Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Shanghai

Shanghai
上海
Munisipalitas Shanghai
Dari atas ke bawah, kiri ke kanan: Lujiazui, Taman Yu, Jalan Nanjing, Gedung HSBC dan Gedung Pabean di kawasan The Bund, Kota tua Shanghai, Kuil Jing'an
Etimologi: 上海浦 (Shànghăi Pǔ),
merupakan nama asli dari Sungai Huangpu"
Lokasi munisipalitas Shanghai di Tiongkok
Lokasi munisipalitas Shanghai di Tiongkok
Negara Tiongkok
WilayahTiongkok Timur
DidiamiSekitar 4.000 tahun SM[1]
Pendirian
 - Kota praja Qinglong

746[2]
County Huating (华亭县) (era Dinasti Tang)751[3]
 - County Shanghai1292[4]
 - Munisipalitas7 Juli 1927
Dewan kotaKongres Rakyat Munisipalitas Shanghai
Divisi
 - Tingkat county
 - Tingkat kota praja

16 distrik, 1 county
210 kota praja dan subdistrik
Pemerintahan
 • JenisMunisipalitas
 • Sekretaris PartaiChen Jining
 • Ketua KongresHuang Lixin
 • Wali KotaGong Zheng
 • Ketua KPP MunisipalitasHu Wenrong[5]
 • Perwakilan KPP57 wakil
Luas
 • Munisipalitas6.341 km2 (2,448 sq mi)
 • Luas perairan697 km2 (269 sq mi)
 • Luas perkotaan
 (2018)[8]
4,01 km2 (1,550 sq mi)
Ketinggian
4 m (13 ft)
Ketinggian tertinggi118 m (387 ft)
Populasi
 (2023)[9]
 • Munisipalitas24.874.500
 • Peringkat1 di Tiongkok
 • Kepadatan3,900/km2 (10,000/sq mi)
DemonimOrang Shanghai
Zona waktuUTC+8 (WST)
Kode pos
200000–202100
Kode area telepon21
Kode ISO 3166CN-SH
PNB (nominal)2023[10]
 - Munisipalitas¥4,722 miliar
$670 miliar
 - Per kapita¥190.270
$27.001
 - PertumbuhanKenaikan 8,1%
IPM (2021)0,880[11] (ke-2) – sangat tinggi
Nomor pelat kendaraan沪A, B, D, E, F, G, H, J, K, L, M, N
沪C (di luar kawasan pinggiran kota)
SingkatanSH / ()
Bunga kotaYulan magnolia
BahasaDialek Shanghai
Mandarin
Situs webshanghai.gov.cn
en.shanghai.gov.cn
Shanghai

"Shanghai" dalam aksara reguler
Hanzi: 上海
Makna harfiah: "Di atas laut"

Shanghai (aksara Han: 上海; pinyin: Shànghǎi; bahasa Shanghai IPA: /zɑ̃ hɛ/) adalah munisipalitas yang dikelola langsung dan daerah perkotaan terpadat di Tiongkok. Kota ini terletak di garis pantai Tiongkok di selatan estuari Sungai Yangtze, dengan Sungai Huangpu mengalir melaluinya. Populasi Shanghai sendiri adalah yang terbesar ke-3 di dunia, dengan sekitar 24,87 juta penduduk pada tahun 2023, sedangkan daerah perkotaannya adalah yang terpadat di Tiongkok, dengan 29,87 juta penduduk. Pada tahun 2022, wilayah metropolitan Shanghai Raya diperkirakan menghasilkan produk metropolitan bruto (nominal) hampir 13 triliun RMB ($1,9 triliun).[12] Shanghai adalah salah satu pusat utama di dunia untuk keuangan, bisnis dan ekonomi, penelitian, sains dan teknologi, manufaktur, transportasi, pariwisata, dan budaya. Pelabuhan Shanghai adalah pelabuhan peti kemas tersibuk di dunia, bersama dengan Singapura dan Rotterdam.[13]

Awalnya hanya berupa desa nelayan dan kota pasar, Shanghai tumbuh pesat pada abad ke-19 berkat perdagangan domestik dan internasiomal, dan lokasi pelabuhannya yang strategis. Shanghai adalah salah satu dari lima pelabuhan perjanjian yang dipaksa terbuka untuk perdagangan Eropa setelah Perang Candu Pertama, yang menyerahkan Hong Kong ke Britania Raya. Ini mengikuti Pertempuran Chuenpi Kedua pada tahun 1841, lebih dari 60 km di sebelah timur koloni Portugis Makau. Makau dikendalikan oleh Portugal setelah perjanjian Luso-Tiongkok tahun 1554. Pemukiman Internasional Shanghai dan Konsesi Prancis Shanghai kemudian juga didirikan. Kota ini kemudian berkembang menjadi pusat komersial dan keuangan utama di Asia pada tahun 1930-an. Selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua, Shanghai menjadi lokasi Pertempuran Shanghai yang dahsyat. Setelah perang, Perang Saudara Tiongkok segera berlanjut antara Kuomintang (KMT) dan Partai Komunis Tiongkok (PKT), di mana pada akhirnya PKT berhasil mengambil alih Shanghai dan sebagian besar daratannya. Dari tahun 1950-an hingga 1970-an, sebagian besar perdagangan hanya sebatas dengan negara-negara sosialis lain di Blok Timur, yang menyebabkan pengaruh Shanghai di level global menurun selama Perang Dingin.

Perubahan besar pada kota ini terjadi ketika reformasi ekonomi yang diprakarsai oleh pemimpin tertinggi Deng Xiaoping selama tahun 1980-an menghasilkan pembangunan kembali dan revitalisasi kota yang intensif pada tahun 1990-an, khususnya Kawasan Baru Pudong, yang membantu dalam pengembalian keuangan dan investasi asing. Sejak itu, Shanghai muncul kembali sebagai pusat perdagangan dan keuangan internasional. Kota ini adalah rumah bagi Bursa Efek Shanghai, bursa saham terbesar di Asia-Pasifik berdasarkan kapitalisasi pasar dan Zona Perdagangan Bebas Shanghai, zona perdagangan bebas pertama di daratan Tiongkok. Shanghai telah diklasifikasikan sebagai kota Alpha+ (tingkat pertama global) oleh Globalisasi dan Jaringan Penelitian Kota Dunia. Pada tahun 2024, Shanghai menjadi rumah bagi 13 perusahaan Fortune Global 500, dan berada di peringkat ke-4 pada Indeks Pusat Keuangan Global. Kota ini juga merupakan pusat utama di dunia dalam penelitian dan pengembangan dan rumah bagi banyak Universitas Kelas Satu Ganda. Metro Shanghai, yang pertama kali dibuka pada tahun 1993, merupakan jaringan metro terbesar di dunia berdasarkan panjang rute.

Shanghai telah digambarkan sebagai "pusat perekonomian" Tiongkok. Menampilkan beberapa gaya arsitektur seperti Art Deco dan shikumen, kota ini terkenal dengan cakrawala Lujiazui, museum, dan bangunan bersejarahnya, termasuk Kuil Dewa Kota, Taman Yu, Paviliun Tiongkok, dan bangunan di sepanjang The Bund. Menara Oriental Pearl dapat dilihat dari The Bund. Shanghai juga terkenal dengan kulinernya, dialek lokalnya, dan budaya kosmopolitannya, menempati peringkat ke-6 dalam daftar kota dengan gedung pencakar langit terbanyak, dan merupakan salah satu pusat ekonomi terbesar di dunia.

Etimologi

Dua karakter aksara Han dalam nama "Shanghai" secara harfiah berarti "atas" dan "laut". Penggunaan nama ini terjadi pertama kalinya pada masa Dinasti Song, pada saat di mana sudah ada pertemuan sungai dan sebuah kota kecil bernama "Shanghai" di daerah tersebut. Tidak jelas bagaimana nama ini berasal atau bagaimana artinya harus diterangkan, meski pembacaan secara harfiah menyarankan arti "menuju laut".

Dalam bahasa Mandarin, singkatan Shanghai adalah (滬 atau 沪) dan Shēn (申).

Sejarah

Sebelum terbentuknya kota Shanghai, Shanghai adalah bagian dari kotamadya Songjiang yang diatur oleh provinsi Suzhou. Kotamadya ini dibentuk sekitar 1000 tahun yang lalu. Sejak zaman pemerintahan Dinasti Song (960-1279), Shanghai secara bertahap berkembang menjadi pelabuhan yang sibuk.[14]

Peta Kota Tua Shanghai abad ke-17

Kota Shanghai mulai dibangun sejak didirikannya tembok kota pada tahun 1553 SM. Tetapi sebelum abad ke-19, Shanghai bukanlah kota yang besar, dan bila dibandingkan dengan kota-kota besar Tiongkok lainnya, Shanghai hanya memiliki sedikit bangunan bersejarah. Sebelum tahun 1927 Shanghai berada di bawah pemerintah provinsi Jiangsu dengan ibukota Nanjing. Sejak Shanghai menjadi Kota Administrasi Spesial pada tahun 1927, statusnya menjadi sama seperti provinsi Tiongkok yang lain.[14]

Peranan kota Shanghai berubah secara drastis pada abad ke-19, dengan posisi yang strategis di mulut sungai Yangtze menjadikannya lokasi yang ideal untuk perdagangan dengan dunia barat.[14]

Pada saat Perang Opium Pertama di awal abad ke-19, pasukan Inggris ditempatkan sementara di Shanghai. Perang tersebut berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Nanjing pada tahun 1842, yang membuka beberapa pelabuhan-pelabuhan tertentu, termasuk Shanghai, untuk perdagangan internasional. Perjanjian Bogue yang ditandatangani pada tahun 1843 bersama dengan Perjanjian Sino-Amerika di Wangsia pada tahun 1844 memberi hak luar biasa kepada negara-negara asing untuk menguasai tanah-tanah di Tiongkok.[14]

Pemberontakan Taiping pecah pada tahun 1850, dan Shanghai dikuasai oleh kelompok pecahan dari pemberontak tersebut bernama Perkumpulan Pedang-pedang Kecil. Pertikaian tersebut menghancurkan daerah pinggiran tetapi tidak menyentuh daerah-daerah pendudukan asing hingga masyarakat Tionghoa lari dan mencari pengungsian ke sana. Meskipun masyarakat Tionghoa dilarang untuk tinggal di daerah pendudukan asing, peraturan baru yang dibuat tahun 1854 membolehkan masyarakat Tionghoa untuk memilikinya dan berakibat harga tanah melesat tinggi. Tahun tersebut juga diadakan pertemuan pertama Perwalian Kota Shanghai, yang diperbantukan untuk mengatur daerah kekuasaan asing. Daerah kekuasaan Inggris dan Amerika disatukan pada tanun 1863 untuk membentuk daerah Pendudukan Internasional.[14]

Perang antara Tiongkok-Jepang (1894-1895) memperebutkan kuasa atas Korea diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki, di mana Jepang bangkit sebagai penguasa asing baru di Shanghai. Jepang mendirikan pabrik pertama di Shanghai yang segera diikuti oleh penguasa-penguasa asing lainnya hingga membangkitkan kegiatan industri di sana.[14]

Shanghai pada waktu itu adalah pusat keuangan terbesar di Asia Timur. Di bawah Republik Rakyat Tiongkok, Shanghai menjadi kota spesial pada tahun 1927 dan ditingkatkan menjadi kotamadya pada bulan Mei tahun 1930. Angkatan Laut Jepang mengebom Shanghai pada tanggal 28 Januari 1932, dalam usahanya untuk menekan protes mahasiswa Tiongkok atas Insiden Manchuria beserta pendudukan Jepang. Shanghai direbut Jepang pada Pergulatan Shanghai tahun 1937 hingga kekalahan mereka pada tahun 1945. Pada masa Perang Dunia II, Shanghai adalah pusat pengungsian dari pengungsi-pengungsi Eropa. Shanghai juga merupakan satu-satunya kota di dunia yang menerima orang-orang Yahudi tanpa syarat pada waktu itu.[14]

