Asisten Wasit Video (bahasa Inggris: Video Assistant Referee) atau VAR adalah asisten wasitsepak bola yang bertugas meninjau keputusan wasit kepala dengan melihat rekaman video instan dan headset sebagai alat komunikasi. VAR bertujuan untuk meminimalisasi faktor kesalahan manusia yang dapat menyebabkan pengaruh besar pada hasil pertandingan. Setelah uji coba ekstensif di sejumlah kompetisi besar, VAR kemudian dituliskan untuk pertama kalinya ke dalam Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB) pada tahun 2018.
Prosedur
Terdapat 4 jenis keputusan yang dapat dilakukan peninjauan ulang.[1]
Gol dan adanya pelanggaran dalam proses terjadinya
Uji coba langsung sistem VAR dimulai pada Agustus 2016 dalam sebuah pertandingan antara dua tim cadangan Major League Soccer.[2] Wasit pertandingan ini, Ismail Elfath meninjau dua pelanggaran pada pertandingan ini dan setelah berkonsultasi dengan asisten wasit video Allen Chapman, memutuskan untuk memberikan kartu merah dan kuning dalam insiden tersebut.[3] Peninjauan menggunakan video diperkenalkan beberapa bulan kemudian dalam sebuah pertandingan persahabatan internasional antara Prancis dan Italia.[4]
A-League di Australia menjadi yang pertama dalam penerapan sistem VAR untuk sebuah pertandingan liga profesional pada 7 April 2017, saat Melbourne City menghadapi Adelaide United.[5] Pertandingan ini berakhir tanpa menggunakan VAR. Intervensi VAR pertama kali dalam pertandingan liga profesional terjadi pada 8 April saat Wellington Phoenix menghadapi Sydney FC. VAR mengidentifikasi tindakan handball ilegal di dalam kotak penalti dan memberikan tendangan penalti. Pertandingan berakhir imbang dengan skor 1–1.[6][7]
Piala Dunia 2018 menjadi Piala Dunia pertama yang menggunakan VAR dan membuat rekor penalti terpecah menjadi 28, sehingga dalam laga antara Brasil melawan Kosta Rika dan Swedia melawan Swiss, penalti dibatalkan.[11][12][13][14][15]
Kritik
Pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2016 di Jepang, uji coba VAR pertama dalam sebuah kompetisi klub internasional, pelatih kepala WasitZinedine Zidane menyatakan sistem ini menyebabkan kebingungan, dan gelandang Luka Modrić mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai sistem ini.[16]