Liu Bei
Liu Bei (Hanzi: 劉備 ; Pinyin: Liú Bèi; Han Kuno: *mə-ru *[b]rək-s (Baxter-Sagart); *m·ru *brɯɡs (Zhengzhang Shangfang)) nama kehormatan Xuande (161-223)[2] adalah seorang tokoh terkenal di Zaman Tiga Negara. Ia lahir di Kabupaten Zhuo (sekarang di wilayah provinsi Hebei), merupakan keturunan dari Liu Sheng, Raja Jing di Zhongshan yang merupakan anak dari Kaisar Jing dari Han. Dihitung-hitung, ia masih paman dari Kaisar Xian dari Han yang memerintah waktu itu. Ia juga dikenal di kalangan Tionghoa Indonesia dengan nama Lau Pi yang merupakan lafal dialek Hokkian. Karier politiknya dimulai dengan pemberantasan pemberontak Serban Kuning di akhir zaman Dinasti Han yang mengancam legitimasi dinasti tersebut bersama dengan 2 saudara angkatnya, Guan Yu dan Zhang Fei. Setelah berjasa atas pemadaman pemberontakan tadi, ia diberikan jabatan kecil sebagai penjabat bupati di sebuah kabupaten kecil di daerah Anxi. Pada awalnya, karier politiknya sangat tidak mulus. Tidak punya wilayah sendiri untuk menyusun kekuatan, ia bahkan sempat mencari perlindungan dan menjadi bawahan daripada kekuatan-kekuatan lainnya pada masa tersebut misalnya Tao Qian, Yuan Shao, Lu Bu, Cao Cao, Liu Biao dan terakhir Liu Zhang yang kemudian menyerahkan Prefektur Yizhou kepadanya sebagai tempat menyusun kekuatan. Keberhasilannya di kemudian hari adalah karena muncul orang-orang di sekelilingnya yang membantu dalam banyak hal, seperti Zhuge Liang dan Pang Tong di bidang sipil, strategi dan politik; Guan Yu, Zhang Fei, Ma Chao, Huang Zhong dan Zhao Yun di bidang militer. Setelah menguasai Prefektur Yizhou dan Hanzhong, ia kemudian memaklumatkan diri sebagai Raja Hanzhong. Tahun 221, setahun setelah Cao Pi memaklumatkan diri sebagai kaisar, Liu Bei juga memaklumatkan diri sebagai Kaisar Han Liedi, mendirikan Negara Shu Han yang mengklaim legitimasi sebagai penerus Dinasti Han yang resmi telah tidak ada setelah proklamasi Negara Cao Wei. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh anaknya Liu Shan yang tidak cakap memerintah. Seluruh urusan pemerintahan pada saat itu dibebankan kepada Zhuge Liang sebagai perdana menteri. Secara budaya, karena popularitas cerita Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong yang ditulis pada masa Dinasti Ming abad ke-14, Liu Bei dinilai luas sebagai pemimpin yang bijak dan berperikemanusiaan yang peduli kepada rakyat dan memilih tokoh bijaksana dalam pemerintahannya. Watak fiksinya di novel tersebut menjadi contoh panutan bagi seorang penguasa yang mematuhi aturan moral Konfusianisme seperti loyalitas dan kasih sayang. Secara catatan sejarah, Liu Bei seperti kaisar-kaisar Dinasti Han sebelumnya dipengaruhi besar oleh Taoisme. Ia merupakan seorang politikus ulung dan pemimpin yang hebat dimana keterampilannya adalah sebuah demonstrasi luar biasa terhadap konsep "Konfusianisme secara tampak, Legalisme secara praktik".[3][a] Tampak fisik![]() Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, Liu Bei dideskripsikan sebagai orang yang tinggi, memiliki tinggi tujuh chi dan lima chun (sekitar 1,74 meter) dengan lengan tangan yang "memanjang sampai ke lutut" dan telinga yang "sangat besar sampai ia bisa melihatnya".[Sanguozhi 1] Menurut Huayang Guo Zhi, Liu Bei dipanggil "Telinga Besar" (大耳) oleh Lü Bu dan Cao Cao.[Huayang Guo Zhi 1][Huayang Guo Zhi 2] Terlebih, menurut anekdot yang diceritakan oleh Zhang Yu, Liu Bei tidak memiliki jenggot walaupun usianya mencapai kepala lima.[Sanguozhi 2] Silsilah keluargaMenurut kitab sejarah abad ke-3 Catatan Sejarah Tiga Negara, Liu Bei lahir di Kecamatan Zhuo, Kabupaten Zhuo (Zhuozhou, Hebei masa kini). Ia merupakan keturunan dari Liu Sheng, Pangeran Zhongshan, anak kesembilan dari Kaisar Jing dan Raja Zhongshan[b] pertama di Dinasti Han. Namun, komentar Pei Songzhi pada abad kelima, berdasarkan Dianlüe (典略), mengatakan bahwa Liu Bei adalah keturunan Marquis dari Linyi (臨邑侯). Gelar "Marquis Linyi" dipegang oleh:
Ada kemungkinan bahwa Liu Bei adalah keturunan salah satu dari dua garis patrilineal tersebut, bukan dari garis keturunan Liu Sheng. Namun, ia tetap merupakan seorang keturunan ningrat dari Kaisar Jing. Kakek Liu Bei, Liu Xiong (劉雄) dan ayah Liu Hong (劉弘) keduanya bertugas di kantor provinsi dan komando. Kakek Liu Bei, Liu Xiong direkomendasikan sebagai calon pejabat sipil dalam proses xiaolian. Kemudian, dia naik menjadi prefek Fan (范) di Kabupaten Dong.[Sanguozhi 3][Sanguozhi zhu 1] Kehidupan awal (161–184)Ayahnya, Liu Hong, meninggal muda maka Liu Bei hidup dalam kemiskinan karena walaupun Liu Bei bisa membuktikan darah birunya, ia tidak mewarisi banyak harta kekayaan dari leluhurnya karena dekrit Han menyatakan bahwa setiap generasi keluarga kekaisaran akan dibagi harta kekayaannya kepada seluruh pangeran laki-laki dan keluarga Liu Bei sudah terlalu jauh dari cabang utama keluarga tersebut untuk diberikan kekayaan yang bercukupan. Maka Liu Bei tidak beda dari rakyat jelata. Untuk menompang kondisi ekonomi keluarga, Liu Bei dan ibunya menjual sepatu dan tikar jerami kayu. Meski begitu, Liu Bei penuh ambisi sejak kecil. Di sebelah tenggara rumahnya terdapat pohon murbei yang sangat tinggi (tinggi 11,5 meter). Jika dilihat dari jauh, naungan pohon tersebut mirip dengan gerobak kecil sehingga masyarakat sekitar desa menganggap pohon ini unik dan ada yang mengatakan bahwa rumah tersebut akan melahirkan sosok bangsawan.[Sanguozhi 4] Seorang peramal bernama Li Ding melihat rumah Liu Bei dan meramal bahwa "keluarga ini akan menghasilkan pria terhormat".[Sanguozhi zhu 2] Ketika dia masih kecil, Liu Bei akan bermain di bawah pohon bersama anak-anak desa lainnya. Dia sering berkata: "Saya harus menaiki kereta yang ditutupi bulu (kereta kaisar) ini." Paman Liu Bei, Zijing (子敬) menganggap mimpi Liu Bei sebagai hal yang bodoh dan bahwa ia akan membawa kehancuran ke rumahnya.[Sanguozhi 5] Pada 175, saat umurnya masih 14 tahun, Liu Bei diutus oleh ibunya untuk berguru kepada Lu Zhi, seorang pejabat terhormat dan mantan Bupati Jiujiang. Lu Zhi berasal dari Kabupaten Zhuo, sama seperti Liu Bei. Salah satu teman sekelasnya adalah Gongsun Zan dari Liaodong, yang menjadi teman dekatnya. Karena Gongsun Zan lebih tua, Liu Bei memperlakukannya seperti kakaknya sendiri. Selain itu, ada sepupu jauhnya Liu Deran (劉德然). Ayah Liu Deran, Yuanqi (元起) kerap membantu Liu Bei dengan bantuan materi untuk mendukung kondisi ekonomi keluarga Liu Bei dan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Istri Yuanqi tidak begitu senang mendengar hal tersebut dan berkata, "Tiap orang punya keluarga sendiri, kenapa kamu melakukannya?". Yuanqi menjawab istrinya, "anak ini semarga dengan kita, dan dia adalah orang yang luar biasa".[4][Sanguozhi 6] Pada masa remaja, Liu Bei dikatakan tidak antusias belajar. Namun dia menyukai anjing dan kuda; dia juga menunjukkan minat dalam berburu, musik, dan berpakaian bagus. Dia senang bergaul dengan para pemberani (haoxia), dan di masa mudanya dia bertarung dan bergaul dengan mereka. Dia tidak akan menunjukkan kemarahan atau kebahagiaannya dan selalu menunjukkan wajah yang menyenangkan di depan orang lain. Liu Bei adalah orang yang karismatik dan semua pemuda heroik terikat dengannya.