* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik
Thiago Motta Santon Olivares (bahasa Portugis Brasil: [tʃiˈaɡu ˈmɔtɐ]; Italia:[ˈtjaːɡoˈmɔtta]; lahir 28 Agustus 1982) adalah pelatih dan mantan pemain sepak bola profesional yang kini akan menjadi manajer klub Serie AJuventus.
Bermain sebagai gelandang, Motta mengawali kariernya bersama Barcelona, di mana ketika bermain di sana ia sangat rawan mengalami cedera.[3] Ia kemudian bermain selama dua setengah musim dengan Inter Milan sebelum bergabung dengan Paris Saint-Germain pada Januari 2012, memenangkan total 27 gelar utama untuk semua klub yang pernah ia bela. Ia juga pernah bermain secara singkat dengan Atlético Madrid di Spanyol, dan Genoa di Italia.
Meski lahir di Brasil, Motta juga memegang kewarganegaraan Italia.[4] Setelah membuat dua penampilan untuk negara kelahirannya pada tahun 2003, ia kemudian mewakili tim nasional Italia sebanyak 30 kali sejak melakukan debutnya pada tahun 2011, dan berhasil mencetak satu gol. Ia tampil di Piala Dunia FIFA 2014 dan dua Kejuaraan Eropa bersama Italia, dengan meraih juara kedua pada edisi 2012.
Setelah pensiun pada tahun 2018, ia melatih tim U-19 Paris Saint-Germain. Pada bulan Oktober 2019, ia ditunjuk sebagai manajer baru Genoa, dipecat pada bulan Desember menyusul hasil yang buruk. Pada bulan Juli 2021, Motta ditunjuk sebagai manajer Spezia, di mana ia bertahan selama satu musim, sebelum mengambil alih sebagai manajer Bologna pada bulan September 2022.
Gaya bermain
Seorang pemain agresif, Motta biasanya ditempatkan sebagai gelandang bertahan atau gelandang tengah, namun ia mampu bermain di berbagai posisi lini tengah lainnya karena kecerdasan taktis dan keserbagunaannya. Di tim nasional Italia, di bawah asuhan Prandelli, ia kadang-kadang ditempatkan sebagai deep-lying playmaker atau gelandang serang, karena kemampuannya mengatur tempo permainan timnya di lini tengah dengan umpannya. Di Euro 2012, ia memainkan peran baru sebagai gelandang serang palsu dalam formasi 4–3–1–2 Prandelli. Perannya juga disamakan dengan seorang metodista ("setengah tengah," dalam jargon sepak bola Italia), karena kemampuannya mendikte permainan di lini tengah serta membantu timnya bertahan.
Ciri-ciri Motta yang paling menonjol adalah penguasaan bola, teknik, penglihatan dan jangkauan umpannya, meskipun ia juga dipuji atas tekelnya, kemampuannya membaca permainan dan atribut pertahanannya yang konsisten sebagai pemenang bola. Karena kekuatan fisiknya, akurasi sundulannya, dan kemampuan untuk melakukan serangan terlambat dari belakang ke area penalti, ia unggul di udara, dan juga memiliki tembakan jarak jauh yang kuat, Terlepas dari keahliannya, ia juga dikritik karena agresinya di lapangan dan kurangnya kecepatan. Apalagi, dia dikenal rawan cedera.