Lekkerkerker (1938) dalam bukunya yang berjudul Land-en-Volk van Java menyebutkan bahwa jalur tempat stasiun ini berada aslinya adalah jalur trem dengan lebar sepur 600 mm menuju Puger. Pembangunan diprakarsai oleh Staatsspoorwegen, dengan melanjutkan jalurnya dari Lumajang menuju Rambipuji via Balung. Jalur dan stasiun-stasiunnya sendiri dibuka pada tanggal 3 Mei 1913 untuk segmen Rambipuji–Balung. Selanjutnya, jalur kemudian dibuka pula untuk segmen Lumajang–Kencong pada tanggal 25 Agustus 1927 dan kemudian ke arah Balung pada tanggal 1 November 1928. Pada tanggal 1 November jalur ini diputuskan untuk diganti sepurnya menjadi 1.067 mm.[3]
Stasiun ini dinonaktifkan bersama dengan penutupan jalur Lumajang–Balung pada tahun 1986, karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Kondisi bangunan kini masih utuh, tetapi tidak digunakan.
Galeri
Pelat nama stasiun
Bangunan utama
Ruang tunggu penumpang
Loket karcis
Sisi timur
Stasiun dan musholla
Bekas emplasemen
Sisa-sisa jalur rel
Sekarang dijadikan jalan
Situasi lingkungan tahun 2017
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).