Ashim bin UmarAshim bin Umar bin al-Khaththab (bahasa Arab: عاصم بن عمر بن الخطاب) adalah seorang ahli fiqih, periwayat hadits, penyair serta tabi'in dari Madinah.[1] Ia adalah salah seorang anak dari Umar bin al-Khaththab, dengan Jamilah binti Tsabit bin Abil-Alqah seorang wanita dari kaum Anshar.[1] Ashim meriwayatkan hadits dari ayah dan ibunya.[1] Tubuhnya tinggi besar, fasih, cerdas dan ahli balaghah.[2] Saat Ashim masih kecil, Umar menceraikan ibunya, Jamilah. Suatu hari Umar menuju Masjid Quba dan melihat Ashim bermain, Umar lalu menaikannya duduk di untanya, tapi nenek Ashim mencegahnya. Hal ini diadukan pada Abu Bakar yang lantas berkata bahwa neneknya lebih merawatnya karena kasih sayang wanita lebih baik dari lelaki, Umar pun setuju.[3] Ashim menikah dengan Ummu Ammarah seorang wanita Anshar,[4] dan memiliki anak Hafsh bin Ashim, Umar bin Ashim, dan Laila binti Ashim.[1] Laila binti Ashim (Ummu Ahsim bin Ashim) di kemudian hari menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan, dan salah satu anak mereka adalah Umar bin Abdul Aziz yang kemudian menjadi khalifah Bani Umayyah.[1] Pertempuan Ashim dengan Ummu Ammarah merupakan hasil patroli Umar dimalam hari yang mendengar pembicaraan seorang ibu dengan putrinya yang jujur (Ummu Ammarah) tidak mau mencampurkan susu domba murni dengan air putih, atas kejujuran inilah Umar menikahkan mereka.[5] Saat menikah, Umar bin Khathab membantu nafkah Ashim selama satu bulan lalu mengajarkan Ashim untuk berdagang dari buah yang diambil dari kebun Umar.[6] KematianAshim wafat pada tahun 70 H di masa Khalifah Muawiyah, mendahului saudaranya Abdullah bin Umar.[2] Lihat pula
Referensi
|