Kekalahan Jerman dalam PD I menghentikan bisnis kapal terbang untuk sementara waktu. Namun di bawah panduan Hugo Eckener, pengganti Ferdinand von Zeppelin, Zeppelin sipil menjadi populer pada tahun 1920-an. Puncak kejayaan zeppelin berjalan pada tahun 1930-an, ketika kapal terbang LZ 127 Graf Zeppelin dan LZ 129 Hindenburg mengoperasikan penerbangan trans-Atlantik dari Jerman ke Amerika Utara dan Brasil. Puncak Empire State Building bergaya Art Deco awalnya dirancang sebagai tempat pemberangkatan Zeppelin dan kapal terbang lain. Musibah Hindenburg pada 1937, bersama dengan masalah politik dan ekonomi, mempercepat kematian Zeppelin.
Karakteristik utama
Fitur utama dari desain Zeppelin terdiri dari kerangka logam kaku yang dilapisi kain yang terdiri dari cincin melintang dan gelagar memanjang yang menampung beberapa kantung gas. Desain ini menawarkan keuntungan yang signifikan, karena memungkinkan pesawat menjadi jauh lebih besar dibandingkan dengan pesawat non-kaku yang mengandalkan sedikit tekanan berlebih dalam satu selubung tekanan untuk mempertahankan bentuknya. Kerangka sebagian besar Zeppelin dibuat menggunakan duralumin, suatu campuran aluminium, tembaga, dan beberapa logam lain yang dirahasiakan. Pada masa-masa awal, untuk kantung gas menggunakan kapas karet, tetapi model-model selanjutnya kebanyakan menggunakan kulit pemukul emas, yang berasal dari usus sapi.[1]
Zeppelin desain awal memiliki lambung silinder yang memanjang dengan ujung meruncing dan sirip multi-bidang yang rumit. Namun, selama Perang Dunia I, dipengaruhi oleh pesaing mereka, Schütte-Lanz Luftschiffbau, desainnya bergeser ke bentuk ramping yang sekarang dikenal dengan permukaan ekor berbentuk salib, suatu konfigurasi yang diadopsi oleh hampir semua kapal udara berikutnya.
Zeppelin digerakkan oleh beberapa mesin yang terletak di gondola atau gerbong mesin yang ditempelkan secara eksternal pada kerangka struktural. Beberapa mesin ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan daya dorong balik (mundur), membantu manuver kapal udara, terutama selama operasi berlabuh.
Pada desain awal, terdapat gondola eksternal yang relatif kecil yang diposisikan di bawah rangka untuk mengakomodasi penumpang dan kru. Namun, ruang ini tidak pernah dipanaskan karena dianggap api di luar area dapur dinilai terlalu berisiko. Akibatnya, selama perjalanan melintasi Atlantik Utara atau Siberia, penumpang terpaksa membungkus diri mereka dengan selimut dan bulu agar tetap hangat, yang menyebabkan ketidaknyamanan dan seringkali membuat sengsara karena kondisi yang dingin.
Pada saat Hindenburg diperkenalkan, beberapa perbaikan signifikan telah dilakukan. Akomodasi penumpang telah dipindahkan ke bagian dalam kapal, dengan ruang makan yang berfungsi sebagai penyekat antara ruang penumpang dan bagian luar. Untuk meningkatkan kenyamanan selama perjalanan, udara hangat disirkulasikan dari air yang digunakan untuk mendinginkan mesin di bagian depan. Perubahan ini berkontribusi pada perjalanan yang jauh lebih nyaman bagi penumpang. Namun, relokasi ruang penumpang di dalam kapal berarti mereka tidak dapat lagi menikmati pemandangan indah dari jendela di tempat tidur mereka, yang telah menjadi daya tarik utama di Graf Zeppelin. Pada kapal udara baik yang lebih tua dan yang lebih baru, jendela tampilan eksternal sering dibiarkan terbuka selama penerbangan. Ketinggian penerbangan cukup rendah sehingga tidak diperlukan tekanan kabin. Namun demikian, Hindenburg memiliki ruang merokok yang dikunci dengan udara bertekanan (meskipun api tidak diperbolehkan). Ruangan itu dilengkapi dengan satu pemantik listrik yang tidak boleh dibawa keluar dari area tersebut karena alasan keamanan.[2]
Terdapat berbagai metode untuk mengakses Zeppelin. Pada Graf Zeppelin, penumpang dapat mengakses gondola saat pesawat berada di darat melalui lorong-lorong. Demikian pula, Hindenburg memiliki lorong penumpang yang mengarah dari darat langsung ke lambung kapal, yang dapat ditarik sepenuhnya. Selain itu, ada akses darat ke gondola, dan akses eksterior melalui ruang listriknya, yang ditujukan untuk pengguna kru saja.
Pada kapal udara Zeppelin jarak jauh tertentu, mesinnya ditenagai oleh gas Blau. Keuntungan menggunakan gas Blau adalah beratnya yang mendekati berat udara, yang berarti bahwa menggunakan gas ini dalam jumlah besar sebagai bahan bakar hanya berdampak minimal pada daya apung Zeppelin. Gas Blau digunakan selama perjalanan perdana pesawat ke Amerika, yang dimulai pada tahun 1929. Fasilitas Zeppelin di Friedrichshafen bertanggung jawab untuk memproduksi gas Blau.[3]
Referensi
Artikel bertopik transportasi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.