Chiangisme![]() Chiangisme (Hanzi: 蔣介石主義; Wade–Giles: Chiang3 Chieh4-shih2 chu3i4), juga dikenal sebagai Filsafat Politik Chiang Kai-shek (Hanzi: 蔣介石的學說; Wade–Giles: Chiang3 Chieh4-shih2 ti4 hsüeh2shuo1), atau Pemikiran Chiang Kai-shek, adalah filsafat politik Presiden Generalissimo Chiang Kai-shek, yang memakainya pada masa kekuasaannya di Tiongkok di bawah naungan Kuomintang baik di daratan utama maupun Taiwan. Pemikiran tersebut adalah sebuah ideologi nasionalis otoritarian sayap kanan[a] yang berdasarkan pada sebagian besar prinsip Tridemist yang bercampur dengan Konfusianisme.[3] Pemikiran tersebut utamanya diterapkan sebagai bagian dari Gerakan Kehidupan Baru, serta gerakan Pembaharuan Budaya Tiongkok. Pemikiran tersebut dipengaruhi oleh ideologi politik lain, yang meliputi, sosialisme, fasisme, kapitalisme partai-negara dan konservatisme paternalistik, serta kepercayaan Kristen Methodis Chiang. Chiangisme berlawanan dengan feodalisme, komunisme, dan imperialisme sesambil mempromosikan gagasan identitas nasional Tiongkok terpadu. Pemikiran tersebut awalnya nampak sosialis namun menjadi makin bersekutu dengan kapitalisme otoritarian setelah 1955. Keberadaan pengaruh fasis pada Chiang diperdebatkan di kalangan cendekiawan. Chiangisme banyak ditinggalkan di Tiongkok Daratan oleh Kampanye Penekanan Kontrarevolusioner komunis dan dimulainya permulaan demokratisasi di Taiwan.[4] Catatan
Referensi
|