Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lumbanraja

Lumbanraja
Tugu atau Pertanda dari Datu Parulas Parultop Nainggolan Lumbanraja di Kuba Pardagangan, Simalungun.
Tugu Toga Sahata, salah satu keturunan Datu Parulas Parultop Nainggolan Lumbanraja di Harian, Samosir.
Aksara Batakᯞᯔᯮ᯲ᯅᯉ᯲ᯒᯐ
(Surat Batak Toba)
Nama marga
  • Nainggolan
  • Lumbanraja
  • Nainggolan Lumbanraja
Nama/
penulisan
alternatif
Lumban Raja
Artilumban + raja
(kampung raja)
Silsilah
Jarak
generasi
dengan
Siraja Batak
1Si Raja Batak
2Guru Tatea Bulan
3Tuan Sariburaja
4Si Raja Lontung
5Toga Nainggolan
6Sihombar
7Tungkup Raja
8Sindarniari
9Sindarnihuta
10Mogot Pinaungan
11Datu Parulas Parultop
(Lumbanraja)
Nama lengkap
tokoh
Datu Parulas Parultop Lumbanraja
Nama istri
Nama anak
  • 1. Tuan Panalingan/Sarmahata
    (Pusuk)
  • 2. Mogot Hualu/Darmahasi
    (Buaton)
  • 3. Tuan Ampir/Guru Panuju
    (Mahulae)
  • 4. Anak Gajut/Tuan Rangga
  • 5. Siboro[a]
  • 6. Sitalutuk
  • 7. Toga Sahata
  • 8. Sabungan Raja
  • 9. Guru Tinandangan
  • 10. Guru Tinunjungan
  • 11. Toga Dipasir
  • 12. Tuan Dibaringin
  • 13. Raja Tomuan
  • 14. Raja Bonandolok
Nama boru
  • 1. Siboru Sumangge
  • 2. Siboru Nahunik
  • 3. Siboru Marsanea Bulan
  • 4. (?)
Kekerabatan
Induk margaNainggolan
Persatuan
marga
Toga Nainggolan
Kerabat
marga
Turunan
Matani ari
binsar
PadanSiregar
Asal
SukuBatak
EtnisBatak Toba
Daerah asalHarian, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir

Lumbanraja (Surat Batak: ᯞᯔᯮ᯲ᯅᯉ᯲ᯒᯐ; ditulis juga sebagai Lumban Raja) adalah salah satu marga Batak Toba yang merupakan sub-marga dari marga Nainggolan. Leluhur marga Lumbanraja adalah Datu Parulas Parultop, keturunan dari Tungkup Raja, cucu keempat dari Toga Nainggolan, anak keempat dari Raja Lontung dan berasal dari Nainggolan, Samosir.[1][2]

Etimologi

Secara etimologi, nama Lumbanraja dalam bahasa Batak Toba secara harfiah merujuk kepada kata lumban dan raja yang memiliki arti sebagai perkampungan para raja di Pulau Samosir:

  • Kata lumban dalam bahasa Batak Toba berarti kampung (desa),
  • Kata raja dalam bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai seorang raja.

Tarombo (Silsilah)

Tarombo (Silsilah) yang dihitung dari Toga Nainggolan sampai kepada Datu Parulas Parultop Nainggolan Lumbanraja
Toga Nainggolan
SibatuSihombar
BatuaraParhusipRaja Nahor
(Lumbannahor)
Tungkup RajaRaja Padot
(Lumbansiantar)
SindarniariOmpu Sotembalon
SindarnihutaAma ni Sotembalon
Mogot Pinaungan
Boru Sitindaon
Datu RajinRaja Mardungdung
(Hutabalian)
Tanjabau
(Lumbantungkup)
Datu Parulas Parultop
(Lumbanraja)

1. Boru Simbolon
2. Boru (?)
3. Boru Sagala
4. Boru Manurung
5. Boru Manurung
6. Boru (?)
Tuan Panalingan/
Sarmahata
(Pusuk)
Boru Sihotang
Mogot Hualu/
Darmahasi
(Buaton)
Boru Sihotang
Tuan Ampir/
Guru Panuju
(Mahulae)
1. Boru Sihotang
2. Boru Simanullang
Tuan RanggaSiboro
[c]
Boru Sagala
Sitalutuk
Boru Marbun
Toga Sahata
Boru Hutapea Laguboti
Sabungan RajaGuru TinandanganGuru TinunjunganToga DipasirTuan DibaringinRaja TomuanRaja Bonan Dolok

Lumbanraja sendiri merupakan salah satu sub-marga dari marga Nainggolan yang mana silsilahnya adalah sebagai berikut:

Toga Nainggolan memiliki dua orang putra yaitu Sibatu dan Sihombar. Kemudian Sihombar memiliki tiga orang putra yaitu (1) Raja Nahor, (2) Tungkup Raja, dan (3) Raja Padot. Lalu Tungkup Raja memiliki seorang putra yang bernama Sindarniari, kemudian Sindarniari menikahi Boru Marbun[d] dan memiliki seorang putra yang bernama Sindarnihuta. Adapun Sindarnihuta menikahi Boru Simbolon[e] dan memiliki seorang putra yang bernama Mogot Pinaungan. Kemudian Mogot Pinaungan menikahi Boru Sitindaon dan memiliki dua orang putra yaitu Tanjabau (Lumbantungkup) dan Datu Parulas Parultop yang menjadi leluhur marga Lumbanraja.

Datu Parulas Parultop memiliki empat belas orang putra dari keenam istrinya, yang mana keenam istri tersebut antara lain adalah:

  1. Nai Bintang Maria Boru Simbolon, putri dari Tuan Nahodaraja Simbolon yang melahirkan tiga orang putra yaitu Tuan Panalingan, Mogot Hualu, dan Tuan Ampir. Nai Bintang Maria juga melahirkan dua orang putri yaitu Siboru Sumangge dan Siboru Nahunik;
  2. Boru (?) yang melahirkan Anak Gajut/Tuan Rangga;
  3. Boru Sagala yang melahirkan Siboro;
  4. Siboru Parmudaan Boru Manurung, putri dari Raja Sijambang Manurung yang melahirkan tiga orang putra yaitu Sitalutuk, Toga Sahata, dan Sabungan Raja. Siboru Parmudaan juga melahirkan seorang putri yang bernama Siboru Marsanea Bulan;
  5. Siboru Pura Nienet Haomasan Boru Manurung, yang juga putri dari dari Raja Sijambang Manurung yang melahirkan empat putra yaitu Guru Tinandangan, Guru Tinunjungan, Toga Dipasir, dan Tuan Dibaringin. Siboru Pura Nienet Haomasan juga melahirkan seorang putri yang tidak diketahui namanya;
  6. Boru (?) yang melahirkan dua orang putra yaitu Raja Tomuan dan Raja Bonandolok.

Berdasarkan uraian tadi, jadi berikut adalah urutan putra-putra dari Datu Parulas Parultop:

  1. Tuan Panalingan/Sarmahata (Marga Pusuk) yang bermukim di Pusuk Parlilitan;
  2. Mogot Hualu/Darmahasi (Marga Buaton) yang bermukim di Pusuk Parlilitan;
  3. Tuan Ampir/Guru Panuju (Marga Mahulae) yang bermukim di Pusuk Parlilitan;
  4. Anak Gajut/Tuan Rangga yang bermukim di Siarsam-arsam Sibisa (Keberadaan keturunannya tidak diketahui sekarang);
  5. Siboro yang bermukim di Rianiate Pangururan (Diangkat menjadi keturunan Purba);
  6. Sitalutuk yang bermukim di Harian;
  7. Toga Sahata yang bermukim di Harian;
  8. Sabungan Raja yang bermukim di Harian;
  9. Guru Tinandangan yang bermukim di Pahae;
  10. Guru Tinunjungan yang bermukim di Negeri Sihotang;
  11. Toga Dipasir yang bermukim di Negeri Nainggolan (Keturunannya bermarga Lumbantungkup);
  12. Tuan Dibaringin yang bermukim di Pusuk Parlilitan (Keberadaan keturunannya tidak diketahui sekarang);
  13. Raja Tomuan yang bermukim di Pardagangan Simalungun (Keberadaan keturunannya tidak diketahui sekarang);
  14. Raja Bonandolok yang bermukim di Pardagangan Simalungun (Keberadaan keturunannya tidak diketahui sekarang).

Berikut adalah urutan putri-putri dari Datu Parulas Parultop:

  1. Siboru Sumangge, yang dinikahi oleh Raja Tunggal Hasugian dan bermukim di Parlilitan;
  2. Siboru Nahunik;
  3. Siboru Marsanea Bulan, yang dinikahi oleh Datu Arimo Manurung Simanoroni dari Sirungkungon Ajibata;
  4. Seorang putri yang dinikahi oleh Marga Tamba.

Tarombo (Silsilah) Sitalutuk

Sitalutuk
Boru Marbun
Ompu SohutihonOmpu Pangauan
Ompu JonggiGuru MangantarOmpu SabunganOmpu ParjalajaOmpu Rangin
Boru Siringoringo
Ompu TumbolOmpu Pinggan Natio
(Ompu Pareme)
Ompu Haba
Ama ni JonggiOmpu Batu DimpuAma ni SabunganAma ni ParjalajaAma ni Rangin
Boru Siringoringo
Ama ni SoripadaOmpu Marojol
Ompu NingarAma ni Batu DimpuOmpu BolakOmpu MarhiteOmpu Raja Ituana
Boru Siringoringo
Ompu Maneser
Ama ni NingarOmpu BangunAma ni BolakAma ni MarhiteAma ni Raja Ituana
Boru Siringoringo
Ompu Damar
Ompu SodunggaronOmpu TobokOmpu ParagantaOmpu BarumbungOmpu BallongOmpu OnggaronAma ni Toga Uluan
Boru Siringoringo
Ompu Parhilap
Boru Siringoringo
Ompu Paniop
Boru Siringoringo
Ompu Toga Hata
Boru Siringoringo
Ompu Tualan
Boru Sitinjak


Sitalutuk merupakan putra keenam dari Datu Parulas Parultop yang dilahirkan oleh istri keempatnya yaitu Siboru Parmudaan Boru Manurung, putri dari Raja Sijambang Manurung dari Jangga. Sitalutuk menikah dengan putri dari Badia Raja Marbun Banjarnahor dan melahirkan dua orang putra, yaitu Ompu Sohutihon dan Ompu Pangauan. Menurut hikayat marga Lumbanraja, Sitalutuk sebenarnya memiliki tiga orang putra dan salah satunya putranya tersebut diadopsi (diain) oleh adiknya yaitu Toga Sahata. Namun anak tersebut wafat pada masa kecilnya dan oleh sebab hal inilah, dalam tarombo Sitalutuk hanya dua putranya yang tercatat.

Keturunan Sitalutuk berasal dari daerah Lumban Baragas, Harian dan tersebar di beberapa wilayah, salah satu wilayah persebarannya adalah Janji raja. Keturunan Sitalutuk sendiri dibagi menjadi delapan kelompok berdasarkan cucu-cucu dari Sitalutuk. Kedelapan cucu Sitalutuk tersebut antara lain adalah:

  1. Ompu Jonggi
  2. Guru Mangantar
  3. Ompu Sabungan
  4. Ompu Parjalaja
  5. Ompu Rangin
  6. Ompu Tumbol
  7. Ompu Pareme (Ompu Pinggan Natio)
  8. Ompu Haba

Tarombo (Silsilah) Toga Sahata[2]

Tarombo (Silsilah) Toga Sahata Nainggolan Lumbanraja
Toga Sahata
Boru Hutapea Laguboti
Sibalanga Bosi
(Ompu Somanimbil)
Boru Tampubolon
Ampa Maksa
Boru Sihotang
Ama ni Parulas
Boru Siringoringo
Ompu Ronggur
1. Boru Hutapea Laguboti
2. Boru Siringoringo
Raja Moba
Boru Sinurat
Ompu JamomoOmpu Balikkunda
Boru Gultom
Ompu Batu Guru
1. Boru Pakpahan
2. Boru Sinaga
3. Boru Gultom
Ama ni Ronggur
Boru Manurung
Ompu Riam
Boru Sidabutar
Ompu Sohaginjangon
(Raja Mangosong)
Boru Siringoringo
Ampa Nebur
Boru Naibaho
Ompu BanggurAmpangarisan
Boru Sitinjak
Ompu Somanimbil II
Boru Hutabalian
Ompu Saoangin
Boru Siringoringo
Ompu Marhuosong
Boru Pakpahan
Ompu Marhujogo
Boru Sinaga
Ompu Raja Debata
Boru Gultom
Ompu SodihaOmpu GendamAma ni Sohaginjangon
(Ompu Sinondang)
Boru Sitanggang
Ompu Tahi Sumurung
Boru Sigalingging
Guru Mombang SailanOmpu Laum
Boru Lumbangaol
Ompu Jonggi DipasirTuan Sidomdom
(Ompu Ulang Juji)
Boru Lumbanbatu
Siporhis Bulu LagaOmpu PairingOmpu SobongguronOmpu Pandapot Raja
Ompu Somanimbil IIAma ni Pangarisan
Boru Sitinjak
Ompu Sangangna
Boru Batuara
Ampa Tulla
Boru Sinaga
Ompu Pangonai
Boru Simangunsong
Ompu TurpukOmpu Batusuksuk
Boru Parhusip
Ompu BaladoniaOmpu ParbungaRaja ParhalangAmpar Motik
Ompu Parik DebataOmpu HutanahorAmparungkat
Boru Sitinjak
Ompu Pulo Nagodang
Boru Lumbansiantar
Ompu Bantaraja
Boru Siringoringo
Ama ni SangangnaOmpu Timbo
Boru Situmorang
Ampa KautAmpa Singir
Boru Pohan
Ompu Bara GuluanOmpu Sanggaoloan
1. Boru Sinaga
2. Boru Parhusip


