Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Umat Beriman Lama

Umat Beriman Lama
староверы, старообрядцы

Dua anggota paguyuban Umat Beriman Lama di Nikolaevsk, Alaska, berpakaian adat Rusia
JenisOrtodoks Rusia
Popovtsi
Bespopovtsi
WilayahBekas Uni Sovyet, perantauan di dunia Barat
BahasaRusia, Slavia Gereja
LiturgiRitus Bizantin ragam Rusia tradisional
PendiriPara pembangkang antipembaruan
DidirikanPada awal dasawarsa 1700-an
di Kekaisaran Rusia
Terpisah dariGereja Ortodoks Rusia
Nama lainUmat Ritus Lama, Umat Ortodoks Lama

Umat Beriman Lama atau Umat Ritus Lama (bahasa Rusia: староверы, staroveri atau старообрядцы, staroobriadtsi) adalah sebutan umum bagi beberapa kelompok umat beragama yang mempertahankan amalan-amalan liturgis dan ritual Gereja Ortodoks Rusia yang lama, yakni amalan-amalan sebelum pembaruan yang diupayakan Batrik Nikon dari tahun 1653 sampai 1657. Ritus lama maupun para pengikut ritus lama dianatema pada tahun 1667, dan Umat Beriman Lama berangsur-angsur tumbuh dari skisma yang diakibatkan oleh anatema.

Para pendahulu gerakan ini menganggap usaha pembaruan Batrik Nikon sebagai tanda-tanda kiamat, serta menganggap Gereja dan negara Rusia sebagai hamba-hamba Antikristus. Untuk menghidari aniaya pemerintah, mereka pindah ke daerah terpencil atau berhijrah ke negeri tetangga. Ciri khas komunitas-komunitas mereka adalah tata susila dan ketaatan beragama yang ketat, termasuk mematuhi bermacam-macam pantangan yang dibuat dengan maksud untuk memisahkan mereka dari dunia luar. Mereka menolak usaha-usaha pembaratan Tsar Pyotr Agung, dan memelihara adat-istiadat Rusia, misalnya memelihara janggut bagi kaum pria.

Ketiadaan organisasi yang terpusat membuat Umat Beriman Lama terbelah menjadi kaum popovtsi atau kaum "berpadri" yang relatif konservatif, dan kaum bespopovtsi atau kaum "tak berpadri" yang lebih radikal. Kaum popovtsi bersedia menampung padri-padri pelarian dari Gereja negara, sehingga dapat melanggengkan ibadat dan sakramen-sakramen, sementara kaum bespopovtsi mendustakan keabsahan imamat padri-padri yang ditahbiskan oleh Batrik Nikon, sehingga tidak menerima mereka maupun sakramen-sakramen dari tangan mereka, dan malah mengangkat pemimpin yang bukan rohaniwan. Aneka polemik melahirkan banyak pecahan yang disebut "sepakat". Umat Beriman Lama merupakan suatu rumpun besar yang merangkum aneka ragam kelompok, mulai dari Gereja Ritus Lama Ortodoks Rusia "berpadri" yang hierarkis dan mapan sampai dengan pelarian-pelarian "tak berpadri" yang anarkis.

Mulai dari pertengahan abad ke-18, pada masa pemerintahan Tsarina Yekaterina Agung, Umat Beriman Lama mendapatkan toleransi yang nyaris mutlak, dan muncul pusat-pusat perkotaan Umat Beriman Lama yang melahirkan pelopor-pelopor di bidang ekonomi dan kemasyarakatan di Rusia. Mulai tahun 1825, pada masa pemerintahan Tsar Nikolai I, Umat Beriman lama kembali dianiaya dan didiskriminasi. Kebebasan beragama dan kesetaraan hak yang mutlak baru mereka dapatkan sesudah Revolusi Rusia tahun 1905, diikuti suatu abad keemasan yang berlangsung singkat. Pada permulaan abad ke-20, para demograf memperkirakan bahwa jumlah Umat Beriman Lama bertengger di kisaran 10 juta sampai 20 juta jiwa. Aniaya rezim Stalin menghancurkan komunitas-komunitas Umat Beriman Lama, menyisakan segelintir komunitas yang masih memegang teguh adat-istiadat mereka, dan menimbulkan gelombang pengungsi yang mendirikan pusat-pusat baru di Barat. Umat Beriman Lama kembali bangkit di negara-negara pasca-Sovyet, dan pada permulaan abad ke-21, ada lebih dari 1 juta jiwa Umat Beriman Lama yang kebanyakan menetap di Rusia, Latvia, Lituania, Rumania, Ukraina, Belarusia, Estonia, dan Amerika Serikat.

