibagi menjadi lima daerah budaya: Kurdi di utara yang berpusat di Arbil, Arab Islam Sunni di tengah sekitar Baghdad, Arab Islam Syi'ah di selatan yang berpusat di Basra, Assyria, sekelompok orang Kristen, yang tinggal di berbagaikota di utara, dan Arab Rawa, sekelompok orang yang berpindah-pindah, yang tinggal di daerah berawa-rawa di sungai tengah. Pasar dan barter adalah bentung perdagangan yang lazim mereka lakukan.
Irak dikenal terutama karena alat musik yang disebut oud (mirip dengan lute) dan rebab; bintang-bintangnya termasuk Ahmed Mukhtar dan Munir Bashir, seorang Assyria. Hingga kejatuhan Saddam Hussein, stasiun radio yang paling populer adalah Suara Pemuda. Stasiun ini memainkan campuran musik rock barat, hip hop dan musik pop, yang semuanya harus diimpor lewat Yordania karena adanya sanksi ekonomi internasional. Irak juga memproduksi seorang bintang pop
pan-Arab penting yang hidup di pengasingan yaitu Kazem al Saher, yang lagu-lagunya mencakup Ladghat E-Hayya, yang dilarang karena kata-katanya yang terlalu keras.
^"Gini Index - Iraq". World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 December 2015. Diakses tanggal 9 October 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Juan Cole, a leading scholar and public intellectual
The Ground Truth ProjectDiarsipkan 2006-09-26 di Wayback Machine.—A series of exclusive interviews and other resources capturing the voices of Iraqis, aid workers, military personnel and others who have spent significant time on-the-ground in Iraq.