"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"[5]
Perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur ini mengajarkan bahwa perihal memasuki Kerajaan Allah adalah soal hak istimewa, bukan soal jasa. Di sini Kristus memperingatkan akan tiga sikap yang salah:
1) Jangan merasa diri lebih unggul karena memiliki kedudukan atau tugas yang menguntungkan.
2) Jangan lupa untuk turut merasakan kepedulian Allah yang ingin menawarkan kasih karunia-Nya kepada sekalian orang.
3) Janganlah iri hati terhadap berkat rohani yang diterima oleh orang lain.[6]
Ayat 28
[Yesus berkata:] "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."[7]
Tebusan berarti suatu harga yang dibayar untuk memperoleh kebebasan seorang. Dalam karya penebusan Kristus, kematian-Nya merupakan harga yang dibayar untuk membebaskan manusia dari kuasa dosa. Orang percaya dibebaskan dari hukuman (Roma 3:25–26), dosa (Efesus 1:7) dan kematian (Roma 8:2). Istilah "banyak orang" dipakai dengan pengertian "semua orang" (1 Timotius 2:5–6).[6]
Referensi
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
^Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
^Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975