Perkataan Yakub ini diberikan dalam bentuk sajak pada ayat 1-28, yang disampaikan kepada 12 putranya. Berisi pendapat mengenai kelebihan dan sifat tiap-tiap suku Israel. Sering disejajarkan dengan "Berkat Musa" yang dicatat dalam Kitab Ulanganpasal 33, meskipun kaitan kedua bagian ini tampaknya tidak cukup erat. Juga tidak seperti Berkat Musa, Yakub tidak ragu-ragu untuk mengecam sejumlah suku, terutama, suku Ruben, suku Simeon dan suku Lewi. Sajak ini rupanya mencoba memberikan penjelasan akan nasib tiap suku di kemudian hari. Misalnya, kecilnya wilayah suku Ruben, putra sulung Yakub, dibandingkan dengan Yehuda, adalah akibat perbuatan aib Ruben. Demikian pula wilayah Simeon yang seluruhnya di dalam batas wilayah Yehuda, serta suku Lewi yang hanya mendapat kota-kota yang tersebar, dihubungkan dengan perbuatan keji Simeon dan Lewi (Kejadian 34). Suku-suku lain dijelaskan menurut ciri khas mereka. Dua suku yang mendapatkan pujian terbesar adalah Yehuda dan Yusuf, yang kelak menjadi Kerajaan Yehuda dan Kerajaan Israel Utara.[3]
Ayat 10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. (TB)[4]
Tidak-beranjak tongkat_kerajaaan dari-Yehuda dan tongkat_penguasa dari_antara kakinya sampai-bahkan datang dia_yang_berhak_atasnya dan-kepadanya diberikan_kepatuhan umat.[5]
Ayat 10 catatan
Berkat yang dicurahkan atas Yehuda (Kejadian 49:8–12) menunjukkan bahwa dia diberikan hak kesulungan itu, dan dengan demikian, memperoleh berkat yang dijanjikan kepada Abraham (Kejadian 12:1–3). Hakikat janji ini ialah bahwa semua bangsa akan diberkati olehnya melalui "keturunan" wanita itu (lihat Kejadian 3:15)
1) Yehuda diberi tahu bahwa keturunannya akan mempunyai kedudukan yang umumnya lebih tinggi dari keturunan saudara-saudaranya "sampai Dia datang yang berhak atasnya" (Kejadian 49:8–10). Sebagian nubuat ini digenapi dalam halnya bahwa keturunan kerajaan Israel adalah keturunan Daud, yaitu keturunan Yehuda.
2) "Dia datang yang berhak atasnya (bandingkan Yehezkiel 21:27) akhirnya menunjuk kepada Mesias yang akan datang, Yesus Kristus, yang keturunan suku Yehuda (Wahyu 5:5). Yakub bernubuat bahwa semua orang akan tunduk kepada-Nya (Kejadian 49:10; Wahyu 19:15), dan bahwa Dia akan membawa berkat rohani yang besar (Kejadian 49:11–12).[6]
"Dia... yang berhak atasnya": diterjemahkan dari bahasa Ibrani שילה shî-lōh. Frasa ini termasuk yang paling sulit diterjemahkan dari Kitab Kejadian dan ada sejumlah jalur penafsiran yang berbeda:[7]
(1) "Sampai Shiloh datang", sebagai nama tokoh. Pertama kali diusulkan pada tahun 1534 oleh Sebastian Münster, berdasarkan suatu tradisi Talmud, meskipun tidak ada rujukan dalam Perjanjian Lama bahwa "Shiloh" dapat diartikan sebagai nama pribadi maupun gelar Mesias, kecuali pada perikop ini, sehingga penafsiran ini tidak mendapat dukungan.
(2) “Sampai dia datang ke Shiloh", yaitu "sampai dia, Yehuda, datang ke [kota] Shiloh ("Silo")." Silo adalah lokasi Tabut Perjanjian pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, di pusat wilayah suku Efraim (misalnya 1 Samuel 1:24). Kota ini dihancurkan oleh orang Filistin dan ditinggalkan, lihat Yeremia 7:12–15. Teori bahwa nubuat ini digenapi dalam Yosua 18:1; Yosua 18:8–10, sukar dipahami. Kerajaan Daud dimulai setelah masa nilai penting Silo berakhir. Rujukan kepada suatu tempat dalam suku Efraim tidak cocok untuk konteks ini.
(3) "Sampai apa yang menjadi miliknya datang": Septuaginta ἕως ἂν ἔλθῃ τὰ ἀποκείμενα αὐτῷ, dan Vetus Latina: donec veniant quae reposita sunt ei. Penerjemahan ini menghilangkan kesulitan penafsiran sebagai nama pribadi, melainkan menganggap bahwa kata ini menunjukkan suatu bentuk dialek Ibrani yang berarti "apa yang menjadi miliknya". Makna ini kemudian menjadi Mesianik. Pemerintahan Yehuda akan berlanjut sampai "apa yang telah disediakan untuknya", yaitu zaman kemakmuran sempurna, akan datang kepadanya.
(4) "Sampai dia datang yang memilikinya (sebagaimana Pesyitabahasa Suryani). Ini juga didukung oleh Targum Onkelos, "Sampai Mesias datang, siapa yang memiliki kerajaan"; bandingkan Symmachus ᾧ ἀποκεῖται = "dia yang untuk siapa disediakan". Terjemahan ini mungkin digambarkan dari Yehezkiel 21:27, "Sampai dia datang yang memiliki hak". Yang terakhir ini tampaknya adalah penafsiran yang paling mungkin. Seperti banyak perikop dalam nyanyian itu, klausa ini tidak jelas dan bersifat nubuat. Tidak melibatkan nama pribadi.[7]
"Keselamatan" diterjemahkan dari bahasa Ibrani ישוע, ye-shu-‘ā, yaitu penulisan yang sama dengan nama Ibrani untuk "Yosua", "Yesua" atau "Yesus" (dialihaksarakan ke dalam bahasa Yunani), sehingga kalimat di atas dapat diterjemahkan menjadi: "Aku menantikan Yesus-Mu, TUHAN".[9]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857