Hybrid Theory adalah album studio debut karya grup musik rockLinkin Park, dirilis tanggal 24 Oktober 2000 melalui Warner Bros. Records. Direkam di NRG Recordings, North Hollywood, California, dan diproduseri Don Gilmore, tema lagu-lagunya membahas mengenai persoalan masa kecil dan remaja sang vokalis Chester Bennington, seperti penyalahgunaan narkoba serta perceraian kedua orang tuanya. Judul Hybrid Theory berasal dari nama band serta konsep musikalnya yang menggabungkan bermacam-macam gaya.
Empat singel dirilis dari album Hybrid Theory: "One Step Closer", "Crawling", "Papercut", and "In the End", semuanya merupakan tonggak pertama popularitas Linkin Park. Meski "In the End" adalah yang tersukses dari keempatnya, semua singel tersebut merupakan sebagian dari lagu tersukses sepanjang masa. Meski "Runaway", "Points of Authority", dan "My December" dari bonus edisi khusus tidak dirilis, ketiganya menjadi hits kecil dalam radio rock alternatif mendukung kesuksesan semua singel band tersebut serta album ini.
Linkin Park didirikan tahun 1996 dengan nama Xero: digawangi gitaris I Brad Delson, vokalis dan gitaris II Mike Shinoda, drummer Rob Bourdon, turntablis Joe Hahn, vokalis utama Mark Wakefield, dan bassis Dave Farrell (yang kemudian keluar untuk tur bersama Tasty Snax). Tahun 1999, setelah keluarnya Wakefield, vokalis baru Chester Bennington bergabung dengan Xero dan kemudian berganti menjadi Hybrid Theory, lalu Linkin Park. Band lama Bennington, Grey Daze, sudah bubar, sehingga pengacaranya menyarankan Jeff Blue, wakil direktur bidang A&R di Zomba, yang kala itu mencari vokalis pengganti untuk Xero. Blue mengirimkan kepada Bennington dua kaset Xero yang tak dirilis—satu dengan vokal dari Mark Wakefield, dan sisanya instrumental—memintanya untuk "menginterpretasi lagu".[11] Bennington menulis dan merekam vokal baru itu pada instrumental dan mengirim kasetnya kembali ke Blue.[12] Delson berkata sambil mengingat, "[Bennington] betul-betul merupakan ibarat potongan puzel terakhir [...] Kami tidak melihat sesuatu yang dekat bakatnya terhadap orang lain."[13] Begitu Bennington bergabung, nama grup musik ini berubah menjadi Hybrid Theory dan merilis EP swajudulnya. Kasus hukum yang menjerat Hybrid Theory akibat penggunaan nama grup musik elektronikHybrid mengharuskan penggantian nama grup musik ini menjadi "Linkin Park".[11][14] Mulai 1999, Linkin Park menjadi penampil tetap di kelab Los Angeles, The Whisky.[15]
Penulisan dan perekaman
Musik yang akan dimasukkan dalam album Hybrid Theory mulai diproduksi tahun 1999 sebagai kaset demo sembilan trek. Band ini mengirimkan demonya kepada banyak sekali label rekaman dan 42 kali melakukan penampilan berbeda, termasuk tampil di hadapan promotor dan impresario Los Angeles Mike Galaxy pada acara The Gig on Melrose.[12][16] Akan tetapi, mereka ditolak oleh label rekaman besar dan sejumlah label rekaman independen.[11] Band ini kemudian menandatangani kontrak dengan Warner Bros. Records tahun 1999, karena rekomendasi Jeff Blue, yang bergabung dengan label tersebut setelah mengundurkan diri dari Zomba.[11][12][13]
Terkait kesulitan mencari produser yang mau memproduseri album debut, Don Gilmore akhirnya setuju dengan proyek ini,[12] dengan Andy Wallace dikontrak sebagai operator mixer. Sesi rekaman, yang banyak merekam ulang kaset demo, mulai dilakukan di NRG Recordings, North Hollywood, California pada awal 2000 dan berlangsung empat minggu.[12] Rap Shinoda dari kebanyakan lagu-lagunya diubah total, tetapi chorus lagu tidak diubah.[17] Dengan tidak hadirnya bassis Dave Farrell maupun Kyle Christener, yang ikut bermain di EP tahun 1999, band ini mengontrak Scott Koziol dan Ian Hornbeck sebagai bassis tambahan; Delson bahkan ikut bermain bass saat proses rekaman.[18]Dust Brothers menyediakan bermacam-macam ketukan untuk lagu “With You”.[19]
Bennington dan Shinoda menulis lagu di album Hybrid Theory berdasarkan demo-demonya bersama Mark Wakefield.[11] Shinoda mengkarakterkan lirik lagunya sebagai interpretasi perasan, emosi, dan pengalaman universal dan sebagai “emosi yang kamu bicarakan dan kamu pikirkan.”[20][21] Bennington kemudian menjelaskan penulisan lagu tersebut di Rolling Stone pada awal 2002:
Sangat gampang bagi seseorang buat tumbang — 'kasihanilah aku', jadi begitulah asal usul lagu macam 'Crawling': Aku tak bisa menahan diri. Tapi lagu itu berisi apa yang harus kamu pertanggungjawabkan atas tindakanmu. Aku tak mengucap 'kamu' saat ini. Ini tentang bagaimana aku harus merasa kayak gini. Ada sesuatu yang terus mendorongku hingga terjatuh.[11]
Ada empat singel dalam album ini. "One Step Closer", trek kedua dan singel pertama, direkam berangsur-angsur setelah Linkin Park berupaya dengan lagu "Runaway", dan menampilkan riff gitar dan perkusi elektronik pada muncul pada bagian intro dan saat mencapai puncak lagu, didominasi oleh distorsi gitar berat dan permainan drum yang agresif.[39] Juga dikenal dengan teriakan lantang "Shut up when I'm talkin' to you!" oleh Bennington selama puncak lagu.[39][40] Video musiknya direkam di bekas jalur kereta api bawah tanah Los Angeles[41] dan menjadi hit dengan cepat, dan berkali-kali diputar di MTV dan sejumlah stasiun TV musik yang lain.[12] Bassis tambahan Scott Koziol ikut muncul pada video musik tersebut.[41]
Singel keduanya adalah "Crawling", yang dijelaskan Bennington sebagai lagu "tentang perasaan kala aku sulit menahan diri dari narkoba dan minuman keras."[42]
"Papercut" adalah singel ketiga, dan liriknya menggambarkan gangguan paranoid. Video musik "Papercut" menampilkan band dalam ruang tamu yang berdekatan dengan kamar angker yang menggambarkan suasana lagu tersebut. Banyak sekali makhluk supranatural muncul dalam video, dan efek khusus digunakan untuk memberi kesan angker, seperti bergeraknya lukisan Xero, jari Shinoda bergerak sendiri, serta "melelehnya" wajah Bourdon.[43]
Singel keempatnya berjudul "In the End", yang dikenal karena riff pianonya yang diciptakan Shinoda. Rap lagu ini sangat mendominasi verse lagu, dan Bennington bernyanyi pada chorus dan bridge lagu. Video musik "In the End" disyuting di sela-sela Ozzfest 2001 dan disutradarai Nathan "Karma" Cox dan turntablis Joe Hahn, yang kemudian menyutradarai video musik Linkin Park selanjutnya (keduanya juga menjadi sutradara video "Papercut").[44][45] Meski latar belakang video musik "In the End" direkam di Gurun California, band ini syuting video musik di dalam sebuah studio di Los Angeles, yang sangat didominasi penggunaan pencitraan hasil komputer dan kompositor untuk hasil akhirnya. Tampil di panggung studio akan memudahkan Hahn dan Cox untuk merekam efek hujan.[46] Video musik ini berhasil menyabet penghargaan Video Klip Rock Terbaik pada gelaran MTV Video Music Awards 2002.[47]
