Inche Abdoel Moeis
Inche Abdoel Moeis, sering disingkat I.A. Moeis (2 Agustus 1920–27 Oktober 1975) adalah orang tua dari politikus PDI-P Emir Moeis dan juga mantan Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur, yang menjabat selama kurang dari tiga bulan, yakni dari tanggal 3 Maret hingga 27 Mei 1959. I.A. Moeis bukan gubernur karena pada saat bersamaan ada posisi gubernur yang dijabat oleh A.P.T. Pranoto.[1] Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja sebagai Guru Sekolah Rendah di Samarinda. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia menjabat sebagai Guru merangkap Direktur Sekolah Menengah Partikelir di Samarinda dari 1947 sampai 1948. Dari 1948 sampai 1949, ia menjabat sebagai anggota tetap delegasi Kalimantan Timur dalam Muktamar Federal di Bandung. Pada masa Republik Indonesia Serikat, ia menjabat sebagai anggota DPR RIS selaku wakil dari Kalimantan Timur. Sejak masa Negara Kesatuan Republik Indonesia, ia menjabat sebagai anggota DPR RI.[2] Kiprah
KontroversiDalam Konferensi ke-3 Ikatan Nasional Indonesia (INI) tahun 1947, I.A. Moeis melontarkan kata "bodoh" kepada pihak yang tidak setuju dengan pembentukan Negara Federal Kalimantan buatan Van Mook. Ucapan I.A. Moeis tersebut menyebabkan para pengurus INI marah. Seorang anggota INI Cabang Balikpapan bernama Karim Pajau menuduh I.A. Moeis sebagai pengkhianat. Karim Pajau meminta agar I.A. Moeis mempertanggungjawabkan ucapannya kepada para pejuang bersenjata. "Itu penghinaan!" teriak Karim Pajau.[7] Sehubungan dengan situasi Negara RI pada era demokrasi parlementer, adanya UU No. 1 Tahun 1957 mengharuskan Provinsi Kalimantan Timur memiliki dua pejabat pimpinan daerah, yaitu gubernur dan kepala daerah secara terpisah. Perbedaan tugas antara gubernur dan kepala daerah ialah gubernur mengurus urusan pemerintahan negara di daerah sedangkan kepala daerah mengurus urusan yang menyangkut otonomi daerah. Semasa A.P.T. Pranoto masih menjabat Gubernur Kalimantan Timur, pada awal 1959 DPRD Kalimantan Timur memilih I.A. Moeis sebagai Kepala Daerah Swatantra I Kalimantan Timur. I.A. Moeis dilantik oleh Menteri Dalam Negeri R.M. Soeprapto pada 3 Maret 1959. Namun, pada 27 Mei 1959 DPRD Kaltim bersidang dan mengeluarkan mosi tidak percaya sekaligus memberhentikan Kepala Daerah I.A. Moeis. Dengan demikian, I.A. Moeis menjabat Kepala Daerah hanya selama 2 bulan 24 hari.[8] Lain-lainI.A. Moeis dikenal fasih berbahasa Belanda, Inggris dan Jepang. Saat ini nama I.A. Moeis digunakan untuk nama RSUD Inche Abdoel Moeis di Jalan H.A.M.M. Rifadin, Samarinda Seberang. I.A. Moeis dan Abdoel Moeis Hassan hidup sezaman, tapi mereka bukan kerabat. Untuk membedakan keduanya, orang-orang pada masanya memanggil I.A. Moeis dengan sebutan "Moeis Tinggi" sedangkan Abdoel Moeis Hassan dengan "Moeis Kecil".[9] Referensi
|