Tim nasional sepak bola Wales (bahasa Wales: Tîm pêl-droed cenedlaethol Cymru, bahasa Inggris: Wales national football team) adalah tim yang mewakili Wales dalam kompetisi sepak bola internasional senior utama pria sejak tahun 1876. Tim ini dikendalikan oleh Asosiasi Sepak Bola Wales (FAW), badan pengatur sepak bola di Wales, yang merupakan bagian dari UEFA, dan di bawah yurisdiksi FIFA, dan mereka juga termasuk salah satu tim nasional tertua ketiga di dunia.
Penampilan perdana Wales di Piala Dunia FIFA terjadi pada edisi 1958, yang di mana mereka mencapai perempat final sebelumnya kalah dari Brasil. Setelah 64 tahun berselang, Wales kembali lolos pada Piala Dunia FIFA 2022 untuk yang kedua kalinya.
Sementara itu, rekor kompetitif perdana Wales di tingkat konfederasi terjadi pada Kejuaraan Eropa UEFA 2016, yang di mana mereka mencapai semifinal sebelum akhirnya kalah dari Portugal. Untuk yang kedua kalinya, mereka lolos kembali secara berturut-turut yaitu pada Kejuaraan Eropa UEFA 2020, yang di mana mereka mencapai babak 16 besar sebelum akhirnya kalah dari Denmark.
Kelolosan mereka pada kompetisi Kejuaraan Eropa UEFA 2016 pada saat itu membuat peringkat Wales mulai ikut terdongkrak, yang awalnya berada di posisi 117 naik ke 8 tingkat menjadi peringkat 109 pada Peringkat Dunia FIFA. Pada tahun 2022, secara impresif peringkat Wales kembali naik ke posisi 18.
Meskipun Skotlandia memenangkan laga pertama 4–0, pertandingan berikutnya direncanakan akan digelar di Wales pada tahun berikutnya, menjadikan itu pertandingan sepak bola pertama yang digelar di tanah Wales dan berlokasi di Racecourse Ground, Wrexham pada 5 Maret 1877. Skotlandia kembali memenangkan pertandingan dengan skor 2–0.
Pertandingan pertama Wales melawan Inggris terjadi pada tahun 1879 – dan menderita kekalahan 2–1 di Kennington Oval, London dan pada 1882 Wales menghadapi Irlandia untuk pertama kalinya, dan menang dengan skor 7–1 di Wrexham.
Asosiasi dari keempat Home Nations bertemu di Manchester pada 6 Desember 1882 untuk memutuskan peraturan yang akan digunakan di seluruh dunia. Dalam pertemuan ini, International Football Association Board (IFAB) dibentuk untuk menyetujui pengubahan peraturan, sebuah tugas yang masih dilakukan oleh empat asosiasi hingga hari ini.
British Home Championship digelar untuk pertama kali pada musim 1883 hingga 1984, turnamen yang dimainkan setiap tahun antara Inggris, Skotlandia, Irlandia dan Wales, hingga 1983–84.[3] Wales adalah juara 12 kali, menang langsung tujuh kali dan berbagi gelar lima kali.
FAW menjadi anggota FIFA pada tahun 1906, badan yang mengatur sepak bola dunia, tetapi hubungan antara FIFA dan asosiasi negara-negara Britania itu kacau dan mereka menarik diri dari FIFA pada tahun 1928 dalam sengketa pembayaran kepada pemain amatir. Akibatnya, Wales tidak masuk dalam tiga turnamen awal Piala Dunia.
Pada 1932 Wales bermain sebagai tuan rumah melawan Republik Irlandia, pertama kalinya mereka bermain melawan tim di luar empat negara Britania. Setahun kemudian, Wales memainkan pertandingan mereka di luar Britania Raya untuk pertama kalinya ketika mereka melakukan perjalanan ke Paris untuk menghadapi Prancis dalam pertandingan yang berakhir imbang 1-1.
Setalah Perang Dunia II, Wales bersama tiga negara Britania lainnya, bergabung kembali ke FIFA pada 1946 dan mengambil bagian dalam babak kualifikasi untuk Piala Dunia 1950, Kejuaraan British Home pada 1949 hingga 1950 dijadikan sebagai grup kualifikasi. Dua tim teratas akan lolos ke putaran final di Brasil, tetapi Wales mengakhiri kualifikasi dengan menduduki peringkat terbawah.
