Dewi (Dewanagari: देवी; ,IAST: Devī,देवी) adalah istilah yang berasal dari bahasa Sanskerta, artinya "dewa perempuan" atau bentuk feminin dari kata "dewa" (deva). Baik kata dewa maupun dewi berarti "entitas surgawi, ilahi, cemerlang", dan digunakan dalam agama Hindu.[1]
Konsep dan pemujaan terhadap para dewi tercatat dalam pustaka Weda yang disusun sejak sekitar milenium ke-3Sebelum Masehi. Namun mereka tidak memiliki peran penting pada zaman tersebut. Sedangkan dewi seperti Durga, Kali, Laksmi, Parwati, Radha, Saraswati dan Sinta dipuja berkelanjutan pada masa kini. Pustaka Purana mencatat perkembangan kisah-kisah dan kesusastraan yang berkaitan dengan para dewi, dengan kitab Dewimahatmya yang mencatat bahwa dewi merupakan kebenaran sejati dan kekuatan yang mahakuasa. Para dewi menginspirasi terbentuknya aliran Sakta dalam agama Hindu. Kemudian dewi dipandang sebagai pusat pemujaan dalam tradisi Sakta dan Saiwa.[2]
Etimologi
Devi dan deva merupakan istilah Sanskerta yang ditemukan dalam kesusastraan Weda sejak zaman milenium ke-3 SM. Deva adalah suatu kata benda maskulin, sedangkan bentuk feminimnya ialah devi.[3]Deva ialah bentuk singkat dari kata devatā, sedangkan devi dari kata devika.[4] Ahli bahasa Sanskerta Monier-Williams menerjemahkannya sebagai "surgawi, ilahi, mulia, bercahaya".[4][5]Kata majemukDevimāta berarti "Bunda Dewi".[6]
Secara etimologi, padanan kata devi dalam bahasa Latin ialah dea.[7] Menurut Douglas Harper, akar kata dev- berarti "cahaya", berasal dari *div-, "memancarkan sinar"; padanan katanya dalam rumpun bahasa Indo-Eropa ialah dios (bahasa Yunani), divine (bahasa Goth), dan deus (bahasa Latin; sedangkan Latin Kuno: deivos); kata yang sekerabat ialah *Dyēus.[8]
Sinonim kata dewi dalam pustaka Weda ialah Bagawati (Dewanagari: भगवती; ,IAST: Bhagavatī,भगवती). Ia merupakan epitet yang berasal dari bahasa Sanskerta, dipakai sebagai gelar kehormatan untuk dewi dalam kepercayaan Hindu dan Buddha. Dalam agama Hindu, gelar itu biasanya ditujukan kepada Dewi Laksmi dan Durga. Dalam Buddhisme, ia dipakai untuk merujuk kepada beberapa dewi Buddhis aliran Mahayana, contohnya Cundā.[9]
^Gimello, Robert (2004). ″Icon and Incantation: The Goddess Zhunti and the Role of Images in the Occult Buddhism of China." In Images in Asian Religions: Texts and Contexts ed. Phyllis Granoff and Koichi Shinohara: pp. 71-85.