"Points of Authority", trek keempat album, memiliki video klip yang dapat dijumpai dalam Frat Party at the Pankake Festival, DVD pertama band. Drummer Rob Bourdon menjelaskan proses perekaman lagu: “Brad membuat riff-nya, lalu pulang. Mike memutuskan untuk memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil dan diaransemen dalam komputer [...] Brad harus mempelajari tekniknya dari komputer.” Terkait lagu itu, Delson memuji keprigelan Shinoda, menyebutnya “jenius” dan “berbakat ala Trent Reznor”.[11] Saat lagu ini dibawakan saat konser, Bennington ikut bernyanyi rap bersama Mike pada paruh bridge kedua, "Forfeit the game".[26]
Sampul album
Mike Shinoda, yang menjadi desainer grafis sebelum menjadi musisi, pernah mengatakan bahwa band itu mencari inspirasi dari buku bagaimana kiat-kiat saat tampil pertama kalinya. Hasilnya adalah prajurit bersayap yang digambar oleh Shinoda sendiri. Menurut Chester Bennington, ide tentara bersayap capung menjelaskan percampuran antara unsur musik keras dan lunak melalui ekspresi prajurit yang letih dan tipisnya sayap capung.[48] Gaya lukisan tersebut dipengaruhi grafiti stensil, termasuk karya-karya awal Banksy.[49] Sampul ini juga menyertakan sejumlah lirik yang berantakan di latar belakang gambarnya, meski lirik "One Step Closer" adalah yang paling banyak muncul.[50]
Tur konser
Menyusul kesuksesan album Hybrid Theory, Linkin Park diundang di banyak gelaran konser, seperti Ozzfest, Family Values Tour, KROQAlmost Acoustic Christmas, dan tur yang dibuatnya sendiri, Projekt Revolution, dengan Linkin Park sebagai headliner-nya dan menyertakan band lain seperti Cypress Hill dan Adema.[11][13] Selama masa-masa ini, bassis Dave Farrel akhirnya bergabung resmi dengan Linkin Park.[11] Band ini menyimpan jurnal daring pada situs resminya sepanjang tur tahun 2001 dan 2002, dengan setiap anggotanya turut menulis. Meski catatan-catatan jurnal tersebut sudah hilang dari situs, catatan itu masih ada dalam situs penggemarnya.[51] Linkin Park bermain di 324 acara tahun 2001.[11]
Hybrid Theory menerima tanggapan positif dari para kritikus. Mike Ross dari Jam! menyebut bahwa album ini adalah fusi terbaik antara hip hop dan heavy metal serta memuji Linkin Park sebagai "salah satu band rap metal terbaik".[61] Stephanie Dickison dari PopMatters berkomentar bahwa mereka adalah "grup yang jauh lebih rumit dan berbakat daripada grup vokal pria hard rock pada akhir (1990-an)" yang "akan terus memesona dan menantang suara standar musik."[40] Majalah Q menulis bahwa band tersebut adalah band rock yang "mengandalkan kegelisahan... dengan putaran elektronik yang efektif"[57] Johan Wippsson dari Melodic memuji produksi Don Gilmore dan mendeskripsikan album tersebut "desktruktif dan penuh amarah tetapi sangat dikontrol melodi."[54]Robert Christgau dari The Village Voice berpendapat bahwa "seorang pria dewasa tidak tahu apa yang bocah pahami", memberinya dua bintang dan sangat menyoroti "Papercut" dan "Points of Authority".[53]
Penulis AllMusic William Ruhlmann lebih kritis terhadap Hybrid Theory dan menulis bahwa Linkin Park "adalah pendatang baru terhadap musik yang sebetulnya sudah ada", mengutip "One Step Closer" sebagai "upaya khusus".[52] Noel Gardner dari NME menyebut bahwa album ini "layak" membutuhkan penyuntingan, menulis bahwa "emo yang melonjak-lonjak semacam 'With You' dan 'A Place for My Head' telah ditumpas dengan suara scratching".[56] Matt Diehl dari Rolling Stone menyebut bahwa album ini "dikerjakan di tempatnya" dan band itu "tahu caranya memanfaatkan hook", tetapi menyebut lirik Bennington dan Shinoda "dangkal dengan agresivitas tinggi".[58] Tyler Fisher dari Sputnikmusic menulis bahwa "Hybrid Theory menjadi album arus utama saat pergantian abad, serta menjadi alasan terbaik", meski terkadang ada kehadiran "riff gitar yang hambar dan tak asli."[60] Dalam opini di Stylus Magazine, Ian Cohen menyebut bahwa saat album ini "hampir dilupakan" selain singel-singelnya, album ini "segar di radio rock arus utama, khususnya dibantu oleh rekannya post-grunge yang buruk dan kebangkitan gigih ala Strokes/White Stripes".[62]
