Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Injil

Fragmen halaman awal dengan judul Injil Matius, ευαγγελιον κ̣ατ̣α μαθ᾽θαιον (Euangelion kata Maththaion). Dari Papirus 4 (ca 200 M), ini adalah judul manuskrip tertua untuk Injil Matius dan salah satu judul manuskrip tertua untuk Injil mana pun.

Injil atau Kitab Injil (bahasa Arab: الإنجيل, translit. Al-Injīl; adalah pesan Kristen ("Kabar Baik"), tetapi pada abad kedua Masehi istilah euangélion (bahasa Yunani: ευαγγέλιον, translit. euangelion, har. 'Kabar Baik (asal muasal kata dalam bahasa Inggris sebagai calque)' bahasa Inggris: Gospel) juga mulai digunakan untuk kitab-kitab yang memuat pesan tersebut.[1] Dalam pengertian ini, Injil dapat didefinisikan sebagai narasi episodik yang longgar tentang perkataan dan perbuatan Yesus, yang berpuncak pada pengadilan dan kematian-Nya, dan diakhiri dengan berbagai laporan tentang penampakan-Nya setelah kebangkitan.[2]

Kitab Injil umumnya dianggap sebagai karya sastra yang didasarkan pada tradisi lisan, khotbah Kristen, dan eksegesis Perjanjian Lama dengan konsensus bahwa kitab-kitab tersebut merupakan variasi dari biografi Yunani-Romawi; mirip dengan karya-karya kuno lainnya seperti Memoirs of Socrates karya Xenophon.[3][4] Kitab-kitab tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan orang-orang bahwa Yesus adalah seorang suci yang karismatik dan melakukan mukjizat, memberikan contoh bagi para pembaca untuk ditiru.[5][6][7] Dengan demikian, kitab-kitab tersebut menyajikan pesan Kristen pada paruh kedua abad pertama Masehi,[8] Oleh karena itu, para sarjana Alkitab modern berhati-hati untuk tidak mengandalkan kitab-kitab Injil secara tidak kritis sebagai dokumen sejarah, dan meskipun kitab-kitab tersebut memberikan gambaran yang baik tentang karier publik Yesus, studi kritis sebagian besar gagal untuk membedakan ide-ide aslinya dari ide-ide penulis Kristen selanjutnya,[9][10] dan oleh karena itu fokus penelitian telah bergeser kepada Yesus sebagaimana diingat oleh para pengikutnya,[11][12] dan pemahaman kitab-kitab Injil itu sendiri.[13]

Injil kanonik adalah empat Injil yang muncul dalam Perjanjian Baru. Injil-injil ini kemungkinan besar ditulis antara tahun 66 dan 110 M, yang kemungkinan besar ditulis pada masa hidup berbagai saksi mata, termasuk keluarga Yesus sendiri.[14][15][16][17][18] Sebagian besar ahli berpendapat bahwa keempat Injil tersebut anonim (dengan nama modern "Empat Penginjil" ditambahkan pada abad ke-2), hampir pasti tidak ada yang ditulis oleh saksi mata, dan merupakan karya para penulis yang kreatif dalam bidang sastra (yang memang melibatkan klaim berkonsultasi dengan saksi mata).[19][20][21][22] Menurut mayoritas ahli, Markus adalah yang pertama ditulis, menggunakan berbagai sumber,[23][24] diikuti oleh Matius dan Lukas, yang keduanya secara independen menggunakan Markus untuk narasi mereka tentang karier Yesus, melengkapinya dengan kumpulan perkataan yang disebut "sumber Q", dan materi tambahan yang unik untuk masing-masing, meskipun hipotesis alternatif yang menyatakan penggunaan langsung Matius oleh Lukas atau sebaliknya tanpa Q semakin populer.[25][26][27] Ada pandangan yang berbeda tentang transmisi materi yang mengarah pada Injil sinoptik, dengan berbagai ahli berpendapat bahwa ingatan dan lisan dapat diandalkan melestarikan tradisi yang pada akhirnya kembali ke Yesus yang historis.[28] Ahli lain lebih skeptis dan melihat lebih banyak perubahan dalam tradisi sebelum Injil tertulis.[29][30] Ada hampir konsensus bahwa Injil Yohanes berasal dari Injil Tanda hipotetis yang dianggap telah diedarkan dalam komunitas Yohanes.[31] Dalam kajian modern, Injil Sinoptik merupakan sumber utama untuk merekonstruksi pelayanan Kristus, sementara Injil Yohanes lebih jarang digunakan karena berbeda dari Injil Sinoptik. Berdasarkan bukti naskah dan frekuensi kutipan oleh para Bapa Gereja awal, Matius dan Yohanes merupakan Injil yang paling populer, sementara Lukas dan Markus kurang populer pada abad-abad awal gereja.[32]

Banyak juga Injil non-kanonik yang ditulis, semuanya lebih baru daripada keempat Injil kanonik, dan seperti Injil-injil tersebut, Injil-injil tersebut juga mendukung pandangan teologis tertentu dari para penulisnya.[33][34] Contoh-contoh penting termasuk Injil-injil Tomas, Petrus, Yudas, dan Maria; Injil-injil masa kanak-kanak seperti Injil Yakobus (yang pertama kali memperkenalkan keperawanan abadi Maria); dan harmoni Injil seperti Diatessaron.

Kata "Injil"

Rylands Library Papyrus P52 mungkin adalah fragmen naskah Perjanjian Baru tertua; memuat Injil Yohanes pasal 18:31-33 berdasarkan gaya tulisan tangan diperkirakan ditulis tahun 125 M.

Dalam bahasa Yunani disebut ευαγγέλιον (euangelion) yang berarti "Kabar Baik" atau "Berita Kesukaan", yang merujuk pada 1 Petrus 1:25 (BIS, TL, & Yunani). Injil dalam bahasa Inggris disebut Gospel, dari bahasa Inggris Kuno gōd-spell yang berarti "kabar baik", yang merupakan terjemahan kata-per-kata dari bahasa Yunani (eu- "baik", -angelion "kabar").

Istilah "Injil" berasal dari Al-Qur'an (kitab suci agama Islam) dalam bahasa Arab إنجيل‎ (Injīl) yaitu nama kitab suci yang diturunkan kepada nabi Isa AS (Yesus). Begitu juga dengan istilah "Alkitab" dalam bahasa Arab الكتاب (Alkitab) juga berasal dari Al-Qur'an. Kata Injil dan Alkitab sering digunakan umat Kristen di daerah mayoritas Islam.

Kata "Injil" sendiri dalam Alkitab Terjemahan Baru muncul 124 kali[35] (BIS menggunakan istilah "Kabar Baik", semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78 kali di Surat-Surat Paulus, 5 kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.

Beberapa ayat yang penting yang memuat kata ini antara lain:

  • Matius 24:14: "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya",
  • Markus 1:1: "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.";
  • Markus 1:15: ""Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!";
  • Markus 8:35: "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.";
  • 1 Korintus 9:23: "Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.";

dan di dalam Roma 1.

Arti

Injil biasanya mengandung arti:

  1. Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal-usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
  2. Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
  3. Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels).

Kata "injil" dipergunakan oleh Paulus sebelum kitab-kitab Injil dari kanon Perjanjian Baru ditulis, ketika ia mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus "kepada Injil yang aku beritakan kepadamu" (1 Korintus 15:1). Melalui berita itu, Paul menegaskan, mereka diselamatkan, dan ia menggambarkannya di dalam pengertian yang paling sederhana, sambil menekankan penampakan Kristus setelah kebangkitan (15:3-8):

"... bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya."

Penggunaan kata injil (atau ekuivalennya dalam bahasa Yunani evangelion) untuk merujuk pada suatu genre tulisan yang khas yang berasal dari abad ke-2. Kata ini jelas digunakan untuk menunjuk suatu genre dalam Yustinus Martir (l.k. 155) dan dalam pengertian yang lebih kabur sebelumnya dalam Ignatius dari Antiokhia (l.k. 117).

Penulisan Injil

Beberapa catatan:

  1. Kitab Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 Masehi. Yang mula-mula adalah Surat-surat Paulus, kemudian barulah bagian-bagian lain. Beberapa abad sesudah Masehi, Gereja baru mensahkan kanon Kitab Perjanjian Baru setelah urutannya diubah dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan (Intisari Iman Kristen oleh Ds.B.J. Boland, 1964).
  2. Umumnya boleh dikatakan bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan kira-kira pada tahun 200, secara definitif pada tahun 380 (Sejarah Gereja oleh Dr. H. Berkhof dan Dr.I.H. Enklaar, 1962).
  3. De Arameesche tekst van het Mattheus-evengelie is reeds vroegtijdig gegaan. De andrere drie evangelien, zijn in het Grieksch geschreven. De boeken van de Heilige Schrift, zelfs de evengelien, zijn niet volkomen in de zelfds toestand bewaard gebleven, waarin zijoorspronkelijk zijn geschreven. Daar de boekdrukkeenst niet bestond, warden zij eeuwen long telkens overgeschreven en hijdat overschrijoen werden soms woorden uitgelaten, verwisseld of verkeerd geschreven ... Artinya: Injil Matius yang berbahasa Arami telah lama hilang. Tiga Injil lainnya ditulis dalam bahasa Yunani. Buku-buku dari Kitab Suci juga injil-injilnya tidak tersimpan dengan sempurna dalam keadaan yang sama, dalam mana itu asalnya ditulis. Karena tidak adanya cetak-mencetak buku maka sering kali dilakukan pemindahtulisan berabad-abad lamanya, dan dalam memindahtuliskan itu kadang-kadang terjadi penghapusan kata-kata, penukaran kata-kata atau penulisan terbalik ... (Het Evangelie, 1929, Badan Perpustakaan Petrus Canisius)

Injil kanonik

Dari banyak injil yang ditulis, ada empat injil yang diterima sebagai bagian dari Perjanjian Baru dan dikanonkan. Hal ini merupakan tema utama dalam sebuah tulisan oleh Irenaeus, l.k. 185.

Dalam tulisannya yang diberi judul "Melawan Kesesatan" Irenaeus menentang beberapa kelompok Kristen yang menggunakan hanya satu Injil saja, seperti kelompok Marsion - yang menggunakan versi Injil Lukas yang sudah diubah sedemikian rupa. Irenaeus juga menentang beberapa kelompok yang menekankan tulisan-tulisan berisi wahyu-wahyu baru, seperti kelompok Valentinius (A.H. 1.11.9).

Irenaeus menyatakan bahwa ada empat injil yang adalah tiang-tiang gereja.

"tak mungkin ada lebih atau kurang daripada empat," katanya, sambil mengajukan analogi sebagai logikanya bahwa ada empat penjuru dunia dan empat arah angin (1.11.8).

Citranya ini, yang diambil dari Kitab Yehezkiel 1:10, tentang takhta Allah yang didukung oleh empat makhluk dengan empat wajah—"Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang"— ekuivalen dengan Injil yang "berwajah empat", adalah lambang-lambang konvensional dari para penulis Injil: singa, lembu, rajawali, dan manusia. Irenaeus berhasil menyatakan bahwa keempat Injil itu bersama-sama, dan hanya keempat Injil inilah, yang mengandung kebenaran. Dengan membaca masing-masing Injil di dalam terang yang lainnya, Irenaeus menjadikan Yohanes sebagai lensa untuk membaca Matius, Markus dan Lukas.

Pada peralihan abad ke-5, Gereja Barat di bawah Paus Innosensius I, mengakui sebuah kanon Alkitab yang meliputi keempat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, yang sebelumnya telah ditetapkan pada sejumlah Sinode regional, yaitu Konsili Roma (382), Sinode Hippo (393), dan dua Sinode Kartago (397 dan 419).[36] Kanon ini, yang sesuai dengan kanon Katolik modern, digunakan dalam Vulgata, sebuah terjemahan Alkitab dari awal abad ke-5 yang dikerjakan oleh Hieronimus[37] atas permintaan Paus Damasus I pada 382.

Waktu penulisan

Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil kanonik bervariasi, namun tidak lebih dari tahun 100 M. Jadi tidak lebih dari 70 tahun setelah Yesus Kristus meninggalkan dunia. Berikut perkiraan kurun waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya "An Introduction to the New Testament", sebagai representasi atas konsensus umum para sarjana, pada tahun 1996:

  • Markus: sekitar tahun 68–73,[38] 65–70.[39]
  • Matius: sekitar tahun 70–100,[38] 80–85.[39]
  • Lukas: sekitar tahun 80–100 (sebagian berpendapat pada tahun 85),[38] 80–85.[39]
  • Yohanes: sekitar tahun 90–100,[39] 90–110.[40]

Sedangkan, perkiraan kurun waktu yang diberikan dalam NIV Study Bible:

  • Markus: sekitar tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
  • Matius: sekitar tahun 50-70-an
  • Lukas: sekitar tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
  • Yohanes: sekitar tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70

Kanon Muratori (170 M) memaparkan urutan pembuatan Injil Lukas dan Yohanes sebagai berikut (bagian depan hilang, dan yang tersisa dimulai dengan kata "di mana ia" dan seterusnya; pengembangan terjemahan diletakkan di antara tanda kurung siku. Angka-angka menunjukkan nomor baris teks aslinya yang tersisa dan dapat dibaca):

"(1) . . . di mana ia bagaimanapun juga turut hadir, dan karenanya ia menempatkannya [dalam tulisannya]. (2) Kitab Injil ketiga adalah menurut Lukas. (3) Lukas, tabib terkenal itu, setelah Kenaikan Kristus, (4-5) ketika Paulus membawanya bersama dia sebagai seorang yang mempelajari tentang hukum [Romawi], (6) menyusunnya atas namanya sendiri, menurut anggapan [umum]. Namun, ia sendiri tidak pernah (7) melihat Tuhan dalam daging; dan karenanya, sesuai peristiwa yang dapat dipastikannya, (8) demikianlah sesungguhnya ia memulai menceritakan kisah dari kelahiran Yohanes [Pembaptis]. (9) Yang keempat dari kitab-kitab Injil adalah dari Yohanes, [seorang] dari murid-murid. (10) Kepada murid-murid dan uskup-uskup sejawatnya, yang menghimbaunya [untuk menulis], (11) ia berkata, 'Berpuasalah bersamaku dari hari ini selama tiga hari, dan apa (12) yang akan dinyatakan kepada setiap orang (13) marilah kita mengatakannya satu dengan yang lain.' Pada malam yang sama itu dinyatakan (14) kepada Andreas, [salah satu] dari rasul-rasul, (15-16) bahwa Yohanes harus menuliskan semua hal atas namanya sementara yang lain harus memeriksanya. Dan demikianlah, meskipun berbagai (17) elemen sudah diajarkan dalam masing-masing kitab Injil [yang lain], (18) bagaimanapun juga hal ini tidak menyebabkan perubahan dalam iman (19) orang-orang percaya, karena oleh satu Roh yang berkuasa segala hal (20) telah dinyatakan dalam semua [kitab-kitab Injil]: mengenai (21) kelahiran, mengenai kesengsaraan, mengenai kebangkitan, (22) mengenai hidup bersama para murid-Nya, (23) dan mengenai dua kali kedatangan-Nya; (24) yang pertama dalam kemiskinan ketika Ia dihina, yang sudah terjadi, (25) yang kedua dalam kemuliaan kekuasaan kerajaan, (26) yang masih akan terjadi kelak. Apa (27) yang menakjubkan sehingga, jika Yohanes begitu konsisten (28) menyebutkan poin-poin khusus ini juga dalam surat-suratnya, (29) mengatakan tentang dirinya sendiri, 'Apa yang telah kami lihat dengan mata kami, (30) yang telah kami dengar dengan telinga kami dan dengan tangan kami (31) yang telah kami raba --itulah yang kami tuliskan kepada kamu'? [1 Yohanes 1:1] (32) Karena dengan cara ini Ia mengaku [dirinya] bukan hanya sebagai saksi mata dan pendengar, (33) melainkan juga penulis dari semua perbuatan ajaib Tuhan, sesuai urutannya..."[41]

Injil Apokrif

Beberapa injil yang tidak dikanonkan meskipun mempunyai keserupaan dalam hal sebagian isi dan gaya bahasa, dibandingkan dengan injil-injil kanonik. Kebanyakan (yang lainnya) adalah gnostik dalam hal isi dan gaya bahasa, mempresentasikan / mengemukakan ajaran-ajaran dari sudut pandang yang sangat berbeda dan dalam beberapa kasus dicap sebagai bid'ah.

Injil-injil ini termasuk dalam tulisan-tulisan apokrif:

"Injil Barnabas"

Kitab yang sering disebut sebagai "Injil Barnabas" adalah pemalsuan abad ke-16 M. Penulisannya menggunakan bahasa Italia dan informasinya mengenai geografi Palestina banyak yang tidak masuk akal, menunjukkan bahwa penulis tidak pernah berada di tanah Israel. Selain itu, tidak satupun Injil kanonik yang ditulis menggunakan bahasa Italia (yang baru muncul sebagai bahasa tulis pada abad pertengahan, yaitu setelah abad ke-15 M), melainkan umumnya ditulis dalam bahasa Yunani atau Aram kuno.[42]

Terjemahan dalam bahasa Indonesia yang beredar di Indonesia diterjemahkan dari buku yang ditulis oleh Lonsdale and Laura Ragg, namun komentar-komentar kritisnya mengenai bukti pemalsuan tidak diterjemahkan.

Pengaruh Injil terhadap kebudayaan dan pengaruh kebudayaan terhadap Injil

Kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang disebarkan Belanda di Kalimantan Selatan (koleksi Museum Lambung Mangkurat).

Injil dan Kebudayaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, pada saat Injil disampaikan maka kebudayaan ikut serta dalam pemberitaan Injil tersebut. keterkaitan antara injil dan kebudayaan seperti kulit dan buah, yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. kebudayaan bisa saja menimbulkan efek positif terhadap injil namun bisa juga menimbulkan efek negatif. sebaga contoh, pada saat Injil disampaikan, maka seorang pembawa injil (misionaris) akan mengunakan kebudayaan masyarakat tersebut sebagai pendekatan sehingga injil yang disampaikan tersebut dapat dengan mudah diterima. Namun kebudayaan juga tentunya bisa menimbulkan efek negatif terhadap pengabaran Injil, jika kebudayaan suatu masyarakat sangat kental, misalnya agama leluhur suatu masyarakat sangat kental dan memiliki kefanatikan yang kuat maka tentunya Injil akan sulit untuk masuk menembus kedalam masyarakat tersebut.

Lihat pula

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ Cross & Livingstone 2005, hlm. 697.
  2. ^ Alexander 2006, hlm. 16.
  3. ^ Gray, Patrick, ed. (2021). The Cambridge Companion to the New Testament. Cambridge University Press. hlm. 98–99. ISBN 9781108437707.
  4. ^ Lincoln 2004, hlm. 133.
  5. ^ Ehrman 1999, hlm. 52.
  6. ^ Dunn 2005, hlm. 174.
  7. ^ Vermes 2013, hlm. 32.
  8. ^ Keith & Le Donne 2012, hlm. [halaman dibutuhkan].
  9. ^ Keith 2016.
  10. ^ Keith & Le Donne 2012.
  11. ^ Dunn 1995, hlm. 371–372.
  12. ^ Dunn 2003.
  13. ^ Keith 2012.
  14. ^ van Os, Bas (2011). Psychological Analyses and the Historical Jesus: New Ways to Explore Christian Origins. T&T Clark. hlm. 57, 83. ISBN 978-0567269515.
  15. ^ Sanders, EP (1996). The Historical Figure of Jesus. Penguin. hlm. 5. ISBN 0140144994.
  16. ^ Perkins 1998, hlm. 241.
  17. ^ Reddish 2011, hlm. 108, 144.
  18. ^ Lincoln 2005, hlm. 18.
  19. ^ Reddish 2011, hlm. 13, 42.
  20. ^ Byrskog, Samuel (2000). Story as History - History as Story: The Gospel Tradition in the Context of Ancient Oral History. Mohr Siebrek Ek. hlm. 18–28, 69. ISBN 978-3161473050.
  21. ^ Rodriguez, Rafael. Jesus Darkly: Remembering Jesus with the New Testament. Abingdon Press. hlm. 57. ISBN 978-1501839115.
  22. ^ Becker, Eve-Marie (2017). The Birth of Christian History: Memory and Time from Mark to Luke-Acts. Yale University Press. hlm. 39–40, 59. ISBN 978-0300165098.
  23. ^ Goodacre 2001, hlm. 56.
  24. ^ Boring 2006, hlm. 13–14.
  25. ^ Runesson, Anders (2021). Jesus, New Testament, Christian Origins. Eerdmans. ISBN 9780802868923.
  26. ^ The Synoptic Problem 2022: Proceedings of the Loyola University Conference. Peeters Pub and Booksellers. 2023. ISBN 9789042950344.
  27. ^ Levine 2009, hlm. 6.
  28. ^ Dunn 1995.
  29. ^ Ehrman 1997.
  30. ^ Valantasis, Bleyle & Haugh 2009.
  31. ^ Burge 2014, hlm. 309.
  32. ^ Hill, Charles; Kruger, Michael (2012). "The Early Text of Matthew". The Early Text of the New Testament. Oxford University Press. hlm. 83. ISBN 9780199566365.
  33. ^ Petersen 2010, hlm. 51.
  34. ^ Culpepper 1999, hlm. 66.
  35. ^ "injil (TB) - Pencarian Teks - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org.
  36. ^ Pogorzelski, Frederick (2006). "Protestantism: A Historical and Spiritual Wrong Way Turn". Bible Dates. CatholicEvangelism.com. hlm. 1. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-06-09. Diakses tanggal 2006-11-21. ;
  37. ^ "Canon of the New Testament". Catholic Encyclopedia. NewAdvent.com. 1908.
  38. ^ a b c Raymond E. Brown. An Introduction to the New Testament.
  39. ^ a b c d Harris, Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985
  40. ^ C K Barrett, dkk.
  41. ^ "The Muratorian Fragment". www.bible-researcher.com.
  42. ^ Seluk beluk buku yang disebut Injil Barnabas oleh Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp. 1983.
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya