Hubungan Kuwait dengan Peru
Hubungan Kuwait dengan Peru adalah hubungan bilateral antara Kuwait dan Peru. Kedua negara merupakan anggota Gerakan Non-Blok, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hubungan kedua negara terjalin pada tahun 1975, namun sempat terputus akibat Perang Teluk hingga akhirnya terjalin kembali pada tahun 2011. Sejak terjalin kembali, hubungan kedua negara semakin erat karena adanya peningkatan kerja sama antara kedua negara.[1][2][3] SejarahKedua negara menjalin hubungan pada tanggal 1 Desember 1975.[4] Kedutaan besar pertama Peru di Timur Tengah dibuka pada bulan Juli 1989 di Kota Kuwait.[5] Kedutaan besar tersebut harus ditutup pada tanggal 12 Februari 1990,[5] di tengah memburuknya hubungan antara Irak dan Kuwait. Tak lama kemudian, Irak menginvasi Kuwait pada tanggal 2 Agustus, membentuk pemerintahan boneka sebelum aneksasi negara tersebut, yang memulai Perang Teluk. Selama periode ini, Amir Jaber Al-Ahmad Al-Sabah membentuk pemerintahan di pengasingan di kota Taif, Arab Saudi. Ini berarti bahwa, dari tahun 1990 hingga 2009, hubungan Peru dengan Kuwait terbatas pada komunikasi resmi yang memberi selamat kepada negara tersebut pada hari nasionalnya.[5] Pada hari pertama invasi, Peru mengutuk invasi tersebut dan mendukung Kuwait melalui upaya diplomatik, baik di tingkat nasional[6][7] dan melalui karya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa saat itu, Javier Pérez de Cuéllar, yang mengunjungi Bagdad dua kali pada tahun 1990 dan 1991.[8] Hubungan diperbarui dan ditingkatkan ke tingkat kedutaan pada tahun 2011.[4] Kedua negara sepakat untuk membuka kedutaan besar di negara masing-masing,[9][10] namun, pada tahun 2023, hanya Peru yang memiliki perwakilan diplomatik yang berdomisili di Kuwait sejak tahun 2011,[11][12] sementara Kuwait merangkap untuk Peru dari kedutaan besarnya di Chili.[13] Setahun kemudian, delegasi Kuwait mengunjungi KTT Negara-negara Arab-Amerika Selatan yang diadakan di Lima.[14] Kunjungan tingkat tinggi
Kerja sama perdaganganPerdagangan antara kedua negara terus meningkat sejak dimulainya kembali hubungan. Pada tahun 2019, Kuwait adalah mitra dagang ke-12 Peru di dunia Arab, dengan nilai perdagangan langsung sebesar US$ 1,7 juta.[17] Namun, banyak ekspor Peru juga berakhir di Kuwait, pertama-tama melewati negara-negara tetangga, seperti Uni Emirat Arab.[7][17] Pada tahun 2023, Peru berupaya untuk berinvestasi di sektor pertanian negara tersebut, dan juga sedang bernegosiasi untuk menghapuskan visa perjalanan bagi warga negara Kuwait.[18] Kediaman perwakilan diplomatik
Lihat pula![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Relations of Kuwait and Peru. Referensi
Bibliografi
|