Prestasi
Dalam Grammy Awards ke-44 tahun 2002, Linkin Park memenangkan Penampilan Hard Rock Terbaik untuk lagu "Crawling". Nominasi tambahan untuk Artis Baru Terbaik dan Album Rock Terbaik kalah dari Alicia Keys dan All That You Can't Leave Behind oleh U2.[63]Hybrid Theory ditemukan dalam sejumlah daftar wajib yang dikumpulkan dalam banyak publikasi, jejaring, dan media musik lain. Tahun 2012, Rock Sound menobatkan Hybrid Theory sebagai album modern klasik terbaik sepanjang 15 years. Tahun 2013, Loudwire memasukkannya dalam posisi ke-10 dalam daftar Debut Hard Rock Terbaik.[64] Publikasi dan buku lainnya yang turut menobatkan album ini adalah:[65]
Hybrid Theory mencapai debutnya pada posisi ke-16 dalam US Billboard 200, terjual 50.000 kopi pada minggu pertamanya.[75][76] Album ini mendapat sertifikasi Gold oleh RIAA 5 minggu pasca-dirilis.[12] Tahun 2001, album ini terjual 4,8 juta kopi di Amerika Serikat dan membuatnya menjadi album dengan penjualan terbaik tahun itu,[77][78] dan diperkirakan bahwa album ini terus terjual 100.000 kopi per minggu pada awal.[11] Menyusul tahun berikutnya, album ini terjual cepat dan langsung mendapat sertifikasi Diamond oleh RIAA tahun 2005 atas pengiriman 10 juta kopi di Amerika Serikat. Tahun 2017, album ini dihargai sebanyak 11× Platinum.[79] Saat ini album ini terjual 27 juta kopi di seluruh dunia,[80] menjadikannya album dengan penjualan terbanyak pada abad ke-21.[81] Per Juli 2017, album ini terjual 10,5 juta kopi di Amerika Serikat.[82]
Setelah kematian Bennington 20 Juli 2017, album ini memuncaki posisi pertama tangga musik iTunes dan Amazon.[83] Bahkan, album ini masuk lagi pada posisi ke-27 Billboard 200, bersama tiga album studio lainnya, memuncak lagi pada posisi ke-8 dari 10 terbaik pada minggu berikutnya. Di Britania Raya, album ini masuk pada posisi ke-4 tahun 2001 dan naik lagi ke posisi puncak pada Juli 2017, pada minggu yang sama masuk lagi dalam 10 terbaik di Amerika Serikat. Album ini juga masuk tangga musik di 11 negara lain pada posisi yang cukup tinggi dan diperingkat masuk dalam sepuluh besar dalam tangga musik Britania Raya, Swedia, Selandia Baru, Austria, Finlandia, and Swiss.[84]
Hybrid Theory adalah album penampilan terbaik ke-11 dalam Billboard 200 selama dasawarsa tersebut, album itu mencapai 10 terbaik pada minggu ke-38 tangga musik dan tetap bertahan selama 34 minggu. Album ini telah menghabiskan 170 minggu dalam tangga musik per 2017, dengan masuk lagi ke posisi ke-167 pada Februari 2011 dan pada minggu saat album studio baru dirilis.[85]
Berikutnya pada 2002, Linkin Park merilis album Reanimation. Isinya adalah lagu-lagu Hybrid Theory yang di-remix oleh artis-artis nu metal dan hip hop underground.[9] Kontributornya adalah Black Thought, Pharoahe Monch, Jonathan Davis, Stephen Carpenter, dan Aaron Lewis. Suara Linkin Park berikutnya menyertakan eksperimentasi dengan alat musik klasik seperti biola dan piano, tetapi tetap mempertahankan elemen electronica dari Hybrid Theory, dan muncul pada album studio kedua Linkin Park Meteora.[10] Terkait perbedaan suara Hybrid Theory dan Meteora, Shinoda menjawab "Unsur elektronik akan selalu ada dalam band – hanya saja kami terus melakukan pendekatan ke depannya."[86]
Singel
