Wahyu 12 (disingkat "Why 12") adalah bagian dari Wahyu kepada Yohanes, kitab terakhir dalam Perjanjian Baru di AlkitabKristen.[1][2] Buku ini secara tradisional dikaitkan dengan Rasul Yohanes,[3][4] namun identitas pasti dari penulisnya masih menjadi titik perdebatan akademis.[5] Bab ini berisi kisah tentang wanita, naga, dan anak itu, diikuti oleh perang antara Mikhael dan naga, lalu kemunculan monster dari laut.[6] William Robertson Nicoll, seorang pendeta Gereja Bebas Skotlandia, berpendapat bahwa dalam bab ini penulis telah membuat versi Kristen dari sumber Yahudi yang "menggambarkan kelahiran Mesias dalam istilah yang dipinjam dari ... mitos kosmologis [seperti] konflik antara dewa matahari dan naga kegelapan dan laut dalam".[7]</ref>[8] Pengarangnya diyakini adalah Yohanes bin Zebedeus, seorang dari Keduabelas RasulYesusKristus.[9]
Dalam kebanyakan versi terjemahan bahasa Indonesia, pasal ini dibagi atas 18 ayat. Sementara di Alkitab bahasa Inggris, ayat ke-18 digabung dengan pasal 13 ayat 1, jadi Wahyu pasal 12 dalam Alkitab bahasa Inggris hanya terdiri atas 17 ayat.
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.[10]
Perempuan ini menunjuk kepada orang Israel yang setia. Dengan perantaraan mereka sang Mesias (yaitu bayi Kristus, ayat 2,4-5) lahir di dunia (Roma 9:5). Hal ini dinyatakan, tidak hanya oleh kelahiran anak itu, tetapi juga dengan menyebut matahari dan bulan (lihat Kejadian 37:9–11) dan kedua belas bintang yang tentu saja menunjuk kepada dua belas suku Israel.[11]
Ayat 2
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.[12]
Ayat 3
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.[13]
Naga ini adalah Iblis (lihat Wahyu 12:9). Tujuh kepala, tanduk dan mahkota itu barangkali melambangkan kuasanya yang besar.[11]
Ayat 4
Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.[14]
Menunjuk kepada kejatuhan Iblis yang mula-mula dari sorga dan malaikat-malaikat yang jatuh bersamanya (2 Petrus 2:4; Yudas 1:6), atau menunjuk kepada kekuatan yang besar yang dimiliki Iblis di alam semesta atas mereka yang melawan kuasanya itu. Iblis berusaha untuk membinasakan bayi Kristus.[11]
Ayat 5
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.[15]
Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.[16]
Di sini, perempuan ini menunjuk kepada orang Israel yang setia yang dianiaya selama bagian terakhir masa kesengsaraan itu (yaitu selama 1.260 hari, tepat separuh dari jangka waktu kesengsaraan itu).
1) Selama masa kesengsaraan, orang Israel yang setia adalah orang Yahudi yang takut akan Allah serta menentang agama antikristus. Dengan jalan meneliti Kitab Suci secara tulus, mereka menerima kebenaran mengenai Yesus Kristus sebagai Mesias (Ulangan 4:30–31; Zakharia 13:8–9). Mereka menerima pertolongan ilahi selama masa tiga setengah tahun terakhir dari masa kesengsaraan itu, dan Iblis tidak akan diizinkan untuk mengalahkan mereka sama sekali (lihat Wahyu 12:13–16).
2) Orang Israel yang menerima agama antikristus dan menolak kebenaran alkitabiah tentang Mesias akan dihukum dan dibinasakan pada hari-hari masa kesengsaraan besar. (lihat Yehezkiel 11:17–21; 20:34–38; Zakharia 13:8–9).[11]
Ayat 9
Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.[17]
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"[19]
"Tanda Wahyu 12" adalah suatu fenomena alam pergerakan konstelasi bintang dan planet di langit yang terjadi pada tanggal 23 September 2017, di mana matahari akan melewati konstelasi Virgo dengan bulan berada di bagian kakinya, sementara rasi bintang Leo di atasnya dan planet Jupiter akan keluar dari "rahim"-nya. Sejumlah orang meyakini bahwa kejadian unik ini memenuhi nubuat pada Wahyu 12:1-2.[20][21][22]
Ada pula yang menyebutkan bahwa fenomena ini telah terjadi pada tanggal 11 September 3 SM, yang diyakininya sebagai tanggal kelahiran Yesus Kristus yang sebenarnya.[23]
^C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.394-398.
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.