Hubungan Libya dengan Qatar
Hubungan Libya dengan Qatar adalah hubungan bilateral antara Libya dan Negara Qatar. Kedua negara merupakan anggota Liga Arab dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. SejarahSebelum perang saudaraQatar merupakan sekutu setia Libya di bawah pimpinan Khadafi, dan amir Qatar, Hamad bin Khalifa al-Tsani, memuji Khadafi atas kontribusinya dalam membangun Qatar berdasarkan rekaman yang bocor.[1] Perang saudara LibyaQatar adalah negara kedua yang mengakui NTC dan yang pertama mengumumkan perjanjian perdagangan dengannya, dengan mendeklarasikan pada 27 Maret 2011 bahwa mereka akan memasarkan ekspor minyak Libya dari terminal timur yang dikuasai oleh pasukan anti-Khadafi.[2] Qatar juga merupakan negara Arab pertama yang bergabung dalam operasi militer internasional di Libya, dengan mengirimkan pesawat pencegat untuk membantu menegakkan zona larangan terbang mulai 25 Maret.[3] Pemerintah Qatar juga terkait erat dengan Al Jazeera, salah satu jaringan berita internasional pertama yang mulai meliput perang saudara tahun 2011.[4] NTC menghadapi salah satu dilema diplomatik pertamanya setelah Iman al-Obeidi, seorang wanita Libya yang menuduh milisi setia Khadafi memukuli dan memperkosanya beramai-ramai di sebuah pos pemeriksaan dalam penampilan profil tinggi di hadapan wartawan di Rixos Al Nasr di Tripoli, diberikan suaka di Qatar. Meskipun ada protes dari Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi, Qatar kemudian secara paksa mendeportasi Obeidi kembali ke Benghazi pada tanggal 2 Juni 2011 karena alasan yang tidak diketahui,[5] dan Obeidi secara terbuka menyalahkan NTC atas deportasinya.[6] Meskipun ada insiden ini, kerja sama Qatar dengan NTC tetap erat selama perang, dengan konsultasi erat antara pejabat kedua pemerintah di Doha menjadi begitu sering sehingga beberapa pejuang anti-Khadafi mengeluh bahwa kepemimpinan mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di Qatar dan tidak cukup waktu di Libya.[7] Penasihat militer Qatar juga dilaporkan mendampingi beberapa brigade anti-Khadafi di Pegunungan Nafusa[8] dan selama serangan pesisir di Tripolitania, bahkan membantu mengarahkan beberapa pejuang dalam penyerbuan kompleks Bab al-Azizia milik Khadafi di pusat Tripoli.[9] Pada 16 Oktober 2011, pemerintah Qatar dan Libya menandatangani nota kesepahaman di Doha untuk kerja sama antara kementerian kehakiman kedua negara. Para pejabat mengatakan bahwa pemerintahan Libya yang masih muda dapat mengambil manfaat dari pengalaman Qatar dalam menegakkan keadilan, hukum, dan ketertiban.[10] Libya, yang mendukung Arab Saudi selama krisis diplomatik Qatar tahun 2017, juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.[11][12][13] Selama Perang Saudara Libya Kedua, Qatar memberikan dukungan politik dan finansial bagi Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung PBB. Perwakilan diplomatikLihat pulaReferensi
|