Kuda Kepang Semanjung![]() Kuda Kepang semanjung merupakan salah satu bentuk Kesenian Kuda Lumping yang berada di Semanjung Melayu Malaysia, Terutama di Johor dan Selangor SejarahBermula banyaknya perantau dari Jawa bagian Ponorogo yang menetap di Semanjung Melayu, mereka mendiami di Johor dan Selangor pada abad ke 18-20. Di Malaysia. Dibandingkan Jawa lainnya, Jawa Ponorogo dominan membawa kesenian sebagai hiburan saat berada di Semanjung seperti Reog, Jaranan, Wayang Kulit, Kompang, Wayang Wong dan lainnya. Kedatangan orang Jawa Ponorogo karena permintaan Kesultanan Johor dan Kesultanan Selangor yang masih keturunan dari Zainal Abidin, putera Khasan Besari Ponorogo.[1] PersembahanPertunjukan Kuda Kepang di Semanjung Melayu Malaysia ini tidak berbeda dengan kuda lumping di Indonesia, sama-sama menggunakan anyaman bambu berbentuk kuda yang diaman pemainnya terkadang mengalami kerasukan hingga memperlihatkan atraksi kekebalan tubuh. Pakaian yang digunakan pemain ala khas Jawa terkadang terkombinasi menggunakan tanjak ala semanjung, sedangkan musik menggunakan gamelan yang terkesan apa adanya. Kuda Kepang dan Reog Ponorogo di Malaysia dipersembahkan dengan cara berbeda, sebagai pembeda kuda kepang biasanya terdapat unsur kerasukan sedangkan Reog yang terdapat jathilan tidak ada unsur kerasukan apapun. Tetapi bentuk anyaman kuda kepang yang digunakan ialah Eblek khas Reog dan Ponorogo. Kuda Kepang di HaramkanPada tahun 2009 Majlis Fatwa Negeri Johor mengharamkan permainan Kuda Kepang karena berkaitan dengan syirik, tetapi hal ini ditentang oleh pelestari kuda kepang di Johor, karena sejarah kuda kepang digunakan oleh Sunan Kali Jaga seorang wali songo pendakwah di negeri Jawa yang masih keturunan bangsawan Ponorogo sebagai Dakwah penyebaran Islam dan seniman Kuda Kepang di Johor akan tetap melestarikan permainan Kuda Kepang.[2] Referensi
|