Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Game of Thrones

Game of Thrones
Genre
Dibuat oleh
BerdasarkanA Song of Ice and Fire
oleh George R. R. Martin
Pemeranlihat daftar karakter Game of Thrones
Pencipta lagu temaRamin Djawadi
Lagu tema pembuka"Game of Thrones Main Title Themes"
Penata musikRamin Djawadi
Negara asalAmerika Serikat
Bahasa asliInggris
Jmlh musim8
Jmlh episode73 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutif
Produser
  • Mark Huffam
  • Joanna Burn
  • Frank Doelger
  • Chris Newman
  • Greg Spence
  • Lisa McAtackney
  • Bryan Cogman
  • Duncan Muggoch
Lokasi produksi
  • Irlandia Utara
  • Kroasia
  • Islandia
  • Spanyol
  • Malta
  • Maroko
  • Kanada
Durasi50–82 menit
Rumah produksi
  • Television 360
  • Grok! Television
  • Generator Entertainment
  • Startling Television
  • Bighead Littlehead
DistributorWarner Bros. Television Distribution
Rilis asli
JaringanHBO
Rilis17 April 2011 (2011-04-17) –
19 Mei 2019 (2019-5-19)
Acara terkait
House of the Dragon

Game of Thrones adalah seri televisi drama fantasi Amerika Serikat yang diciptakan oleh David Benioff dan D. B. Weiss untuk saluran HBO. Seri ini merupakan adaptasi dari A Song of Ice and Fire, seri novel fantasi karangan George R. R. Martin, novel pertama adalah A Game of Thrones. Seri ini diproduksi dan difilmkan di Belfast dan tempat lainnya di Britania Raya. Lokasi syuting juga meliputi Kanada, Kroasia, Islandia, Malta, Maroko, dan Spanyol.[1] Game of Thrones ditayangkan perdana di HBO Amerika Serikat pada tanggal 17 April 2011, dan berakhir pada 19 Mei 2019, dengan total 73 episode ditayangkan selama delapan musim.

Berlatar tempat di benua fiktif Westeros dan Essos, Game of Thrones memiliki beberapa plot dan dibintangi oleh sejumlah besar pemeran ansambel serta mengisahkan beberapa alur cerita. Salah satu alur mengisahkan mengenai Takhta Besi di Tujuh Kerajaan dan rangkaian aliansi dan konflik antar wangsa bangsawan yang saling berlomba untuk mengklaim takhta atau berjuang untuk memerdekakan diri. Alur cerita lainnya berfokus pada keturunan terakhir wangsa penguasa yang digulingkan kekuasaannya, yang hidup terasing dan berencana untuk kembali merebut takhta, sedangkan alur cerita lainnya mengisahkan mengenai Garda Malam, kelompok militer yang melindungi kerajaan dari suku-suku ganas dan makhluk legendaris dari Utara.

Game of Thrones memecahkan rekor pemirsa televisi di HBO dan memiliki basis penggemar internasional yang luas dan aktif. Seri ini dipuji oleh sejumlah kritikus atas akting pemerannya, penokohan yang kompleks, cerita, ruang lingkup, dan nilai produksinya, meskipun juga dikritik karena banyaknya penggambaran ketelanjangan dan kekerasan (termasuk kekerasan seksual). Seri ini telah menerima 47 Primetime Emmy Awards, yang paling banyak di antara seri drama TV lainnya, termasuk Outstanding Drama Series pada 2015, 2016, dan 2018. Penghargaan dan nominasi lainnya di antaranya tiga Hugo Awards for Best Dramatic Presentation (2012–2014), Peabody Award 2011, dan lima nominasi dalam Golden Globe Award for Best Television Series – Drama (2012 dan 2015–2018).

Di antara para pemerannya, Peter Dinklage telah memenangkan tiga Primetime Emmy Awards untuk Outstanding Supporting Actor in a Drama Series (2011, 2015 dan 2018) dan Golden Globe Award for Best Supporting Actor – Series, Miniseries or Television Film (2012) atas penampilannya sebagai Tyrion Lannister. Lena Headey, Emilia Clarke, Kit Harington, Maisie Williams, Nikolaj Coster-Waldau, Diana Rigg, dan Max von Sydow juga telah menerima nominasi Primetime Emmy Award atas penampilan mereka.

Latar belakang

Latar tempat

Game of Thrones secara kasar diadaptasi dari alur cerita A Song of Ice and Fire,[2][3] yang berlatar tempat di kerajaan fiktif Seven Kingdoms di Westeros dan Essos. Seri ini menceritakan mengenai persaingan antar wangsa bangsawan dalam memperebutkan Takhta Besi, sementara wangsa lainnya berjuang untuk memerdekakan diri dari kerajaan. Di sisi lain, Seven Kingdoms juga menerima ancaman tambahan dari Utara yang dingin dan dari Essos di timur.[4]

Produser David Benioff dengan bercanda menyatakan "The Sopranos di Dunia Tengah" sebagai lini tag Game of Thrones, merujuk pada plot penuh intrik dan suasana gelap dalam latar fantasi magis dan naga.[5] Dalam sebuah kajian pada tahun 2012, dari 40 acara drama televisi terkini, Game of Thrones menempati urutan kedua dalam hal jumlah kematian per episode, dengan rata-rata 14 kematian.[6]

Tema

Seri ini umumnya dipuji karena dianggap sebagai penggambaran selayaknya realisme abad pertengahan.[7][8] George R.R. Martin mengatur agar cerita terasa lebih seperti fiksi sejarah daripada fantasi kontemporer, dengan mengurangi penekanan pada sihir, tenung, dan memberi proporsi lebih banyak pada pertempuran, intrik politik, dan penokohan. Ia meyakini bahwa sihir harus digunakan secara moderat dalam genre fantasi epik.[9][10][11] Martin menyatakan bahwa "kengerian hakiki dalam sejarah manusia tidak berasal dari para orc dan Pangeran Kegelapan, tetapi dari diri kita sendiri."[12]

Tema umum dalam genre fantasi adalah pertempuran antara baik dan jahat, yang menurut anggapan Martin tidak mencerminkan dunia nyata.[13] Seperti halnya kapasitas seseorang untuk berbuat baik dan jahat dalam dunia nyata, Martin mengeksplorasi permasalahan penebusan dan perubahan karakter.[14] Tidak seperti kebanyakan seri fantasi lainnya, seri ini memungkinkan penonton untuk melihat karakter yang berbeda dari perspektif mereka, dan dengan demikian penjahat yang sesungguhnya dapat mempersembahkan cerita dari sisi mereka.[11][15] Benioff menyatakan, "George membawa realisme kasar ke dalam fantasi. Ia memperkenalkan sifat abu-abu ke semesta hitam putih."[11]

Pada musim-musim awal, di bawah pengaruh buku-buku A Song of Ice and Fire, para karakter utama secara rutin terbunuh, dan ini menyebabkan meningkatnya ketegangan di kalangan penonton.[16] Pada musim berikutnya, para kritikus menuding bahwa karakter-karakter tertentu telah memiliki "baju zirah" untuk bertahan dalam keadaan yang tidak terduga, dan menyatakan bahwa Game of Thrones telah menyimpang dari novel menjadi seri televisi yang lebih tradisonal.[16] Seri ini juga menggambarkan tingkat kematian yang substansial dalam peperangan.[17][18]

Inspirasi dan derivasi

Meskipun musim pertama secara gamblang mengikuti rangkaian peristiwa dalam novel pertama, musim selanjutnya telah memiliki perubahan yang signifikan dari cerita novel. Menurut David Benioff, seri ini mengenai "pengadaptasian seri novel secara keseluruhan dan mengikuti peta yang ditata George untuk kita dan mencapai tonggak cerita utama, tetapi masing-masing alur tidak perlu berhenti di sepanjang jalan."[19]

Novel-novel dan adaptasinya mendasarkan aspek latar, karakter, dan plot pada rangkaian peristiwa dalam sejarah Eropa.[20] Sebagian besar Westeros merupakan nostalgia akan Eropa pada Puncak Abad Pertengahan, mulai dari lahan dan budaya,[21] hingga intrik kerajaan, sistem feodal, kastil, dan turnamen kesatria. Inspirasi utama bagi novel-novel Martin adalah Perang Mawar di Inggris[22] (1455–1485) antara wangsa Lancaster dan York, yang dalam novel Martin tercermin dalam wangsa Lannister dan Stark. Cersei Lannister yang licik merupakan penggambaran dari Isabella, "serigala betina dari Prancis" (1295–1358).[20] Ia dan keluarganya, sebagaimana dikisahkan dalam seri novel sejarah The Accursed Kings karya Maurice Druon, adalah inspirasi utama bagi Martin.[23]

Anteseden sejarah lainnya dari elemen cerita dalam seri ini meliputi Tembok Hadrianus (menjadi The Wall), Kekaisaran Romawi dan legenda Atlantis (kota kuno Valyria), api Yunani Bizantium ("wildfire"), cerita rakyat Islandia dari Zaman Viking (Ironborn), pasukan Mongol (Dothraki), Perang Seratus Tahun, dan Renaisans Italia.[20] Popularitas seri ini sebagian disebabkan oleh keahlian Martin dalam menggabungkan elemen-elemen cerita menjadi versi sejarah alternatif yang tanpa cela dan kredibel.[20][24]

Pemeran dan karakter

Para pemeran Game of Thrones pada 2012: Martin, Alfie Allen (Theon), Rose Leslie (Ygritte), Richard Madden (Robb), Michelle Fairley (Cathelyn), Carolyn Strauss dan Emilia Clarke (Daenerys).

Game of Thrones memiliki pemeran ansambel, diperkirakan merupakan yang terbanyak dalam sejarah pertelevisian;[25] selama musim ketiga, terdapat 257 nama pemeran yang tercatat.[26] Pada 2014, beberapa kontrak pemain dinegosiasikan ulang untuk diikutsertakan dalam musim ketujuh, dengan kenaikan honor yang kabarnya menjadikan mereka sebagai pemeran dengan bayaran tertinggi di televisi kabel.[27] Pada 2016, beberapa kontrak pemain kembali dinegosiasikan ulang, dan honor lima pemeran utama dilaporkan meningkat menjadi $1 juta per episode untuk dua musim terakhir, menjadikan mereka sebagai pemeran dengan bayaran tertinggi dalam acara TV.[28][29]

Lord Eddard "Ned" Stark (Sean Bean) adalah pemimpin Wangsa Stark, yang keluarganya terlibat dalam alur cerita di sepanjang seri. Ia dan istrinya, Catelyn Tully (Michelle Fairley), memiliki lima anak: Robb (Richard Madden), si sulung; diikuti oleh Sansa (Sophie Turner), Arya (Maisie Williams), Bran (Isaac Hempstead-Wright), dan Rickon (Art Parkinson). Putra tidak sah Ned, Jon Snow (Kit Harington) dan temannya Samwell Tarly (John Bradley) bertugas di Night's Watch di bawah pimpinan Lord Commander Jeor Mormont (James Cosmo). Suku Wildlings tinggal di sebelah utara the Wall, termasuk Gilly (Hannah Murray), dan prajurit Tormund Giantsbane (Kristofer Hivju) dan Ygritte (Rose Leslie).[30]

Karakter lainnya yang terkait dengan Wangsa Stark adalah anak asuh Ned, Theon Greyjoy (Alfie Allen), vasalnya Roose Bolton (Michael McElhatton), dan putra tidak sah Bolton, Ramsay Snow (Iwan Rheon). Robb jatuh cinta pada perawat bernama Talisa Maegyr (Oona Chaplin), dan Arya bersahabat dengan pandai besi bernama Gendry (Joe Dempsie) dan pembunuh bayaran Jaqen H'ghar (Tom Wlaschiha). Prajurit semampai Brienne of Tarth (Gwendoline Christie) melayani Catelyn dan kemudian, Sansa.[30]

Di King's Landing, ibu kota kerajaan, sahabat Ned, Raja Robert Baratheon (Mark Addy), menikah tanpa cinta dengan Cersei Lannister (Lena Headey), yang menjalin kasih dengan kembarannya, the "Kingslayer" Ser Jaime Lannister (Nikolaj Coster-Waldau). Ia membenci adik bungsunya, si kerdil Tyrion Lannister (Peter Dinklage), yang membawa serta kekasih gelapnya, Shae (Sibel Kekilli) dan tentara bayaran Bronn (Jerome Flynn). Ayah Cersei adalah Lord Tywin Lannister (Charles Dance), dan ia juga memiliki dua putra: Joffrey (Jack Gleeson) dan Tommen (Dean-Charles Chapman). Joffrey dijaga oleh prajurit dengan bekas luka di wajah bernama Sandor "the Hound" Clegane (Rory McCann).[30]

Small Council yang beranggotakan para penasihat raja terdiri dari Master Koin yang licik, Lord Petyr "Littlefinger" Baelish (Aidan Gillen) dan sida Lord Varys (Conleth Hill). Adik Robert, Stannis Baratheon (Stephen Dillane) memiliki penasihat bernama Melisandre (Carice van Houten) dan mantan penadah Ser Davos Seaworth (Liam Cunningham). Keluarga Tyrell yang kaya raya diwakili di istana oleh Margaery Tyrell (Natalie Dormer). The High Sparrow (Jonathan Pryce) adalah pemimpin keagamaan di ibu kota. Di kerajaan selatan Dorne, Ellaria Sand (Indira Varma) berupaya untuk membalas dendam pada keluarga Lannister.[30]

Di seberang Narrow Sea, kakak beradik Viserys (Harry Lloyd) dan Daenerys Targaryen (Emilia Clarke) – anak dari raja terakhir wangsa berkuasa yang digulingkan oleh Robert Baratheon – berjuang untuk hidup dan berupaya merebut kembali takhta kerajaan. Daenerys menikah dengan Khal Drogo (Jason Momoa), pemimpin suku nomadik Dothraki. Pengikutnya termasuk kesatria pelarian Ser Jorah Mormont (Iain Glen), ajudannya Missandei (Nathalie Emmanuel), prajurit bayaran Daario Naharis (Michiel Huisman), dan Grey Worm (Jacob Anderson), pemimpin pasukan sida elite Daenerys, the Unsullied.[30]

Produksi

Konsepsi dan pengembangan

D. B. Weiss dan David Benioff
Kepala produksi D. B. Weiss dan David Benioff menciptakan seri, menulis skenario sebagian besar episode dan menyutradarai beberapa.

Pada Januari 2006, David Benioff melakukan percakapan telepon dengan agen sastra George R. R. Martin mengenai buku-buku yang ditulisnya dan menunjukkan ketertarikan pada A Song of Ice and Fire, karena ia adalah penggemar fiksi fantasi saat masih remaja tetapi belum membaca buku-bukunya. Agen sastra Martin kemudian mengirimkan Benioff empat buku pertama dalam seri.[31] Benioff membaca beberapa ratus halaman novel pertama, A Game of Thrones, menyatakan antusiasmenya pada D. B. Weiss, dan menyarankan agar mereka mengadaptasi novel-novel Martin ke dalam seri televisi; Weiss selesai membaca novel pertama selama "kira-kira 36 jam".[32] Mereka berdua mengajukan pengadaptasian seri ke HBO setelah mengadakan pertemuan selama lima jam dengan Martin (Martin sendiri adalah penulis skenario veteran) di sebuah restoran di Santa Monica Boulevard. Menurut Benioff, mereka berhasil meyakinkan Martin setelah mereka menjawab pertanyaan Martin; "Siapakah ibu Jon Snow?"[33]

Saya telah bekerja di Hollywood sendirian selama sekitar 10 tahun, dari akhir 80-an hingga 90-an. Saya pernah menjadi staf The Twilight Zone dan Beauty and the Beast. Keseluruhan konsep pertama saya cenderung terlalu besar atau terlalu mahal. Saya selalu membenci proses pemotongan adegan. Saya berkata, saya muak dengan ini, saya akan menulis sesuatu sehebat yang saya mau, dengan karakter yang berjumlah ribuan, dan dengan kastel yang besar, dan pertempuran, dan naga.

—George R. R. Martin, author[34]

Sebelum didekati oleh Benioff dan Weiss, Martin juga telah melakukan pertemuan dengan penulis naskah lain, yang sebagian besarnya ingin mengadaptasi seri novel menjadi film layar lebar. Martin, bagaimanapun, menganggapnya "tidak bisa difilmkan" dan tidak mungkin diadaptasi sebagai film layar lebar, menyatakan bahwa salah satu novelnya setebal The Lord of the Rings, yang diadaptasi menjadi tiga film layar lebar.[34] Sependapat, Benioff juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mengubah novel menjadi film layar lebar karena skala novel terlalu besar untuk diajadikan sebuah film, dan akan ada puluhan karakter yang harus dibuang. Benioff menambahkan, "sebuah film fantasi dengan lingkup seperti ini, dibiayai oleh sebuah studio besar, hampir pasti akan diberi rating PG-13. Itu berarti tidak akan ada adegan seks, tidak ada darah, tidak ada kata-kata kotor. Persetan."[11] Martin sendiri merasa senang dengan saran bahwa mereka akan mengadaptasi novelnya sebagai seri HBO, mengatakan bahwa dia "tidak pernah membayangkannya di saluran TV lain."[35] "Saya tahu seri ini tidak bisa diadaptasi menjadi seri televisi jaringan. Ini terlalu dewasa. Tingkat seks dan kekerasannya tidak akan pernah diterima."[34]

Seri ini mulai dikembangkan pada bulan Januari 2007.[2] HBO memperoleh hak pengadaptasian televisi atas novel-novel tersebut, dengan Benioff dan Weiss bertindak sebagai produser eksekutifnya, dan Martin sebagai ko-produser eksekutif. Niat mereka adalah agar tiap novel menghasilkan episode yang berharga di setiap musimnya.[2] Pada awalnya, Martin rencananya akan menulis satu episode per musim sementara Benioff dan Weiss akan menulis episode selebihnya.[2][36] Jane Espenson dan Bryan Cogman kemudian diikutsertakan untuk menulis satu episode masing-masingnya pada musim pertama.[4]

Draf pertama dan kedua naskah episode pilot yang ditulis oleh Benioff dan Weiss diajukan masing-masingnya pada Agustus 2007[37] dan Juni 2008.[38] Meskipun HBO menyukai kedua konsep tersebut,[38][39] episode pilot tidak ditindaklanjuti hingga November 2008;[40] pemogokan Writers Guild of America 2007-2008 diduga telah menunda proses tersebut.[39] Episode pilot, "Winter Is Coming", syuting pertama kali pada tahun 2009; setelah penerimaan yang buruk dalam sebuah penayangan pribadi, HBO menuntut dilakukan pengambilan gambar ulang secara menyeluruh (sekitar 90 persen dari episode, dengan perubahan pemeran dan penyutradaraan).[33][41]

Episode pilot atau perdana dilaporkan menghabiskan anggaran HBO sebesar US$5–10 juta untuk proses produksi,[42] sementara anggaran untuk musim pertama diperkirakan sebesar $50–60 juta.[43] Pada musim kedua, seri ini mengalami kenaikan anggaran sebanyak 15 persen untuk adegan pertempuran klimaks dalam episode "Blackwater" (dengan anggaran $8 juta).[44][45] Antara 2012 dan 2015, anggaran rata-rata per episode meningkat dari $6 juta[46] menjadi "hampir" $8 juta.[47] Anggaran untuk musim keenam lebih dari $10 juta per episode, dengan total anggaran pada musim tersebut lebih dari $100 juta, rekor terbanyak dalam seri Game of Thrones.[48]

Pemilihan pemeran

Nina Gold dan Robert Sterne adalah direktur pemeranan prinsipiel dalam seri ini.[49] Melalui serangkaian proses audisi dan pembacaan skrip, para pemeran utama dikumpulkan. Pengecualian hanyalah Peter Dinklage dan Sean Bean, yang memang diinginkan oleh para penulis skrip sejak awal; mereka diumumkan bergabung dengan episode pilot pada tahun 2009.[50][51] Aktor lainnya yang meneken kontrak untuk episode pilot adalah Kit Harington sebagai Jon Snow, Jack Gleeson sebagai Joffrey Baratheon, Harry Lloyd sebagai Viserys Targaryen, dan Mark Addy sebagai Robert Baratheon.[51][52] Menurut Benioff dan Weiss, Addy adalah aktor termudah untuk berperan dalam seri ini, karena penampilannya dalam audisi.[53] Beberapa karakter pada episode pilot dipilih ulang untuk musim pertama: Catelyn Stark awalnya diperankan oleh Jennifer Ehle, tetapi peran tersebut diberikan kepada Michelle Fairley.[54] Peran Daenerys Targaryen juga dipilih ulang, dengan Emilia Clarke menggantikan Tamzin Merchant.[55][56] Sisa pemeran untuk musim pertama selesai dipilih pada paruh kedua tahun 2009.[57]

Meskipun banyak pemeran yang kembali bermain setelah musim pertama, produser memiliki banyak karakter baru untuk tiap musim berikutnya. Karena banyaknya karakter baru, Benioff dan Weiss menunda pengenalan beberapa karakter utama di musim kedua dan menggabungkan beberapa karakter menjadi satu atau mengarahkan fungsi plot ke karakter yang berbeda.[25] Beberapa karakter berulang muncul kembali setelah bertahun-tahun; misalnya, Gregor Clegane dimainkan oleh tiga aktor berbeda, sementara Dean-Charles Chapman, yang memerankan Tommen Baratheon, juga memerankan karakter Lannister minor.[58]

Penulisan

George R. R. Martin
George R. R. Martin, pengarang A Song of Ice and Fire, adalah ko-produser eksekutif seri ini dan menulis satu episode per musim untuk empat musim pertama.

Game of Thrones mempekerjakan tujuh penulis skrip dalam enam musim. Pencipta seri, David Benioff dan D. B. Weiss, menulis sebagian besar episode pada tiap musim.[59]

Pengarang A Song of Ice and Fire, George R. R. Martin, menulis satu episode per musim untuk empat musim pertama. Martin tidak menulis skrip episode untuk musim-musim selanjutnya, karena ia ingin fokus menyelesaikan novel keenam (The Winds of Winter).[60] Jane Espenson ikut serta menulis satu episode pada musim pertama sebagai penulis lepas.[61]

Bryan Cogman, awalnya bertindak sebagai koordinator skrip untuk seri ini,[61] dipromosikan menjadi produser pada musim kelima. Cogman, yang menulis setidaknya satu episode sepanjang lima musim pertama, adalah satu-satunya penulis lain di jajaran penulis bersama Benioff dan Weiss. Sebelum dipromosikan, Vanessa Taylor (penulis skrip pada musim kedua dan ketiga) bekerja membantu Benioff dan Weiss. Dave Hill bergabung dengan staf penulis pada musim kelima setelah bekerja sebagai asisten Benioff dan Weiss.[62] Meskipun Martin tidak lagi berada di jajaran penulis skrip, ia tetap membaca ikhtisar skrip tersebut dan memberikan komentar.[59]

Benioff dan Weiss terkadang menetapkan satu karakter untuk satu penulis tertentu; misalnya, Cogman ditugaskan khusus untuk mengembangkan karakter Arya Stark pada musim keempat. Para penulis skrip menghabiskan beberapa minggu untuk menulis ikhtisar para karakter, termasuk materi dari novel yang akan digunakan dan tema-tema utama. Setelah ikhtisar para karakter selesai ditulis, dibutuhkan waktu dua hingga tiga minggu untuk mendiskusikan masing-masing karakter utama dan mengatur porsi kemunculan mereka episode demi episode.[59]

Ikhtisar skrip yang terperinci ditulis, dengan masing-masing penulis mendapatkan jatah penulisan skrip untuk setiap episode. Cogman, yang menulis dua episode untuk musim kelima, membutuhkan waktu satu setengah bulan untuk menyelesaikan semua skrip. Skrip yang telah selesai kemudian dibaca oleh Benioff dan Weiss, yang membubuhkan catatan mengomentari, dan skrip yang dibubuhi catatan akan ditulis ulang. Sepuluh episode harus selesai ditulis sebelum pembuatan film dimulai karena pengambilan gambar dilakukan oleh dua unit kru di negara berbeda.[59] Benioff dan Weiss menulis skrip episode mereka bersama-sama, salah satunya menulis bagian pertama skrip dan yang lainnya menulis bagian kedua. Setelah itu mereka membaca ulang skrip dan membuat catatan lalu menulis ulang bagian yang diberi catatan.[35]

Jadwal adaptasi dan episode

Setelah alur cerita Game of Thrones musim keenam mulai mendahului alur cerita novel, seri ini mulai mengikuti garis besar alur novel berikutnya yang disediakan oleh Martin[63] dan konten asli. Pada bulan April 2016, produser berencana untuk melakukan pengambilan gambar 13 episode lagi setelah musim keenam: tujuh episode untuk musim ketujuh dan enam episode untuk musim kedelapan.[64] Belakangan, pengambilan gambar diperbarui hanya untuk musim ketujuh dengan tujuh episode berurutan.[65][66] Delapan musim yang difilmkan tetap mengadaptasi alur cerita novel, dengan kecepatan sekitar 48 detik per halaman selama tiga musim pertama.[67]

Musim Ditetapkan Difilmkan Tayang perdana Tayang terakhir Adaptasi novel Ref
Musim 1 2 Maret 2010 Pertengahan 2010 17 April 2011 19 Juni 2011 A Game of Thrones [68]
Musim 2 19 April 2011 Pertengahan 2011 1 April 2012 3 Juni 2012 A Clash of Kings dan bab-bab awal A Storm of Swords [69][70]
Musim 3 10 April 2012 Juli – November 2012 31 Maret 2013 9 June 2013 Sekitar dua pertiga novel A Storm of Swords [71][72][73]
Musim 4 2 April 2013 Juli – November 2013 6 April 2014 15 Juni 2014 Sepertiga A Storm of Swords dan beberapa konten A Feast for Crows dan A Dance with Dragons [74][75]
Musim 5 8 April 2014 Juli – Desember 2014 12 April 2015 14 Juni 2015 A Feast for Crows, A Dance with Dragons dan konten asli, dengan sebagian bab akhir A Storm of Swords dan elemen dari The Winds of Winter [76][77]
[78][79][80]
Musim 6 8 April 2014 Juli – Desember 2015 24 April 2016 26 Juni 2016 Konten asli dan ikhtisar The Winds of Winter, beberapa elemen dari A Feast for Crows dan A Dance with Dragons [76][81]
[82][83]
Musim 7 21 April 2016 Agustus 2016 – Februari 2017 16 Juli 2017 27 Agustus 2017 Konten asli dan ikhtisar The Winds of Winter dan A Dream of Spring [64][65]
[66][82][84]
Musim 8 30 Juli 2016 Oktober 2017 – Juli 2018 14 April 2019 19 Mei 2019 Konten asli dan ikhtisar The Winds of Winter dan A Dream of Spring [82][85]
[86][87][88][89]

Dua musim pertama mengadaptasi masing-masing satu novel. Untuk musim berikutnya, produser memandang Game of Thrones sebagai adaptasi dari A Song of Ice and Fire secara keseluruhan, bukannya adaptasi dari masing-masing novel;[90] hal ini memungkinkan mereka untuk memfilmkan peristiwa di keseluruhan novel, sesuai dengan persyaratan pengadaptasian ke layar kaca.[91]

Pengambilan gambar

The Azure Window at Ras-id-Dwerja
Azure Window di Ras-id-Dwerja, Gozo, adalah lokasi pernikahan Dothraki pada musim satu.

Pengambilan gambar utama untuk musim satu dijadwalkan dimulai pada 26 Juli 2010,[4] dan lokasi utamanya adalah Paint Hall Studios di Belfast, Irlandia Utara.[92] Adegan eksterior di Irlandia Utara difilmkan di Sandy Brae di Mourne Mountains (Vaes Dothraki), Castle Ward (Winterfell), Saintfield Estates (pohon Winterfell), Tollymore Forest (adegan luar ruangan), Cairncastle (lokasi eksekusi), tambang Magheramorne (Castle Black), dan Shane's Castle (arena turnamen).[93] Doune Castle di Stirling, Skotlandia, awalnya juga digunakan dalam episode pilot untuk adegan di Winterfell.[94] Para produser awalnya memutuskan untuk melakukan proses syuting keseluruhan seri di Skotlandia, tetapi akhirnya memilih Irlandia Utara karena ketersediaan ruang studio di sana.[95]

Adegan wilayah selatan pada musim pertama difilmkan di Malta, mengalami perubahan lokasi dari Maroko pada episode pilot.[4] Kota Mdina digunakan untuk penggambaran King's Landing. Syuting juga dilakukan di Fort Manoel (menggambarkan Sept of Baelor), Azure Window di pulau Gozo (lokasi pernikahan Dothraki) dan di San Anton Palace, Fort Ricasoli, Fort St. Angelo dan biara St. Dominic (untuk adegan di Red Keep).[93]

The walled city of Dubrovnik
Kota berpagar tembok Dubrovnik menjadi King's Landing pada musim dua.

Pengambilan gambar untuk adegan selatan pada musim kedua berpindah dari Malta ke Kroasia; kota Dubrovnik dan lokasi terdekat memungkinkan dilakukannya pengambilan gambar eksterior kota pesisir dan berpagar tembok. Walls of Dubrovnik dan Fort Lovrijenac dimanfaatkan untuk adegan di King's Landing, meskipun eksterior beberapa bangunan setempat, misalnya Red Keep dan Sept of Baelor, dibuat dengan menggunakan pencitraan komputer.[96] Pulau Lokrum, biara St. Dominic di kota pesisir Trogir, Rector's Palace di Dubrovnik, dan tambang Dubac (beberapa kilometer di sebelah timur) digunakan untuk adegan-adegan di Qarth. Adegan yang diambil di sebelah utara The Wall, di Frostfangs dan di Fist of the First Men, difilmkan pada November 2011 di Islandia: di gletser Vatnajökull di dekat Smyrlabjörg, gletser Svínafellsjökull dekat Skaftafell dan gletser Mýrdalsjökull dekat Vik di Höfðabrekkuheiði.[93][97]

Lokasi produksi musim ketiga kembali ke Dubrovnik, dengan Tembok Dubrovnik, Fort Lovrijenac dan lokasi terdekat kembali digunakan untuk adegan di King's Landing dan Red Keep. Trsteno Arboretum, sebuah lokasi baru, menjadi taman keluarga Tyrell di King's Landing. Musim ketiga juga kembali syuting di Maroko (termasuk kota Essaouira) untuk merekam adegan Daenerys di Essos.[98] Dimmuborgir dan gua Grjótagjá di Islandia juga turut digunakan sebagai lokasi syuting.[97] Salah satu adegan dengan seekor beruang hidup difilmkan di Los Angeles.[99] Proses produksi dilakukan oleh tiga unit kru (Dragon, Wolf dan Raven) dengan pengambilan gambar secara paralel, enam tim penyutradaraan, 257 pemeran dan 703 anggota kru.[26]

Ballintoy Harbour
Ballintoy Harbour adalah lokasi Lordsport di Iron Islands.

Musim keempat kembali syuting di Dubrovnik dan mencakup lokasi baru, termasuk Diocletian's Palace di Split, Klis Fortress di sebelah utara Split, tambang Perun di timur Split, pegunungan Mosor, dan Baška Voda di sebelah selatan.[100] Taman Nasional Thingvellir di Islandia digunakan sebagai lokasi syuting pertarungan antara Brienne dan the Hound.[97] Pengambilan gambar musim keempat memakan waktu 136 hari dan berakhir pada 21 November 2013.[101] Lokasi tambahan untuk musim kelima antara lain Seville, Spanyol, yang digunakan untuk adegan di Dorne, serta Córdoba.[102]

Musim keenam, yang mulai syuting pada bulan Juli 2015, kembali dilakukan di Spanyol dan difilmkan di Navarra, Guadalajara, Seville, Almeria, Girona dan Peniscola.[103] Proses syuting juga kembali ke Dubrovnik, Kroasia.[104]

Pengambilan gambar tujuh episode pada musim ketujuh dimulai pada 31 Agustus 2016, di Titanic Studios di Belfast, dengan pengambilan gambar lainnya dilakukan di Islandia, Irlandia Utara, dan berbagai lokasi lainnya di Spanyol,[105] termasuk Seville, Cáceres, Almodovar del Rio, Santiponce, Zumaia, dan Bermeo.[106] Musim ini juga kembali difilmkan di Dubrovnik, yang tetap digunakan untuk lokasi King's Landing.[107] Proses pengambilan gambar berlanjut hingga akhir Februari 2017 untuk menyesuaikan dengan cuaca musim dingin di beberapa lokasi Eropa.[108]

Penyutradaraan

Sepuluh episode dalam tiap musim Game of Thrones digarap oleh empat hingga enam sutradara, yang biasanya menyutradarai episode secara berurutan. Alan Taylor telah menyutradarai tujuh episode, yang terbanyak dalam seri ini. Alex Graves, David Nutter, Mark Mylod, dan Jeremy Podeswa masing-masingnya telah menyutradarai enam episode. Daniel Minahan telah menyutradarai lima episode, dan Michelle MacLaren, Alik Sakharov, dan Miguel Sapochnik telah menyutradarai empat episode masing-masingnya; MacLaren juga menjadi satu-satunya sutradara wanita dalam keseluruhan seri.[109] Brian Kirk menyutradarai tiga episode di sepanjang musim pertama, dan Tim Van Patten menyutradarai dua episode pertama pada musim pertama. Neil Marshall menyutradarai dua episode, keduanya memiliki adegan pertempuran besar: "Blackwater" dan "The Watchers on the Wall". Sutradara lainnya adalah Jack Bender, David Petrarca, Daniel Sackheim, Michael Slovis dan Matt Shakman.[110] David Benioff dan D. B. Weiss telah menyutradarai dua episode secara bersama-sama, tetapi masing-masingnya hanya mendapat kredit untuk satu nama, yang ditentukan setelah lemparan koin.[30][62]

Aspek teknis

Alik Sakharov adalah sinematografer untuk episode pilot. Seri ini mempekerjakan sejumlah sinematografer,[111] dan telah menerima tujuh nominasi Primetime Emmy Award for Outstanding Cinematography for a Single-Camera Series.[112]

Oral Norrey Ottey, Frances Parker, Martin Nicholson, Crispin Green, Tim Porter dan Katie Weiland telah melakukan penyuntingan sejumlah episode untuk seri ini. Weiland menerima Primetime Emmy Award untuk Outstanding Single-Camera Picture Editing for a Drama Series pada 2015.[112]

Kostum

Kostum Ygritte, Jon Snow dan Tormund Giantsbane
Kostum Ygritte, Jon Snow dan Tormund Giantsbane mencerminkan iklim yang keras di tempat mereka dikenakan.
Busana kerajaan di King's Landing
Busana yang dikenakan oleh keluarga kerajaan di King's Landing menunjukkan kekayaan dan status pemakainya.
Kostum Brienne dan Jaime
Senjata dan pelindung fungsional, seperti pada kostum Brienne of Tarth (kiri), diproduksi untuk seri ini.

Michele Clapton adalah perancang kostum untuk lima musim pertama Game of Thrones sebelum ia digantikan oleh April Ferry.[113] Clapton kembali bertindak sebagai perancang kostum pada musim ketujuh.[114]

Kostum yang digunakan dalam seri ini terinspirasi dari sejumlah sumber, seperti baju besi Jepang dan Persia. Busana Dothraki menyerupai busana yang dikenakan oleh suku Badui (beberapa kostum terbuat dari kulit ikan menyerupai sisik naga), dan kaum Wildling memakai kostum dari kulit binatang seperti penduduk Inuit.[115] Baju pelindung tulang Wildling terbuat dari cetakan tulang yang sebenarnya, dan dirangkai dengan tali dan lateks menyerupai katgut.[116] Meskipun figuran yang memerankan Wildling dan Night's Watch sering kali memakai topi (hal normal pada iklim yang dingin), pemeran utama biasanya tidak memakainya, sehingga penonton dapat mengenali karakter utama dengan mudah. Gaun berleher tinggi yang dirancang Alexander McQueen untuk Björk menginspirasi gaun leher-corong yang dikenakan Margaery Tyrell, dan gaun para pekerja seks komersial dirancang agar mudah ditanggalkan.[115] Semua busana yang digunakan berusia paling lama dua minggu, sehingga tampak realistis pada televisi definisi tinggi.[116]

Sekitar dua lusin rambut palsu digunakan oleh para aktris. Terbuat dari rambut manusia dengan panjang hingga 2 kaki (61 cm), harganya masing-masing mencapai $ 7.000, yang dicuci dan ditata seperti rambut asli. Pemakaian rambut palsu ini memakan waktu; Emilia Clarke, misalnya, membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menata rambutnya yang cokelat dengan rambut palsu pirang dan berkepang. Pemeran lainnya, seperti Jack Gleeson dan Sophie Turner, sering kali melakukan pewarnaan rambut. Untuk karakter seperti Daenerys (Clarke) dan para Dothraki, rambut, wig, dan kostum mereka diproses seolah-olah belum dicuci selama berminggu-minggu.[115]

Tata rias

Sepanjang tiga musim pertama, Paul Engelen adalah perancang tata rias utama Game of Thrones dan penata rias prostetik, bersama Melissa Lackersteen, Conor O'Sullivan, dan Rob Trenton. Pada awal musim keempat, tim Engelen digantikan oleh Jane Walker dan krunya, yang terdiri dari Ann McEwan and Barrie dan Sarah Gower.[112][117]

Efek visual

Untuk sejumlah besar efek visual dalam seri ini, HBO menyewa BlueBolt yang berbasis di Inggris dan Screen Scene yang berbasis di Irlandia untuk musim pertama. Kebanyakan efek bangun lingkungan dikerjakan sebagai proyeksi 2.5D, memberikan penonton perspektif sembari menjaga pemrograman agar tidak berlebihan.[118] Pada 2011, episode final musim pertama, "Fire and Blood", dinominasikan dalam Primetime Emmy Award untuk Outstanding Special Visual Effects.[112]

Karena efek visual menjadi lebih kompleks pada musim berikutnya (termasuk makhluk CGI, api, dan air), Pixomondo yang berbasis di Jerman ditetapkan sebagai produser efek visual utama; sembilan dari dua belas fasilitasnya berkontribusi pada proyek Game of Thrones musim kedua, terutama di Stuttgart.[119][120] Sejumlah adegan juga diproduksi oleh Peanut FX yang berbasis di Inggris, Spin VFX yang berbasis di Kanada, dan Gradient Effects yang berbasis di AS. "Valar Morghulis" dan "Valar Dohaeris" menghantarkan Pixomondo meraih Primetime Emmy Awards for Outstanding Special Visual Effects pada 2012 dan 2013.[112]

Pada musim keempat, HBO mengajak Mackevision yang berbasis di Jerman untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut.[121] Episode final musim keempat, "The Children", memenangkan Emmy Award for Visual Effects pada 2014. Perusahaan efek visual lainnya untuk musim keempat antara lain Rodeo FX yang berbasis di Kanada, Scanline VFX yang berbasis di Jerman, dan BAKED FX yang berbasis di AS. Gerakan otot dan sayap anak naga pada musim empat dan lima sebagian besar diproyeksikan dari gerakan ayam. Pixomondo membuat tim yang terdiri dari 22 hingga 30 orang yang berfokus hanya untuk memvisualisasikan naga Daenerys Targaryen, dengan waktu produksi rata-rata 20 hingga 22 minggu per musim.[122] Untuk musim kelima, HBO mengikutsertakan Image Engine yang berbasis di Kanada dan Crazy Horse Effects yang berbasis di AS ke daftar produser efek visual utamanya.[123][124]

Suara

Tidak seperti seri televisi kebanyakan, tim penyuaraan menerima potongan kasar film secara penuh dan memperlakukannya sebagai film layar lebar berdurasi sepuluh jam. Meskipun musim pertama dan kedua memiliki tim suara yang berbeda, satu tim telah ditunjuk untuk bertanggung jawab atas penyuaraan sejak musim ketiga.[125] Untuk bunyi percikan darah dan tusukan senjata, tim sering menggunakan chamois. Untuk jeritan naga, digunakan suara kura-kura dan lumba-lumba kawin, suara anjing laut, singa, dan suara burung.[126]

Sekuens judul

Sekuens judul seri ini diciptakan oleh studio produksi Elastic untuk HBO. Sutradara kreatif Angus Wall dan rekan-rekannya menerima Primetime Emmy Award untuk Main Title Design atas sekuensnya,[127] yang menggambarkan peta tiga dimensi dari dunia fiksi dalam seri ini. Peta ini diproyeksikan di bagian dalam sebuah bola yang secara terpusat diterangi oleh matahari kecil di sebuah bola armiler.[128] Saat kamera bergerak melintasi peta, dengan fokus pada lokasi peristiwa dalam episode terkait, mekanisme jarum jam berputar dan memungkinkan bangunan dan struktur lainnya muncul dari peta. Diselingi oleh musik tema, nama-nama pemeran utama dan staf kreatif muncul. Sekuens berakhir setelah kira-kira 90 detik, diikuti oleh antarjudul dan kredit pembuka singkat yang menampilkan penulis dan sutradara episode tersebut. Komposisinya berubah ketika cerita berlanjut, dengan lokasi baru menggantikan lokasi yang kurang penting atau kurang mencolok.[128][129][130]

Musik

Ramin Djawadi
Ramin Djawadi menggubah skor Game of Thrones.

Musik untuk seri ini digubah oleh Ramin Djawadi. Jalur suara musim pertama, ditulis kira-kira sepuluh minggu sebelum penayangan perdana,[131] dipublikasikan oleh Varèse Sarabande pada bulan Juni 2011.[132] Album jalur suara untuk musim berikutnya juga telah dirilis, dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh the National, the Hold Steady, dan Sigur Rós.[133] Djawadi telah menggubah tema untuk masing-masing wangsa mayor dalam seri ini, dan juga untuk beberapa karakter utama.[134] Tema ini dapat berkembang seiring waktu, seperti tema untuk Daenerys Targaryen yang dimulai pelan dan kemudian menjadi lebih kuat pada musim berikutnya. Tema ini pertama kali dimulai dengan instrumen tunggal, sebuah cello, dan Djawadi kemudian memasukkan lebih banyak instrumen untuk tema ini.[134]

Bahasa

Karakter warga Westeros di Game of Thrones berbicara bahasa Inggris beraksen Britania, sering kali (tetapi tidak konsisten) menggunakan aksen Inggris yang sesuai dengan asal karakter di wilayah Westeros. Penduduk utara Eddard Stark berbicara dengan aksen utara, aksen asli aktor Sean Bean, dan warga selatan Lord Tywin Lannister berbicara dengan aksen selatan, sedangkan karakter dari Dorne menuturkan bahasa Inggris dengan aksen Spanyol.[135][136] Karakter asing yang tinggal di Westeros pada umumnya memiliki aksen non-Britania.[137]

Meskipun bahasa umum di Westeros adalah bahasa Inggris, produser menugaskan linguis David J. Peterson untuk menciptakan bahasa Dothraki dan Valyria berdasarkan beberapa kata dalam novel;[138] dialog bahasa Dothraki dan Valyria umumnya diberi subtitel dalam bahasa Inggris. Dilaporkan bahwa selama seri ini tayang, bahasa fiktif tersebut telah didengar oleh lebih banyak orang daripada gabungan bahasa Wales, Irlandia, dan Gaelik Skotlandia.[139]

Dampak terhadap lokasi

Game of Thrones didanai oleh Northern Ireland Screen, sebuah lembaga pemerintahan Britania Raya yang dibiayai oleh Invest NI dan Dana Pembangunan Regional Eropa.[140] Hingga April 2013, Northern Ireland Screen telah menghasilkan £9.25 juta ($14.37 juta) dari seri ini; menurut perkiraan pemerintah, hal ini menguntungkan perekonomian Irlandia Utara sebesar £65 juta ($100.95 juta).[141]

Tourism Ireland menyelenggarakan kampanye pemasaran bertema Game of Thrones yang mirip dengan iklan bertema Tolkien di Selandia Baru.[142][143] Invest NI dan Northern Ireland Tourist Board juga berharap seri ini bisa meningkatkan pendapatan pariwisata.[141] Menurut Arlene Foster, seri ini telah memberi Irlandia Utara publisitas yang paling non-politik di sepanjang sejarahnya.[144] Produksi Game of Thrones dan seri TV lainnya juga mendorong perkembangan industri kreatif di Irlandia Utara, berkontribusi terhadap pertumbuhan pekerjaan seni, hiburan, dan rekreasi sebesar 12,4 persen antara tahun 2008 dan 2013 (naik hampir 8 persen dari periode sebelumnya).[145] Pada bulan September 2018, setelah proses syuting selesai, HBO mengumumkan rencana untuk mengubah lokasi pengambilan gambar di Irlandia Utara menjadi tempat wisata yang akan dibuka pada tahun 2019.[146]

Organisasi pariwisata di tempat lain juga melaporkan terjadinya peningkatan pemesanan setelah lokasi mereka muncul dalam seri Game of Thrones. Pada 2012, pemesanan melalui LateRooms.com meningkat sebesar 28 persen di Dubrovnik dan meningkat 13 persen di Islandia. Pada tahun berikutnya, peningkatan pemesanan hingga dua kali lipat juga terjadi di di Ouarzazate, Maroko (lokasi adegan Daenerys pada musim ketiga).[147] Game of Thrones telah dikaitkan sebagai faktor signifikan yang menyebabkan ledakan pariwisata di Islandia yang memiliki dampak kuat terhadap perekonomiannya. Jumlah wisatawan meningkat 30% pada tahun 2015, dan meningkat 40% pada tahun berikutnya,[148] dengan angka akhir sebanyak 2,4 juta wisatawan diperkirakan mengunjungi Islandia pada tahun 2016, atau sekitar tujuh kali lipat dari jumlah penduduk di negara itu.[149] Tetapi, peningkatan pariwisata di Dubrovnik, dengan Game of Thrones dituding bertanggung jawab atas peningkatan tersebut, telah menyebabkan kekhawatiran atas "pariwisata yang berlebihan", dan pemerintah kota setempat memberlakukan pembatasan jumlah wisatawan di kota itu.[150][151]

Ketersediaan

Penayangan

Game of Thrones ditayangkan oleh HBO di Amerika Serikat dan oleh anak perusahaan lokal atau layanan televisi berbayar lainnya di berbagai negara, dengan jam tayang yang sama seperti di AS atau jeda berminggu-minggu (atau berbulan-bulan) kemudian. Di Tiongkok, seri ini ditayangkan oleh CCTV, dimulai pada 2014. Di negara tersebut, tayangan terlebih dahulu disunting untuk menghapus adegan seks dan kekerasan, sesuai dengan praktik pemerintah Tiongkok untuk menyensor seri televisi Barat dalam rangka mencegah "dampak negatif dan bahaya keamanan tersembunyi." Hal ini menimbulkan keluhan di kalangan penonton terkait adanya inkoherensi dari adegan yang ditayangkan.[152] Kanal dan jaringan TV yang menayangkan Game of Thrones di antaranya Showcase di Australia; HBO Canada, Super Écran, dan Showcase di Kanada; HBO Latin America di Amerika Latin; SoHo dan Prime di Selandia Baru, dan Sky Atlantic di Britania Raya dan Irlandia.[153]

Media rumah

Sepuluh episode musim pertama Game of Thrones telah dirilis dalam bentuk bokset DVD dan Blu-ray pada tanggal 6 Maret 2012. Bokset ini berisikan tambahan materi latar belakang dan adegan di belakang layar, tetapi tidak ada adegan yang dihapus, karena hampir semua cuplikan episode pada musim pertama telah ditayangkan.[154] Bokset ini terjual lebih dari 350.000 kopi pada minggu pertama setelah dirilis, penjualan DVD terbanyak pada minggu pertama untuk seri HBO, dan memecahkan rekor sebagai seri HBO dengan penjualan unduhan digital terbanyak.[155] Bokset edisi kolektor dirilis pada bulan November 2012, menggabungkan versi DVD dan Blu-ray musim pertama dengan episode pertama musim kedua. Sebuah pemberat kertas dalam bentuk telur naga juga disertakan dalam bokset.[156]

Bokset DVD-Blu-ray dan unduhan digital musim kedua mulai tersedia pada 19 Februari 2013.[157] Penjualan hari pertamanya memecahkan rekor HBO, dengan total 241.000 bokset terjual dan 355.000 episode diunduh.[158] Musim ketiga tersedia dalam bentuk unduhan digital di iTunes Store Australia, bersamaan dengan penayangan perdana di AS, dan dirilis dalam bentuk DVD dan Blu-ray di region 1 pada 18 Februari 2014.[159][160] Musim keempat dirilis dalam bentuk DVD dan Blu-ray pada 17 Februari 2015,[161] dan musim kelima pada 15 Maret 2016.[162] Musim keenam dirilis dalam Blu-ray dan DVD pada 15 November 2016.[163] Musim ketujuh dirilis dalam bentuk Blu-ray dan DVD pada 12 Desember 2007. Mulai tahun 2016, HBO mulai mengeluarkan set Steelbook Blu-ray yang memuat pilihan audio Dolby TrueHD 7.1 dan Dolby Atmos.[164] Pada tahun 2018, musim pertama dirilis dalam format 4K HDR pada Ultra HD Blu-ray.[165]

Pelanggaran hak cipta

Game of Thrones telah banyak dibajak, terutama di luar AS.[166] Menurut situs web berita berbagi berkas TorrentFreak, Game of Thrones menjadi seri televisi yang paling banyak dibajak sejak tahun 2012, yang berarti telah memegang rekor tersebut selama enam tahun berturut-turut.[167][168][169][170][171][172] Unduhan ilegal meningkat menjadi kira-kira tujuh juta pada kuartal pertama 2015, naik 45 persen dari 2014.[166] Sebuah episode yang tidak disebutkan judulnya diunduh sekitar 4.280.000 kali melalui pelacak BitTorrent publik pada 2012, kira-kira sama dengan jumlah penonton serialnya di HBO.[173][174] Tingkat pembajakan dilaporkan sangat tinggi di Australia,[175] dan Duta Besar AS untuk Australia Jeff Bleich mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pembajakan seri tersebut di Australia pada 2013.[176]

Ketidaktersediaan seri ini selain di HBO dan afiliasinya[177] sebelum tahun 2015 dan biaya berlangganan untuk menikmati tayangan ini dituding sebagai penyebab distribusi ilegal seri ini. Menurut TorrentFreak, berlangganan Game of Thrones menghabiskan biaya hingga $25 per bulan di Amerika Serikat, £26 per episode di Inggris, dan $52 per episode di Australia.[178]

Untuk "memerangi pembajakan", HBO mengungkapkan pada 2013 bahwa mereka bermaksud membuat kontennya tersedia lebih luas dalam waktu seminggu setelah pemutaran perdana di AS (termasuk HBO Go).[179] Pada 2015, musim kelima disiarkan secara simultan di 170 negara dan untuk para pelanggan HBO Now.[166] Pada tanggal 11 April, sehari sebelum penayangan perdana musim kelima, salinan screener dari empat episode pertama musim kelima bocor ke sejumlah situs web berbagi berkas.[180] Dalam satu hari, berkas tersebut telah diunduh lebih dari 800.000 kali;[181] dan dalam satu minggu unduhan ilegal mencapai 32 juta. Untuk episode pilot musim kelima saja ("The Wars to Come") telah dibajak 13 juta kali.[182] Episode final musim kelima ("Mother's Mercy") adalah berkas yang paling banyak dibagikan secara bersamaan dalam sejarah protokol berbagi berkas BitTorrent, dengan lebih dari 250.000 unggahan serentak dan lebih dari 1,5 juta unduhan dalam waktu delapan jam.[183] Untuk musim keenam, HBO tidak mengirim screener ke media, untuk mencegah penyebaran salinan dan beberan cerita tanpa izin.[184]

Para pengamat, termasuk sutradara seri David Petrarca[185] dan Dirut Time Warner Jeff Bewkes, mengatakan bahwa pengunduhan ilegal tidak serta-merta merusak prospek seri; hal itu bisa dimanfaatkan sebagai "buzz" dan komentar sosial, dan tingkat pembajakan yang tinggi tidak secara signifikan diterjemahkan menjadi hilangnya pelanggan. Menurut Polygon, sikap santai HBO terhadap pembajakan dan berbagi kerahasiaan login merupakan strategi model "free-to-play" televisi premium.[186] Dalam debat Oxford Union 2015, pencipta seri David Benioff mengatakan bahwa ia senang orang-orang menonton seri tersebut; episode yang diunduh secara ilegal terkadang mendorong penonton untuk membeli salinan asli, terutama di negara-negara tempat Game of Thrones tidak ditayangkan di televisi. Rekannya, D. B. Weiss, memiliki perasaan campur aduk, mengatakan bahwa produksi seri ini berbiaya mahal dan "jika tidak menghasilkan uang kembali, maka tidak ada lagi produksi". Namun, ia senang karena begitu banyak orang-orang yang "sangat menikmati seri ini sehingga mereka tidak sabar untuk menontonnnya."[187] Pada tahun 2015, Guinness World Records menyebut Game of Thrones sebagai program televisi yang paling banyak dibajak.[188]

IMAX

Dimulai pada tanggal 23 Januari 2015, dua episode terakhir musim keempat ditayangkan di 205 bioskop IMAX di seluruh Amerika Serikat; Game of Thrones adalah seri televisi pertama yang ditayangkan dalam format ini.[189] Penayangan ini meraup pendapatan $686.000 di box office pada hari pembukaannya[190] dan total $1,5 juta pada akhir pekan pembukaannya,[191] penayangan selama seminggu meraup pendapatan sebesar $1.896.092.[192]

Penerimaan dan pencapaian

Game of Thrones sangat dinanti-nantikan oleh para penggemar sebelum penayangan perdana,[193][194] dan terbilang sukses secara kritis maupun komersial. Menurut The Guardian, Game of Thrones merupakan acara televisi yang "terbesar dan paling banyak dibicarakan di dunia" pada tahun 2014.[7]

Pengaruh budaya

Meskipun Game of Thrones dicemooh oleh beberapa kritikus,[7] kesuksesannya telah dihubung-hubungkan dengan peningkatan popularitas genre fantasi. Menjelang penayangan perdana musim kedua, menurut CNN, "setelah akhir pekan ini, Anda mungkin akan sulit menemukan seseorang yang bukan penggemar fantasi epik", dan mengutip pernyataan Ian Bogost, yang menyatakan bahwa seri ini melanjutkan tren adaptasi layar yang sukses sejak trilogi film The Lord of the Rings dan seri film Harry Potter berhasil membangun fantasi sebagai genre pasar massal; film-film tersebut adalah "obat kecanduan bagi budaya penggemar fantasi".[195] Keberhasilan seri ini menyebabkan sejumlah seri fantasi diadaptasi kembali ke layar kaca, termasuk penceritaan ulang Lord of the Rings oleh Amazon Studios.[196] Menurut Neil Gaiman, yang karyanya Good Omens dan American Gods diadaptasi menjadi seri TV, Game of Thrones memang membantu mengubah sikap terhadap eksistensi genre fantasi di televisi, tetapi yang terpenting seri ini menyebabkan anggaran besar untuk seri fantasi lebih dapat diterima.[7][197]

Popularitas seri ini meningkatkan penjualan novel-novel A Song of Ice and Fire (diterbitkan ulang dalam edisi seri TV), yang tetap bertengger di puncak daftar buku terlaris selama berbulan-bulan. Menurut The Daily Beast, Game of Thrones menjadi favorit penulis komsit dan seri tersebut telah dirujuk dalam seri TV lainnya.[198] Bersama seri fantasi lain, Game of Thrones diduga menjadi penyebab peningkatan pembelian (dan pengabaian) anjing huski dan anjing mirip serigala lainnya.[199]

Game of Thrones telah menjadi kosakata populer. Adegan pada musim pertama ketika Petyr Baelish menjelaskan motifnya sementara para PSK berhubungan seks di latar belakang memunculkan kata "sexposition" untuk memberikan makna "eksposisi" yang diselingi seks dan ketelanjangan.[200] "Dothraki", penunggang kuda nomaden dalam seri ini, menduduki peringkat keempat dalam daftar kata dari acara televisi yang paling sering digunakan di internet (Global Language Monitor).[201] Pada 2012, media menggunakan istilah "Game of Thrones" sebagai kiasan atau perbandingan atas situasi konflik dan perselisihan yang intens, seperti politik layanan kesehatan AS,[202] Perang Saudara Suriah,[203] dan pengusiran Bo Xilai oleh Pemerintah Tiongkok.[204]

Pada tahun 2019, penyanyi dan pen