04 Juli 1961 dulu UNISUT (Universitas Sulawesi Utara dan Tengah). Resmi diganti namanya pada 14 September 1965 menjadi UNSRAT (Universitas Sam Ratulangi)
Universitas Sam Ratulangi sering disingkat dengan sebutan UNSRAT adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang didirikan pada tahun 1961 berlokasi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara[1]. UNSRAT merupakan Perguruan Tinggi Negeri - Badan Layanan Umum atau disingkat dengan PTN BLU[2] yang artinya perguruan tinggi level dua dalam hal otonomi. Jenis perguruan tinggi ini berada di bawah PTN Badan Hukum atau PTN BH. Universitas Sam Ratulangi dipimpin oleh seorang Rektor yang sekarang adalah Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng, IPU, ASEAN Eng.
Sejarah
Setelah kemerdekaanIndonesia tercapai, cita-cita meningkatkan mutu pendidikan dan kecenderungan orang mencapai perguruan tinggi makin berkembang. Dekade tahun lima puluhan, lembaga-lembaga perguruan tinggi daerah mulai menampakkan diri, menjawab kebutuhan orang-orang daerah.
Cita-cita mendirikan perguruan tinggi atau universitas negeri di Manado yang ketika itu merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan daerah Sulawesi Utara dan Tengah, dapat dikatakan telah dirintis oleh adanya Universitas Pinaesaan yang didirikan tanggal 1 Oktober1954 di Tondano, baru memiliki satu fakultas, yakni Fakultas Hukum. Bersama dengan Universitas Permesta yang didirikan pada tanggal 23 September1957 di Manado, maka Universitas Pinaesaan sesungguhnya merupakan embrio dari berkembangnya Universitas Sam Ratulangi pada masa depan.
Memiliki dua universitas dengan status swasta ternyata belum memuaskan selera warga Sumekolah ini. Oleh karena itu, atas inisiatif masyarakat Sulawesi Utara dan Tengah (para pemuka militer, sipil, maupun cendikiawan), terciptalah kesatuan dan kebulatan tekad untuk merealisir berdirinya satu perguruan tinggi berstatus negeri di kedua daerah itu, yang diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat umumnya serta rakyat Sulawesi Utara dan Tengah pada khususnya.
Sebagai tindak lanjut, berdirilah Perguruan Tinggi Manado (PTM) pada tanggal 1 Agustus1958, dengan empat fakultas yakni:
Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi,
Fakultas Sastra, dan
Fakultas Tatapraja.
Keempat fakultas ini merupakan dasar berdirinya PTM (yang perkembangan selanjutnya menjadi Universitas Sam Ratulangi).
Pada tahun yang sama, di bulan Oktober, PTM mengubah namanya menjadi Universitas Sulawesi Utara-Tengah, yang disingkat UNSUT. Sampai tahap itu, status perguruan tinggi ini masih swasta penuh. Awal dekade enam puluhan, upaya menuju pada status negeri, mulai tampak tanda-tandanya. Tepatnya pada tahun 1960, UNSUT diubah lagi nama singkatnya menjadi UNISUT (Universitas Sulawesi Utara dan Tengah).
Sejarah kemudian berubah, dimana berdasarkan Keputusan Menteri PTIP Nomor 22/1961, tanggal 4 Juli1961, UNISUT resmi dalam status Universitas Negeri, dengan lima fakultas, yaitu:
Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi,
Fakultas Kedokteran,
Fakultas Pertanian, dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Dalam periode 1961-1965, UNISUT diubah lagi singkatannya menjadi UNSULUTTENG yang juga merupakan singkatan dari Universitas Sulawesi Utara dan Tengah.
Berdasarkan Surat Keputusan PresidenRepublik Indonesia Nomor 277 tertanggal 14 September1965, ditetapkan pengesahan universitas negeri di Manado ini, sekaligus dengan namanya dari Universitas Sulawesi Utara dan Tengah menjadi Universitas Sam Ratulangi, disingkat UNSRAT. Terdiri dari tujuh fakultas yakni:
Nama tokoh pahlawan nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi dipilih sebagai nama lembaga perguruan tinggi negeri di Provinsi Sulawesi Utara. Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau dikenal dengan panggilan Sam Ratulangi adalah seorang pahlawan Indonesia, maha putera Indonesia dengan panggilan sehari-hari, Sam. Ia juga merupakan pejuang kemerdekaan dari daerah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Ia dilahirkan tanggal 5 November1890 di Tondano, Ibu kota Kabupaten Minahasa. Sam meninggal tanggal 30 Juni1949 di Jakarta.
Pada tahun 1965 itu juga, Fakultas Sastra yang tadinya berstatus swasta diresmikan masuk dalam Universitas Sam Ratulangi. Setahun kemudian, 1966, Universitas Sam Ratulangi, kembali ketambahan satu fakultas lagi, Fakultas Perikanan yang sampai tahun 1969, berkedudukan di Tahuna. Lalu dipindahkan ke Manado. UNSRAT menjadi 9 fakultas. Suatu jumlah yang cukup besar dibandingkan perguruan tinggi lainnya.
Perkembangannya ternyata tak berhenti. Pada tahun 1982, FKIP Manado cabang Gorontalo, menjadi FKIP UNSRAT di Gorontalo. Jadilah kini Universitas Sam Ratulangi sebagai perguruan tinggi negeri dengan sepuluh fakultas.
Pada 1993 FKIP kembali memisahkan diri menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Gorontalo. Lima tahun kemudian, Unsrat ketambahan lagi satu fakultas pada tahun 1998 yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sebelumnya, UNSRAT pun telah menyelenggarakan Program Pendidikan Magister dan Dokter Spesialis sejak 1985.
Program Pendidikan Pasacasarjana sudah dipersiapkan sejak tahun 1983. Cikal bakalnya berasal dari Surat Keputusan Dekan Fakultas Pertanian Nomor 1040/PT15.3/C.84 tertanggal 10 Maret 1984 tentang Pembentukan Tim Persiapan Penyelenggaraan Program Pendidikan Pascasarjana yang kemudian ditingkatkan menjadi Tim UNSRAT. Pada bulan Juli 1984, dengan bantuan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara sudah didatangkan Tim Evaluasi dari IPB. Selain itu Rektor menugaskan tim untuk mengadakan pembicaraan dengan pihak Universitas Indonesia (UI) tentang pembukaan Program Studi Linguistik.
Program Pascasarjana UNSRAT Manado mulai tahun ajaran 1985/1986. Persetujuan IPB sudah dilaporkan pada Rektor UNSRAT dan kemudian pada tanggal 16 Maret 1985 diterbitkan Surat Keputusan Rektor Universitas Sam Ratulangi Nomor 019/PT15/a/I/85, tentang pembukaan Program Pascasarjana dengan lima program studi, yaitu: Entomologi Pertanian (ENT), Ilmu Tanaman (AGR), Pengembangan Ilmu-Ilmu Makanan (PIM), Pengembangan dan Pengerahan Sumberdaya Ekonomi dan Sosial Masyarakat (PPSESM), dan Linguistik (LIN).
Cita-cita mendirikan Program Pascasarjana menjadi kenyataan setelah ditandatangani naskah kerjasama yaitu antara Rektor IPB dengan Rektor UNSRAT pada tanggal 23 Juli 1985. Dalam perjanjian kerjasama tersebut dinyatakan Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi berstatus KPK (Kegiatan Pengumpulan Kredit) dengan IPB. Dasar hukum pelaksanaan program ini dengan Surat Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 747/D/Q/1985 dinyatakan tentang penetapan Program Studi Entomologi dan Fitopatologi, sedang tiga program studi lainnya berstatus pengakuan akademik oleh IPB, yakni Ilmu Tanaman, Pengembangan Ilmu-ilmu Makanan, serta Pengembangan dan Pengerahan Sumberdaya Ekonomi dan Sosial Masyarakat.
Kemudian Program Pascasarjana UNSRAT memperluas program studinya dalam bidang Ilmu-ilmu Sosial. Berdasarkan Piagam kerjasama antara UNSRAT dengan UGM Nomor 31/PT15/F/1990 dan Nomor 2022/KS/02/III/1990, serta Rekomendasi dari Gubernur Sulawesi Utara Nomor 420/10/176/VI-91 maka pada tahun ajaran 1992/1993 Rektor UNSRAT membuka Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan dan Linguistik. Dalam perkembangannya, pada tahun 1995 sudah diselenggarakan secara mandiri. Program tersebut dikelola di tingkat Universitas oleh Program Pascasarjana UNSRAT.
Pada Tanggal 10 Januari 2009 UNSRAT mendapatkan Akreditasi "C" dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Keputusan Nomor 020/BAN-PT/AK-II/Inst/I/2009 dan pada Tanggal 27 Desember 2017 UNSRAT Sesuai dengan Keputusan BAN-PT Nomor 5236/SK/BAN-PT/Akred/PT/XII/2017 mendapatkan Akreditas "A"[1] . Pada Tanggal 13 Desember 2022 unsrat mendapat akreditasi baru berdasarkan surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor 2000/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/XII/2022 dengan predikat "Akreditasi Unggul" [3].
Sejak memperoleh status negeri, sejarah kepemimpinan UNSRAT telah mengalami pergantian pimpinan. Silih berganti para tokoh ilmuwan datang dan pergi. Ternyata telah membawa makna tersendiri bagi kelanjutan Universitas Sam Ratulangi sampai keberadaannya saat ini.
Pemimpin universitas negeri ini, pertama kali dijabat oleh J.A. Losung, S.H ketika Universitas Sam Ratulangi masih menggunakan nama UNSULUTTENG, yang sebelumnya bernama UNISUT, singkatan dari Universitas Sulawesi Utara dan Tengah. Istilah rektor juga belum digunakan saat itu (periode 1961-1964), tetapi lazim disebut Presiden.
Sejak tahun 1965, ketika Universitas Sam Ratulangi sudah sering disingkat menjadi UNSRAT, istilah Presiden mulai diubah menjadi Rektor. Rektor pertama setelah menggunakan nama Universitas Sam Ratulangi, dipegang oleh Dr. F.H. Palilingan, yang menduduki jabatan tersebut dua kali periode.
Urutan Rektor selengkapnya, adalah sebagai berikut:
J.A. Losung, S.H. (1961 - 1964)
R.A.B. Massie, S.H. (1964 - 1965)
dr. F. H. Palilingan, S.Ked. (1965 - 1969)
Prof. Mr. G.M.A. Inkiriwang (1969 - 1974)
Prof. Dr. H. Kandou (1974 - 1976)
Prof. W.J. Waworoentoe, M.Sc. (1976 - 1986)
Prof. Drs. R.S. Tangkudung (1986 - 1995)
Prof. Ir. Jopie Paruntu, M.Sc, Ph.D. (1995 - 2004)
Dengan berlandaskan pada Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945, serta berpedoman peraturan perundangan dan ketentuan-ketentuan pemerintah yang berlaku terutama oleh departemen yang membidangi perguruan tinggi dan ilmu pengetahuan/pendidikan dan kebudayaan, maka disusunlah lambang UNSRAT dengan keterangan yang sekaligus mencakup pertanggungjawaban mengenai istilah yang digunakan untuk nama Universitas serta lambang dengan penjelasan tentang artinya.
Dasar dan Ciri Khas
Dasar lambang adalah falsafah negara Republik Indonesia, tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945.
Ciri khas lambang adalah kelapa, dengan bagian-bagiannya yang distylir sedemikian rupa sehingga diperoleh komposisi yang sederhana tetapi jelas, harmonis, utuh, bulat dan lengkap.
Struktur dan Arti
Struktur lambang meliputi bentuk susunan, warna dan ukuran lambang.
Bentuk
Bentuk dasar lambang, segi lima (dwaja) yang sama sisi dengan garis tegak agak melengkung.
Nama Universitas Sam Ratulangi berbentuk huruf-huruf kapital, terletak melingkar, di antara dua lembaga kelapa dengan bentuk mirip lambang pramuka.
Lukisan berbentuk lingkaran bulatan di tengah adalah styliran dari ciri khas kelapa dengan bagian-bagiannya.
Susunan
Di atas bidang dasar berbentuk segi lima terletak bersusun nama universitas dengan di antarai dua lembaga yang melingkari styliran ciri khas dengan bagian-bagiannya yang sekaligus menunjuk jenis-jenis lambang.
Warna
Terdapat lima warna yang digunakan.
Biru tua (dark blue), pada kontur (garis keliling) segi lima dan huruf kapital nama Universitas Sam Ratulangi Manado.
Abu-abu kebiru-biruan (light slate gray), pada bidang dasar segi lima.
Ungu (purple) pada styliran ciri khas kelapa dan sebagian besar unsur-unsurnya.
Merah kecoklatan (fire brick) pada bakal dan buah kelapa.
Kelabu keputih-putihan (light grey) pada tombong kelapa.
Ukuran
Melalui perbandingan yang serasi, harmonis dan warna, garis styliran dan medan lambang, serta kesederhanaan dalam struktur, sekali pandang mudah sekali dikenali.
Isi dan Arti Lambang
Isi dan arti lambang, baik dilihat secara keseluruhan maupun secara bagian-bagiannya atau unsur-unsurnya, dalam rangkaian/kerangka hubungan keseluruhan, mencakup pokok-pokok isi dan pengertian sebagai berikut:
Bidang dasar berbentuk segi lima (dwaja) dengan penegasan kontur/garis keliling menunjuk ukuran yang terbesar dan terluas jika dibandingkan dengan bagian-bagian lukisan lainnya, perlambang Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang mutlak harus mendasari dan menjiwai setiap dan semua/hasil cinta, rasa, karsa, dan karya manusia Indonesia, termasuk usaha dan kegiatan Universitas Sam Ratulangi Manado satu perguruan tinggi yang melakukan tugas Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah di negara Pancasila dan bagi kemanusiaan. Dalam hubungan inilah warna kelabu pada bidang dasar (dengan kontur/garis keliling warna biru tua) melambangkan adanya nilai-nilai yang luhur, terkandung di dalam Pancasila, dimana atas dasar itu, universitas harus menunaikan tugas dan melaksanakan fungsi, kewenangan, dan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya sebagai:
Penggali dan Pencari Kebenaran,
Pengenal dan Penerus Kebenaran untuk Dunia sekitarnya,
Pembela dan Pelindung Kebenaran.
Huruf-huruf latin kapital UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO berwarna biru tua terletak di atas bidang dasar segi lima dalam bentuk lingkaran, menyatakan fakta yang hidup, dengan landasan yang teguh, pasti dan dinamis, yang keseluruhannya menunjuk identitas, potensi, dan kualitas dedikasi yang tinggi.
Pilihan dan pemberian nama seorang pahlawan nasional, Mahaputra Indonesia, Sam Ratulangi bagi universitas negeri di Sulawesi Utara yang berdomisili di Manado, dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam isi surat Rektor Universitas Sulawesi Utara dan Tengah di Manado tanggal 14 Mei 1965 No. 698/B/65 yang disampaikan kepada Menteri PTIP di Jakarta. Darah nasional yang mengalir dalam diri pahlawan nasional Sam Ratulangi yang sekaligus mencerminkan jiwa dan semangat perjuangan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam riwayat hidup dan riwayat perjuangan almarhum. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata jiwa patriotisme dan kepemimpinan dalam dunia pendidikan dan kebudayaan serta pengabdian yang tinggi bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kemanusiaan, oleh Pahlawan Nasional Dr. G. S. S. J. Ratulangi telah diberikan sebagai teladan yang baik yang pengembangannya sesuai status dilaksanakan oleh Universitas Negeri di Manado yang bernama Universitas Sam Ratulangi.
Lembaga-lembaga kelapa berwarna ungu mengantarai nama dan tempat universitas yang melingkari lukisan ciri khas kelapa di tengah (fokus) lambang, keseluruhannya menunjuk hubungan timbal balik dengan dasar, bangunan serta isi dan fungsi lambang, sehingga menggambarkan keserasian, keutuhan dan dinamika Universitas Sam Ratulangi Manado sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dengan titik berangkat usaha memulaikan pertumbuhan dan pengembangan serta meneruskan hidup dan perjalanan sebagai satu universitas yang berjuang di Negara Pancasila, sehingga benar-benar UNSRAT Manado menjadi milik seluruh rakyat dan bangsa Indonesia pada umumnya serta rakyat dan masyarakat di daerah Sulawesi Utara khususnya.
Lukisan di tengah yang seluruhnya berasal dari ciri khas kelapa yang terdapat di daerah nyiur melambai Sulawesi Utara, dengan Manado sebagai ibu kotanya, yang pars pro toto mencerminkan potensi menuju ke kemakmuran dan kesejahteraan dengan styliran lukisan yang isinya menggambarkan simbolik yang hidup dalam dunia pendidikan dan kebudayaan Indonesia pada umumnya serta daerah Sulawesi Utara pada khususnya.
Mars & Hymne UNSRAT
Mars UNSRAT
Universitas Sam Ratulangi
Sulawesi Utara
Harapan di kemudian hari,
bangsa kita Indonesia
Cita-citamu luhur dan satria,
dengan semangat tridarma
Membangun negara kita jaya
Berdasarkan Pancasila
UNSRAT lembaga pendidikan
pusatnya ilmu pengetahuan
pengemban pembangunan
sekarang dan masa depan
Majulah UNSRAT
Jayalah UNSRAT
Dirgahayulah
Hymne UNSRAT
UNSRAT Angkatlah Panjimu
Jadikanlah Nuranimu Pancasila Mercusuarmu
Godok Bina Manusia Baru Dengan Tridharma
Laksanakan Amanat Penderitaan Rakyat
Wujudkan Cita-cita Laju Bina Manusia Baru
Universitas Sam Ratulangi
Nyalakan Semangat Patriot Suci
Tridharma Senjata Juangmu
Masyarakat Adil Serta Makmur