Wales membuat satu-satunya penampilan mereka di putaran final Piala Dunia 1958 di Swedia. Bagaimanapun, cara mereka lolos terlihat tidak biasa. Menduduki peringkat kedua di bawah Cekoslovakia di Grup 4 kualifikasi, era emas sepak bola Wales yang dilatih oleh Jimmy Murphy seharusnya gagal lolos kualifikasi, tetapi ketidakstabilan politik di Timur Tengah tiba-tiba terjadi.
Di zona kualifikasi Asia/Afrika, Mesir dan Sudan menolak untuk bertanding melawan Israel karena krisis Suez, sedangkan Indonesia meminta agar pertandingan melawan Israel diselenggarakan di tempat netral. Sebagai hasilnya, FIFA menyatakan Israel sebagai pemenang grup tersebut. Akan tetapi, FIFA tidak ingin ada tim yang lolos ke putaran final Piala Dunia tanpa memainkan satu pertandingan pun, UEFA kemudian mengundi lawan Israel dengan mengumpulkan seluruh tim peringkat kedua di masing-masing grup. Belgia kemudian terpilih, tetapi mereka menolak untuk berpartisipasi. Wales kemudian terpilih untuk menjalani dua laga play-off melawan Israel dan pemenangnya akan lolos ke Swedia.[4]
Setelah mengalahkan Israel 2–0 di Ramat Gan Stadium dan 2–0 di Ninian Park, Cardiff, Wales kemudian melaju ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kali, dan sejauh ini, hanya itu.
Skuat Wales kemudian memulai perjalanan mereka di Swedia, imbang di seluruh pertandingan grup melawan Hongaria, Meksiko dan tuan rumah Swedia sebelum mengalahkan Hongaria di pertandingan play-off untuk mencapai perempat-final menghadapi Brasil. Namun, kesempatan menang Wales melawan Brasil terhambat oleh cedera John Charles yang membuatnya tidak dapat mengikuti pertandingan. Wales kalah 1–0 dengan gol yang dicetak pemain berusia 17 tahun Pelé, dan menjadi gol internasional pertamanya. Gol ini membuat Pelé menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah Piala Dunia dan Brasil kemudian memenangkan pertandingan tersebut.
Penampilan Wales yang luar biasa di Swedia adalah subjek utama dari buku laris When Pele Broke Our Hearts: Wales and the 1958 World Cup (oleh Mario Risoli, St. David Press) yang diterbitkan pada ulang tahun ke-40 Piala Dunia dan juga menjadi inspirasi untuk sebuah film dokumenter yang meraih nominasi BAFTA Cymru.
1970-an
Wales tidak pernah lolos ke putaran final Kejuaraan Eropa sejak dimulai pada 1960. Bagaimanapun, pada 1976 tim nasional yang dilatih oleh Mike Smith mencapai delapan besar dari kompetisi, dan mengakhiri kompetisi di puncak grup kualifikasi 2. Mereka berada di atas Hongaria, Austria, dan Luksemburg.
Sebelum 1980, hanya empat negara yang bisa lolos ke putaran final dan Wales harus menghadapi pemenang dari grup 3, Yugoslavia dalam pertandingan kandang dan tandang. Wales kalah di laga pertama dengan skor 2–0 di Zagreb dan gugur di kompetisi karena hanya mampu imbang 1–1 dalam laga panas di Ninian Park, Cardiff, yang dirusak oleh kemarahan penonton. Ini membuat Wales dilarang tampil di Piala Eropa 1980, yang kemudian dikurangi setelah mereka melakukan banding, menjadi larangan pertandingan kualifikasi yang dimainkan dalam 100 mil dari Cardiff selama empat tahun. Yugoslavia sendiri kemudian melanjutkan dan menyelesaikan turnamen sebagai peringkat 3 pada tahun turnamen 1980.
Tahun berikutnya, Wales mengalahkan Inggris di tanah Inggris untuk pertama kalinya dalam 42 tahun dan mengamankan satu-satunya kemenangan mereka di Wembley berkat penalti Leighton James. Pencapaian besar lain mereka adalah ketika mengikuti British Home Championship 1980, saat Wales mengalahkan Inggris di Racecourse Ground, Wrexham. Gol dari Mickey Thomas, Ian Walsh, Leighton James dan gol bunuh diri dari Phil Thompson membuat Wales mengalahkan Inggris 4–1, hanya empat hari setelah Inggris mengalahkan juara dunia berikutnya, Argentina.
1980-an
Di kualifikasi Piala Dunia 1982, Wales yang dilatih oleh Mike England hampir lolos kualifikasi, kekalahan 3-0 melawan Uni Soviet di pertandingan terakhir mereka berarti mereka ketinggalan selisih gol, namun kesalahan yang sebenarnya adalah saat kegagalan mereka untuk mengalahkan Islandia di pertandingan kandang terakhir mereka, pertandingan tersebut kemudian berakhir 2-2 setelah beberapa kali dihentikan karena kerusakan pada lampu sorot.
Mark Hughes menandai debutnya bersama Wales dengan mencetak satu-satunya gol di pertandingan tersebut, membuat mereka mengalahkan Inggris sekali lagi pada 1984. Musim berikutnya, Hughes kembali membuktikan diri dengan mencetak gol indah saat Wales mengalahkan Spanyol 3–0 di Racecourse selama kualifikasi untuk Piala Dunia 1986. Bagaimanapun, meskipun mereka berhasil mengalahkan Skotlandia 1–0 di Hampden Park, Islandia kembali memutus asa rakyat Wales dengan mengalahkan mereka 1–0 di Reykjavik, menjadikan ini sebagai Piala Dunia kedua beruntun yang gagal diikuti Wales karena selisih gol. Wales harus memenangkan pertandingan kandang terakhir mereka menghadapi Skotlandia untuk setidaknya bisa maju ke babak play-off, tetapi laga berakhir imbang 1–1 di pertandingan yang diwarnai oleh kematian pelatih Skotlandia Jock Stein yang terkena serangan jantung pada akhir pertandingan.
1990–2000
Di bawah Terry Yorath, Wales meraih peringkat FIFA tertinggi mereka pada saat itu pada 27 Agustus 1993. Wales sekali lagi lebih dekat, untuk lolos ke turnamen besar saat mereka hampir berhasil ke Piala Dunia 1994. Mereka harus memenangkan laga terakhir di grup melawan Rumania, tetapi Paul Bodin gagal memasukkan penalti saat skor imbang 1–1; kegagalan itu segera dimanfaatkan Rumania untuk memenangkan pertandingan dengan skor 2–1.[5]
Kegagalan mereka untuk lolos membuat kontrak Yorath sebagai pelatih tidak diperbarui oleh FAW. John Toshack, yang saat itu menjadi pelatih Real Sociedad, dipilih sebagai pelatih paruh waktu. Namun, Toshack mundur setelah menjalani satu pertandingan – dalam kekalahan 3–1 terhadap Norwegia – menyatakan masalah yang terjadi antara dirinya dengan FAW sebagai alasannya untuk pergi, meskipun dia merasa terkejut dengan teriakan yang menyindirnya di Ninian Park oleh penggemar Wales yang menolak pemecatan Yorath.[6]Mike Smith mengambil kembali peran sebagai pelatih pada awal kualifikasi Piala Eropa 1996 dan justru menelan kekalahan memalukan saat melawan Moldova dan Georgia sebelum Bobby Gould dipilih pada Juni 1995.
Era kepelatihan Gould yang bertanggung jawab atas Wales dipandang sebagai periode gelap oleh penggemar sepak bola Wales. Taktik yang digunakannya dipertanyakan oleh publik, dan memiliki hubungan buruk dengan beberapa pemain seperti Nathan Blake,[7]Robbie Savage[8] dan Mark Hughes. Kekalahan memalukan dari klub Leyton Orient dan kalah telak dengan skor 7–1 dari Belanda pada 1996 tidak membuatnya menjadi orang populer di Wales. Gould akhirnya mundur setelah menderita kekalahan 4–0 dari Italia pada 1999, dan FAW kemudian memilih dua legenda dari tim nasional, Neville Southall dan Mark Hughes untuk mengambil alih sementara posisi pelatih dalam pertandingan melawan Denmark empat hari kemudian, dan Hughes kemudian terpilih secara permanen.
2000–2010
Di bawah Mark Hughes, Wales nyaris lolos dan mendapatkan posisi di Piala Eropa 2004 di Portugal, karena dikalahkan oleh Rusia di babak play-off. Kekalahan itu, bagaimanapun, bukan tanpa kontroversi yang melibatkan pemain lini tengah Rusia, Yegor Titov, yang dinyatakan positif menggunakan obat terlarang setelah laga pertama kualifikasi,[9] yang berakhir imbang tanpa gol di Moskwa. Namun, FIFA memutuskan untuk tidak mengambil tindakan terhadap Federasi Sepak Bola Rusia selain memerintahkan mereka untuk tidak memainkan Titov lagi, dan tim Rusia kemudian tetap melanjutkan dan mengalahkan Wales di Cardiff 1-0 untuk lolos ke Piala Eropa 2004.
Mengawali kualifikasi Piala Dunia 2006 dengan hasil yang mengecewakan, Hughes meninggalkan posisinya di tim nasional untuk mengambil alih posisi pelatih di klub Inggris, Blackburn Rovers. Pada 12 November 2004, John Toshack dpilih menjadi pelatih untuk kedua kalinya.
Di kualifikasi Piala Eropa 2008, Wales bergabung di Grup D bersama Jerman, Republik Ceko, Slowakia, Republik Irlandia, Siprus dan San Marino. Penampilan Wales dinilai mengecewakan, mengakhiri kualifikasi di peringkat kelima dengan kekalahan yang sudah diperkirakan di kandang sendiri dari Jerman dan imbang dalam laga tandang, kekalahan tandang dan imbang tanpa gol di kandang dari Republik Ceko, kekalahan tandang dan imbang 2–2 di kandang dari Republik Irlandia, kemenangan 3–0 di kandang dan kemenangan yang tidak membahagiakan 2–1 saat bertandang ke San Marino, kemenangan kandang 3–1 dan kekalahan tandang 3–1 menghadapi Siprus, dan pertandingan mengejutkan saat menghadapi Slowakia, kalah 5–1 saat menjadi tuan rumah dan menang 5–2 saat bertandang. Namun, kinerja yang lebih baik menjelang akhir kualifikasi oleh tim yang berisi, menjadi penting karena cedera dan suspensi pemain senior, tak kurang dari lima pemain yang memenuhi syarat agar seleksi untuk skuat U-21, yang dipandang sebagai harapan masa depan kemajuan bagi tim nasional.
Di kualifikasi Piala Dunia 2010, Wales membuat awal yang menjanjikan, dengan menang 1–0 dan 2–0 menghadapi Azerbaijan dan Liechtenstein. Namun, mereka kehilangan pertandingan berikutnya melawan Rusia di Moskwa, 2-1, setelah Joe Ledley telah membuat skor imbang untuk beberapa waktu. Hasil di kualifikasi menunjukkan sinyal menjanjikan ketika tim berhasil mencegah Jerman untuk mencetak gol hingga menit ke-74 dalam pertandingan mereka di Mönchengladbach, tetapi pertandingan akhirnya berakhir 1-0 untuk Jerman. Dua kekalahan kandang 2-0 melawan Finlandia dan Jerman pada musim semi 2009 secara efektif memupuskan harapan Wales di kualifikasi.
Wales bergabung di Grup G Kualifikasi Piala Eropa 2012 bersama Montenegro, Bulgaria, Swiss dan rival dekat mereka, Inggris. Wales kalah 1–0 dalam laga tandang menghadapi Montenegro di pertandingan pembukaan mereka. Pada 9 September 2010, John Toshack mundur sebagai pelatih setelah kecewa dengan hasil sebelumnya pada 2010 saat melawan Kroasia dan pertandingan pembukaan kualifikasi Piala Eropa 2012.[10]
Pelatih tim nasional Wales U-21Brian Flynn mengambil alih posisi pelatih dari Toshack sebagai pelatih caretaker dengan harapan akan ditunjuk secara permanen, tetapi kekalahan kandang 1–0 melawan Bulgaria dan kekalahan tandang 4–1 dari Swiss membuat FAW tidak mengangkatnya secara resmi.
2010-an
Gary Speed ditunjuk sebagai pelatih permanen pada 14 Desember 2010. Pertandingan pertama Speed sebagai pelatih Wales terjadi pada 8 Februari 2011 di Nations Cup, yang dimenangkan oleh Republik Irlandia dengan skor 3–0.[11] Pertandingan internasional pertama Speed terjadi di pertandingan kandang untuk kualifikasi Piala Eropa 2012 saat melawan Inggris pada 26 Maret 2011 dan Speed memilih pemain berusia 20 tahun Aaron Ramsey sebagai kapten, menjadikan Ramsey sebagai kapten termuda sepanjang sejarah Wales. Wales kalah 2–0 dari Inggris dan pada Agustus 2011, Wales meraih Peringkat Dunia FIFA terendah mereka dengan menduduki posisi 117. Hasil ini diikuti dengan kemenangan kandang 2–1 melawan Montenegro, kekalahan tandang 1–0 menghadapi Inggris, kemenangan kandang 2–0 saat bertemu Swiss dan kemenangan tandang 1–0 saat menghadapi Bulgaria. Sebagai hasilnya, pada Oktober 2011, Wales dengan cepat naik ke posisi 45 di peringkat FIFA. Kemenangan kandang 4–1 dalam pertandingan persahabatan melawan Norwegia pada 12 November 2011 menjadi pertandingan terakhir Speed menangani Wales. Laga ini menjadi puncak usaha Speed yang menjadikan Wales menerima penghargaan tidak resmi sebagai tim dengan kenaikan peringkat tercepat di peringkat FIFA.[12] Perjalanannya sebagai pelatih berakhir tragis dua minggu kemudian saat dia ditemukan tewas di rumahnya pada 27 November, dengan kemungkinan penyebab kematiannya adalah bunuh diri.[13]
Chris Coleman dipilih sebagai pelatih Wales pada 19 Januari 2012.[14] Untuk kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014, Wales bergabung di Grup A dengan Kroasia, Serbia, Belgia, Skotlandia dan Makedonia. Mereka kalah 2–0 di pertandingan pertama, melawan Belgia. Laga berikutnya, menghadapi Serbia, berakhir buruk – kalah 6–1 – kekalahan terburuk Wales sejak kekalahan 7–1 dari Belanda pada 1996.[15] Pada Oktober 2012, Ashley Williams dipilih sebagai kapten Wales oleh Coleman, menggantikan Aaron Ramsey.[16] Wales menang di kandang 2–1 saat bertemu Skotlandia, kalah 2–0 saat bertandang ke Kroasia, dan menang saat melawan Skotlandia 2–1 saat bertandang. Tetapi kekalahan 2–1 di kandang saat menjamu Kroasia mengakhiri harapan Wales di kualifikasi.[17]
Pada September 2015, Inggris turun ke posisi 10 di peringkat FIFA, menjadikan Wales yang menduduki posisi ke-9 sebagai tim Britania dengan posisi tertinggi sepanjang sejarah.[20] Pada Oktober 2015, Wales meraih peringkat FIFA tertinggi mereka di posisi ke-8. Pada 10 Oktober 2015, Wales kalah 2–0 dari Bosnia dan Herzegovina. Tapi pada malam yang sama, kelolosan Wales ke Piala Eropa 2016 dipastikan setelah Siprus mengalahkan Israel.[21]
Pada 2015, Wales berhasil lolos ke Piala Eropa 2016 di Prancis, Kejuaraan Eropa pertama mereka, dan masuk di Grup B bersama Slowakia, Rusia dan Inggris. Di pertandingan debut mereka, pada 11 Juni menghadapi Slowakia di Nouveau Stade de Bordeaux, Gareth Bale mencetak gol langsung melalui tendangan bebas untuk memberikan Wales keunggulan 1–0, gol pertama mereka di Kejuaraan Eropa dan gol pertama Wales di turnamen besar sejak gol Terry Medwin saat melawan Hongaria di Piala Dunia 1958. Keunggulan ini bertahan hingga menit ke-61, saat pemain Slowakia Ondrej Duda menyamakan kedudukan, ini juga merupakan gol kemasukan pertama bagi Wales sejak Pelé mencetak gol melawan mereka untuk Brasil di perempat-final Piala Dunia 1958. Bagaimanapun, Wales kemudian bangkit dan mencetak gol di menit ke-81, saat Aaron Ramsey memberikan umpan kepada Hal Robson-Kanu untuk mencetak gol, membuat Wales menduduki peringkat pertama grup setelah ronde pertama dari seluruh pertandingan.[26][27]
Di pertandingan kedua mereka, menghadapi rival lokal Inggris di Stade Bollaert-Delelis di Lens, Wales memimpin 1–0 di babak pertama setelah Bale mencetak gol dari tendangan bebas lainnya, sejauh 30 meter (33 yd), membuatnya menjadi pemain ketiga setelah pemain Prancis Michel Platini di Piala Eropa 1988 dan pemain Jerman Thomas Hassler di Piala Eropa 1992 yang berhasil mencetak gol langsung melalui tendangan bebas di Kejuaraan Eropa yang sama sebanyak dua kali. Bagaimanapun, Inggris bangkit dan berbalik menang 2–1 setelah gol dari babak pertama oleh Jamie Vardy dan Daniel Sturridge di perpanjangan waktu. Setelah kekalahan ini, Wales mencoba untuk mempertahankan posisi kedua di grup saat mereka melakoni pertandingan grup terakhir mereka melawan peringkat terakhir, Rusia.[28][29]
Melawan Rusia di Stadium Municipal di Toulouse, Wales memimpin kedudukan setelah sepuluh menit saat Joe Allen memberikan umpan kepada Ramsey, yang mencetak gol dengan sontekan cepat yang melewati kiper Rusia Igor Akinfeev. Neil Taylor mencetak gol kedua sebelum babak pertama usai. Di babak kedua Ramsey, mengumpan kepada Bale untuk mencetak gol ketiga. Bukan hanya kemenangan 3-0 yang meyakinkan bahwa Wales lolos ke fase gugur dari turnamen besar untuk kedua kalinya, tetapi juga berarti bahwa mereka memuncaki Grup B setelah Inggris dan Slowakia bermain imbang tanpa gol di Saint-Étienne.[30]
Di pertandingan babak 16 besar mereka di Parc des Princes di Paris, Wales menghadapi lawan lokal lainnya, Irlandia Utara dan menang 1–0 setelah umpan lambung Bale memaksa pemain bertahan Irlandia Utara Gareth McAuley memasukkan gol bunuh diri, memberikan Wales kemenangan pertama mereka untuk fase gugur di turnamen besar. Bukan hanya membuat mereka maju ke perempat-final untuk menghadapi rival saat kualifikasi, Belgia, tetapi juga menjamin bahwa Wales menduduki peringkat teratas untuk tim Britania di turnamen ini setelah kekalahan Irlandia terhadap Prancis dan kekalahan mengejutkan Inggris saat melawan Islandia.
Di perempat-final di Stade Pierre-Mauroy, dekat Lille, Wales tertinggal lebih dulu di menit ke-12 melalui gol jarak jauh Radja Nainggolan, tetapi kapten Ashley Williams memasukkan bola di menit ke-31 untuk menyamakan kedudukan. Setelah bertahan dari gelombang serangan yang gencar dilakukan oleh Belgia, terutama pada awal babak kedua, Hal Robson-Kanu mencetak gol di menit ke-55 setelah memperdaya tiga pemain bertahan, dan Sam Vokes, penggantinya, menggandakan kedudukan melalui sundulan di menit ke-85 untuk mengunci kemenangan 3-1 untuk Wales. Kemenangan ini mengantarkan Wales ke semifinal pertama mereka di turnamen besar untuk menghadapi Portugal di Lyon dan juga membuat mereka menjadi negara Britania pertama yang maju ke semifinal turnamen besar sejak Inggris melakukannya di Piala Eropa 1996 sebagai tuan rumah.[31]
Babak pertama semi-final menghadapi Portugal di Lyon berakhir tanpa gol, tetapi gol dari Cristiano Ronaldo dan Nani di awal babak kedua membuat Portugal mengklaim kemenangan 2–0.[32] Kepulangan mereka ke Wales pada 8 Juli dirayakan dengan parade di bus atap terbuka di Cardiff, dimulai dari Kastil Cardiff dan melewati Stadion Millennium sebelum berakhir di Cardiff City Stadium.[33]
*Dinyatakan seri termasuk pertandingan babak gugur yang ditentukan dengan adu penalti.
**Pertandingan babak grup dimainkan dengan sistem pertandingan kandang dan tandang. Bendera yang ditampilkan mewakili tuan rumah untuk pertandingan final.
^Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024.