Suzanne Valadon
Suzanne Valadon (pelafalan dalam bahasa Prancis: [syzan valadɔ̃]; 23 September 1865 – 7 April 1938) adalah seorang pelukis berkebangsaan Prancis yang lahir dengan nama Marie-Clémentine Valadon di Bessines-sur-Gartempe, Haute-Vienne. Pada tahun 1894, Valadon menjadi pelukis perempuan pertama yang diakui oleh Société Nationale des Beaux-Arts. Ia merupakan ibu dari Maurice Utrillo. Valadon menghabiskan sebanyak 40 tahun hidupnya untuk seni lukis.[1] Subjek gambar dan lukisannya, seperti Joy of Life (1911), yang sebagian besar terdiri dari lukisan tubuh perempuan telanjang, potret wanita, benda mati, dan pemandangan alam. Ia tidak pernah menempuh pendidikan di akademi seni, dan karena itu ia tidak pernah terikat pada satu aliran atau gaya tertentu.[2] Justru karena kebebasannya itu, ia mengejutkan dunia seni dengan menjadi perempuan pertama yang melukis tubuh pria telanjang—sebuah gebrakan besar saat itu—dan juga karena caranya menggambarkan perempuan yang jauh dari kesan idealisasi ala pelukis pria.[3] Sebelum menjadi seniman, ia juga sempat menjadi model bagi banyak pelukis terkenal seperti Pierre-Auguste Renoir dan Henri de Toulouse-Lautrec. Kehidupan awalValadon tumbuh dalam kemiskinan bersama ibunya—seorang tukang cuci yang belum menikah—di kawasan Montmartre.[4] Ia tidak pernah mengetahui siapa ayah kandungnya. Sejak kecil, ia sudah dikenal mandiri dan keras kepala. Ia hanya menempuh sekolah dasar sampai umur sebelas, lalu memilih untuk mulai bekerja. Pekerjaannya macam-macam—pernah menjadi asisten di bengkel pembuat topi, kerja di pabrik karangan bunga duka, jualan sayur, sampai jadi pelayan restoran. Tapi pada usia 15 tahun, akhirnya ia berhasil mendapatkan pekerjaan yang paling ia idam-idamkan: tampil di sirkus sebagai akrobat. Kesempatan itu datang berkat kenalannya dengan Count Antoine de La Rochefoucauld dan Thèo Wagner, pelukis simbolis yang lagi bantu dekorasi sirkus milik Medrano. Sirkus itu juga sering dikunjungi para seniman seperti Toulouse-Lautrec and Berthe Morisot dan rumornya bahwa dari sinilah Morisot mendapatkan inspirasi untuk melukis Valadon.[5] Sayangnya, karier sirkusnya cuma bertahan setahun. Ia jatuh dari trapeze dan cedera punggung—akhir dari semua atraksi. Orang-orang percaya kalau Valadon mulai belajar menggambar sendiri sejak usia sembilan tahun.[6] Di Montmartre iia menekuni minat seninya dengan cara jadi model dan inspirasi para seniman. Dari situ ia mencuri-curi ilmu, karena ia tidak mampu membayar les seni. Ia belajar banyak dari para seniman ternama seperti Pierre Puvis de Chavannes, Henri de Toulouse-Lautrec, dan Pierre-Auguste Renoir, sampai akhirnya ia dikenal dan sukses sebagai pelukis dengan gayanya sendiri.[7][8] KarierModel![]() Valadon mulai bekerja sebagai model di Montmartre tahun 1880, waktu usianya baru 15 tahun.[9] Selama lebih dari sepuluh tahun, ia menjadi model untuk banyak seniman ternama—mulai dari Berthe Morisot,[10] Pierre-Cécile Puvis de Chavannes, Théophile Steinlen, Pierre-Auguste Renoir, Jean-Jacques Henner, dan Henri de Toulouse-Lautrec.[1] Awalnya, ia dikenal dengan nama “Maria” saat jadi model. Tapi Toulouse-Lautrec menjulukinya “Suzanne”—terinspirasi dari kisah Susanna di alkitab, karena menurutnya Valadon tampaknya lebih suka saat menjadi model untuk pelukis-pelukis yang usianya lebih tua.[11][12] Dengan Toulouse-Lautrec sendiri, ia pernah menjalin hubungan asmara selama dua tahun. Sayangnya, hubungan itu berakhir tragis ketika Valadon mencoba bunuh diri pada tahun 1888.[13][2] Sebagai model, Valadon diam-diam belajar dari para pelukis yang menggambarnya.[2] ia mengamati teknik mereka satu per satu—dan dari situ, ia mulai memperdalam gaya lukisnya sendiri. Orang-orang mengenalnya sebagai perempuan yang fokus, ambisius, keras kepala, percaya diri, dan penuh semangat.[14] Di awal tahun 1890-an, dia berteman dekat dengan Edgar Degas, Degas kagum dengan goresan garisnya yang berani dan lukisan-lukisannya yang tajam. Ia bahkan membeli beberapa karya Valadon dan terus menyemangatinya. Mereka berteman akrab sampai Degas meninggal pada 1917. Seorang sejarawan seni, Heather Dawkins, pernah bilang bahwa pengalaman Valadon sebagai model memberi kedalaman tersendiri dalam lukisan-lukisan perempuannya—karena berbeda dari lukisan para pelukis pria masa itu, Valadon menggambarkan tubuh perempuan dengan cara yang jauh dari idealisasi. Lebih nyata, lebih jujur, dan terasa lebih hidup.[15][16][17] MelukisValadon adalah salah satu pelukis paling dipandang di masanya. Ia dihormati, bahkan didukung langsung oleh nama-nama besar seperti Edgar Degas dan Pierre-Auguste Renoir. Karyanya diakui di berbagai pameran bergengsi dan ia pun diterima sebagai anggota dalam berbagai asosiasi profesional. Ia mengadopsi gaya hidup Bohemian, bebas, dan penuh semangat pemberontakan.[18] Karya paling awal milik Valadon yang masih bertahan sampai sekarang adalah potret diri dari tahun 1883, dilukis menggunakan arang dan pastel.[6] Dari tahun 1883 sampai 1893, ia banyak menghasilkan gambar, dan baru mulai melukis pada 1892. Model pertamanya adalah orang-orang terdekatnya sendiri—anaknya, ibunya, dan keponakannya.[19] Baru pada 1896, Valadon mulai melukis secara penuh waktu.[6] Ia mulai melukis benda-benda, potret, bunga, and lanskap semua dengan komposisi yang kuat dan warna yang berani. Tapi yang paling membuat namanya mencuat adalah lukisan-lukisan telanjang perempuan yang blak-blakan dan jujur.[20] Bukannya menggambarkan tubuh perempuan yang ‘sempurna’ dan ideal seperti versi para pelukis pria zaman itu, Valadon justru menghadirkan kenyataan—dan itu yang membuat banyak orang heran.[21] Lukisan telanjang perempuan pertamanya dibuat pada 1892.[22] Lalu di tahun 1895, seorang pedagang seni bernama Paul Durand-Ruel memamerkan dua belas etsa karya Valadon yang menunjukkan perempuan dalam berbagai momen bersolek.[6] Sejak itu, karya-karyanya sering dipajang di Bernheim-Jeune, Paris.[23] Pada tahun 1894, Valadon menjadi perempuan pertama yang diterima untuk berpameran di Salon de la Nationale,[24] sebuah prestasi besar, mengingat betapa ketatnya seleksi waktu itu. Tahun-tahun berikutnya, ia rutin berpameran: di Salon d'Automne mulai 1909, Salon des Indépendants dari 1911, dan Salon des Femmes Artistes Modernes antara 1933 sampai 1938.[25] Degas adalah orang pertama yang membeli karyanya,[26] ia bahkan mengenalkannya ke kolektor-kolektor besar seperti Paul Durand-Ruel dan Ambroise Vollard serta mengajarinya teknik etsa dengan soft-ground..[27] Setelah menikah dengan seorang bankir kaya, Paul Mousis, pada 1895, Valadon benar-benar menekuni dunia lukis sepenuh hati mulai tahun berikutnya.[6] Pada tahun 1909, ia mulai beralih dari menggambar ke melukis dengan cat minyak.