Osilasi Madden–Julian (OMJ) merupakan elemen variabilitas intramusiman terbesar (30 hingga 90 hari) pada kondisi atmosfer tropis. OMJ diketahui pada tahun 1971 oleh Roland Madden dan Paul Julian dari American National Center for Atmospheric Research (NCAR). Osilasi ini merupakan gabungan sirkulasi atmosfer dengan skala besar antara sirkulasi atmosfer dan konveksi dalam pada iklim tropis.[1][2] Berbeda halnya dengan El Niño Osilasi Selatan, osilasi Madden-Julian merupakan pola perpindahan yang menyebar ke arah timur dengan kecepatan sekitar 4 hingga 8 m/s (14 hingga 29 km/jam, 9 hingga 18 mph), melalui atmosfer di atas bagian hangat dari samudra Hindia dan Pasifik. Pola sirkulasi keseluruhan ini mengejawantahkan dirinya dengan jelas sebagai curah hujan yang tidak normal.
Osilasi Madden–Julian ditandai dengan perkembangan ke arah timur dari wilayah besar dari kedua curah hujan tropis yang ditingkatkan dan ditekan, yang khususnya diamati di atas Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Curah hujan yang tidak normal ini biasanya pertama kali terlihat di Samudra Hindia bagian barat, dan tetap berpengaruh nyata karena merambat di perairan Samudera Pasifik barat dan tengah yang sangat hangat. Pola curah hujan tropis ini kemudian menjadi tidak signifikan ketika bergerak di atas perairan samudera yang lebih dingin di bagian Pasifik timur (kecuali di wilayah perairan yang lebih hangat di lepas pantai barat Amerika Tengah); tetapi kadang-kadang muncul kembali pada amplitudo rendah di atas Atlantik tropis dan amplitudo yang lebih tinggi di atas Samudera Hindia. Fase basah akibat peningkatan konveksi dan curah hujan diikuti oleh fase kering di mana aktivitas badai petir ditekan. Setiap siklus berlangsung sekitar 30–60 hari. Karena polanya seperti ini, osilasi Madden–Julian juga dikenal sebagai osilasi 30 - 60 hari, gelombang 30 - 60 hari, atau osilasi intramusiman.