Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Sultan Mekah

Sultan Mekkah
Sultan / Syarif Mekkah
Syarif Husain bin Ali, Sultan Mekkah terakhir sekaligus Raja Hijaz (1916–1924)
BerkuasaAbad ke-10 – 1924
PendahuluDinasti Ikhsyidiyah
PenerusKerajaan Hijaz (kemudian menjadi bagian dari Arab Saudi)
KelahiranMekkah, Hijaz
WangsaBani Hasyim
AgamaIslam

Sultan Mekkah atau lebih dikenal sebagai Syarif Mekkah (bahasa Arab: شريف مكة) adalah gelar tradisional bagi pemimpin tertinggi di wilayah Mekkah dan Hijaz sebelum integrasinya ke dalam Arab Saudi. Gelar ini biasanya disandang oleh keturunan langsung Hasan bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dari klan Bani Hasyim. Para penguasa ini memainkan peran penting dalam sejarah Islam, karena memegang otoritas atas dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Sejarah

Gelar Syarif Mekkah mulai digunakan sekitar abad ke-10 M dan bertahan hingga awal abad ke-20. Para sultan/syarif Mekkah memiliki kekuasaan otonom namun sering berada di bawah kekuasaan nominal kekhalifahan atau kekuatan regional lainnya seperti:

[1] Meskipun demikian, mereka memiliki otoritas religius dan administratif lokal atas wilayah Hijaz, khususnya dalam menjaga keamanan ibadah haji dan mengatur urusan Mekkah dan Madinah.

Dinasti Hasyimiyah

Keluarga Hasyimiyah adalah pemegang gelar syarif paling lama dan berpengaruh. Di antara penguasa terkenalnya adalah:

  • **Syarif Abu Numayy I** – Mengukuhkan pengaruh Hasyimiyah atas Mekkah (abad ke-13)
  • **Syarif Husain bin Ali** – Mengangkat diri sebagai Raja Hijaz dan memimpin Pemberontakan Arab (1916–1918)

[2]

Masa Utsmaniyah dan Kemerdekaan Hijaz

Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, Syarif Mekkah memiliki posisi semi-otonom, bertindak sebagai gubernur lokal yang ditunjuk oleh sultan. Namun pada 1916, Syarif Husain bin Ali memproklamasikan kemerdekaan dari Utsmaniyah dengan dukungan Inggris, mendirikan **Kerajaan Hijaz**.

Namun, Kerajaan Hijaz tidak bertahan lama. Pada 1924, wilayah ini direbut oleh Abdulaziz bin Saud dari Najd, yang kemudian mendirikan Arab Saudi. [3]

Peran Religius

Sultan atau Syarif Mekkah memiliki peran utama dalam menjaga Masjidil Haram dan menjamin kelancaran pelaksanaan haji. Mereka dihormati sebagai pemimpin spiritual sekaligus politik.

Akhir Kekuasaan

Setelah Hijaz ditaklukkan oleh pasukan Abdulaziz al-Saud pada 1924, gelar Syarif Mekkah dihapuskan. Keluarga Hasyimiyah kemudian memerintah Transyordania, yang menjadi Yordania modern.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Encyclopaedia Britannica. (2023). "Sharif of Mecca". Diakses pada 8 Juli 2025 dari https://www.britannica.com/topic/sharif
  2. ^ Oxford Islamic Studies Online. (2022). "Sharif of Mecca". https://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e2154
  3. ^ Al-Rasheed, Madawi. (2002). *A History of Saudi Arabia*. Cambridge University Press.

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya