Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Sajen

Sebuah contoh sesajen sederhana pada upacara hari pertama mengayun bayi dalam masyarakat Sunda di Dayeuhluhur

Sajen (disebut pula sesajen) atau semahan[1] adalah persembahan yang berupa panganan, kembang dan sebagainya, yang disajikan dalam upacara keagamaan atau adat lainnya, yang dilakukan secara simbolis dengan tujuan simbol konektivitas dengan kekuatan gaib.[2][3] Kekuatan yang dimaksud bisa merupakan kekuatan tertinggi yang telah memberi kehidupan dan menjadi pusat harapan atas berbagai keinginan positif masyarakat,[4] maupun kekuatan yang dipercayai telah menjauhkan masyarakat dari sentuhan hal-hal negatif.[5] Benda-benda yang dipersembahkan adalah simbol dari harapan dan wujud syukur. Kegiatan mempersembahkan sajian ini disebut dengan bersaji.[2]

Sesajen pada dasarnya adalah bentuk penghormatan dan syukur dalam konteks keagamaan dan adat istiadat, dan tidak selalu terkait dengan praktik mistis atau negatif.[6]

Etimologi

Kata "sajen" dan "sajian" merupakan serapan dari bahasa Jawa Kuno saji, yang berarti 'apa yang telah disiapkan untuk dipakai atau disajikan, keperluan, kebutuhan, khususnya untuk ritual dan upacara'.[7] Kata saji itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta सज्ज् (sajj), suatu kata kerja yang berarti 'berpegang teguh, patuh, mengencangkan, memperbaiki, mengikuti, mengikat secara personal'.[8]

Galeri

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Arti kata semah (1) dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ a b "Arti kata bersaji". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 5 Mei 2021.
  3. ^ "Arti kata sajian". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 18 November 2020.
  4. ^ Indrahti, Sri; Prasetyawan, Yanuar Yoga; Maziyah, Siti; Alamsyah (2019). "Implikasi Kuliner Sesaji dan Dhanyang dalam Upacara Tradisi di Jepara". Berkala Arkeologi. 39 (1): 73–91. doi:10.30883/jba.v39i1.327.
  5. ^ Sholikhin, KH. Muhammad (2010). Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi. hlm. 50. ISBN 9789791682053. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  6. ^ Sundari, Dewi (2017-06-09). "Makna Ubo Rampe dan Sesajen Ritual Jawa - DewiSundari.com". Dewi Sundari. Diakses tanggal 2023-09-19.
  7. ^ Zoetmulder, P.J.; Robson, S.O. (2006), Kamus Jawa Kuna-Indonesia, diterjemahkan oleh Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  8. ^ Sir Monier Monier-Williams, M.A., K.C.I.E (1899), Sanskrit-English Dictionary: Etymologically and Philologically Arranged with Special Reference to Cognate Indo-European Languages, Oxford: University Press Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)

Daftar pustaka

  • Sholikhin, M. (2010). Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Narasi. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)

Pranala luar


Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya