Stasiun Jurangmangu (JMU,[2] sebelumnya JMG[1]) merupakan sebuah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +25 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line. Meskipun bernama Jurangmangu, stasiun ini tidak terletak di kelurahan Jurangmangu, kecamatan Pondok Aren, tetapi terletak di sebelah selatan kelurahan Jurangmangu itu sendiri. Stasiun ini memiliki dua jalur kereta api.
Stasiun ini merupakan stasiun terdekat dengan superblok Bintaro Jaya Xchange di kawasan Bintaro Jaya. Untuk mengakses stasiun ini, penumpang melewati underpass yang berada di bawah jembatan Jalan Tol Ulujami–Serpong dari arah superblok Bintaro Jaya Xchange, atau melewati Jalan Cenderawasih. Saat berjalan menuju stasiun, terdapat taman yang terletak pada lembah di dekat stasiun ini.[3]
Sejarah
Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4] Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899 (termasuk membuka Stasiun Kebajoran).[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]
Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[7][8] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyeberang ke Lampung.[9] Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
Stasiun Jurangmangu yang saat itu bernama Halte Djoerangmanggoe dahulu merupakan stasiun yang kurang berkembang di Lin Tanah Abang—Rangkasbitung karena terbayangi oleh Stasiun Pondok Betung hingga Stasiun Pondok Betung dinonatifkan sekitar tahun 1970-an, dan digantikan oleh Stasiun Pondok Ranji.
Pada tahun 1988, kondisi Halte Djoerangmanggoe Ini semakin parah. Genteng-genteng dari halte kereta api ini sebagian sudah hilang dan sekitar halte ini penuh dengan lumpur tanah merah yang sangat becek sama halnya seperti Halte Tigaraksa. Pada tahun 1990 awal, bangunan halte ini sempat dibongkar dan dibangun ulang sirip dengan Stasiun Daru. Bentuk dari Halte Djoerangmanggoe memiliki 2 ruang PPKA, serta memiliki toilet seperti Halte Cicayur.
Stasiun Jurangmangu sempat dinonatifkan pada tahun 2000-an, karena okupansi penumpang yang menurun drastis. Di kemudian hari stasiun ini dibuka kembali pada tanggal 16 September 2009 oleh Jusman Syafii Djamal sebagai Menteri Perhubungan RI pada saat itu. Pengoperasian stasiun ini dilakukan dalam rangka meningkatkan okupansi penumpang KRL Commuter Line rute Tanah Abang—Parung Panjang. Hal ini dikarenakan pada sebelumnya jarak antarstasiun KRL terbilang jauh sehingga perlu adanya stasiun yang dapat diakses oleh penduduk setempat.[10]
Stasiun ini mulai dilakukan revitalisasi pada tanggal 13 Mei 2024 dalam rangka peningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), proyek ini mencakup fasad stasiun, gerbang tiket, akses pejalan kaki, dan penambahan fasilitas seperti lift dan eskalator.[11] Revitalisasi Stasiun Jurangmangu selesai pada 5 bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2024 dan diresmikan langsung oleh Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan pada saat itu.[12]
Tata letak
Stasiun ini awalnya memiliki 1 jalur aktif dan berstatus sebagai halte pada awal tahun 2000-an. Bangunan lama stasiun Jurangmangu ini sudah dirobohkan dan hilang tak berbekas. Saat ini, Stasiun Jurangmangu memiliki dua jalur kereta api. Jalur 1 merupakan sepur lurus arah Tanah Abang, sedangkan jalur 2 merupakan sepur lurus arah Serpong.
^ abAnne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V.
^Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.
^Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)