Toga Sahata merupakan putra ketujuh dari Datu Parulas Parultop yang dilahirkan oleh istri keempatnya yaitu Siboru Parmudaan Boru Manurung, putri dari Raja Sijambang Manurung dari Jangga. Toga Sahata menikah dengan Siboru Marjulonggo Boru Hutapea Laguboti, putri dari Ompu Bonanionan Hutapea dari Lumban Sioa Laguboti dan memiliki seorang putra yang bernama Sibalanga Bosi.

Sibalanga Bosi sendiri sebenarnya secara biologis merupakan salah satu putra dari Sabungan Raja, adik dari Toga Sahata yang kemudian diadopsi (diain) oleh Toga Sahata sebagai putranya. Menurut hikayat Lumbanraja, Toga Sahata dan isterinya Siboru Marjulonggo tidak dapat memperoleh anak dan oleh karena hal ini mereka berinisiatif untuk mengadopsi putra dari saudaranya. Awalnya mereka meminta dan mengadopsi seorang putra dari Sitalutuk, kakak laki-laki dari Toga Sahata, namun putra tersebut wafat pada masa kecilnya. Kemudian Toga Sahata meminta putra kepada adiknya yaitu Sabungan Raja. Sabungan Raja menyanggupi permintaan kakak laki-lakinya tersebut dan Toga Sahata mengadopsi (mangain) putra tersebut. Putra yang bernama Sibalanga Bosi tersebut yang menjadi penerus dari Toga Sahata dan leluhur dari seluruh keturunan Toga Sahata sekarang. Sibalanga Bosi yang kemudian bergelar Ompu Somanimbil menikah dengan Siboru Marjarojak Boru Tampubolon dari Tangga Batu dan melahirkan empat putra dan seorang putri. Keempat putra tersebut antara lain adalah (1) Ampa Maksa, (2) Ama ni Parulas, (3) Ompu Ronggur, dan (4) Raja Moba. Adapun seorang putri semata wayang dari Sibalanga Bosi sendiri bernama Nai Borngin dan putrinya tersebut menikah dengan Ompu Gandaraja I Sitanggang Upar.

