Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.[5]
1) Janganlah Allah ditempatkan setingkat dengan manusia atau salah satu makhluk lain yang diciptakan-Nya. Wujud-Nya dan keberadaan-Nya itu dalam suatu dunia yang lain sama sekali. Ia berdiam dalam keberadaan yang sempurna dan murni, jauh di atas ciptaan-Nya. Ia tidak merupakan bagian dari ciptaan-Nya, demikian pula ciptaan-Nya tidak merupakan bagian dari diri-Nya. Lagi pula, orang percaya bukanlah Allah dan takkan pernah menjadi "allah". Kita selalu akan menjadi mahkluk yang terbatas dan bergantung kepada-Nya, di akhirat pun demikian.
2) Walaupun ada perbedaan yang radikal di antara Allah dan seluruh dunia, Allah juga hadir dan aktif di seluruh dunia. Ia berdiam dan menyatakan diri-Nya di dalam umat-Nya yang bertobat dari dosa mereka serta hidup oleh iman pada Kristus (Keluaran 33:17–23; Yesaya 57:15; Matius 10:31; Roma 8:28; Galatia 2:20).[6]
Ayat 20
Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan[7]
Untuk keempat kalinya, Paulus menugaskan Timotius untuk menjaga iman yang telah dipercayakan kepadanya (1 Timotius 1:18–19; 4:6–11; 6:13–16, 20). Bahasa Yunaninya berarti "memelihara deposito" dan menunjuk kepada kewajiban suci untuk mengamankan milik berharga yang telah dipercayakan kepada seseorang. InjilKristus telah diserahkan kepada kita oleh Roh Kudus (2 Timotius 1:14; 3:16). Kita harus memberitakan Injil sepenuh yang murni dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:4), selalu sedia untuk mempertahankan kebenaran-kebenaran berharga itu bila diserang, diputarbalikkan atau disangkal.[6]
Referensi
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.