Umair bin al-HubabUmair bin al-Hubab as-Sulami (bahasa Arab: عُمَيْر بن الحُبَاب السُّلَمي) adalah seorang pejuang dan pemimpin suku Qais di Irak pada masa Kekhalifahan Umayyah.[1][2] Asal-usulAyahnya adalah al-Hubab bin Ja'dah as-Sulami dari suku Bani Sulaim,[3][4] sementara ibunya adalah seorang wanita Afrika berkulit hitam.[5] Umair dan keluarganya tinggal di daerah Sungai Balikh di wilayah Al-Jazirah (Mesopotamia Hulu).[6] Saudara Umair, Tamim bin al-Hubab, adalah komandan yang dikirim pada masa kekhalifahan Yazid bin Abdul Malik untuk melawan pemberontak Khawarij dari Kufah.[7] BiografiUmair adalah seorang pejuang yang turut serta dalam penaklukan kota Kamakh di Turki yang saat itu dikuasai Bizantium pada tahun 59 H (679 M)[8] dan Pertempuran Khazir pada tahun 686 bersama Ibrahim bin al-Asytar melawan Ubaidillah bin Ziyad.[1] Umair kemudian tinggal di Qarqisiya dan memimpin serangan faksi terhadap Bani Kalb yang dipimpin oleh Humaid bin Huraits bin Bahdal.[7] Penyerangan tersebut menewaskan antara 500 dan 1.000 orang suku Kalb di Iklil di gurun Samawah antara Suriah dan Irak.[9] Sementara itu, ia juga memimpin penyerangan terhadap Bani Taghlib dalam Pertempuran Maksin, Pertempuran Tharthar Pertama, Pertempuran Tharthar Kedua, Pertempuran Fuddain, Pertempuran Sakkir, Pertempuran Ma'arik, Pertempuran Syar'abiyyah, Pertempuran Balikh, dan Pertempuran al-Hashshak.[a][10] Umair akhirnya dikalahkan dan dibunuh dalam Pertempuran al-Hashshak oleh Bani Taghlib pada tahun 690.[2][10] Ia dibunuh oleh Yazid bin Hubar at-Taghlibi.[11] Putra Umair, Khalid bin Umair bin al-Hubab, termasuk pejuang yang turut serta dalam penyerangan Konstantinopel di bawah pimpinan Maslamah bin Abdul Malik.[12] Referensi
Daftar pustaka
|