[Sanguozhi 7][Huayang Guo Zhi 3] Saat itu, dua orang pedagang kuda dari Zhongshan, Zhang Shiping (張世平)[5] dan Su Shuang (蘇雙),[6] bertemu dengan Liu Bei saat melewati Kabupaten Zhuo untuk menjual kuda. Keduanya terpukau dengan penampilan dan kepribadian Liu Bei sampai keduanya memberikannya hadiah uang yang lumayan besar, membuat Liu Bei bisa mengumpulkan sebuah masa pengikutnya yang besar.[Sanguozhi 8] Pemberontakan Serban Kuning (184-189)Pada 184, pada masa akhir pemerintahan Kaisar Ling dari Han, Serban Kuning melancarkan Pemberontakan Serban Kuning. Setiap provinsi dan kabupaten memanggil orang berbudi untuk melindungi bangsa. Liu Bei mengamati apa yang terjadi dan kemudian menjadi peka dalam politik. Ia mengumpulkan sebuah kelompok milisi untuk mendukung upaya pemerintah melawan pemberontak, memanggil sebuah kelompok pendukung yang loyal, di antara mereka ada Guan Yu, Zhang Fei dan Jian Yong.[Sanguozhi 9] Liu Bei memimpin pasukan milisinya untuk bergabung dengan pasukan pemerintah lokal yang dipimpin oleh Zou Jing, melawan pemberontak di setiap pertempuran dengan hormat.[Sanguozhi 10] Saat itu, Liu Ziping dari Pingyuan mendengar reputasi Liu Bei sebagai pemberani. Saat Zhang Chun (張純) memberontak, Provinsi Qing diperintah oleh pemerintah pusat untuk mengirimkan seorang pejabat untuk memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan Zhang Chun. Ketika dekret pemerintah hendak melewati Pingyuan, Liu Ziping merekomendasikan Liu Bei sebagai pejabat tersebut. Liu Bei menerima dan ikut dengan Liu Ziping. Saat melawan pemberontak, Liu Bei terluka parah dan terpaksa berpura-pura mati. Setelah pemberontak meninggalkan pertempuran, teman Liu Bei mengangkatnya ke kereta, membawanya pergi menuju tempat yang aman. Sebagai pahala atas kontribusinya, dia terpilih menjadi Pegawai Pengadilan di Kecamatan Anxi (安喜縣, sebelah barat laut Anguo, Hebei), salah satu kecamatan di Kabupaten Zhongshan (中山郡).[Sanguozhi zhu 3] Kemudian, pemerintah pusat Han menetapkan bahwa setiap pejabat yang memperoleh jabatan sebagai imbalan atas kontribusi militernya harus diberhentikan, namun Liu Bei meragukan bahwa ia akan diberhentikan. Ketika ia melihat seorang inspektur dikirim ke prefekturnya, ia ingin bertemu dengannya. Akan tetapi, inspektur tersebut menolak menemuinya dengan alasan sakit. Liu Bei sangat marah; ia kembali ke kantornya, memimpin para pegawai dan prajurit ke stasiun relai pos, dan menerobos masuk melalui pintu, sambil berseru: "Saya telah diperintahkan secara diam-diam oleh administrator komune untuk menangkap inspektur!" Setelah itu, ia mengikat inspektur tersebut, membawanya ke pinggiran distrik, dan mengikatnya ke sebuah pohon. Liu Bei membuka pita jabatannya dan menggantungkannya di leher inspektur tersebut, kemudian ia menyuruh inspektur tersebut dicambuk lebih dari seratus kali dengan tongkat bambu. Liu Bei ingin membunuh inspektur tersebut, tetapi dicegah oleh permohonan belas kasihan inspektur tersebut. Setelah itu, ia mengosongkan jabatannya.[Sanguozhi 11][Sanguozhi zhu 4] Ia kemudian pergi ke selatan dengan pengikutnya untuk bergabung dengan milisi lain. Pada waktu itu, Panglima Tertinggi He Jin mengirimkan Kepala Komandan Guanqiu Yi (毌丘毅) ke Danyang untuk merekrut tentara dan Liu Bei bergabung dengannya untuk menumpas sisa pemberontakan di Provinsi Xu. Ketika mereka mencapai Xiapi, mereka bertemu pasukan pemberontak dan Liu Bei berjuang dengan sekuat tenaga. Sebagai pahala, Liu Bei diangkat sebagai Asisten (下密丞) di kantor kabupaten, dan sekali lagi ia mundur dari jabatannya.[Sanguozhi 12] Menurut Catatan Pahlawan yang ditulis oleh Wang Can, Liu Bei mengunjungi Cao Cao di ibukota Luoyang. Ia ikut bersama Cao Cao ketika Cao Cao hendak pulang kampung di Kabupaten Pei (sekarang Bozhou, Anhui) dimana mereka merekrut banyak pengikut.[Sanguozhi zhu 5] Kemudian, pemerintah pusat Han menunjuk Liu Bei sebagai Komandan (都尉) Kecamatan Gaotang sebelum menaikkan jabatannya sebagai prefek (令).[Sanguozhi 13] Negara panglima perangMengabdi dibawah Gongsun Zan (189-194)![]() Saat Kaisar Ling dari Han meninggal pada 189, Dinasti Han masuk ke era kekacauan. Maka Liu Bei membangun pasukan dan mengikuti perjuangan melawan Dong Zhuo.[7][Sanguozhi zhu 6] Kemudian, setelah ia kembali ke Gaotang, ia melihat kabupaten tersebut sudah dibanjiri pemberontak maka ia memutuskan untuk pergi ke utara untuk bergabung dengan teman lamanya, Gongsun Zan.[7] Pada 191, mereka menang besar melawan Yuan Shao (mantan pemimpin koalisi melawan Dong Zhuo) dalam perebutan Provinsi Ji dan Provinsi Qing.[7] Gongsun Zan kemudian menominasi Liu Bei untuk menjadi Kanselir (相) Kabupaten Pingyuan dan mengirimnya bersama Tian Kai untuk melawan putra sulung Yuan Shao, Yuan Tan di Provinsi Qing.[7][c] Dalam perlawanan melawan Gubernur Provinsi Ji Yuan Shao, Liu Bei berjuang dengan hormat. Maka ia menjadi prefek prabakti (令) dan kemudian diangkat menjadi kanselir bersamaan.[Sanguozhi 14] Selama ia berada di Pingyuan, seorang warga bernama Liu Ping (劉平) yang sudah lama menganggap rendah Liu Bei dan malu mengetahui bahwa ia harus mengabdi dibawahnya mempekerjakan seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Liu Bei. Namun, Liu Bei tidak menyadari keinginan pembunuh bayaran tersebut memperlakukannya dengan baik sampai pembunuh bayaran tersebut tidak bisa memaksakan dirinya untuk membunuh Liu Bei. Sebelum pergi, pembunuh bayaran tersebut membeberkan rencana Liu Ping untuk membunuh Liu Bei kepadanya. Sejauh itulah bagaimana Liu Bei berhasil memenangkan hati rakyat.[Sanguozhi 15] Pingyuan merupakan tempat miskin dan rakyatnya kelaparan, jadi beberapa dari mereka menjadi perampok. Liu Bei menangkal bandit sementara memberlakukan kebijakan ekonomi yang dapat memperingan kesengsaraan rakyat. Ia duduk bersama para elit dan rakyat jelata di satu meja, memakan daging yang sama dari piring yang sama. Dia tidak merasa ada alasan untuk bersikap meremehkan, sehingga orang-orang berbondong-bondong mendekatinya.[Sanguozhi zhu 7] Selama masanya di Pingyuan, Kanselir Negara Beihai (北海國) Kong Rong dikepung oleh sisa pemberontak Serban Kuning. Ia mengutus Taishi Ci untuk meminta bantuan kepada Liu Bei. Saat ia mendengar berita tersebut, Liu Bei berkata: "Jadi Kong Wenju tahu bahwa ada seorang Liu Bei di dunia ini?" Setelah itu, ia mengirimkan bala bantuan untuk menolong Kong Rong dan pengepungan itu berhasil digagalkan.[Huayang Guo Zhi 4] Menggantikan Tao Qian (194)![]() Saat itu, sebuah aliansi antara Gongsun Zan, Tao Qian dan Yuan Shu sedang melawan aliansi Yuan Shao, Cao Cao, dan Liu Biao. Pada 194, Cao Cao menyerang Provinsi Xu atas nama balas dendam terhadap pembunuhan ayahnya, Cao Song. Menghadapi tekanan yang besar dari Cao Cao, Tao Qian meminta bantuan Tian Kai. Tian Kai dan Liu Bei memimpin pasukan mereka untuk mendukung Tao Qian. Liu Bei sendiri memimpin 5,000 pasukan dengan campuran kavaleri barbar Wuhuan dari Provinsi You. Ia juga mewajib militerkan beberapa rakyat jelata.[Sanguozhi 16] Walaupun berhasil di tahap awal invasi, Cao Cao terpaksa harus mundur karena bawahannya Zhang Miao memberontak dan Lü Bu menginvasi wilayahnya di Provinsi Yan. Tao Qian kemudian meminta Liu Bei untuk menetapkan pasukannya di Xiaopei dan memberikan 4,000 pasukan tambahan dari Danyang. Dengan demikian, Liu Bei memutuskan hubungannya dengan Tian Kai untuk membantu Tao Qian. Tao Qian kemudian menjadi mentornya dan Liu Bei diuntungkan dari didikan politik Tao Qian yang memerintah dengan Konfusianisme populis yang kemudian memengaruhi gaya kepemimpin Liu Bei pada masa depannya. Tao Qian kemudian memberikan petisi kepada pemerintah pusat untuk menobatkan Liu Bei sebagai Inspektur Provinsi Yu. Liu Bei memimpin pasukannya menuju Xiaopei, membangun pasukannya disana dan dengan aktif membangun koneksi dengan para elit dan rakyat disana. Dalam waktu yang pendek, ia mendapatkan dukungan dari dua keluarga terkemuka disana, yakni klan Mi yang dipimpin Mi Zhu dan Mi Fang dan klan Chen yang dipimpin Chen Deng dan Chen Gui.