[28] Lukisan-lukisan awalnya yang besar—dan ditampilkan di Salon—bertemakan kenikmatan seksual, tapi kali ini laki-laki yang jadi objek hasrat perempuan. Hal ini benar-benar membalik narasi konvensional tentang perempuan dalam seni lukis. Beberapa lukisan terkenalnya diantara lain Adam and Eve (Adam et Eve) (1909), Joy of Life (La Joie de vivre) (1911), dan Casting the Net (Lancement du filet) (1914).[29] Sepanjang hidupnya, Valadon menghasilkan sekitar 273 gambar, 478 lukisan, dan 31 etsa—belum termasuk karya yang ia berikan ke orang lain atau yang mungkin sudah hilang.[30] Di masa tuanya, khususnya tahun 1920-an, namanya makin melejit. Ia dianggap berjasa besar dalam mengubah cara tubuh perempuan digambarkan dalam seni—lebih ekspresif, dan benar-benar dari sudut pandang perempuan.[31][halaman dibutuhkan][32] Karyanya kini bisa ditemukan di museum-museum ternama seperti Pusat Georges Pompidou di Paris, Museum Grenoble, dan Metropolitan Museum of Art di New York.[33] Kehidupan pribadi![]() Pada tahun 1883, di usia 18 tahun, Valadon melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama, Maurice Utrillo.[1] Valadon masih ingin terus bekerja sebagai model, ibunya yang kemudian merawat Maurice sejak kecil.[14] Beberapa tahun kemudian, seorang teman dekat Valadon bernama Miquel Utrillo menandatangani dokumen yang mengakui Maurice sebagai anaknya—meskipun fakta tentang ayah biologis Maurice yang sebenarnya tidak pernah diungkap.[34] Pada tahun 1893, Valadon sempat menjalin hubungan singkat dengan komponis eksentrik Erik Satie. Saking dekatnya, ia pindah ke kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar Satie di Rue Cortot. Satie langsung jatuh cinta setengah mati—ia memanggil Valadon dengan sebutan Biqui, dan menulis surat-surat penuh hasrat tentang “seluruh keberadaannya, mata indahnya, tangan lembutnya, dan kaki mungilnya.” Tapi hubungan mereka cuma bertahan enam bulan. Setelah itu, Valadon pergi dan meninggalkan Satie dalam keadaan patah hati total.[35] Dua tahun kemudian Valadon menikah dengan seorang pialang saham bernama Paul Mousis. Mereka tinggal bersama selama 13 tahun, berpindah antara apartemen di Paris dan sebuah rumah di pinggiran Paris.[36] Tapi tahun 1909, segalanya berubah. Valadon mulai menjalin hubungan dengan seorang pelukis muda bernama André Utter, teman dekat anaknya sendiri, yang usianya baru 23 tahun. André bahkan jadi modelnya dalam lukisan Adam et Eve, yang dilukis pada tahun yang sama. Empat tahun setelah itu, Valadon menceraikan Mousis dan menikah dengan Utter pada tahun 1914.[37][6] Utter tidak hanya menjadi suaminya, tapi juga mengurus karier Valadon dan Maurice.[38] Mereka berdua sering berpameran bareng, dan jadi pasangan yang cukup dikenal di dunia seni tetapi pada 1934, ketika Valadon hampir menginjak usia tujuh puluh, mereka akhirnya bercerai.[38] Meski begitu, mereka tetap dekat sampai akhir hayat Valadon. Bahkan, mereka dimakamkan berdampingan di pemakaman Saint Ouen, tak jauh dari Paris. KematianSuzanne Valadon meninggal karena stroke[39] pada tanggal 7 April 1938, pada usia 72 tahun. Di antara mereka yang hadir di pemakaman tersebut adalah teman-teman dan koleganya seperti André Derain, Pablo Picasso, dan Georges Braque. Referensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Suzanne Valadon.
|