Hybrid Theory dirilis di Amerika Serikat tanggal 24 Oktober 2000 menyusul lagu "One Step Closer" mengudara di radio. Empat singelnya berikutnya dirilis 2001 (meski "Points of Authority" dirilis sebagai singel promosi), ketiganya masuk dalam tangga musik BillboardModern Rock Tracks.[87] Singel "In the End" adalah singel dengan posisi tertinggi di tangga lagu, mencapai posisi pertama dalam Modern Rock Tracks dan muncul dalam tangga lagu di seluruh dunia. Kesuksesan "In the End" bertanggung jawab terhadap kesuksesan Hybrid Theory'; dengan capaian posisi ke-2 pada Billboard 200 awal 2002 di bawah Weathered oleh Creed dan J to tha L–O!: The Remixes oleh Jennifer Lopez.
Mike Shinoda – ko-vokalis utama (kecuali "Cure for the Itch"); gitaris II ("Crawling", dan "Pushing Me Away"); kibordis ("One Step Closer", "Points of Authority", "A Place for My Head", "Cure for the Itch", dan "Pushing Me Away"); piano ("In the End", "Cure for the Itch", "My December", dan "High Voltage"); sampler, mesin drum, pelukis Hybrid Theory Soldier, sketsa
Tambahan musisi
Dave Farrell – pencipta tambahan ("A Place for My Head" dan "Forgotten")
Ian Hornbeck – bassis ("Papercut", "A Place for My Head", dan "Forgotten")
^"BBC Session Interview". LP Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Desember 2012. Diakses tanggal 19 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Sharpened review". Sharpened.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Februari 2007. Diakses tanggal 19 Agustus 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"One Step Closer video info". Forfeit the Game. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 September 2007. Diakses tanggal 19 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Papercut". Linkin Park. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2015. Diakses tanggal 15 November 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"In the End facts". Song Facts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2008. Diakses tanggal 29 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Linkin Park touring journal". Forfeit the Game. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Oktober 2007. Diakses tanggal 29 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Linkin Park: Hybrid Theory". Melody Maker: 51. 14 November 2000.
^ abGardner, Noel (13 Januari 2001). "Linkin Park: Hybrid Theory". NME: 35. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Januari 2016. Diakses tanggal 9 September 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Linkin Park: Hybrid Theory". Q (172): 111. January 2001.
^"Linkin Park at Yahoo! Music". Yahoo! Music. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Januari 2008. Diakses tanggal 16 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^[...], Rock Hard (Hrsg.). [Red.: Michael Rensen. Mitarb.: Götz Kühnemund] (2005). Best of Rock & Metal die 500 stärksten Scheiben aller Zeiten. Königswinter: Heel. hlm. 41. ISBN3-89880-517-4.
^"2000 charts". Billboard. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2008. Diakses tanggal 16 September 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Czech Albums – Top 100". ČNS IFPI. Note: On the chart page, select 201733 on the field besides the word "Zobrazit", and then click over the word to retrieve the correct chart data.
^International Federation of the Phonographic Industry – Sweden (2001). "Swedish Certification for 2001"(PDF). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 11 Agustus 2006. Diakses tanggal 13 Juli 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)