Tanah longsor di Cusco, Peru, pada 2018Tanah longsor di Nganjuk, pada 14 Februari 2021Simulasi komputer longsor di California, AS, Januari 1997
Tanah longsor (bahasa Inggris: Landslide) atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.[1][2][3][4] Longsor terjadi di berbagai lingkungan, ditandai dengan gradien lereng yang curam atau landai, dari pegunungan hingga tebing pantai atau bahkan di bawah air,[5] yang dalam hal ini disebut longsor bawah laut.
Tanah longsor sering kali diperparah oleh pembangunan manusia (seperti perluasan wilayah perkotaan) dan eksploitasi sumber daya (seperti penambangan dan penggundulan hutan). Degradasi lahan sering kali menyebabkan berkurangnya stabilisasi tanah oleh tumbuhan. Selain itu, pemanasan global yang disebabkan oleh perubahan iklim dan dampak manusia terhadap lingkungan lainnya, dapat meningkatkan frekuensi kejadian alam (seperti cuaca ekstrem) yang memicu tanah longsor.[6] Mitigasi tanah longsor menjelaskan kebijakan dan praktik untuk mengurangi risiko dampak manusia terhadap tanah longsor, mengurangi risiko bencana alam.
Penyebab
Tanah longsor di Natuna, Serasan akibat dari hujan lebat, menewaskan sedikitnya 50 orang.Tanah longsor di Surte, Swedia, tahun 1950. Tanah longsor tersebut menewaskan satu orang.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
Peledakan dan penambangan; pengerjaan tanah (misalnya dengan mengubah bentuk lereng, atau memberikan beban baru);
Di tanah dangkal, pemindahan vegetasi berakar dalam yang mengikat koluvium ke batuan dasar;
Aktivitas pertanian atau kehutanan (penebangan), dan urbanisasi, yang mengubah jumlah air yang meresap ke dalam tanah.
Variasi temporal dalam penggunaan lahan dan tutupan lahan (LULC): termasuk penebangan lahan pertanian oleh manusia. Degradasi lahan dan curah hujan ekstrem dapat meningkatkan frekuensi erosi dan fenomena longsor.[8]