Pemukiman Internasional Shanghai di tahun 1920-an

Pada tanggal 27 Mei 1949, Shanghai dikuasai Partai Komunis Tiongkok dan merupakan salah satu dari dua bekas kotamadya Republik Rakyat Tiongkok yang tidak segera digabung dengan provinsi tetangganya (yang lainnya Beijing). Selanjutnya, Shanghai melewati beberapa proses perubahan perbatasan beserta bagian-bagiannya, terutama pada dekade berikutnya.[14]

Setelah perang, perekonomian Shanghai pulih kembali. Tokoh sayap kiri radikal Jiang Qing dan tiga sekutunya, yang dikenal sebagai Kelompok Empat, bermarkas di kota ini.[15] Selama Revolusi Kebudayaan (1966–1976), masyarakat Shanghai mengalami kekacauan parah. Meskipun terjadi gangguan akibat Revolusi Kebudayaan, Shanghai mempertahankan produksi ekonominya dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang positif.[16]

Pada tahun 1990, Deng Xiaoping mengizinkan Shanghai untuk memulai reformasi ekonomi, yang membawa kembali modal asing ke kota tersebut dan mengembangkan distrik Pudong, yang menghasilkan Lujiazui.[17] Pada tahun itu, pemerintah Tiongkok menetapkan Shanghai sebagai "Kepala Naga" reformasi ekonomi.[18] Pada tahun 2020, Shanghai diklasifikasikan sebagai kota Alpha+ oleh Globalisasi dan Jaringan Penelitian Kota Dunia, menjadikannya salah satu dari 10 kota besar teratas di dunia.[19]

Pada awal tahun 2022, Shanghai mengalami wabah besar kasus COVID-19. Setelah penguncian lokal gagal membendung peningkatan kasus, pemerintah Tiongkok mengunci seluruh kota pada tanggal 5 April. Hal ini mengakibatkan kekurangan pangan yang meluas di seluruh kota karena rantai pasokan pangan terganggu parah oleh tindakan penguncian pemerintah, yang tidak dicabut hingga tanggal 1 Juni.[20]

Geografi

Foto satelit kota Shanghai, 2016

Shanghai terletak pada pantai timur Tiongkok, kira-kira berjarak sama dengan Beijing dan Guangzhou. Kota tuanya dan pusat kota modernnya sekarang berlokasi di tengah semenanjung yang diperluas di antara Delta Sungai Yangtze di utara, dan teluk Hangzhou di selatan, terbentuk oleh pengendapan alami Sungai Yangtze dan oleh proyek reklamasi daratan modern. Pemerintah provinsi level kota dari Shanghai mengelola kedua wilayah semenanjung ini dan banyak dari pulau-pulau sekitarnya. Kota ini berbatasan dengan Jiangsu di utara dan barat, Zhejiang di selatan, dan Laut Tiongkok Selatan di timur. Titik paling utaranya adalah Pulau Chongming, yang sekarang merupakan pulau kedua terbesar di Tiongkok Daratan setelah perluasan selama abad ke 20.[21] Munisipalitas tidak serta merta mencantumkan eksklaf dari Jiangsu pada utara Chongming atau dua pulau yang membentuk Pelabuhan Yangshan milik Shanghai, yang merupakan bagian dari Kabupaten Shengsi, Zhejiang. Pelabuhan yang dalam ini, dibuat dengan meningkatkan ukuran dari perahu-perahu kontainer, juga oleh pendangkalan Yangtze yang menyempit menjadi kurang dari 20 m sebagaimana sejauh 70 km dari Hengsha.[22]

Pusat kota Shanghai terbelah oleh Sungai Huangpu, sebuah tribut pada Yangtze yang dibuat dari pesanan Tuan Chunshen selama Periode Negara Perang. Pusat sejarah dari kota ini berlokasi pada tepi barat Huangpu (Puxi), dekat dengan mulut sungai Suzhou, menghubungkannya dengan Danau Tai dan Kanal Besar. Pusat distrik finansial Lujiazui telah tumbuh di tepi timur Huangpu (Pudong). Penghancuran tanah basah lokal terjadi karena dibangunnya Bandara Internasional Pudong sepanjang pantai timur semenanjung, namun telah agak diimbangi dengan perluasan beting terdekat dari Jiuduansha yang ditetapkan sebagai kawasan perlindungan.[23]

Lokasi Shanghai pada dataran aluvial memberi arti bahwa mayoritas luas lahan dari 6.340,5 km2 itu rata, dengan rata-rata ketinggian 4 m. Tanahnya yang berpasir membuat Pencakar-pencakar langit yang ada harus dibangun dengan tiang pancang yang dalam untuk menghentikan penurunan tanah pada daerah pusat. Beberapa bukit seperti She Shan terletak di barat daya dan titik tertingginya adalah puncak Pulau Dajinshan di Teluk Hangzhou (103 m). Kota ini memiliki banyak sungai, kanal, sungai kecil, dan danau dan dikenal kekayaan sumber airnya sebagai bagian dari area drainase Danau Tai.

Administrasi

Seperti semua lembaga pemerintahan di Tiongkok, Shanghai memiliki sistem pemerintahan partai paralel,[24] di mana Sekretaris Komite PKT (yang secara resmi disebut Sekretaris Komite Kota Shanghai Partai Komunis Tiongkok) memiliki pangkat lebih tinggi dari Wali Kota.[25] Komite PKT bertindak sebagai badan perumus kebijakan teratas, dan biasanya terdiri dari 12 anggota (termasuk sekretaris), dan memiliki kendali atas Pemerintah Rakyat Kota Shanghai.[26][27]

Shanghai merupakan salah satu dari empat munisipalitas yang berada di bawah administrasi langsung Pemerintah Pusat Rakyat,[28] dan dibagi menjadi 16 distrik setingkat county.

Pemandangan kota

The Bund

The Bund, yang terletak di tepi Sungai Huangpu, adalah rumah bagi deretan arsitektur awal abad ke-20, mulai dari gaya Gedung HSBC bergaya neoklasik hingga Rumah Sassoon (sekarang bagian dari Peace Hotel) bergaya Art Deco. Banyak area di bekas konsesi asing juga terpelihara dengan baik, yang paling terkenal adalah Konsesi Prancis Shanghai.[29] Shanghai juga merupakan rumah bagi banyak bangunan dengan arsitektur khas dan bahkan eksentrik, termasuk Museum Shanghai, Teater Besar Shanghai, Pusat Seni Oriental, dan Menara Oriental Pearl. Meskipun mengalami pembangunan pesat, Kota Tua masih mempertahankan beberapa arsitektur dan desain tradisional, seperti Taman Yu, taman bergaya Jiangnan yang rumit.[30]

Sebagai hasil dari ledakan konstruksinya selama tahun 1920-an dan 1930-an, Shanghai memiliki salah satu bangunan Art Deco terbanyak di dunia.[29] Bangunan Art Deco-nya yang paling terkenal termasuk Park Hotel, Teater Besar, Paramount, Peace Hotel, Metropole Hotel, Broadway Mansions, dan Capitol Theatre.[31][32]

Salah satu elemen budaya yang khas adalah perumahan shikumen (石库门, "pintu penyimpanan batu"), biasanya berupa rumah bata abu-abu dua atau tiga lantai dengan halaman depan dilindungi oleh pintu kayu berat dalam lengkungan batu bergaya.[33] Setiap tempat tinggal terhubung dan diatur dalam gang-gang lurus, yang dikenal sebagai longtang (弄堂). Rumah ini mirip dengan rumah teras atau rumah kota bergaya barat, tetapi dibedakan oleh dinding bata yang tinggi dan berat, serta lengkungan di depan setiap rumah.[34]

Beberapa bangunan di Shanghai memiliki arsitektur Stalinis, meskipun jumlahnya memiliki lebih sedikit daripada di Beijing. Bangunan-bangunan ini sebagian besar didirikan antara berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949 dan Perpecahan Tiongkok-Soviet pada akhir tahun 1960-an. Selama periode waktu ini, sejumlah besar pakar Soviet, termasuk arsitek, datang ke Tiongkok untuk membantu negara tersebut dalam pembangunan negara komunis. Contoh arsitektur Stalinis di Shanghai adalah Pusat Pameran Shanghai.[35]

Shanghai (khususnya Lujiazui) memiliki banyak gedung pencakar langit, menjadikannya kota ke-5 di dunia dengan jumlah gedung pencakar langit.[36] Contohnya seperti Menara Jin Mao setinggi 421 m, Pusat Keuangan Dunia Shanghai setinggi 492 m, dan Menara Shanghai setinggi 632 m, yang merupakan bangunan tertinggi di Tiongkok dan tertinggi ke-3 di dunia.[37] Menara Oriental Pearl yang tampak futuristik, dengan ketinggian 468 m, terletak di dekat ujung utara Lujiazui.[38] Pencakar langit di luar kawasan Lujiazui yakni White Magnolia Plaza di Hongkou, Shimao International Plaza di Huangpu, dan Shanghai Wheelock Square di Jing'an.

Pemandangan malam hari Lujiazui di Pudong.

Ekonomi

Lujiazui dari Jembatan Zhapulu dengan Menara Oriental Pearl (kiri) dan Menara Shanghai (kanan)

Shanghai adalah pusat keuangan dan inovasi global,[39][40] dan pusat nasional untuk perdagangan, niaga, dan transportasi,[41] dengan pelabuhan kargo tersibuk di dunia, Pelabuhan Shanghai.[42] Pada tahun 2018, wilayah metropolitan Shanghai Raya (meliputi Suzhou, Wuxi, Nantong, Ningbo, Jiaxing, Zhoushan, dan Huzhou) diperkirakan menghasilkan produk metropolitan bruto hampir 9,1 triliun RMB ($1,33 triliun dalam nominal atau $2,08 triliun dalam PPP).[43] Pada tahun 2020, perekonomian Shanghai diperkirakan mencapai $1 triliun (PPP), menjadikannya kawasan metropolitan paling produktif di Tiongkok dan salah satu dari sepuluh ekonomi metropolitan terbesar di dunia.[44] Enam industri terbesar Shanghai (ritel, keuangan, TI, real estat, manufaktur mesin, dan manufaktur otomotif) mencakup sekitar setengah PDB kota tersebut.[45] Pada tahun 2023, Shanghai memiliki PDB sebesar CN¥4,72 triliun ($663,87 miliar nominal) yang merupakan 3,54% dari PDB Tiongkok, dan PDB per kapita sebesar CN¥189.828 (US$26.187 nominal).[46] Pada tahun 2022, pendapatan tahunan rata-rata yang dapat dibelanjakan penduduk Shanghai adalah CN¥79.610 (US$11.836) per kapita, sedangkan gaji tahunan rata-rata orang yang bekerja di unit perkotaan di Shanghai adalah CN¥212.476 (US$31.589),[47] menjadikannya salah satu kota terkaya di Tiongkok,[48] tetapi juga kota termahal di Tiongkok daratan untuk ditinggali menurut sebuah studi tahun 2023 oleh Economist Intelligence Unit.[49] Sejak 2018, Shanghai telah menjadi tuan rumah China International Import Expo (CIIE) setiap tahun, pameran impor tingkat nasional pertama di dunia.

Pada tahun 2023, impor dan ekspor kota ini mencapai CN¥7,73 triliun (US$1,07 triliun), yang menyumbang 18,5% dari total nasional.[50]

Menurut Laporan Kekayaan dan Gaya Hidup Global Julius Baer, Shanghai adalah kota termahal di dunia untuk menjalani gaya hidup mewah pada tahun 2021.[51] Shanghai adalah kota terkaya ke-5 di dunia, dengan total kekayaan mencapai $1,8 triliun,[52] dan Shanghai menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah miliarder oleh Forbes.[53] PDB nominal Shanghai diproyeksikan mencapai US$1,3 triliun pada tahun 2035 (peringkat pertama di Tiongkok), menjadikannya salah satu dari 5 kota besar teratas dunia dalam hal PDRB menurut sebuah studi oleh Oxford Economics.[54] Pada Agustus 2024, Shanghai menduduki peringkat ke-4 di dunia dan ke-2 di Tiongkok (setelah Beijing) dengan jumlah perusahaan Fortune Global 500 terbesar di dunia.[55]

