Pengalaman puncak (peak experience), merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami kebahagiaan yang luar biasa, pengalaman keilahian yang mendalam, hingga mengalami transendensi. Menurut Maslow (1964) pengalaman puncak dapat terjadi pada seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri.[1] Istilah "puncak-pengalaman" digunakan oleh psikolog Abraham H. Maslow yang merujuk pada keadaan kesadaran kesatuan, saat-saat kebahagiaan atau pemenuhan tertinggi dalam kehidupan seseorang.[2] Seseorang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batas antara dirinya dengan alam semesta.[3] Maslow menggambarkan pengalaman puncak sebagai suatu pengalaman meningkatkan pengalaman yang menghasilkan bentuk lanjutan dari persepsi realitas, mistik terhadapa alam semesta. Ada beberapa karakteristik unik dari pengalaman puncak, karakteristik tersebut dirasakan secara holistik yang kemudian menciptakan momen untuk mencapai potensi penuh seseorang.[4]
Sejarah
Pada awalnya Maslow beranggapan bahwa pengalaman puncak merupakan pengalaman yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu, terutama orang-orang yang sudah mencapai aktualisasi diri akan berulang kali mengalami pengalaman tersebut. Maslow akhirnya menyadari ternyata rata-rata seseorang pernah mengalami pengalaman puncak dalam kehidupannya, namun secara tidak sadar mereka berusaha melupakan pengalaman tersebut.[1]
Dalam penelitian tersebut Maslow menggunakan wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan kesaksian seseorang tentang pengalaman puncak.[1] Penelitian tersebut juga berusaha mengungkap penyebab umum untuk pengalaman puncak termasuk seni, alam, seks, karya kreatif, musik, pengetahuan ilmiah, dan introspeksi. Secara historis, pengalaman puncak dikaitkan dengan aliran fenomena psikologis. Pengalaman puncak dibedakan menjadi beberapa aliran karena sejumlah faktor termasuk tingkat subjektifitas dari intensitas pengalaman, pengalaman puncak menunjukkan tingkat stimulasi atau euforia yang tinggi, aliran tidak terkait dengan peningkatan tingkat stimulasi.[5]
Gambaran
Pengalaman puncak adalah kesadaran akan kesatuan alam mikrokosmos, makrokosmos, dan metakosmos. Pengalaman ini dapat diperoleh dari wujud kreatifitas, pemahaman, penemuan, atau perasaan menyatu dengan alam.[6]
Gambaran pengalaman puncak menurut Maslow:[1]
- Tak dapat digambarkan (ineffability), pengalaman puncak tidak dapat digambarkan melalui sebuah kata-kata ataupun dijelaskan kepada orang lain.
- Kualitas kebenaran intelektual (neotic quality), pengalaman puncak merupakan pengalaman menemukan kebenaran dari hakekat intelektual.
- Sementara (transiency), setelah mengalami pengalaman puncak seseorang akan kembali ke dunia sehari-harinya
- Pasif (passivity), seseorang yang mengalami pengalaman puncak merasa kehilangan kemauan diri (nafsu) (abeyance).
Pengaruh pengalaman puncak
Pengaruh pengalaman puncak yang tidak mudah hilang (lasting), antara lain:[1]
- Hilangnya simptom neurotik
- Kecenderungan melihat diri sendiri secara sehat
- Perubahan pandangan serta hubungan dengan orang lain
- Perubahan pandangan mengenai dunia
- Munculnya kreatifitas, spontanitas, serta kemampuan mengekspresikan diri
- Cenderung mengingat pengalaman puncak dan mengulanginya
- Melihat kehidupan sebagai hal yang berharga
Lihat lainnya
Referensi
- ^ a b c d e alwisol. Psikologi Kepribadian: -. UMMPress. ISBN 978-979-796-067-4.
- ^ "Peak Experience | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2021-10-20.
- ^ Yuliana, Asnah (2019-01-17). "Teori Abraham Maslow dalam Pengambilan Kebijakan di Perpustakaan". LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan (dalam bahasa Inggris). 6 (2): 349–376. doi:10.21043/libraria.v6i2.3845. ISSN 2477-5320.
- ^ Maslow, Abraham Harold (1964). Religions, Values, and Peak-experiences (dalam bahasa Inggris). Ohio State University Press.
- ^ Privette, Gayle (1983). "Peak experience, peak performance, and flow: A comparative analysis of positive human experiences". Journal of Personality and Social Psychology. 45 (6): 1361–1368. doi:10.1037/0022-3514.45.6.1361. ISSN 0022-3514.
- ^ Muhammad, Sidiq. "Abraham Maslow, Psikologi Humanistik".