  1. Ampa Maksa menikah dengan Sirumontang Boru Sihotang dan bermukim di Buntu Mauli Harian. Keturunan Ampa Maksa sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Ompu Parik Debata dan Ompu Hutanahor.
  2. Ama ni Parulas menikah dengan Nan Soting Halilingan Boru Siringoringo, putri dari Ampar Podang Siringoringo dari Sipinggan dan bermukim di Harian, serta selanjutnya keturunannya menjadi kelompok paling dominan di Negeri Harian. Ama ni Parulas sendiri memiliki dua orang putra yaitu Ompu Balikkunda dan Ompu Batu Guru.
    1. Ompu Balikkunda menikah dengan putri dari Ompu Batak Gultom Hutabagot dan memiliki dua orang putra, yaitu Ampangarisan dan Ompu Somanimbil II.
      1. Ampangarisan sendiri menikah dengan Boru Sitinjak dari Rinabolak dan memiliki tiga orang putra, yaitu (1) Ama ni Pangarisan, (2) Ompu Sangangna, dan (3) Ampa Tulla.
        1. Ama ni Pangarisan menikah dengan Boru Sitinjak dari Rinabolak dan memiliki tiga orang putra, yaitu (1) Amparungkat yang menikah dengan Siboru Naoni Sibaganding Tua Boru Sitinjak; (2) Ompu Pulo Nagodang yang menikah dengan putri dari dari Ompu Marsanti Lumbansiantar; dan (3) Ompu Bantaraja yang menikah dengan putri dari Ompu Bondil Siringoringo.
        2. Ompu Sangangna menikah dengan Siboru Subutan Boru Batuara dan memiliki lima orang putra, yaitu (1) Ama ni Sangangna, (2) Ompu Timbo, (3) Ampa Kaut, (4) Ampa Singir, dan (5) Ompu Bara Guluan.
        3. Ampa Tulla menikah dengan Siboru Marjarunjung Boru Sinaga dan memiliki dua orang putra, yaitu Ompu Jadian dan Amparhait.
      2. Ompu Somanimbil II menikah dengan Sibunga Soit Boru Hutabalian dan memiliki tiga orang putra, yaitu (1) Ompu Pangonai, (2) Ompu Turpuk, dan (3) Ompu Batusuksuk.
    2. Ompu Batu Guru menikah dengan putri dari Ompu Hutasada Pakpahan Hutanamora, Boru Sinaga, dan istri dari kakak laki-lakinya, yaitu Ompu Balikkunda yang wafat pada masa mudanya yang kemudian dihabia olehnya yaitu putri dari Ompu Batak Gultom Hutabagot. Ompu Batu Guru sendiri memiliki enam orang putra yaitu (1) Ompu Saoangin, (2) Ompu Marhuosong, (3) Ompu Marhujogo, (4) Ompu Raja Debata/Ompu Tuan Nabolon, (5) Ompu Sodiha, dan (6) Ompu Gendam.
  3. Ompu Ronggur memiliki dua istri yaitu Nai Panguhalan Boru Hutapea Laguboti dan Nai Mangasa Tua Boru Siringoringo Sipangpang serta bermukim di Harian, serta memiliki empat orang putra yaitu (1) Ama ni Ronggur, (2) Ompu Riam, (3) Raja Mangealjau (jalang/berkelana), dan (4) Ompu Sohaginjangon/Raja Mangosong. Keturunan dari putra yang dilahirkan Nai Mangasa Tua yaitu Ompu Sohaginjangon bermukim di Pusuk Parlilitan, dan dari sana keturunannya menyebar ke berbagai daerah di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Dairi. Ompu Sohaginjangon sendiri menikah dengan Boru Siringoringo Sipangpang dan memiliki tujuh orang putra, yaitu (1) Ama ni Sohaginjangon, (2) Ompu Tahi Sumurung, (3) Guru Mombang Sailan, (4) Ompu Laum, (5) Ompu Jonggi Dipasir, (6) Tuan Sidomdom/Ompu Ulang Juji, dan (7) Siporhis Bulu Laga.
  4. Raja Moba menikah dengan Nai Ampa Nebur Broru Sinurat dan bermukim di Hariara Tolu Pangururan. Raja Moba sendiri memiliki seorang putra yang bernama Ampa Nebur dan kemudian Ampa Nebur menikahi Boru Naibaho Sitangkaraen dan memiliki empat orang putra, yaitu (1) Ompu Pairing, (2) Ompu Sobongguron, (3) Ompu Pandapot Raja, dan (4) Ompu Pangambejau (jalang/berkelana). Kemudian Ompu Pandapot Raja memiliki empat orang putra yaitu (1) Ompu Baladonia, (2) Ompu Parbunga, (3) Raja Parhalang, dan (4) Ampar Motik.

Keempat orang ini merupakan leluhur dari seluruh keturunan Toga Sahata. Mayoritas orang-orang bermarga Nainggolan Lumbanraja sekarang merupakan keturunan dari Toga Sahata. Hal ini dikarenakan dari antara semua anak Datu Parulas Parultop yang membawa marga Lumbanraja, Toga Sahata yang keturunannya paling ramai dan menyebar ke berbagai daerah. Bona Pasogit (kampung halaman) Keturunan Toga Sahata berada di Negeri Harian Nainggolan di Pulau Samosir. Keturunan Toga Sahata tersebar di sekitar Harian, Pangaloan, Parbuluan, Pusuk, Simaninggir, Pandumaan, Janji Hutanapa, Baringin Natam, Bonan Dolok, Pakkat, Hariara Tolu Pangururan, sekitar Nainggolan, sekitar Samosir, dan sekitar Humbang Hasundutan.[2]

