Digambarkan sebagai seorang tua, dalam pakaian imam, menggendong bayi Yesus
Simeon (bahasa Inggris: Simeon the Righteous, Simeon the Elder, Simeon Senex, Simeon the God-Receiver, atau Holy Simeon) adalah seorang yang "benar dan saleh" di Yerusalem yang bertemu dengan Yusuf, Maria, dan bayi Yesus di Bait Suci untuk memenuhi hukum Taurat mengenai penyerahan anak sulung (Pidyon HaBen) 40 hari setelah kelahiran Yesus.
Simeon dikatakan sebagai seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Simeon datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus, ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat. Ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah. Simeon berkata: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (Lukas 2:25–32)
Bapa serta ibu Yesus amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.[1] Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." (Lukas 2:34–35)
Pujian Simeon ketika bertemu Yesus dikenal dengan nama Nunc dimittis (dari terjemahan bahasa Latin "Sekarang biarkan") dipakai dalam berbagai liturgi gereja-gereja Kristen
Hari Pertemuan dirayakan setiap tanggal 2 Februari sebagai Candlemas atau lebih resminya Penyerahan (bayi) Tuhan, Perjumpaan dengan Tuhan, atau Penyucian Sang Perawan. Nubuatannya dipakai dalam konteks Our Lady of Sorrows.
Baik gereja Katolik maupun Ortodoks sepakat bahwa hari raya Candlemas jatuh 40 hari setelah Natal sesuai hukum Taurat. Namun karena hari Natal dirayakan tanggal 25 Desember di gereja-gereja Eropa barat dan tanggal 7 Januari di timur, maka gereja-gereja Ortodoks merayakan hari raya Santo Simeon tanggal 15 Februari, sedangkan gereja Katolik tanggal 3 Februari.