Retrovirus endogen atau Endogenous retroviruses (ERVs) adalah unsur virus yang terdapat dalam genom dan sangat mirip bahkan kemungkinan berasal dari retrovirus. Unsur ini banyak dijumpai pada genom vertebrata berahang, dan dapat mencapai 5–8% dari genom manusia (perkiraan terendah sekitar ~1%).[1][2]
ERV adalah urutan provirus yang diturunkan secara turun-temurun dan merupakan subkelas dari jenis gen yang dikenal sebagai transposon, yang pada umumnya dapat dikemas dan berpindah-pindah di dalam genom, berperan penting dalam ekspresi gen dan pengaturannya.[3][4] Namun, ERV kehilangan sebagian besar fungsi transposon, biasanya tidak bersifat menular, dan seringkali merupakan sisa genom yang cacat dari siklus replikasi retrovirus.[5][6]
Mereka dibedakan sebagai retroelemen provirus pada garis keturunan karena penyisipan dan transkripsi baliknya ke dalam genom inti sel inang. Para peneliti menyarankan bahwa retrovirus berevolusi dari jenis transposon yang disebut retrotransposon, sebuah elemen Kelas I; gen-gen semacam ini dapat bermutasi dan, alih-alih berpindah tempat dalam genom, dapat menjadi eksogen atau bersifat patogen. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua ERV mungkin berasal dari penyisipan oleh retrovirus; beberapa ERV bahkan mungkin menjadi sumber bagi bahan genetik retrovirus yang mirip mereka.[7]
Ketika integrasi DNA virus berlangsung pada garis keturunan—misalnya pada sel kelamin—hal itu dapat melahirkan sebuah ERV, yang kemudian berpeluang menjadi tetap (terfixasi) dalam kumpulan gen pada populasi inang.[1][8]
^Cotton, J. (2001). "Retroviruses from retrotransposons". Genome Biology. 2 (2) reports0006: 6. doi:10.1186/gb-2001-2-2-reports0006. It appears that the transition from nonviral retrotransposon to retrovirus has occurred independently at least eight times, and the source of the envelope gene responsible for infectious ability can now be traced to a virus in at least four of these instances. This suggests that potentially, any LTR retrotransposon can become a virus through the acquisition of existing viral genes.
Molès JP, Tesniere A, Guilhou JJ (July 2005). "A new endogenous retroviral sequence is expressed in skin of patients with psoriasis". The British Journal of Dermatology. 153 (1): 83–89. doi:10.1111/j.1365-2133.2005.06555.x. PMID16029331. S2CID6642536.
Knerr I, Beinder E, Rascher W (February 2002). "Syncytin, a novel human endogenous retroviral gene in human placenta: evidence for its dysregulation in preeclampsia and HELLP syndrome". American Journal of Obstetrics and Gynecology. 186 (2): 210–213. doi:10.1067/mob.2002.119636. PMID11854637.