Keuangan

Bursa Efek Shanghai

Shanghai adalah pusat keuangan global, peringkat pertama di seluruh kawasan Asia & Oseania dan ke-3 secara global (setelah New York dan London) dalam edisi ke-28 Indeks Pusat Keuangan Global,[56] yang diterbitkan pada September 2020 oleh Z/Yen dan China Development Institute.[57] Shanghai juga merupakan pusat industri teknologi Tiongkok dan global, serta rumah bagi ekosistem perusahaan rintisan besar. Pada tahun 2021, kota ini menduduki peringkat sebagai pusat Fintech ke-2 di dunia setelah Kota New York.[58]

Pada tahun 2019, Bursa Efek Shanghai memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$4,02 triliun, menjadikannya bursa saham terbesar di Tiongkok dan bursa saham terbesar ke-4 di dunia.[59] Pada tahun 2009, volume perdagangan enam komoditas utama (termasuk karet, tembaga, dan seng) di Bursa Berjangka Shanghai semuanya menduduki peringkat pertama secara global.[60] Pada akhir tahun 2017, Shanghai memiliki 1.491 lembaga keuangan, 251 diantaranya merupakan lembaga investasi asing.[61]

Manufaktur

MG Motor adalah divisi dari SAIC Motor yang berbasis di Shanghai

Sebagai salah satu pusat industri utama Tiongkok, Shanghai memainkan peran penting dalam manufaktur domestik dan industri berat. Beberapa zona industri, termasuk Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Shanghai Hongqiao, Zona Pemrosesan Ekonomi Ekspor Jinqiao, Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Minhang, dan Zona Pengembangan Teknologi Tinggi Shanghai Caohejing merupakan tulang punggung sektor sekunder Shanghai. Shanghai adalah rumah bagi pembuat baja terbesar di Tiongkok, Baosteel Group, galangan pembuatan kapal terbesar di Tiongkok, Hudong–Zhonghua Shipbuilding Group, dan salah satu pembuat kapal tertua di Tiongkok, Jiangnan Shipyard.[62][63] Manufaktur mobil adalah industri penting lainnya. SAIC Motor yang berbasis di Shanghai adalah salah satu dari tiga perusahaan otomotif terbesar di Tiongkok, dan memiliki kemitraan strategis dengan Volkswagen dan General Motors.[64] Perusahaan tersebut menduduki peringkat ke-84 dalam daftar Fortune Global 500 pada tahun 2023.[65]

Zona perdagangan bebas

Shanghai adalah rumah bagi Zona Perdagangan Bebas Shanghai, zona perdagangan bebas pertama di Tiongkok daratan.[66] Pada Oktober 2019, zona ini juga merupakan zona perdagangan bebas terbesar kedua di Tiongkok daratan dalam hal luas daratan, yang mencakup area seluas 240,22 km2, dan mengintegrasikan empat zona berikat yang ada (Zona Perdagangan Bebas Waigaoqiao, Taman Logistik Perdagangan Bebas Waigaoqiao, Area Pelabuhan Perdagangan Bebas Yangshan, dan Zona Perdagangan Bebas Komprehensif Bandara Pudong).[67][68] Karena zona tersebut secara teknis tidak dianggap sebagai wilayah di Tiongkok untuk dikenakan pajak, komoditas yang masuk ke zona ini dibebaskan dari bea masuk dan bea cukai.[69]

Pendidikan dan riset

Universitas Fudan
Universitas Jiao Tong Shanghai

Shanghai adalah pusat penelitian dan pengembangan internasional. Pada tahun 2022, kota ini menduduki peringkat ke-3 di dunia dan ke-2 di kawasan Asia dan Oseania (setelah Beijing) berdasarkan hasil penelitian ilmiah, menurut Nature Index.[70] Kota ini juga merupakan pusat pendidikan tinggi di Tiongkok. Pada tahun 2023, Shanghai memiliki 68 universitas dan perguruan tinggi, menempati peringkat pertama di kawasan Tiongkok Timur sebagai kota dengan perguruan tinggi terbanyak.[71]

Terdapat 15 universitas yang terdaftar dalam 147 Universitas Kelas Satu Ganda. Sejumlah universitas paling bergengsi di Tiongkok yang muncul dalam peringkat universitas dunia juga berpusat di Shanghai. Universitas Fudan dan Universitas Jiao Tong Shanghai termasuk dalam aliansi universitas elit