Tarombo (Silsilah) Guru Tinandangan

Guru Tinandangan
Guru PioanGuru NiambanganGuru MangarajaGuru JamaukAser Ulubalang
Ompu RungguOmpu SionggangRaja Taripar
Ama ni Runggu
Parleang Bosi
Ompu TogiManahun Raja
Ompu Batu GaraGuru SuasaOmpu Moksa
Ompu LubukGuru Pamosik I
Ompu HapoltahanGuru SohasaonGuru Pausean
Ompu SibolangOmpu Sori


Guru Tinandangan merupakan putra kesembilan dari Datu Parulas Parultop yang dilahirkan oleh istri kelimanya yaitu Siboru Pura Dienet Haomasan Boru Manurung, putri dari Raja Sijambang Manurung dari Jangga. Guru Tinandangan memiliki lima orang putra yaitu (1) Guru Pioan, (2) Guru Niambangan, (3) Guru Mangaraja, (4) Guru Jamauk, dan (5) Aser Ulubalang. Keturunan dari Guru Tinandangan tersebar di Pahae.

Tarombo (Silsilah) Versi Lain

Toga Nainggolan
SibatuSihombar
BatuaraParhusipSirumahombarRaja Padot
(Lumbansiantar)
Raja Nahor
(Sindar Mataniari)
(Lumbannahor)
Tungkup Raja
(Sindarnilaut)
Ompu SotembalonRaja Mardungdung
(Hutabalian)
Mogot Pinaungan
(Sindarnibulan)
Tanjabau
(Lumbantungkup)
Datu Parulas Parultop
(Lumbanraja)


Terdapat beberapa versi terkait dengan tarombo dari Sihombar dan Raja Padot. Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa Sihombar memiliki dua orang putra, yaitu Sirumahombar dan Raja Padot.

  1. Sirumahombar, yang kemudian melahirkan dua orang putra yaitu Raja Nahor/Sindar Mataniari dan Tungkup Raja/Sindarnilaut.
    1. Raja Nahor (Sindar Mataniari) yang membawa marga Lumbannahor;
    2. Tungkup Raja (Sindarnilaut), yang kemudian melahirkan seorang putra yaitu Mogot Pinaungan/Sindarnibulan
      1. Mogot Pinaungan (Sindarnibulan), yang kemudian melahirkan dua orang putra yaitu Tanja Bau dan Datu Parulas Parultop.
        1. Tanja Bau (Lumbantungkup)
        2. Datu Parulas Parultop (Lumbanraja)
  2. Raja Padot (Lumbansiantar), yang kemudian melahirkan seorang putra yaitu Ompu Sotembalon.
    1. Ompu Sotembalon yang kemudian juga melahirkan seorang putra, yaitu Ama ni Sotembalon.
      1. Ama ni Sotembalon yang kemudian melahirkan dua orang putra, yaitu Datu Rajin dan Raja Mardungdung.
        1. Datu Rajin yang tetap menurunkan marga Lumbansiantar;
        2. Raja Mardungdung (Hutabalian)

Namun beberapa pihak juga mengatakan bahwa Raja Padot memiliki dua orang putra yaitu Ompu Sotembalon dan Raja Mardungdung.

  1. Ompu Sotembalon yang tetap menurunkan marga Lumbansiantar;
  2. Raja Mardungdung (Hutabalian)

Dalam hal ini terdapat dua pendapat terkait dengan Raja Mardungdung Hutabalian, ada yang mengatakan bahwa Raja Mardungdung adalah cicit (nini) dari Raja Padot, ada juga yang mengatakan bahwa Raja Mardungdung merupakan anak bungsu dari Raja Padot.

Tokoh

Beberapa tokoh yang bermarga Lumbanraja, di antaranya adalah:

Galeri

Catatan

  1. ^ Diangkat menjadi keturunan marga Purba.
  2. ^ Diangkat menjadi keturunan marga Purba.
  3. ^ Diangkat menjadi keturunan marga Purba.
  4. ^ Masih Diragukan dan Belum Akurat.
  5. ^ Masih Diragukan dan Belum Akurat.

Referensi

  1. ^ Vergouwen, J. C. (Jacob Cornelis) (1964). The social organisation and customary law of the Toba-Batak of northern Sumatra. Internet Archive. The Hague, M. Nijhoff.
  2. ^ a b c "Tarombo & Sejarah Nainggolan Lumbanraja Toga Sahata | PDF". Scribd. Diakses tanggal 2025-06-14.
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya