Umair bin Sa'ad al-AnshariUmair bin Sa'ad al-Anshari merupakan sahabat Nabi Muhammad dari kaum Anshar suku Auz. Ia seorang zuhud, ahli menenun, ikut dalam penaklukan wilayah Syam (Suriah), tinggal di Homs setahun hingga ia wafat sampai di masa Khalifah Muawiyah. Ia anak yatim yang diasuh Jallas bin Suwaid (al-Julas).[1] Umair masuk Islam diusia 10 tahun saat Mushab bin Umair mengenalkan Islam di Madinah, sementara ayah tirinya masih mengingkari dan diam-diam menghina Muhammad saat menjelang Ekspedisi Tabuk, Umair lantas mengadukannya pada Muhammad, Jallas dipanggil dan menolak aduan Umair sampai akhirnya turun Quran Surat at-Taubah ayat 74 yang menjelaskan sifat munafik, Jallas lantas bertobat dan minta maaf.[1] Semasa Khalifah Umar bin Khathab, ia mengangkat Umair menjadi Gubernur Homs menggantikan Said bin Amir yang wafat. Umair lalu menaklukan wilayah Ainul Wardah dan Ra'sul Ain sehingga mendapatkan banyak rampasan perang dan jizyah 4 dinar per orang per tahun[2]. Dalam satu tahun setelah melapor kepada Umar di Madinah, Umair yang sederhana menolak untuk diangkat kembali. Umar lalu mengujinya yang tinggal di pinggiran kota Madinah dengan memberikan harta, namun harta yang dibawa Harits itu langsung dibagikan Umair kepada orang yang membutuhkan. Selanjutnya Umair memimpin pasukan ke arah Irak (Persia) dan berjumpa dengan pasukan Ammar bin Yasir (saat itu sebagai Gubernur Kufah) di wilayah Hit untuk menaklukan kembali beberapa kota yang melanggar perjanjian.[2] KematianUmair wafat pada tahun 45 H di awal masa Khalifah Muawiyah.[1] Referensi
|
