Dolan dikenal secara luas untuk nilai–nilai konservatif dan personalitas media yang karismatik. Sebelumnya, Dolan menjabat sebagai Uskup Agung Milwaukee sejak 2002 hingga 2009, yang didahului dengan tugas sebagai Uskup Auksilier St. Louis sejak 2001 hingga 2002. Time Magazine memasukkan Dolan ke dalam daftar "100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia" untuk tahun 2012.
Tertua dari lima orang anak, Timothy Dolan dilahirkan di St. Louis, Missouri dari Robert (m. 1977) dan Shirley (née Radcliffe) Dolan.[5] Ayahnya adalah seorang teknisipesawat terbang, bekerja sebagai pengawas lapangan (floor supervisor) di McDonnell Douglas.[6][7] Ia memiliki dua orang adik laki-laki, salah satunya adalah mantan pembawa acara di radio,[8] dan dua orang adik perempuan. Keluarga ini kemudian pindah ke Ballwin, sebuah kota saetlit St. Louis, di mana mereka menghadiri Gereja Katolik Roma Bayi Kudus (Holy Infant).[9] Ia menunjukkan keinginan yang kuat untuk menjadi imamGereja Katolik Roma dari usia mudia, dengan menyatakan, "Saya tidak bisa pernah melupakan suatu waktu (di mana) saya tidak ingin menjadi seorang imam."[10] Ia juga menganggap diri merayakan Misa saat sebagai seorang anak.[11]
Ia memiliki perhatian khusus pada para imam dan penjuruan,[16][17] dan jumlah pendaftaran seminari yang berkembang selama masa jabatannya. Dalam sebuah Misa luar ruangan pada September 2002, Dolan mengenakan sebuah topi "cheesehead" untuk dedikasinya kepada Green Bay Packers pada saat homilinya.[18] Ia juga menulis buku Called to Be Holy (2005) dan To Whom Shall We Go? Lessons from the Apostle Peter (2008), dan menjadi pembawa acara kedua dengan adiknya yang bernama Living Our Faith.[11]
Pada bulan Juni 2012 itu terungkap bahwa Dolan "meresmikan pembayaran sebanyak $20.000 kepada imam yang melakukan pelecehan seksual sebagai insentif bagi mereka untuk menyetujui pemberhentian dari imamat ketika ia menjabat Uskup Agung Milwaukee" dan bahwa "dokumen yang digali selama proses kepailitan untuk Keuskupan Agung Milwaukee dan dipublikasikan oleh pendukung korban yang mengungkapkan bahwa Keuskupan membayar hal itu kepada imam yang dituduh berganda untuk mendorong mereka untuk meminta pemecatan, sehingga memungkinkan gereja untuk menghapus mereka dari daftar gaji".[19]
Ia menjadi penerus Kardinal Edward Egan, yang telah mencapai usia pensiun 75 tahun pada 2007. Menurut Dolan, ia diberitahu mengenai penunjukannya "sembilan, sepuluh hari" dari pengumuman resmi.[7] Mengingat panggilan telepon yang ia terima dari Nuncio ApostolikPietro Sambi, jika dibandingkan dengan penunjukkannya sebagai Uskup Auksilier St. Louis dan Uskup Agung Milwaukee ketika Dolan diberitahu bahwa Paus "ingin [dia] untuk" mengisi posisi itu, ia menyatakan bahwa Sambi "cukup faktual" dalam menyatakan kepadanya bahwa "Paus telah menunjuk[nya]" ke New York, memberikan Dolan sedikit pilihan selain menerimanya.[7]
Sebelum penunjukkan itu, ia telah berulang kali disebut sebagai penerus yang mungkin menggantikan Kardinal Egan,[21][22][23] tetapi dia meremehkan spekulasi tersebut, dengan menyatakan, "Setiap kali terjadi keuskupan yang kekosongan, seperti yang telah kita lihat dengan Washington, Baltimore, Detroit, kini New York, nama saya muncul untuk sejumlah alasan. Saya tersanjung."[24]John Allen, Jr., koresponden Vatikan untuk National Catholic Reporter, mencatat bahwa penunjukkan Dolan, seperti penunjukkan Donald Wuerl, Edwin O'Brien, dan Dennis Schnurr, mengikuti pola dalam menunjuk pejabat "yang pada dasarnya konservatif baik dalam politik dan teologi, namun juga optimis, tokoh pastoral yang diberikan untuk berdialog."[25]
Dolan secara resmi diinstalasi dan menjabat sebagai Uskup Agung New York di Katedral Santo Patrick pada Rabu Paskah, 15 April 2009. Ia mengenakan salib pektoral yang dahulu digunakan oleh pendahulunya John Hughes.[26] Hadir dalam instalasi tersebut, sebelas orang kardinal dan sejumlah pejabat terpilih New York.[27]
Ia menjabat sebagai ketua dewan direksi dari Catholic Relief Services (di mana dalam kapasitas itu ia mengunjungi Ethiopia dan India)[29] sampai pemilihannya sebagai presiden dari Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat, dan dia tetap menjadi anggota Dewan Pengawas The Catholic University of America. Dalam Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat, ia memimpin Komite Hidup Imamat dan menjadi anggota di Subkomite Gereja di Afrika. Pada bulan November 2007, ia kalah dalam pemilihan untuk Wakil Presiden Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat, dikalahkan oleh Uskup Gerald Frederick Kicanas dengan selisih dua puluh dua suara.
Pada Desember 2011 Dolan diberikan gelar Knight Grand Cross of the Order of Saints Maurice and Lazarus oleh Pangeran Victor Emmanuel.[31]
Pada tahun 2011, ia memimpin peninjauan akar dan cabang dari semua struktur dan proses di Kolese Kepausan Irlandia di Roma. Laporan ini sangat krits terhadap kolese, sebagai hasil tiga anggota staff dari Irlandia dipulangkan dan empat orang mengundurkan diri. Empat uskup agung Irlandia, Kardinal Seán Brady, Uskup Agung Armagh; Uskup Agung Dublin, Dr Diarmuid Martin; Uskup Agung Tuam, Dr Michael Neary, dan Uskup Agung Cashel, Dr Dermot Clifford, dikirimkan salinan laporan kunjungan oleh Vatikan. Sebuah tanggapan disiapkan untuk mereka, menyatakan "kecurigaan mendalam yang muncul tampaknya mewarnai kunjungan dan dari awal dan menyebabkan nada permusuhan dan isi laporan".[32][33] Laporan kunjungan mengatakan "sejumlah signifikan seminaris yang mengganggu memberikan penilaian negatif terhadap atmosfer rumah". Staff, ditambahnya, "kritis mengenai tekanan apapun di Roma, tradisi, magisterium, kesalehan atau ortodoksi asertif, sedangkan siswa antusias terhadap fitur ini". Sebuah perubahan pada staff direkomendasikan. Di tempat lain dari laporan itu: "Pengunjung apostolik mencatat, dan mendengar dari siswa, sebiah 'bias anti-gerejawi' dalam pembentukan teologis."[33]
Pada 2012, Dolan menunjukkan kekecewaannya pada HHS Mandate yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dalam sebuah wawancara televisi CBS, Dolan mengutuk campur tangan pemerintah dalam –apa yang dilihat– sebagai pemberhentian hak nurani agama dan kebebasan beragama mengenai keharusan bagi kelompok dan organisasi agama untuk menyediakan cakupan asuransi obat aborsi dan kontrasepsi untuk karyawan yang dipekerjakan, sementara pada sisi yang lain bertentangan dengan ajaran moral iman Gereja Katolik Roma.[36] Setelah Barack Obama merevisi aturan itu, Dolan menyatakan "keputusan pertama merupakan penilaian yang sangat sesat" dan menyatakan bahwa aturan yang baru "sebuah langkah pertama".[37]
Dolan terpilih pada 16 November 2010 untuk menduduki jabatan kepresidenan Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat, menjadi Uskup New York pertama yang mengisi jabatan tersebut. Dolan menggantikan Kardinal Francis George, yang tidak maju untuk dipilih kembali. Pada pemungutan suara yang berakhir 128–111, Dolan mengalahkan sembilan calon lainnya, termasuk Uskup Gerald F. Kicanas dari Tucson, Arizona, untuk masa jabatan tiga tahun.[40] Dolan mulai mengambil posisi tersebut dua hari kemudian.
Pada November 2009, Dolan menandatangani sebuah pernyataan ekumenis yang dikenal sebagai Deklarasi Manhattan yang menyerukan kepada evangelis, Katolik Roma dan Ortodoks untuk tidak mematuhi aturan dan undang-undang yang mengizinkan aborsi, pernikahan sesama jenis, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan hati nurani agama mereka.[44]
Perang Irak
Sambil mengingatkan bahwa "Gereja telah menimbang" untuk melawan perang di Irak dan hukuman mati, Dolan tetap menyatakan tidak secara terbuka menentang penampilan sebelumnya dari Presiden George W. Bush di Notre Dame dengan mengatakan, "Di mana Presiden Bush akan mengambil posisi pada kedua isu-isu panas di mana saya tidak nyaman dengan hal itu, yaitu perang dan hukuman mati, saya harus memberinya manfaat dari keraguan untuk mengatakan bahwa kedua masalah itu terbuka untuk dilakukan sejumlah diskusi dan tidak secara intrinsik jahat ... Dalam pola pikir Katolik, yang tidak akan berlaku untuk aborsi."[45] Dia kemudian mengatakan bahwa dia akan menantang setiap pendapat bahwa Gereja Katolik Roma tercerahkan karena mereka menentang pernikahan gay dan aborsi.[46]
Skandal pelecehan seksual
Pada 2002, Uskup Agung Rigali menugaskan Dolan untuk menyelidiki Imam Gereja Katolik Roma yang dituduh melakukan pelecehan seksual di St. Louis. Selama penyelidikan tersebut, Dolan berbicara dengan sejumlah paroki, para korban, dan media mengendai skandal tersebut, dan mengundang korban pelecehan oleh para klerus untuk maju.[10] Mengomentari pertemuan dengan mereka, Dolan menyatakan, "...[i]ni (hal yang) tidak mungkin untuk membesar-besarkan gawatnya situasi, dan penderitaan yang para korban rasakan, karena saya telah menghabiskan empat bulan terakhir berada bersama mereka, menangis bersama mereka, setelah mereka mengekspresikan kemarahan mereka kepada saya."[47] Dolan menepis adanya imam pelaku pelecehan seksual, yang membuatnya mendapatkan kemarahan dari beberapa umat paroki St. Louis yang tetap setia kepada imam mereka diberhentikan dan merujuk penyelidikan Dolan ini sebagai "perburuan penyihir" (witch hunt).[10]
Pada 2011, Dolan berterima kasih kepada Bill Donohue untuk sebuah rilis pers, yang dicetak ulang di situs web Keuskupan Agung New York, yang mana Donahue merujuk kepada kelompok pendukung non-profit Survivors Network of those Abused by Priest sebagai "kelompok para korban palsu".[48] Pada Mei 2012, New York Times mengungkapkan bahwa ia juga telah membayar beberapa individu imam pelaku pelecehan seksual hingga sebesar $20.000 untuk meninggalkan imamat segera, daripada memulai proses permusuhan dalam rangka pemecatan dari jabatan imamat di dalam Gereja. Dolan mengatakan bahwa tuduhan ini adalah "imbalan" untuk melindungi imam tertuduh adalah "palsu, tidak masuk akal, dan tidak adil".[49]
Pasca penyerangan World Trade Center
Dolan mengunjungi Lahan World Trade Center, situs Serangan 11 September 2001, pada 24 April 2009.[50] Setelah mendoakan doa yang sama yang digunakan Paus Benediktus XVI saat kunjungannya ke Amerika Serikat, Dolan menyatakan, "Kita tidak akan pernah berhenti menangis. Tetapi ini juga mengenai 12 September dan pembaruan, pembangunan, harapan, solidaritas, dan keharuan yang melambangkan komunitas besar ini dan masih berlangsung."[50] Dolan mengecam sebagai gugurnya keadilan atas pembebasan pengebom Lockerbie terhukum Abdelbaset al-Megrahi dan penerimaannya di Libya.
^"Lawyer: More than 8,000 children abused by Milwaukee archdiocese priests – WTAQ News Talk 97.5FM and 1360AM". WTAQ. February 10, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-23. Diakses tanggal February 15, 2012. An attorney says at least 8,000 kids were sexually abused by over 100 priests and other offenders in the Milwaukee Catholic Diocese. Jeffrey Anderson made the assertion yesterday at a court hearing on the first compensation claims filed by abuse victims as part of church's bankruptcy proceedings. Anderson told Judge Susan Kelley that sealed bankruptcy documents outlined the extent of the abuse. He said the offenders include 75 priests who have not been previously named by the archdiocese. Anderson represents over half of the 570 victims who filed for compensation.