Keyakinan dan amalan

Ritus Lama

Ritus lama (kiri) diperbandingkan dengan ritus baru (kanan), ilustrasi dari abad ke-19. Perhatikan cara merapatkan jari-jari saat menandai diri dengan tanda salib, bentuk salib, dan jumlah prosfora.

Meskipun sangat berlainan satu sama lain, semua kelompok Umat Beriman Lama menolak pembaruan liturgis dan ritual Gereja Ortodoks Rusia yang diupayakan Batrik Nikon dari tahun 1653 sampai 1657, dan memelihara dengan saksama upacara dan adat-istiadat Rusia prapembaruan.[1] Batrik Nikon mencangkan pembaruan tersebut dengan maksud untuk menghilangkan semua ketidaksamaan adat kebiasaan Gereja Rusia dari adat kebiasaan Gereja Yunani. Apabila cara lokal dalam melakukan sesuatu didapati melenceng dari cara yang dipakai Gereja Yunani, maka cara lokal itu akan dibetulkan supaya sejalan dengan cara Gereja Yunani. Lantaran usaha pembaruan Batrik Nikon tidak menyentuh ranah teologi, tidak ada perbedaan nyata di antara Umat Beriman Lama dan Gereja Ortodoks yang resmi. Meskipun demikian, usaha pembaruan ini memang menyentuh banyak sekali perkara tata cara, yang rinciannya memenuhi ratusan halaman buku.[2]

Beberapa dari perubahan-perubahan itu dapat diindrai dan mudah dikenali sebagai pembeda cara-cara Umat Beriman Lama dari cara-cara yang mereka sifatkan sebagai "ritus Nikon". Perubahan paling terkenal, yang menjadi lambang pertentangan, adalah sikap jari-jari tangan saat membuat tanda salib. Cara Rusia prapembaruan yang dipertahankan Umat Beriman Lama adalah cara "dua jari", yaitu dengan jari telunjuk bersama jari tengah sembari merapatkan ibu jari dengan jari manis dan jari kelingking, sedangkan cara "ritus baru" adalah cara "tiga jari", yaitu dengan jari telunjuk bersama jari tengah dan ibu jari sembari menekuk jari manis dan jari kelingking. Umat Beriman Lama hanya membenarkan pembaptisan dengan cara benam tiga kali, dan menolak pembaptisan dengan cara dirus yang dibenarkan dalam ritus baru; hanya menggunakan salib ragam Ortodoks yang berujung delapan, dan menolak semua ragam lain; dua kali alih-alih tiga kali mendaraskan Alleluia sesudah mazmur; serta menggunakan tujuh alih-alih lima prosfora dalam Liturgi Kudus. Arak-arakan mengitari gereja dilakukan searah alih-alih berlawan arah dengan putaran jarum jam. Umat Beriman Lama banyak kali merukuk dan bersujud, serta menggunakan sajadah yang disebut podrucik, kebanyakan ditiadakan dalam ritus baru.[1]

Umat Beriman Lama mengeja nama Kristus dalam bahasa Rusia dengan satu alih-alih dua huruf "i", yaitu Isus alih-alih Iisus. Frasa "selama-lamanya" menggunakan bentuk datif, veki vekom, bukan bentuk genitif, veki vekov, yang digunakan dalam ritus baru. Dalam Syahadat Nikea, frasa "Allah benar", Boga istinnago, disusuli kalimat "Tuhan dan Pemberi Hidup", dan kata "kerajaan-Nya" diikuti frasa "tak berakhir" (nest konstsa) alih-alih "takkan berakhir" (ne budet konstsa). Masih banyak lagi perbedaan liturgis dan ritual, antara lain nama-nama para kudus dan penguasa yang dilisankan dalam pelaksanaan Liturgi Persiapan, serta susunan kalimat ektenia bagi arwah.[3]

