Khalid bin Sa'idKhalid bin Sa'id (bahasa Arab: خالد بن سعيد; meninggal 634) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad dan komandan Arab di bawah Kekhalifahan Rasyidin.[1] Asal-usulKhalid bin Sa'id adalah salah satu anggota klan Bani Umayyah dari suku Quraisy.[1] Silsilahnya adalah Khalid bin Sa'id bin al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay.[2] Istrinya bernama Umainah binti Khalaf.[3] BiografiIa masuk Islam sebelum tahun 613 bersama dengan saudaranya, Amr bin Sa'id.[4] Ia diajak Islam oleh Abu Bakar dalam rombongan awal yang menerima Islam.[3] Khalid kemudian termasuk umat muslim yang hijrah ke Habasyah atau Abisinia bersama dengan istrinya Hamaniya,[4] serta juga bertindak sebagai wali bagi Ummu Habibah ketika ia menikah dengan Muhammad yang saat itu ada di Abisinia.[5] Pada tahun 633 ia diangkat menjadi komandan penaklukan ke Suriah oleh Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq.[6] Awalnya Abu Bakar mau mengangkatnya sebagai komandan ke Daumatul Jandal, namun ditolak Umar karena dianggap kurang pengalaman dalam taktik perang, akhirnya ia ditugaskan berjaga di perbatasan Romawi tepatnya di Taima untuk melakukan konsolidasi dan memantau situasi.[7] Sebelumnya Khalid bin Sa'id bin al-Ash telah datang menghadap Abu Bakar dari Yaman. Pada tahun 634 ia menikah dengan Ummu Hakim binti al-Harits pada malam sebelum Pertempuran Marj al-Saffar. "Ketika Khalid bin Sa'id sampai di Taima' ternyata tentara Romawi telah mengumpulkan pasukan besar yang terdiri dari warga Arab Nasrani yang berasal dari Bahra', Tanukh, Bani Kalb, Salih, Lakhm, Juzam, dan Ghassan dalam keadaan siap bertempur. Khalid bin Sa'id maju mendekati mereka, ketika kaum muslimin telah dekat, mereka lari mundur dan banyak yang masuk Islam. Khalid bin Sa'id mengirimkan surat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq memberitakan kemenangan yang terjadi. Abu Bakar ash-Shiddiq memerintahkannya untuk terus maju dan jangan berhenti. Abu Bakar mengirimkan bala bantuan di bawah pimpinan al-Walid bin Uqbah dan Ikrimah bin Abu Jahal. Pasukan Islam terus berjalan mendekati Illiya. Sesampainya di sana terjadi perang tanding antara Khalid bin Sa'id dengan salah seorang panglima Romawi yang bernama Bahan. Khalid bin Sa'id berhasil mengalahkannya. Bahan akhirnya lari ke Damaskus dan Khalid terus mengejarnya hingga ke Damaskus. Ketika Khalid sampai di Marj as-Suffar ternyata pasukan Bahan balik menyerang dan menutup jalan kaum mulismin. Sementara Bahan terus bergerak dari Damaskus dan Khalid bin Sa'id melarikan diri ke Dzil Marwah. Sehingga pasukan Romawi berhasil menguasai pasukannya kecuali yang dapat menyelamatkan diri dengan kuda-kuda mereka. Pada waktu itu Ikrimah bin Abu Jahal tetap tegar dengan pasukannya. Sebelumnya ia juga dipukul mundur dari Syam. Akhirnya pasukannya menjadi tempat perlindungan bagi pasukan Khalid bin Sa'id yang melarikan diri." Abu Bakr ash-Shiddiq marah atas tindakan Khalid bin Sa'id dan menginstruksikannya agar menetap di Dzil Marwah menunggu keputusan Abu Bakar.[8] Ketika pasukan bantuan Syurahbil bin Hasanah dan Muawiyah bin Abu Sofyan datang, sisa pasukan Khalid mengikuti komandan baru yang dikirim Abu Bakar, sementara Kahlid kembali ke Madinah.[8] Khalid terbunuh dalam pertempuran Marj al-Shuffar menurut al-Baladzuri.[9] Adapun dalam riwayat Ibnu Katsir, Khalid terluka berat dalam Pertempuran Yarmuk yang terjadi pada tahun berikutnya.[8] Lihat pula
Referensi
|