[Sanguozhi 17] Chen Deng merupakan seorang cedekiawan yang terkemuka dan kerap memberi penilaian terhadap tokoh terkenal. Ia pernah berkata kepada seorang cedekiawan Chen Jiao (陳矯) mengenai Liu Bei: "Ketika berbicara tentang mereka yang berkarakter berani yang ditakdirkan menjadi pahlawan, mereka yang memiliki rencana besar untuk menjadi raja hegemon, saya menghormati Liu Bei". Kemudian ia mengelompokkannya dengan Kong Rong, Hua Xin dan Chen Ji sebagai tokoh yang luar biasa.[Huayang Guo Zhi 5] Kemudian Tao Qian jatuh sakit parah dan berkata kepada biejia (別駕; asisten khusus gubernur provinsi) Mi Zhu: "Selain Liu Bei, tidak ada yang bisa membawa perdamaian di Provinsi ini". Seketika Tao Qian wafat pada 194, klan Mi memutuskan untuk mendukung Liu Bei daripada salah satu anak Tao Qian untuk menjadi gubernur berikutnya. Mi Zhu membawa rakyat untuk menemui Liu Bei namun Liu Bei masih ragu dan gelisah mengenai hal tersebut. Ia kemudian berkonsultasi dengan Kong Rong dan Chen Deng.[Sanguozhi 18] Chen Deng berkata kepadanya: "Hari ini, Wangsa Han sudah mengalami kemunduran dan kekaisaran sedang mengalami kekacauan. Ini merupakan momen yang tepat untuk menetapkan prestasi dan menyelesaikan urusan. Provinsi ini cukup kaya dengan rakyat mencapai satu juta. Kami berharap untuk memohon kamu untuk menjabat sebagai provinsi inspektur dan mengurus segala urusan provinsi". Liu Bei menjawab: "Yuan Shu berada tidak jauh di Shouchun. Orang ini berasal dari keturunan ningrat empat adipati dalam lima generasi. Kekaisaran sedang menoleh kepadanya. Kamu boleh memberikan provinsi ini kepadanya". Chen Deng menyangkal pernyataan Liu Bei: "Gonglu (nama kehormatan Yuan Shu) sangat arogan. Dia bukan penguasa yang dapat menertibkan kekacauan. Sekarang, saya ingin mengumpulkan 100.000 infanteri dan kavaleri untuk tuanku. Di atas, Anda dapat membantu penguasa kami dan membawa bantuan kepada rakyat jelata, kemudian Anda dapat memenuhi panggilan Lima Hegemon. Di bawah, Anda dapat mengalokasikan wilayah dan menjaga batas-batasnya. Terakhir, Anda dapat menulis prestasi Anda di atas bambu dan sutra untuk dicatat bagi generasi mendatang. Jika inspektur tidak setuju, maka saya juga tidak berani mematuhi inspektur."[Sanguozhi 19] Kong Rong juga menasihati Liu Bei: "Apakah Yuan Gonglu sosok yang akan peduli terhadap bangsa dan bukan keluarganya? Dalam hal apa tulang-tulang kering di dalam kubur layak mendapat perhatian kita? Sejauh menyangkut masalah hari ini, orang-orang akan berpegang teguh pada orang-orang yang berbakat dan berkemampuan. Jika seseorang tidak menerima apa yang ditawarkan surga kepadanya, maka akan terlambat jika Anda menyesalinya nanti.” Keduanya merekomendasikan Liu Bei untuk membangun aliansi dengan Yuan Shao.[Sanguozhi 20] Saat itu, Kong Rong dan Chen Deng mengutus seorang perwakilan untuk memberi pesan kepada Yuan Shao menyatakan: "Langit telah menurunkan bau busuk yang mengerikan dan malapetaka telah menimpa wilayah kita yang kecil dan sederhana. Baru-baru ini, Tao Qian telah meninggal dan rakyat tidak memiliki pemimpin. Mereka takut bahwa keserakahan akan suatu hari memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas kekuasaan mereka, oleh karena itu mereka sangat cemas. Namun, mereka akan menerima mantan Administrator Pingyuan Liu Bei sebagai pemimpin mereka yang sah. Oleh karena itu, rakyat akan tahu bahwa mereka memiliki seseorang untuk diandalkan. Baru saja pemberontak berada di seluruh wilayah; tidak ada waktu damai untuk melepaskan baju besinya. Oleh karena itu, kami dengan hormat mengirim pejabat yang lebih rendah untuk melaporkan hal ini kepada pejabat yang bertanggung jawab." Yuan Shao menjawab: "Liu Xuande sangat liberal dan halus. Ia juga dikenal sebagai seseorang yang bisa dipercaya dan adil. Sekarang, wilayah Xu dengan sukacita menerimanya; ini menyamakan niat saya!". Liu Bei akhirnya menjabat sebagai gubernur setelah Yuan Shao mengakui keabsahan jabatannya.[Sanguozhi zhu 8] Konflik dengan Lü Bu (195-198)![]() Pada 195, Lü Bu dikalahkan Cao Cao dan meminta suaka kepada Liu Bei. Pada tahun berikutnya, Yuan Shu mendeklarasikan perang melawan Liu Bei dan menginvasi Provinsi Xu. Sebagai respon, Liu Bei memimpin pasukan untuk menghadang Yuan Shu di wilayah modern Kecamatan Xuyi dan menghentikannya di Xuyi dan Huayin (淮陰). Saat itu juga, Cao Cao menulis kepada pemerintah pusat untuk melantik Liu Bei sebagai Jenderal Penakluk Timur (鎮東將軍) dan memberikan gelar Marquis Desa Yicheng (宜城亭侯). Ini merupakan tahun pertama era Jian'an (196).[Sanguozhi 21] Liu Bei dan Yuan Shu sempat bersitegang selama sekitar satu bulan tanpa hasil yang meyakinkan. Sementara itu, Zhang Fei yang ditugaskan Liu Bei untuk memimpin Komando Xiapi (下邳郡; sekitar Pizhou, Jiangsu saat ini), ibu kota Provinsi Xu, membunuh Cao Bao, Kanselir Xiapi setelah pertengkaran hebat. Kematian Cao Bao memicu kerusuhan di Komando Xiapi yang memberi panglima perang Lü Bu kesempatan untuk bekerja sama dengan pembelot dari pihak Liu Bei untuk menguasai Komando Xiapi dan menangkap keluarga Liu Bei.[Sanguozhi 22] Setelah menerima berita tentang intrusi Lü Bu, Liu Bei segera kembali ke Komando Xiapi tetapi sebagian besar pasukannya tersebar di sepanjang jalan. Dengan pasukannya yang tersisa, Liu Bei bergerak ke timur untuk merebut Komando Guangling di mana pasukan Yuan Shu mengalahkannya. Liu Bei kemudian mundur ke Kabupaten Haixi (海西縣; tenggara Kabupaten Guannan saat ini, Jiangsu).[Sanguozhi zhu 9] Akan tetapi, karena dikelilingi oleh pasukan musuh dan menghadapi kekurangan pasokan makanan, pasukan Liu Bei, baik prajurit maupun perwira militer terpaksa melakukan kanibalisme. Ditekan oleh kemiskinan dan kelaparan, pasukan Liu Bei ingin kembali ke Xiapi. Liu Bei akhirnya tidak punya pilihan selain mengirim permintaan resmi untuk menyerah kepada Lu Bu yang menerima penyerahannya dan memerintahkan Liu Bei untuk kembali ke kursi Xu dan menggabungkan kekuatan mereka untuk mengalahkan Yuan Shu. Dia kemudian menyiapkan kereta inspektur regional dan mengembalikan keluarganya ke tepi Sungai Si sebagai tindakan iktikad baik. Sebelum Liu Bei pergi, ada perjamuan perpisahan dan semua orang tampak bahagia.[Sanguozhi zhu 10] Lü Bu, takut bahwa Yuan Shu akan mengkhianatinya setelah ia sendiri menumpaskan Liu Bei menghancurkan rencana Yuan Shu dalam menghancurkan Liu Bei. Pada saat itu, komandan Lü Bu menasihatinya, "Liu Bei sering ganti pihak. Sangat sulit untuk mengetahui apa yang ia akan lakukan dan menghubung relasi dengannya. Nanti, kamu perlu memikirkan cara untuk menanganinya." Namun, Lü Bu menghiraukan nasihat tersebut dan bercerita nasihat tersebut kepada Liu Bei. Liu Bei terkejut dan mulai bergerak untuk menjauhkan dirinya dari Lü Bu dengan mengirimkan permintaan untuk pindah ke Xiaopei. Lü Bu setuju dan Liu Bei bergerak ke Xiaopei. Sampai di Xiaopei, Liu Bei kemudian mengangkat sebanyak 10,000 pasukan.[Sanguozhi zhu 11] Begitu melihat kekuatan Liu Bei bangkit, Lü Bu langsung bertindak dan menyerang Xiaopei terlebih dahulu sebelum Liu Bei bisa bereaksi. Liu Bei dikalahkan dan lari ke Xuchang,[d] mencari suaka kepada Cao Cao, panglima perang yang telah menguasai pemerintah pusat Dinasti Han sejak ia berhasil menjemput Kaisar Xian dari Han ke Xuchang pada 196. Cao Cao dengan hangat menyambut Liu Bei dan dengan atas nama Kaisar Xian menunjuk Liu Bei sebagai Gubernur Provinsi Yu dan memberikan komando beberapa ribu tentara. Liu Bei kembali ke timur untuk mengawasi Lü Bu.[Sanguozhi 23] Pada 197, Yang Feng dan Han Xian merupakan bandit yang mengacau di wilayah Yang dan Xu dan mereka diperintah oleh Lü Bu untuk menjarah persediaan Liu Bei.[8] Namun, Liu Bei berhasil menjerumuskan keduanya dalam sebuah perangkap. Yang Feng dibunuh sementara Han Xian lari mundur.[9] Pada 198, Lü Bu memperbarui aliansinya dengan Yuan Shu untuk menangkal pengaruh Cao Cao. Lü Bu memerintah pasukannya untuk mengumpulkan uang untuk membeli beberapa kuda perang namun dalam perjalanan uang tersebut dirampas oleh Liu Bei. Sebagai balasan, Lü Bu memerintah Gao Shun dan Zhang Liao untuk menyerang Liu Bei di Peicheng. Cao Cao mengirimkan Xiahou Dun untuk mendukung Liu Bei namun ia tidak bisa dengan tepat waktu membantunya dan mereka dikalahkan oleh Gao Shun. Gao Shun menawan keluarganya dan membawa mereka kepada Lü Bu. Liu Bei lari ke Xuchang untuk meminta bantuan Cao Cao dan Cao Cao membawa Liu Bei bersamanya untuk menyerang Lü Bu di Provinsi Xu. Akhir tahun itu, pasukan gabungan Cao Cao dan Liu Bei berhasil mengalahkan Lü Bu di Pertempuran Xiapi; Lü Bu ditangkap dan dihukum mati setelah pertempuran itu.[Sanguozhi 24][Sanguozhi zhu 12][10] Sebelum eksekusinya, Lü Bu merayu Cao Cao untuk membiarkannya hidup. Ia berkata kepadanya: "Biarkanlah aku mengabdi kepadamu dan kamu tidak bisa dilawan di dunia". Cao Cao masih ragu. Liu Bei kemudian berkata: "Apakah anda akan memintanya memperlakukanmu sama seperti bagaimana ia perlakukan Jenderal Ding Yuan dan Inspektur Agung Dong Zhuo?" Setelah mendengarkan pernyataan Liu Bei, Cao Cao membulatkan keputusannya dan mata Lü Bu melotot ke Liu Bei dan berkata: "Telinga Besar (大耳), kau paling tidak bisa dipercaya antara semuanya".[Huayang Guo Zhi 6] Liu Bei kemudian menemukan istri dan anaknya kembali dan mengikuti Cao Cao pulang ke Xuchang. Ia kemudian memberi petisi kepada Kaisar Xian dari Han untuk menaikkan pangkat Liu Bei menjadi Jendral Kiri. Saat ini, kaisar Xian mengetahui adanya hubungan keluarga antara Liu Bei dan Liu Sheng, Pangeran Zhongshan sehingga ia menganugerahi Liu Bei gelar "Paman Kaisar". Cao Cao memperlakukannya dengan rasa simpati yang mendalam. Mereka duduk di kereta kuda yang sama dan di tikar yang sama. Ketika Cheng Yu dan Guo Jia menyarankan Cao Cao untuk membunuh Liu Bei, Cao Cao menolak karena takut dengan membunuh Liu Bei ia akan kehilangan rasa hormat dari pahlawan dan cedekiawan bangsa.[Huayang Guo Zhi 7] Peran dalam konflik Cao-Yuan (199-201)![]() Pada 199, Cao Cao memiliki kekuatan politik yang tidak tertandingi karena ia memiliki Kaisar Xian dari Han dan pemerintah pusat di cengkramannya. Pada saat itu, Liu Bei terlibat dalam konspirasi dengan Dong Cheng, Kolonel Barak Sungai Chang Zhong Ji (種輯), Jenderal Wu Zilan (吳子蘭) dan Wang Zifu (王子服) untuk membunuh Cao Cao setelah Dong Cheng menerima mandat yang ditulis di pakaian kaisar dengan tulisan darah kaisar untuk membunuh Cao Cao. Pada saat itu, Cao Cao dengan kasar berkata kepada Liu Bei: "Sekarang di antara semua pahlawan kekaisaran, hanya kamu dan aku layak disebut pahlawan. Sejenis Benchu tidak layak diperhitungkan". Saat itu, Liu Bei sedang makan dan dengan terkejut menjatuhkan sumpit dan sendoknya. Ia mempermisikan diri dari Cao Cao karena tepukan guntur dan berkata kepada Cao Cao: "Ketika orang bijak berkata, "Jika tiba-tiba terjadi guntur dan angin kencang, aku harus mengubah raut wajahku," itu benar-benar masuk akal. Kedahsyatan satu suara guntur dapat menyebabkan hal ini!"[Sanguozhi 25][Sanguozhi zhu 13] Namun dalam saat yang sama, Liu Bei ketakutan dan ingin meninggalkan Xuchang agar bisa membebaskan diri dari cengkraman Cao Cao. Jadi, saat ia menerima kabar bahwa Yuan Shu ingin bergabung dengan Yuan Shao setelah kekalahannya, Liu Bei meminta izin kepada Cao Cao untuk memimpin pasukan mencegat Yuan Shu. Cao Cao setuju dan mengirimkan Liu Bei dan Zhu Ling untuk memimpin pasukan untuk menghadang Yuan Shu. Yuan Shu yang tidak bisa melewati mereka terpaksa mundur ke Shouchun dan meninggal disana pada akhir tahun.[11] Zhu Ling kembali ke Xuchang, sementara Liu Bei tetap mengambil komando dan menyerang dan menguasai Provinsi Xu setelah membunuh Che Zhou (車冑), gubernur yang dilantik oleh Cao Cao. Liu Bei kemudian bergerak ke Xiaopei sementara Guan Yu ditugaskan untuk menjaga Xiapi.[Sanguozhi 26] Menurut Wu Li (吳歷) yang ditulis oleh Hu Chong, Cao Cao mengirimkan mata-mata untuk mengawasi komandannya selama hiburan lalu dengan dalih tertentu membunuh mereka. Liu Bei kerap menutup gerbang kediamannya dan berkebun sementara Cao Cao mengirimkan mata-mata untuk mengawasinya. Setelah mata-mata itu berangkat pergi, ia berkata kepada Guan Yu dan Zhang Fei: "Bagaimana saya menjadi tukang kebun? Cao Cao sangat mencurigakan. Kita tidak bisa menetap bersamanya". Pada malam hari, ia membuka gerbang belakang dan dengan pengikutnya kabur dengan kuda ringan. Seluruh pakaian yang ia terima sebelumnya disegel dan ditinggalkan. Kemudian ia pergi menuju ke Xiaopei untuk membentuk pasukan.[Sanguozhi zhu 14] Pei Songzhi berkomentar mengenai insiden ini: "Cao Cao memerintah Liu Bei untuk menyerang Yuan Shu, Guo Jia dan yang lain menentang rencana tersebut namun Cao Cao menghiraukan mereka. Masalahnya sudah jelas. Liu Bei kabur bukan karena ia menanam sayur. Semua ini sangat absurd!"[Sanguozhi zhu 15] Namun, Huayang Guo Zhi juga memberikan catatan yang sama dengan informasi tambahan bahwa Guo Jia dan Cheng Yu memeringati Cao Cao bahwa Liu Bei telah pergi, dan Cao Cao mengirimkan penunggang kuda untuk menjemputnya balik namun gagal. Juga tercatat bahwa ketika Cao Cao mendengar bahwa Liu Bei sedang melakukan hal-hal sepele, Cao Cao menyatakan: "Telinga Besar benar-benar tidak menyadari apa yang terjadi".[Huayang Guo Zhi 8] Chang Ba (昌霸) dari Donghai menggunakan kesempatan ini untuk memberontak. Juga, banyak prefektur dan kabupaten ikut memberontak bersama Liu Bei. Jumlah pasukan mereka sampai puluhan ribu. Saat yang sama, Yuan Shao mengalahkan Gongsun Zan dan sedang bersiap-siap menyerang Cao Cao di wilayah Henan. Liu Bei kemudian mengutus penasihatnya Sun Qian untuk menemui Yuan Shao dan meminta agar Yuan Shao mulai menyerang Cao Cao namun Yuan Shao menolak. Pada 200, Cao Cao menemukan konspirasi Dong Cheng dan menghukum mati seluruh orang yang terlibat bersama Dong Cheng beserta keluarga mereka masing-masing. Liu Bei selamat dari penyingkiran tersebut karena ia tidak berada di Xuchang.[Sanguozhi 27] Setelah menstabilkan situasi di Xuchang, Cao Cao menarik perhatiannya untuk bersiap perang melawan Yuan Shao. Ia memperkuat berbagai titik persimpangan penting di tepi selatan Sungai Kuning dan membuat markasnya di Guandu. Saat yang sama, ia memerintah Liu Dai (劉岱)[e] dan Wang Zhong untuk menyerang Liu Bei di Provinsi Xu namun dikalahkan. Cao Cao kemudian membuat langkah yang cukup risiko: Ia mengira bahwa Yuan Shao tidak akan melakukan penyerangan apapun jadi secara rahasia Cao Cao meninggalkan Guandu dan bergerak ke Provinsi Xu untuk menyerang Liu Bei. Di bawah tekanan serangan Cao Cao, pasukan Liu Bei dengan cepat hancur dan Provinsi Xu jatuh ke tangan Cao Cao. Guan Yu, yang terisolasi di Komando Xiapi, ditangkap oleh pasukan Cao Cao dan memutuskan untuk menyerah dan mengabdi sementara di bawah Cao Cao. Liu Bei menuju utara untuk bergabung dengan Yuan Shao.[Sanguozhi 28][Sanguozhi zhu 16] Liu Bei pertama berangkat ke Provinsi Qing yang diawasi oleh Yuan Tan. Sebelumnya, Liu Bei merekomendasikan Yuan Tan sebagai maocai (茂才), maka hubungan kedua tokoh berlangsung sangat baik. Yuan Tan sendiri memimpin pasukan untuk menyambut kedatangan Liu Bei. Mereka berdua kemudian pergi menuju Pingyuan, dimana Yuan Tan mengirimkan sebuah surat kepada ayahnya yang kemudian mengutus seorang jenderalnya untuk menyapa Liu Bei dan secara pribadi bergerak sejauh 200 li dari Ye untuk menyambutnya. Yuan Shao dan Yuan Tan keduanya sangat menghormati Liu Bei. Ia menetap disana selama sebulan dan beberapa hari, dan beberapa lama kemudian pasukan Liu Bei yang tersebar mulai berkumpul kembali. Ia mengikuti Pertempuran Arungan Yan bersama jenderal Yuan Shao Wen Chou melawan pasukan Cao Cao, namun mereka kalah dan Wen Chou gugur.[Sanguozhi 29][Sanguozhi zhu 17] Ketika Liu Pi, mantan pemberontak Serban Kuning, memulai pemberontakan di Komando Runan (Henan tenggara), Liu Bei meyakinkan Yuan Shao untuk memberinya pasukan guna membantu Liu Pi. Pada saat yang sama, Guan Yu bergabung kembali dengan Liu Bei. Ketika Liu Bei tiba, banyak orang di komando bergabung dan mendukungnya. Bersama dengan Liu Pi, mereka memimpin pasukan dari Komando Runan untuk menyerang Xuchang sementara Cao Cao sedang berada di Guandu; namun Cao Ren meramalkan bahwa kebanyakan dari mereka adalah rekrutan baru atau prajurit Yuan Shao yang belum siap mengikuti perintah Liu Bei, oleh karena itu ia segera mengumpulkan kavalerinya dan mengalahkan mereka.[Sanguozhi others 1] Liu Bei kemudian kembali ke Yuan Shao dan mendesaknya untuk bersekutu dengan Liu Biao, Gubernur Provinsi Jing. Yuan Shao mengirim Liu Bei dengan beberapa pasukan ke Komando Runan untuk membantu pemimpin pemberontak lainnya, Gong Du (共都/龔都). Liu Bei dan Gong Du mengalahkan dan membunuh Cai Yang (蔡陽), salah satu perwira Cao Cao yang memimpin pasukan untuk menyerang mereka.[Sanguozhi 30] Sebelum membunuh Cai Yang, Liu Bei memproklamasikan: "Aku mungkin kurang kuat, tetapi bahkan jika kalian berjumlah sepuluh ribu, kalian tetap tidak dapat mengalahkanku. Hanya Cao Mengde yang akan memaksaku melarikan diri." Memang, Liu Bei mengalahkan dan membunuh Cai Yong bersama yang lainnya dan melarikan diri ketika dia mengetahui bahwa Cao Cao sedang memimpin pasukan.[Huayang Guo Zhi 9] Mengungsi ke Liu Biao (201-208)![]() Pada 201, Cao Cao memimpin pasukan untuk menyerang Liu Bei di Komando Runan setelah menang melawan Yuan Shao di Pertempuran Guandu. Liu Bei mengutus Mi Zhu dan Sun Qian sebagai duta besar untuk Liu Biao. Liu Biao sendiri keluar ke depan kota untuk menyambut kedatangan Liu Bei dan pengikutnya dan memperlakukan mereka layaknya tamu terhormat. Ia kemudian memberikannya pasukan untuk bersiaga di Xinye di Provinsi Jing utara untuk menghadang gerakan pasukan Cao Cao. Tak lama kemudian banyak orang berbakat bergabung dengan Liu Bei dan pangkatnya meningkat pesat. Liu Biao tidak mempercayainya sepenuhnya dan diam-diam bersikap hati-hati terhadap Liu Bei.[Sanguozhi 31] Pada 202, Liu Biao memerintahkan Liu Bei untuk menangkis serangan Xiahou Dun, Yu Jin, dan perwira lainnya di Bowang. Liu Bei memimpin pasukannya dan menyiapkan penyergapan. Akhirnya, ia membakar kampnya sendiri dan berpura-pura mundur. Ketika Xiahou Dun memimpin pasukannya untuk mengejar, mereka dihancurkan oleh pasukan yang menyergap di Pertempuran Bowang.[Sanguozhi 32] Liu Bei menetap di Provinsi Jing selama tujuh tahun. Suatu hari, saat ngobrol dengan Liu Biao, Liu Bei bangkit dan menuju ke toilet dan melihat bekas lukanya telah melebar di paha. Melihat luka tersebut, ia mendesah dan melinang air mata. Ketika ia kembali duduk, Liu Biao dengan kaget bertanya kepada Liu Bei mengenai luka tersebut. Liu Bei menjelaskan "Saat saya masih muda, saya tidak pernah meninggalkan pelana, paha saya lumayan kurus. Sekarang saya jarang menunggang kuda, paha saya membesar. Hari-hari dan bulan-bulan berlalu bagai sungai, dan usia tua akan datang, tetapi aku belum mencapai apa pun. Itulah sebabnya aku bersedih."[Sanguozhi zhu 18] Sekali, Liu Bei berada di Fancheng dengan tentaranya. Liu Biao berusaha berbaik hati dengannya namun ia juga tidak sepenuhnya memercayai Liu Bei. Liu Biao pada suatu hari mengundangnya ke jamuan makan. Kuai Yue dan Cai Mao ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk membunuhnya. Liu Bei melihat apa yang terjadi, kemudian berpermisi ke Liu Biao untuk pergi ke toilet dan kemudian melarikan diri. Ia kemudian menunggangi kudanya Dilu (的盧) dan dengan cepat berusaha meninggalkan tempat makan dan ia dikejar oleh pasukan Liu Biao. Akan tetapi, selama pengejaran, ia jatuh ke dalam air Sungai Tan di sebelah barat kota Xiangyang. Liu Bei tenggelam dan tidak dapat melarikan diri dari sungai. Ia kemudian berteriak: "Dilu! Hari ini aku dalam kesulitan besar! Berikanlah yang terbaik!" Dilu kemudian melompat tiga zhang (7 meter) dalam satu lompatan dan dengan demikian mereka berdua berhasil menyeberang. Dengan cepat mereka menemukan sebuah feri dan menyeberangi sungai. Ketika mereka berada di setengah sungai, para pengejar berhasil mengejar mereka dan hanya dapat meminta maaf atas nama Liu Biao.[Sanguozhi zhu 19] Pada tahun 207, Cao Cao merencanakan sebuah kampanye untuk menaklukkan Wuhuan di utara tetapi khawatir Liu Biao akan menyerang markasnya, namun ia diyakinkan oleh Guo Jia bahwa Liu Biao tidak akan melakukannya karena takut Liu Bei lebih kuat darinya. Cao Cao setuju, dan pendapat Guo Jia terbukti kemudian, ketika Liu Biao menolak untuk menyerang Xu ketika Liu Bei menasihatinya untuk melakukannya. Ketika Cao Cao kembali dari Liucheng, Liu Biao berkata kepada Liu Bei: "Saya tidak menyetujui usulanmu dan sekarang saya kehilangan kesempatan besar ini." Liu Bei menjawab: "Sekarang kekaisaran sedang kacau dan setiap hari terjadi pertempuran. Apa yang tampaknya menjadi kesempatan yang baik mungkin akan muncul nanti. Jika Anda mampu menanggapinya dengan tepat maka ini tidak perlu disesali."[Sanguozhi 33][Sanguozhi zhu 20] ![]() Jauh dari medan pertempuran, Liu Bei menikmati perdamaian berkat pemerintahan Liu Biao yang efektif. Provinsi Jing sangat makmur dan menjadi tempat tujuan para cedekiawan yang ingin menghindari wilayah perang. Liu Bei bertanya kepada Sima Hui mengenai para terpelajar. Temannya, Pan Degong menyebut Zhuge Liang dan Pang Tong sebagai bakat terhebat yang bisa memahami situasi masa kini. Xu Shu juga membujuk Liu Bei untuk menemui Zhuge Liang. Liu Bei pergi menuju rumah jerami Zhuge Liang sebanyak tiga kali dan dua kali pertama ia tidak menemui Zhuge Liang. Pada kesempatan ketiga, Liu Bei berhasil menemukan Zhuge Liang. Zhuge Liang memberikan Rencana Longzhong, sebuah rencana yang ia persembahkan kepada Liu Bei mengenai bagaimana menyelamatkan Dinasti Han dengan mengambil alih Provinsi Jing dan Yi untuk menyerang Luoyang dan Chang'an. Liu Bei kemudian memohon Zhuge Liang untuk bergabung dengannya untuk merealisasi rencana tersebut.[Huayang Guo Zhi 10] Setelah Zhuge Liang menerima permohonan tersebut, kedua tokoh menjadi teman dekat dan Liu Bei sendiri berkata bahwa ia merasa seperti ikan yang menemukan kolam.[Huayang Guo Zhi 11] Menurut Wei Shu (魏書), saat Liu Biao menyadari bahwa kesakitannya sudah semakin parah, ia berencana untuk memberikan Provinsi Jing kepada Liu Bei. Liu Biao berkata: "Anak saya kekurangan bakat sementara seluruh perwira saya tidak dapat menjalankan tugas ini. Setelah saya meninggal, saya harap kamu yang berkuasa di provinsi ini". Liu Bei menjawab: "Anak-anak anda semuanya arif dan bijaksana. Saya harap Tuan lekas sembuh". Di antara pengikut Liu Bei, beberapa menyarankannya untuk mengambil saran Liu Biao. Namun Liu Bei memarahi mereka dan berkata: "Liu Biao memperlakukan saya dengan kebaikan. Jika saya mengikuti proposal ini, maka orang akan melihat saya dekat dengannya hanya untuk menjilatnya. Saya tidak bisa menanggung itu".[Sanguozhi zhu 21] Catatan Pahlawan juga mencatat bahwa saat Liu Biao sakit, ia berencana untuk mengirimkan sebuah memo untuk mengangkat Liu Bei menjadi Gubernur Provinsi Jing.[Sanguozhi zhu 22] Pei Songzhi sendiri percaya bahwa karena Liu Biao dan istrinya, Nyonya Cai sudah memutuskan untuk mencabut hak putra sulung mereka dan memberikan warisan kepada putra bungsu yang mereka manjakan, maka Liu Biao tidak memiliki alasan untuk memberikan Provinsi Jing kepada Liu Bei. Jadi, ia menyebut bahwa apa yang diceritakan dalam catatan tersebut sebagai tidak benar.[Sanguozhi zhu 23] Liu Biao meninggal pada 208, dan ia digantikan oleh putra bungsunya Liu Cong. Ketika Cao Cao bergerak menginvasi Provinsi Jing, Liu Cong menyerah tanpa perlawanan dan tidak memberitahu Liu Bei. Pasukan Cao Cao sudah berada di Wan saat menerima berita tersebut. Saat Liu Bei mendengar berita tersebut, ia meminta seseorang yang dekat dengannya bertanya tentang hal itu.[Sanguozhi 34] Liu Zhong kemudian mengutus Song Zhong (宋忠) kepada Liu Bei. Ketika mereka bertemu, Cao Cao sedang berada di Wan dan Liu Bei sangat marah. Ia berkata kepada Song Zhong: "Kalian semua bertindak dengan cara yang tidak diinginkan dan tidak jujur kepada kami sejak awal. Sekarang hanya ketika malapetaka sudah dekat, kalian berani menunjukkan wajah kalian. Apakah kalian menganggapku bodoh?" Liu Bei menghunus pedangnya ke arah Song Zhong dan berkata: "Jika aku memenggal kepala kalian sekarang, itu akan meredakan amarahku. Namun, akan sangat memalukan bagi seorang pria setinggi diriku untuk membunuh seseorang seperti kalian ketika mereka akan jatuh." Liu Bei menyuruh Song Zhong pergi dan memanggil para perwiranya untuk membahas strategi selanjutnya. Di antara mereka, beberapa ingin Liu Bei membujuk Liu Zhong, para pejabatnya, dan para bangsawan (吏士) dari provinsi Jing untuk melarikan diri ke selatan menuju Jiangling. Namun, Liu Bei menjawab: "Ketika Liu Biao hampir meninggal, ia memberiku tanggung jawab atas putra-putranya yang yatim piatu. Sekarang aku harus mengkhianatinya dan kepercayaannya untuk menyelamatkan diriku sendiri dan ini bukanlah sesuatu yang siap kulakukan. Setelah mati, bagaimana aku bisa menghadapinya!"[Sanguozhi 35][Sanguozhi zhu 24] Liu Bei memimpin pasukannya pergi dan meninggalkan Fancheng, memimpin warga sipil dan pengikutnya untuk melakukan eksodus ke selatan. Sekitar waktu ini, Zhuge Liang menyarankan Liu Bei untuk melancarkan serangan terhadap Liu Cong, sehingga provinsi Jing bisa menjadi miliknya. Liu Bei menjawab bahwa dia tidak tahan untuk melakukannya.[Sanguozhi 36] Kemudian dia melewati dekat kota Liu Cong dan ingin menemuinya. Namun, Liu Cong takut dan tidak mau bergerak. Banyak pendukung Liu Cong dan orang-orang Jing bergabung dengannya. Sekitar waktu ini, Liu Bei berpamitan di makam Liu Biao. Dia menangis melihat situasi yang dihadapi provinsi Jing.[Sanguozhi 37] Pada saat mereka mencapai Dangyang (當陽; selatan Distrik Duodao saat ini, Jingmen, Hubei), pengikutnya berjumlah lebih dari 100.000 orang dan mereka hanya bergerak 10 li sehari. Liu Bei mengirim Guan Yu ke depan untuk menunggunya di Jiangling, di mana persediaan dan persenjataan yang melimpah disimpan, dengan armada Provinsi Jing. Di antara pengikut Liu Bei, beberapa berkata kepadanya: "Anda harus bergerak cepat dan kemudian mempertahankan Jiangling. Meskipun kekuatan kita besar, hanya sedikit di antara kita yang memiliki peralatan militer. Jika pasukan Cao Cao datang, bagaimana Anda akan menghentikannya?" Liu Bei menjawab kepada mereka: "Dalam menghadapi suatu situasi, seseorang harus selalu menganggap manusia sebagai hal yang mendasar. Sekarang setelah rakyat bergabung dengan saya, bagaimana saya bisa menolak mereka!"[Sanguozhi 38] Xi Zuochi mengomentari hal ini: "Meskipun Mantan Penguasa menghadapi banyak kesulitan, sepanjang jalan keyakinan dan kesetiaannya menjadi semakin jelas. Ketika situasi menjadi mengkhawatirkan dan bahaya semakin dekat, kata-katanya tidak menyimpang dari akal sehat. Ketika dia mengingat bagaimana Liu Biao memperlakukannya, perasaannya menyentuh semua prajurit di antara pasukan. Ketika dia secara pribadi peduli pada mereka yang melayani kebenaran, semua siap untuk berbagi kekalahan dengannya. Melihat cara dia dapat membangun ikatan yang kuat dengan orang lain, bagaimana mungkin dia tidak bertindak seperti itu! Bukankah pantas jika dia berhasil membawa perusahaan besar hingga tuntas!"[Sanguozhi zhu 25] Karena takut Liu Bei akan mencapai daerah Jiangling yang memiliki perbekalan militer sebelum dirinya, Cao Cao memimpin kavalerinya untuk mengejar ke Xiangyang. Ketika mengetahui bahwa Liu Bei telah melewati daerah itu, ia mendesak 5000 pasukan elitnya untuk bergerak secepat mungkin. Dalam sehari semalam mereka menempuh jarak lebih dari 300 li dan Cao Cao berhasil menyusul Liu Bei dan menangkap sebagian besar orang dan barang bawaannya dalam Pertempuran Changban. Meninggalkan keluarganya, Liu Bei melarikan diri hanya dengan sejumlah pengikut. Ia berhasil mencapai Han Ford di mana ia bertemu dengan armada Guan Yu, mereka menyeberangi Sungai Mian ke Komando Jiangxia dan Sungai Yangtze ke Xiakou, di mana mereka berlindung dengan Liu Qi, putra sulung Liu Biao dan bertemu dengan lebih dari 10.000 pengikut. Liu Qi menolak penyerahan diri saudaranya kepada Cao Cao dan mampu mempertahankan Komando Jiangxia dan Xiakou yang memungkinkan lebih banyak mantan bawahan ayahnya melarikan diri dari Cao Cao.[Sanguozhi 39] Setelah ini, Zhuge Liang berkata kepada Liu Bei bahwa situasi sudah semakin terdesak dan memintanya untuk bersekutu dengan Sun Quan.[Huayang Guo Zhi 12] Mendirikan ShuMerebut Provinsi Yi (211-214)Pada 211, Gubernur Provinsi Yi (yang mencakupi wilayah Sichuan dan Chongqing masa kini) Liu Zhang mendengar bahwa Cao Cao berencana untuk menyerang Zhang Lu di Hanzhong. Karena Hanzhong dinilai sebagai wilayah strategis karena terletak di utara Provinsi Yi sehingga disebut sebagai "gerbang utara Provinsi", Liu Zhang menjadi ketakutan. Pada saat itu, penasihatnya Zhang Song berkata kepadanya: "Pasukan Cao Cao semakin kuat dan tanpa tanding di kekaisaran. Jika ia bisa menggunakan persediaan makanan Zhang Lu dan melancarkan invasi ke Provinsi Yi, siapa yang bisa menghentikannya." Liu Zhang berkata bahwa ia khawatir tanpa rencana. Zhang Song kemudian berkata: "Liu Bei berasal dari marga yang sama dengan kamu dan ia merupakan rival Cao Cao yang tidak bisa dihentikan. Ia memimpin pasukan dengan bakat. Jika kita bisa menggunakannya untuk menginvasi Zhang Lu, Zhang Lu pasti kalah. Dengan kekalahan Zhang Lu, Provinsi Yi akan terjamin aman dan bahkan jika Cao Cao datang kemari, ia pasti kalah".[Sanguozhi 40] Mendengar saran Zhang Song, Liu Zhang mengirimkan Fa Zheng dan 4,000 tentara untuk bersekutu dengan Liu Bei dan memberikannya banyak hadiah mewah. Secara pribadi, Zhang Song dan Fa Zheng tidak menyukai gaya kepemimpinan Liu Zhang dan melihat Liu Bei sebagai pengganti ideal. Saat Liu Bei menemui mereka, ia menyambut mereka dengan hangat dan memperlakukan mereka dengan kebajikan. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk mempelajari Provinsi Yi, terutama senjata, persediaan, jumlah kuda, dan juga tempat strategis serta jarak di antara kedua tempat tersebut. Zhang Song dan perwakilannya menjelaskan kepada Liu Bei sambil menggambar peta Provinsi Yi dengan lokasi gunung dan sungai. Dengan bantuan mereka, Liu Bei mempelajari Provinsi Yi. Liu Zhang kemudian mengundang Liu Bei untuk menyerang Hanzhong sebelum Cao Cao bertindak.[Sanguozhi 41][Sanguozhi zhu 26] Liu Bei kemudian memimpin pasukan ekspedisioner yang terdiri dari puluhan ribu tentara menuju ke Provinsi Yi dan meninggalkan Zhuge Liang, Guan Yu, Zhang Fei, dan Zhao Yun untuk bersiaga di Provinsi Jing. Liu Zhang menyambut Liu Bei dan saat mereka berdua saling bertatapan, keduanya berlangsung akrab. Awalnya, Zhang Song berkata kepada Fa Zheng bahwa dengan dukungan Pang Tong, mereka bisa menyergap Liu Zhang. Namun, Liu Bei menolak rencana tersebut, menurutnya rencana tersebut terlalu dini untuk mengambil langkah yang sangat penting.[Sanguozhi 42] Liu Zhang kemudian mengirim usulan agar Liu Bei diangkat menjadi Panglima Tertinggi dan direktur kolonel para pengikut. Liu Bei juga mengusulkan Liu Zhang menjadi Jenderal Penakluk Barat dan Gubernur Provinsi Yi. Liu Zhang memberinya lebih banyak pasukan di bawah komandonya dan menyuruhnya mengawasi Pasukan Sungai Putih. Dengan bala bantuan tersebut, pasukan Liu Bei berjumlah lebih dari 30.000 orang dengan banyak senjata dan kuda. Sementara Liu Zhang berangkat ke Chengdu, Liu Bei menuju ke Jiameng Pass (barat daya Guangyuan, Sichuan saat ini) di perbatasan antara wilayah Liu Zhang dan Zhang Lu. Alih-alih melawan Zhang Lu, Liu Bei menghentikan lajunya dan fokus membangun koneksi dan mendapatkan pengaruh di sekitar wilayah tersebut. Dia baik dan berbudi luhur sehingga dia segera mendapatkan hati rakyat.[Sanguozhi 43] Tahun berikutnya pada 212, Cao Cao menggempur Sun Quan dan Sun Quan meminta bantuan Liu Bei. Liu Bei mengirim sebuah pesan ke Liu Zhang, "Cao Cao berkampanye melawan Sun Quan dan sekarang ia dalam keadaan bahaya. Saya dan mereka seperti "bibir dan gigi". Terlebih lagi, Guan Yu sedang menggempur Yue Jin di Qingni (清泥). Jika saya tidak membantunya sekarang dan dia kalah, maka dia akan menyerang Provinsi Jing dan bahayanya akan lebih besar daripada Zhang Lu. Zhang Lu ingin mempertahankan negaranya. Dia tidak perlu dikhawatirkan." Liu Bei meminta 10.000 tentara lagi dan perbekalan tambahan untuk mempertahankan Provinsi Jing. Liu Zhang hanya memberinya 4.000 pasukan dan setengah dari perbekalan yang dimintanya. Liu Bei menggunakan kesempatan itu untuk memotivasi pasukannya, "Saya melawan musuh provinsi ini, pasukan saya sudah lelah dan tidak mengenal kehidupan damai, sementara Liu Zhang mengumpulkan kekayaan di istananya tetapi hanya membalas jasanya dengan sedikit. Ia berharap orang-orang yang layak dan berani akan bertempur menggantikannya. Tapi bagaimana ia bisa berpikir dengan demikian?"[Sanguozhi 44][Sanguozhi zhu 27] Untuk memulai rencana, Fa Zheng dan Meng Da membelot kepada Liu Bei sementara Zhang Song tetap berada di Chengdu untuk bertindak sebagai agen ganda. Zhang Song sangat khawatir bahwa Liu Bei akan benar-benar meninggalkan Provinsi Yi maka ia mengirim pesan kepada Fa Zheng untuk mengingatkannya untuk tidak menyerah dan jangan pergi karena kesuksesan akan tercapai. Namun, adik Zhang Song, Zhang Su (張肅) mengetahui komunikasi rahasia kakaknya dan melaporkannya kepada Liu Zhang. Liu Zhang sangat marah dan terkejut saat mendengar bahwa Zhang Song telah membantu Liu Bei untuk mengambil alih Provinsi Yi darinya – ia mengeksekusi Zhang Song dan memerintahkan para perwiranya yang menjaga jalur menuju Chengdu untuk merahasiakan dokumen dan surat-surat untuk Liu Bei.[Sanguozhi 45] Saat Liu Bei mengetahui hal ini, ia menjadi geram. Sebelum Yang Huai (楊懷) dan Gao Pei (高沛), bawahan Liu Zhang yang menjaga Terusan Boshui, mengetahui motif sebenarnya Liu Bei, ia menjebak mereka dan mengeksekusi mereka karena bersikap tidak hormat kepadanya. Ia kemudian mengambil alih komando pasukan Yang Huai dan Gao Pei. Selanjutnya, Liu Bei memerintahkan Huang Zhong dan Zhuo Ying untuk memimpin pasukannya melawan Liu Zhang. Ketika ia memasuki berbagai lintasan, ia menyandera para komandan beserta keluarga mereka. Ia kemudian maju bersama pasukannya dan berbalik menyerang Daerah Fu (涪縣; sekarang Mianyang, Sichuan).[Sanguozhi 46] Pada musim semi 213, Liu Zhang mengerahkan Liu Gui, Ling Bao, Zhang Ren, Deng Xian, Wu Yi dan beberapa perwira lain untuk menyerang Liu Bei. Namun, semua perwira yang dikerahkan Liu Zhang dikalahkan antara dibunuh atau ditawan oleh pasukan Liu Bei. Walaupun menjadi vasal yang dipercaya oleh Liu Zhang, Wu Yi membelot kepada Liu Bei. Ia juga mengerahkan Li Yan dan Fei Guan yang juga membelot kepada Liu Bei. Pasukan Liu Bei menjadi semakin kuat dan ia mulai memanggil bala bantuan dari Provinsi Jing untuk mengamankan wilayah Yi. Di antara lain, Zhuge Liang, Zhang Fei dan Zhao Yun ditugaskan untuk mengamankan Baidi, Jiangzhou, dan Jiangyang. Hanya Guan Yu menetap untuk melindungi Provinsi Jing.[Sanguozhi 47] Sekarang pasukan yang tersisa berada di bawah komando putra Liu Zhang, Liu Xun, dan ia mundur ke Kabupaten Luo (barat laut Chengdu, Sichuan). Di sana, Pang Tong terbunuh oleh anak panah nyasar, dan pengepungan berlangsung lama selama hampir satu tahun. Pada tahun 214, Kabupaten Luo jatuh ke tangan Liu Bei.[Sanguozhi 1] Sebelumnya, ketika Liu Bei melancarkan kampanyenya melawan Liu Zhang; Zhao Jian (趙戩) seorang pejabat Wei yang bertugas sebagai juru tulis di kantor kanselir percaya bahwa Liu Bei akan jatuh dengan menyebutkan kegagalannya di masa lalu dan pertahanan alami Yi. Namun Fu Gan (傅幹) menegurnya dan berkata: "Liu Bei murah hati dan lunak; anak buahnya bersedia bertempur sampai mati untuknya. Zhuge Liang adalah administrator yang tanggap dan mampu beradaptasi dengan situasi yang berubah. Ia terhormat, berbakat dalam perencanaan, dan bekerja sebagai kanselirnya. Zhang Fei dan Guan Yu pemberani dan juga memiliki kebenaran. Keduanya dikenal sebagai prajurit yang sebanding dengan sepuluh ribu orang (萬人敵) dan merupakan komandannya. Ketiga orang ini adalah pahlawan. Mengetahui kesadaran Liu Bei bersama dengan ketiga pahlawan yang membantunya. Bagaimana ia tidak bisa berhasil?"[Sanguozhi zhu 28] Liu Zhang tetap bertahan di Chengdu, namun Liu Bei menerima bantuan besar. Ma Chao, putra Ma Teng dan mantan vasal Zhang Lu memutuskan untuk bergabung dengan Liu Bei dan menyerang Chengdu. Walaupun warga Chengdu ketakutan melihat pasukan Ma Chao, mereka tetap ingin berjuang dengan sekuat tenaga melawan musuh.[Sanguozhi others 2] Namun, Liu Zhang menyatakan bahwa ia ingin menyerah kepada Liu Bei karena ia tidak ingin melihat pertumpahan darah yang berlebihan.[Sanguozhi others 3] Liu Bei kemudian menggantikan Liu Zhang sebagai Gubernur Provinsi Yi dan memindahkannya ke Kabupaten Gong'an di Provinsi Jing. Provinsi Yi kaya dan makmur, Liu Bei menyiapkan jamuan makan untuk para perwira dan prajurit. Ia menggunakan emas dan perak untuk membayar mereka dan mendistribusikan kain dan gandum kepada rakyat jelata.[Sanguozhi 48] Liu Bei menikahi saudara perempuan Wu Yi dan melakukan banyak perjalanan umum untuk mengonsolidasikan kekuasaannya di Provinsi Yi yang baru ditaklukkan. Ia mempromosikan Zhuge Liang ke sebuah jabatan yang memberinya kendali atas semua urusan negara dan mengangkat Dong He sebagai wakil Zhuge Liang. Fa Zheng sebagai ahli strateginya. Guan Yu, Zhang Fei dan Ma Chao sebagai komandannya. Xu Jing, Mi Zhu dan Jian Yong sebagai tamunya. Pengikut Liu Bei lainnya, baik yang baru maupun yang lama, dipercayakan dengan tanggung jawab baru dan dipromosikan ke jabatan baru dengan pengikut Liu Zhang dipromosikan ke posisi terkemuka sehingga bakat mereka tidak akan terbuang sia-sia. Di antara orang-orang berbakat dengan ambisi, semuanya bersaing untuk mendapatkan perhatian Liu Bei.[Sanguozhi 49] Sengketa wilayah dengan Sun Quan (215-217)Setelah menguasai Provinsi Yi, Sun Quan mengutus Lu Su untuk meminta Liu Bei mengembalikan daerah Provinsi Jing, namun Liu Bei menolak dan berkata bahwa ia akan kembalikan Provinsi Jing setelah menguasai Provinsi Liang. Sun Quan dengan marah mengerahkan Lü Meng dan Ling Tong untuk memimpin 20,000 tentara untuk menyerang Provinsi Jing selatan dan menduduki Changsha, Guiyang, dan Lingling. Sementara itu, Lu Su dan Gan Ning memimpin 10,000 tentara untuk menghadang 30,000 tentara pimpinan Guan Yu di Yiyang dan mengambil alih komando di Lukou. Liu Bei secara pribadi memimpin 50,000 tentara sementara Guan Yu memimpin 30,000 untuk menyerang Yiyang. Namun, saat perang hendak dimulai, Liu Bei menerima berita bahwa Cao Cao akan segera menyerang Hanzhong setelah Zhang Lu lari ke Baxi.[Sanguozhi 50] Liu Bei menjadi khawatir atas niat Cao Cao untuk menduduki Hanzhong, maka ia menulis surat kepada Sun Quan untuk meminta perjanjian perbatasan dengan Jiangxia, Guiyang dan Changsha diberikan kepada Sun Quan. Sun Quan setuju dengan mengembalikan Nanjun, Lingling, dan Wuling kepada Liu Bei. Mereka menetapkan perbatasan mereka di Sungai Xiang. Liu Bei kemudian kembali ke Ba dan memerintah Huang Quan untuk memimpin pasukan menyambut Zhang Lu, namun Zhang Lu sudah menyerah kepada Cao Cao.[Sanguozhi 51]
Kontroversi nama kuilSebenarnya tidak ada catatan nama kuil Liu Bei yang resmi dicatat dalam "Tiga Kerajaan: Biografi Penguasa Pertama". Li Ciming menduga bahwa nama kuil Liu Bei, Liezu (烈祖), diberikan secara anumerta oleh Liu Yuan, kaisar Zhao Awal.[12] Namun berdasarkan wasiatnya kepada Zhuge Liang, dalam Catatan Tiga Kerajaan: Biografi Penguasa Pertama, Zhang Xuecheng menunjukkan bahwa nama kuil Liu Bei adalah Taizong (太宗).[13] Lu Bi yakin bahwa pernyataan Zhang Xuecheng tidak berdasar. Jika nama kuil Liu Bei adalah Taizong, tidak ada alasan mengapa nama tersebut tidak tercatat dalam biografi Tiga Kerajaan.[14] Guo Shanbing berpendapat bahwa tidak diketahuinya nama kuil Liu Bei bukan disebabkan oleh kelalaian dalam catatan sejarah, melainkan karena pengaruh teori ritual Zheng Xuan tentang "satu leluhur, dua leluhur, dan empat kuil kerabat".[15] PenilaianChen Shou yang dulu merupakan seorang warga Shu Han menulis biografi Liu Bei di Catatan Sejarah Tiga Negara (Sanguozhi), menilai Liu Bei sebagai berikut:
Chen Shou juga menilai bahwa Liu Bei adalah seorang penguasa yang paling berkuasa dan paling ditakuti. Meskipun Liu Bei tidak dianggap sebagai rezim ortodoks oleh Dinasti Jin Barat, Chen Shou tetap bersikeras menggunakan istilah yang mirip dengan istilah yang ada dalam Catatan Kaisar dalam Catatan Tiga Kerajaan. Misalnya, dalam Biografi Liu Bei, ia memanggilnya Tuan Pertama, dan menggunakan kata-kata tabu sebagai ganti namanya. Saat meninggal, ia menggunakan kata "殂", yang setara dengan "崩". Hal ini berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh Sun Quan, raja lain selama periode Tiga Kerajaan. Ini mungkin mencerminkan rasa hormat Chen Shou terhadap Liu Bei, atau perasaannya terhadap tanah airnya. Catatan Sejarah Tiga Negara juga mencatat penilaian Liu Bei yang diberikan oleh tokoh lain:
Chang Qu yang menulis Huayang Guo Zhi pada abad ke-4 yang kemudian digunakan oleh Pei Songzhi dalam anotasinya di Sanguozhi zhu juga memberi penilaian terhadap Liu Bei.
Namun, opini sejarahwan moderen kedengaran lebih negatif. Saat Rafe de Crespigny menulis Fire over Luoyang: A History of the Later Han Dynasty 23–220 AD:
Sun Yat-sen menyatakan bahwa Xingzhonghui buatannya adalah Liu Bei dan Zhuge Liang dari Dinasti Han. Mao Zedong menilai Liu Bei bahwa ia hebat dalam menggunakan bakat dan bisa menyatukan orang dari dua sisi. Namun Mao Zedong menggaris bawahi kelemahan Liu Bei dalam dua aspek, yakni Liu Bei gampang emosional dan tidak bisa membedakan kontradiksi primer dan sekunder. Keluarga
AnekdotMencari tanah dan meminta rumahSetelah Liu Bei membelot ke Liu Biao, suatu hari ia bertemu dengan Xu Si, mantan bawahan Lü Bu dan mereka berkumpul di kediaman Liu Biao mengobrol tentang pahlawan. Pada jamuan makan itu, Chen Deng disebut-sebut. Xu Si sangat tidak puas dan menuduh Chen Deng bersikap sombong dan tidak berbicara dengannya saat dia menjadi tamu di rumah Chen Deng. Chen Deng tidur di ranjang besar dan membiarkan Xu Si, sebagai tamu, tidur di ranjang kecil. Liu Bei membalas Xu Si dengan ketidaksetujuan: "Kamu memiliki reputasi sebagai pahlawan nasional. Sekarang dunia sedang kacau dan kaisar terlantar. Saya harap kamu dapat memikirkan urusan nasional, mengesampingkan urusan keluarga, dan memiliki ide untuk menyelamatkan dunia. Tetapi kamu hanya ingin tinggal di hotel di mana-mana dan makan dan minum gratis (meminta tanah dan rumah), dan kamu tidak dapat mempercayai apa yang kamu katakan. Ini adalah karakter Chen Deng yang paling menyebalkan. Mengapa dia berbicara denganmu? Jika itu aku, adik laki-lakiku, aku akan tidur di gedung setinggi seratus kaki sejak lama. Tetapi memintamu untuk tidur di lantai hanyalah perbedaan antara ranjang susun?" Oleh karena itu, Liu Biao tertawa ketika mendengarnya, yang membuat Xu Si sangat malu.[17] Kuda melompat di Sungai TanMenurut legenda, ketika Liu Bei menempatkan pengikutnya di Fancheng, Liu Biao takut dengan karakter Liu Bei dan tidak berani memercayainya. Suatu hari, Liu Bei diundang ke jamuan makan di kediaman Liu Biao. Bawahan Liu Biao di antara lain Cai Mao dan Kuai Yue menyarankan Liu Biao untuk membunuh Liu Bei namun Liu Bei mengetahui ancaman tersebut sehingga ia menyelinap keluar dengan dalih ingin buang air kecil dan melarikan diri dengan secepat tenaga menunggangi kudanya sementara pasukan Liu Biao mengejarnya. Kepanikan, Liu Bei jatuh di Sungai Tan di sebelah barat Xiangyang dan merasa ketakutan. Liu Bei cemas dan berteriak kepada kudanya, "Di Lu, sekarang adalah saat yang mendesak, kamu harus bekerja lebih keras!" Setelah mendengar ini, Di Lu melompat tiga kaki dan melompat keluar dari sungai, membiarkan Liu Bei melarikan diri.[18] Lihat pulaCatatan kaki
ReferensiSanguozhi
Sanguozhi zhu
Huayang Guo Zhi
Referensi lain
Bibliografi
|