Lantaran memisahkan diri dari Gereja resmi sehubungan dengan penolakan terhadap usaha pembaruan Batrik Nikon, Umat Beriman Lama menutup mata terhadap semua inovasi dan keputusan yang dikeluarkan Gereja Ortodoks Rusia mulai dari pertengahan abad ke-17. Umat Beriman Lama tidak menghormati orang-orang kudus yang dikanonisasi Gereja resmi sesudah mereka memisahkan diri, misalnya Serafim dari Sarov, dan menghormati orang-orang kudus mereka sendiri, misalnya Protopresbiter Awakum. Di bidang seni musik gerejawi, mereka mempertahankan kidung unisono monofononik Znameni, yang memiliki notasi sendiri yang khas, dan tidak menggunakan nyanyian banyak suara yang diimpor dari Gereja Yunani.[1] Di bidang seni lukis ikon, seniman-seniman Umat Beriman Lama dengan cerman melestarikan ragam tak-membumi dari ikon Ortodoks Abad Pertengahan, dan menolak perspektif realistis maupun warna-warna alami yang dipengaruhi seni rupa Barat. Gambar satwa-satwa yang melambangkan orang-orang kudus tertentu maupun ragam-ragam tertentu dalam menggambar sosok Yesus, yang diharamkan oleh Gereja resmi, tetap muncul dalam ikon-ikon Umat Beriman Lama.[4] Vestimentum rohaniwan Umat Beriman Lama tidak mencakup unsur-unsur yang terlazimkan sejak masa jabatan Batrik Nikon, misalnya klobuk dan kamilavka khas Yunani.[5]

Tradisionalisme

Idealisasi dan penyucian masa lampau Rusia merupakan salah satu tiang penting bagi fikrah Umat Beriman Lama, karena menopang penolakan mereka terhadap usaha pembaruan Batrik Nikon. Adat-istiadat lama orang Moskwa sarat dengan ketaatan beragama dan semangat antiasing. Orang asing maupun adat kebiasaan asing dicap biadab dan najis. Sudah menjadi keyakinan umum pada masa itu bahwa Rusialah satu-satunya pengusung agama Kristen yang tulen, sesudah umat Katolik maupun umat Ortodoks non-Rusia terjerumus ke dalam bidat, Moskwa menjadi Roma yang ketiga dan yang terakhir. Skisma abad ke-17 ini menandai keterbukaan berangsur Rusia terhadap pengaruh Eropa, sekularisasi bangsa, dan penerimaan adat kebiasaan asing, manakala negara mengetepikan gagasan "Roma Ketiga". Polemik-polemik Umat Beriman Lama cenderung mencitrakan para tsar, tokoh-tokoh Gereja dan masyarakat Rusia praskisma sebagai orang-orang kudus yang mengamalkan cara hidup suci, bertakwa, lagi bersahaja, yang dirusak oleh pembaruan Batrik Nikon, dan tinggal Umat Beriman Lama saja yang masih melestarikannya. Itulah sebabnya ritus lama, yang diamalkan oleh orang-orang mulia itu, sarat dibumbui dengan kesucian istimewa dan nostalgia.[6]

Umat Beriman Lama menolak usaha pembaratan yang dilakukan sejak masa pemerintahan Tsar Pyotr Agung. Mereka mempertahankan pemakaian penanggalan Bizantin, yang diganti Tsar Pyotr Agung dengan penanggalan Yulian. Model pakaian dan potongan rambut ala Eropa dipandang hina, sementara cara berpakaian lama orang Rusia dipertahankan tengah-tengah kehidupan masyarakat perkotaan (rakyat tani di desa-desa melanggengkan cara berpakaian lama sampai tahun 1917). Kaum pria Umat Beriman Lama meneruskan kebiasaan memelihara janggut, mengenakan baju bersuji tanpa menyisipkan ujung bawahnya ke dalam celana, serta mengenakan mantel kaftan yang selutut panjangnya. Kaum wanitanya tetap mengenakan gaun sarafan yang tak berlengan dan tengkuluk kokosynik, rambut mereka dikepang tunggal sebelum kawin dan dikerudungi sesudah kawin. Meskipun ada banyak perbedaan antardaerah, kaidah-kaidah pokoknya tetap sama. Ketika semakin banyak anggota jemaat Umat Beriman Lama yang beralih ke model pakaian modern, pakaian adat Rusia tetap wajib dikenakan, setidaknya pada saat menghadiri ibadat di gereja. Dewasa ini, pemanfaatan pakaian model lama sebagai pakaian sehari-hari lebih sering dijumpai di daerah pedesaan dan permukiman-permukiman terpencil di Eropa Timur, serta di lingkungan komunitas-komunitas perantau di dunia Barat yang masih sangat kuat memegang tradisi.[7][8]

Semua komunitas Umat Beriman Lama melarang kaum prianya mencukur janggut dan mengisap tembakau, dua pantangan lama orang Rusia yang tidak lagi dipatuhi secara luas pada masa pemerintahan Tsar Pyotr Agung.[1] Banyak paguyuban Umat Beriman Lama juga menghindari kentang, teh hitam, kopi, dan aneka bahan pangan lain yang diimpor pada masa pemerintahan Tsar Pyotr Agung, lantaran dianggap sebagai "tanam-tanaman iblis".[9] Dewasa ini, adat-istiadat lama orang Rusia yang berkaitan dengan perkawinan, batasan antara pria dan wanita, dan berbagai aspek kehidupan rumah tangga masih terlihat di desa-desa Umat Beriman Lama. Lantaran mencurigai dampak dari segala macam hal baru, sekte-sekte yang lebih ketat sering kali menjauhi dan lamban membuka diri terhadap perkembangan teknologi modern. Pada dasawarsa 1990-an, seorang antropolog yang mengunjungi sebuah komunitas Umat beriman Lama di Udmurtia mencermati bahwa mula-mula mereka tidak dibenarkan berdoa di dalam rumah yang dipasangi instalasi listrik, tetapi belakangan boleh saja asalkan barang-barang yang menggunakan tenaga listrik sudah dikeluarkan dari rumah serta ditutupi dengan kain, dan pada akhirnya pemimpin komunitas memasang sebuah pesawat televisi di rumahnya.[10] Keteguhan memegang tradisi membuat mereka dianggap sebagai kaum primitif, obskurantis yang terbelakang, dan sebagai orang asli Rusia yang melestarikan saripati pusaka bangsa.[9]

Apokaliptisisme

Salah satu halaman Apokalipsis Morozov, naskah golongan Pomortsi dari sekitar tahun 1820 yang pembuatannya didanai oleh keluarga Morozov, berisi lukisan adegan-adegan dari Kitab Wahyu

Pihak-pihak penentang usaha pembaruan Batrik Nikon pada abad ke-17, yang dipandang sebagai para leluhur oleh Umat Beriman Lama, berkeyakinan bahwa ritus baru adalah tipu daya setan, pertanda kiamat, dan bahwa mereka hidup pada akhir zaman. Pihak-pihak yang menerima "ritus Nikon" dianggap sudah keluar dari Kekristenan yang sejati, dan negara serta Gereja Rusia maupun seluruh dunia sudah tunduk kepada Antikristus.[11][12]

Anggapan tentang hidup pada akhir zaman tersebut sudah mendarah daging di dalam fikrah Umat Beriman Lama. Ada dua macam pemahaman tentang hakikat Antikristus, yaitu doktrin "jasmaniah" dan doktrin "rohaniah". Menurut doktrin jasmaniah, yang lebih sejalan dengan teologi Kristen konvensional, Antikristus adalah tokoh tertentu yang akan muncul jika sudah tiba saatnya, dan nantinya memenuhi semua kriteria yang termaktub di dalam Kitab Suci. Menurut doktrin rohaniah, Antikristus adalah kiasan bagi kedurjanaan yang sedang meracuni dunia. Kedua konsep tersebut tidak serta-merta saling menidakkan, karena komunitas-komunitas dan para pemikir Umat Beriman Lama menggunakan kedua-duanya secara leluasa. Pemahaman "rohaniah" lekat dengan sekte-sekte yang lebih radikal, lantaran memungkinkan mereka untuk membenarkan sikap-sikap keagamaan ekstrem, yang mereka sifatkan sebagai langkah darurat menghadapi Armagedon, tanpa batasan waktu. Pemahaman "jasmaniah" memungkinkan golongan moderat untuk bersikap pragmatis pada kala kini, sebab tak seorangpun yang dapat diidentifikasi sebagai Antikristus; tetapi pada masa-masa penuh perjuangan dalam sejarah gerakan ini, gelar "Antikristus" memang disematkan kepada pribadi tententu, terutama Nikon, Tsar Aleksey, atau Tsar Pyotr Agung.[13]

Rujukan

  1. ^ a b c d Paert 2011.
  2. ^ Meyendorff 1991, hlm. 32-33.
  3. ^ Meyendorff 1991, hlm. 127-129, 178-179..
  4. ^ Jefferson J. A. Gatrall, Douglas M. Greenfield. Alter Icons: The Russian Icon and Modernity. Penn State Press, 2010. hlmn. 11-14.
  5. ^ Scheffel 1991, hlm. 31.
  6. ^ Scheffel 1991, hlm. 18-25.
  7. ^ Scheffel 1991, hlm. 49-50.
  8. ^ Paert 2003, hlm. 43-44.
  9. ^ a b Scheffel 1991, hlm. 51.
  10. ^ Pozdeeva I.V., Russian Old Believers: Traditions and Innovations. Russian Journal of Church History, 2022. hlmn. 47-55.
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Smirnov
  12. ^ Scheffel 1991, hlm. 45-47.
  13. ^ Paert 2003, hlm. 31-34.

Kepustakaan

  • Bushnell, John (2017). Russian Peasant Women Who Refused to Marry: Spasovite Old Believers in the 18th–19th Centuries. Indiana University Press. ISBN 9780253030139.
  • Crummey, Robert O. (1970). The Old Believers & The World Of Antichrist: The Vyg Community & The Russian State, 1694-1855. University of Wisconsin Press. ISBN 9780299055608.
  • Crummey, Robert O. (2006). "The Orthodox Church and the Schism". The Cambridge History of Russia: Part III - Russia Under the First Romanovs (1613–1689). Cambridge University Press. hlm. 618–639. doi:10.1017/CHOL9780521812276.028.
  • Crummey, Robert O. (2011). Old Believers in a Changing World. Northern Illinois University Press. ISBN 9780875806501.
  • De Simone, Peter T. (2018). The Old Believers in Imperial Russia: Oppression, Opportunism and Religious Identity in Tsarist Moscow. I.B. Tauris. ISBN 9781838609535.
  • Lane, Christel (1978). Christian Religion in the Soviet Union: a Sociological Study. SUNY Press. ISBN 9780873953276.
  • Meyendorff, Paul (1991). Russia, Ritual, and Reform: The Liturgical Reforms of Nikon in the 17th Century. St Vladimir's Seminary Press. ISBN 9780881410907.
  • Michels, Georg (1999). At War with the Church: Religious Dissent in Seventeenth-Century Russia. Stanford University Press. ISBN 9780804733588.
  • Michels, Georg (2015). "From Persecuted Minority to Confessional Church: Some Thoughts on the Near Extinction and Ultimate Survival of Old Belief (1650s–1730s)". Canadian-American Slavic Studies. 49. Brill: 322–337.
  • Paert, Irina (2003). Old Believers: Religious Dissent and Gender in Russia, 1760-1850. Manchester University Press. ISBN 0719063221.
  • Paert, Irina (2004). "Memory and Survival in Stalin's Russia: Old Believers in the Urals during the 1930s–50s". On Living Through Soviet Russia. Routledge. hlm. 195–213. doi:10.4324/9780203410790-12.
  • Paert, Irina (2011). "Old Believers". The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity. Wiley. hlm. 418–420. doi:10.1002/9781444392555.ch15.
  • Scheffel, David Z. (1991). In the Shadow of Antichrist: The Old Believers of Alberta. University of Toronto Press. ISBN 0921149735.
  • Smirnov, Petr C. (1988). "Antichrist in Old Believer Teaching". The Modern Encyclopedia of Religions in Russia and the Soviet Union. Academic International Press. hlm. 28–35.
  • White, James (2020). Unity in Faith?: Edinoverie, Russian Orthodoxy, and Old Belief, 1800–1918. Indiana University Press. ISBN 9780253049711.

Bacaan lanjutan

  • Old Orthodox Prayer Book. Translated and edited by German Ciuba, Pimen Simon, Theodore Jorewiec (Edisi 2). Erie, Pennsylvania: Gereja Ortodoks Rusia Kelahiran Kristus (Ritus Lama). 2001. ISBN 9780961706210. Pemeliharaan CS1: Lain-lain (link)
  • Pokrovsii, N. N. (1971). "Western Siberian Scriptoria and Binderies: Ancient Traditions Among the Old Believers". The Book Collector. 20: 19–32.
  • Scherr, Stefanie (2013). 'As soon as we got here we lost everything': the migration memories and religious lives of the old believers in Australia (PhD thesis). Universitas Teknologi Swinburne. doi:10.25916/sut.26285224.v1.
  • Smith Rumsey, Abby; Budaragin, Vladimir (1990). Living Traditions of Russian Faith: Books & Manuscripts of the Old Believers. Library of Congress. ISBN 9780844407104. LCCN 90020114.

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya