Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

RB Leipzig

RB Leipzig
Nama lengkapRasenBallsport Leipzig
JulukanDie Bullen (The Bulls) Die Roten Bullen (The Red Bulls)
Nama singkatRBL
Berdiri19 Mei 2009; 16 tahun lalu (2009-05-19)
StadionRed Bull Arena
(Kapasitas: 47,800)
PemilikRed Bull GmbH (99%)
KetuaJerman Oliver Mintzlaff
Pelatih kepalaHungaria Zsolt Lőw (interim)
LigaBundesliga
2024–2025Bundesliga, ke-7 dari 18
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Musim ini

RasenBallsport Leipzig e.V., umumnya dikenal sebagai RB Leipzig atau secara informal dengan nama Red Bull Leipzig, adalah klub sepak bola Jerman yang berbasis di Leipzig, Sachsen. Klub ini didirikan pada tahun 2009 oleh inisiatif produsen minuman energi Red Bull yang membeli hak tim divisi kelima, SSV Markranstädt dengan maksud untuk mengangkat klub yang baru didirikan ini ke divisi tertinggi liga sepak bola Jerman, Bundesliga dalam waktu 8 tahun. Klub sepak bola profesional pria dijalankan oleh organisasi sempalan RasenballSport Leipzig GmbH. RB Leipzig memainkan pertandingan kandang mereka di Red Bull Arena.

Pada musim pertamanya, yajni pada musim 2009–2010, RB Leipzig mendominasi NOFV-Oberliga Süd (V) dan promosi sebagai juara menuju Regionalliga Nord (IV). RB Leipzig memenangkan Regionalliga Nord musim 2012–2013 tanpa kekalahan dan promosi ke 3. Liga (III), lalu finis sebagai runner-up dan promosi ke 2. Bundesliga (II), sebagai tim pertama sejak perkenalan 3. Liga yang memenangkan promosi setelah satu musim berkompetisi di liga tersebut. Pada 8 Mei 2016, Leipzig memastikan promosi ke Bundesliga untuk musim 2016–2017 ketika Karlsruher SC kalah 2-0.

Sejarah

Latar Belakang

Sebelum berinvestasi di Leipzig, Red Bull GmbH, dipimpin pemilik bersama, Dietrich Mateschitz, mencari selama 3 1/2 tahun untuk mencari lokasi yang cocok untuk berinvestasi dalam sepak bola Jerman.[1] Selain Leipzig, perusahaan itu juga mempertimbangkan lokasi di Jerman Barat dan menjelajah beberapa kota seperti Hamburg, Munich dan Düsseldorf.[2]

Perusahaan ini membuat mencoba pertama kali untuk masuk ke layar sepak bola Jerman pada 2006. Dengan saran dari Franz Beckenbauer, teman dekat Dietrich Mateschitz, mereka memutuskan untuk berinvestasi di Leipzig.[3][4][5][6][7] Klub sepak bola lokal FC Sachsen Leipzig, suksesor dari mantan juara di Jerman Timur BSG Chemie Leipzig, sudah bertahun-tahun memiliki masalah finansial.[8][9] Red Bull GmbH mengusulkan untuk berinvestasi sebesar 50 juta Euro pada klub itu. Mereka merencanakan pengambilalihan, dengan perubahan warna tim dan nama klub. Terlibat dalam perjanjian itu adalah entrepreneur Michael Kölmel, sponsor dari FC Sachsen Leipzig dan pemilik dari Zentralstadion.[8][10] Tahun 2006, FC Sachsen Leipzig bermain di Oberliga, ketika itu adalah kasta keempat dari sistem liga sepak bola Jerman. Bermain di kasta keempat, klub itu harus menjalani prosedur lisensi Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) . Red Bull GmbH dan klub itu hampir mencapai kesepakatan, namun rencana itu dilarang oleh DFB, yang menolak nama klub baru yang diusulkan dan ditakutkan terlalu banyak pengaruh dari perusahaan itu.[8][11][12] Setelah berbulan-bulan diprotes oleh fans, yang memburuk menjadi kekerasan, Red Bull resmi membatalkan rencana mereka.[13]

Red Bull GmbH lalu beralih ke Jerman Barat. Mereka mengontak klub kultus FC St. Pauli, dikenal karena suporter arah kiri, dan bertemu dengan perwakilan klub untuk membahas kesepakatan sponsor. Suporter FC St. Pauli hanya punya sedikit waktu sebelum berpartisipasi dalam protes menolak perusahaan untuk pengambilalihan SV Austria Salzburg. Setelah diketahui oleh pihak Hamburg bahwa perusahaan memiliki rencana lebih dari sekadar sponsor, mereka langsung membatalkan, dan pertanyaan itu tidak pernah sampai ke manajemen klub.[2] Red Bull lalu mengontak TSV 1860 Munich. Negosiasi dimulai secara tertutup, namun klub itu tidak tertarik dalam investasi itu. dan mengakhiri kontak tersebut.[14][15]

Pada 2007, Red Bull GmbH membuat rencana untuk berinvestasi di Fortuna Düsseldorf, klub tradisional dengan sejarah lebih dari 100 tahun.[16] Rencana itu menjadi publik, diketahui juga bahwa perusahaan itu menginginkan lebih dari 50 persen saham dan rumor menyebar bahwa Red Bull ingin mengubah nama klub itu "Red Bull Düsseldorf" atau semacamnya. Rencana itu langsung berujung protes liar dari suporter klub.[2] Sebagaimana dengan FC Sachsen Leipzig, rencana itu juga berujung dalam kesulitan bagian hukum. Statuta dalam DFB dimana tidak boleh mengganti nama klub untuk tujuan periklanan atau The statutes of the DFB did not allow a change of club name for advertising purposes or investor luar untuk mendapat suara mayoritas.[16][17][18] Akhirnya, rencana itu dengan jelas ditolak oleh anggota klub.[2][15] Mereka pun kembali melirik bagian Jerman Timur.[2]

Leipzig dipertimbangkan sebagai tempat paling baik untuk berinvestasi. Potensi untuk mendirikan klub di Leipzig tampak besar. Kota ini kaya akan sejarah sepak bola, menjadi tempat bertemu dan penemuan DFB serta rumah dari juara nasional Jerman yang pertama, VfB Leipzig.[1] Ketika GDR, tim lokal seperti 1. FC Lokomotive Leipzig dan rivalnya, BSG Chemie Leipzig, bermain di level tertinggi dalam sistem sepak bola Jerman Timur, bahkan dalam level internasional. Namun, keadaan sepak bola di kota ini sekarang tidak terlalu bagus. Tidak ada tim di kota itu yang bermain di Bundesliga sejak 1994,[19] dan tidak ada tim yang bermain di liga profesional sejak 1998.[2] Dua tim terbaik itu pun segera bermain di Oberliga, dan sepak bola lokal diwarnai oleh kekerasan fans.[1] Leipzig lapar akan sepak bola papan atas.[20][21] Leipzig mempunyai populasi sekitar 500.000 penduduk. Dengan demikian, kota ini mempunyai kekuatan ekonomi dan potensial fans. Pada saat yang sama, tidak ada tim Bundesliga dalam wilayah luas dari kota, yang memperkuat kemungkinan untuk menarik sponsor dan fans.

Di Leipzig, infrastruktur yang teladan juga dapat ditemukan. Leipzig memiliki bandar udara yang besar, koneksi jalan tol dan yang terpenting: stadion sepak bola modern yang besar.[22][23] Zentralstadion dulunya adalah tempat FIFA World Cup 2006 dan stadion terbesar kedua di Jerman bagian timur, setelah Olympiastadion di Berlin.[24]

Investasi dalam klub yang bermain di salah satu divisi papan atas di Jerman akan menjadi urusan yang mahal. Dari pengalaman sebelumnya, Red Bull tahu bahwa eksisnya tradisi dari suatu klub akan merugikan.[25] Diketahui juga bahwa investasi dalam klub yang bermain di salah satu divisi top akan bertemu masalah hukum. Dengan begitu, investasi ini akan berisiko.[26][27] Lagipula, perusahaan juga menemukan bahwa tim baru yang terbentuk, didesain untuk perusahaan, akan menjadi piihan yang bagus untuk berinvestasi.[15][22] Pada awal 2009, Red Bull GmbH mengontak Saxony Football Association (SFV), untuk mengetahui prosedur mendirikan klub baru di Saxony.[13]

Klub yang baru terbentuk akan membutuhkan tim dan hak bermain. Jika tidak mendapatkannya dari klub lain, maka harus memulai dari Kreisklasse.[28] Red Bull mencari klub yang bermain di Oberliga,[13] yang sejak 2008 adalah divisi kelima dalam sistem sepak bola Jerman dan dengan begitu tidak lagi tunduk pada sistem lisensi DFB.[11] Dengan proposal dari Michael Kölmel,[20] Red Bull menemukan SSV Markranstädt, klub kecil di sebuah desa, 13 km ke barat dari Leipzig.[29] Klub itu menyetujui untuk bekerjasama dengan perusahaan global.[26] Ketuanya, Holger Nussbaum ingin mengamankan finansial klub untuk jangka panjang dan mendesain rencana untuk bergabung dengan Red Bull GmbH. Holger Nussbaum mengajukan rencananya untuk Michael Kölmel, yang melihat kesempatannya dan memutuskan untuk ikut.[1][26] Dibantu Michael Kölmel, Red Bull GmbH memulai negosiasi dengan SSV Markranstädt.[1] Hanya 5 minggu setelah kontak pertama, SSV Markranstädt setuju untuk menjual hak bermain di Oberliga kepada Red Bull GmbH.[29] Biayanya tidak diketahui, namun SSV Markranstädt dipercaya menerima kompensasi sebesar 350.000 euro.[23][30]

Pendirian

RasenBallsport Leipzig e.V. didirikan pada 19 Mei 2009. Semua 7 anggota pendiri adalah antara anggota atau agen dari Red Bull GmbH.[1] Andreas Sadlo terpilih sebagai ketua, dan Joachim Krug dipekerjakan sebagai direktur olahraga. Andreas Sadlo adalah agen pemain sepak bola yang cukup terkenal, bekerja untuk agensi "Stars & Friends".[31][32] Untuk menghindari keberatan dari Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), ia mundur sebagai agen pemain, sebelum mengambil posisi ketua. Statuta DFB tidak memperbolehkan agen pemain untuk turut serta dalam malasah operasional klub.[13] Joachim Krug sebelumnya dipekerjakan sebagai pelatih dan manajer oleh Rot Weiss Ahlen, yang sebelumnya dikenal sebagai LR Ahlen dan disponsori oleh pabrik kosmetik LR International.[33][34][35]

RB Leipzig menjadi klub sepak bola kelima dalam portofolio olahraga Red Bull, mengikuti FC Red Bull Salzburg di Austria, New York Red Bulls di Amerika Serikat, Red Bull Brasil di Brazil dan Red Bull Ghana di Ghana.[20] Berlawanan dari klub sebelumnya, RB Leipzig tidak mengandung nama perusahaan. Statuta DFB tidak memperbolehkan nama perusahaan dalam nama klub.[17][20] Namun, klub juga mengadopsi nama yang tidak biasa "RasenBallsport", yang secara harfiah berarti "Olahraga Bola Rumput". Namun melalui penggunaan inisial "RB", yang sesuai dengan inisial perusahaan,[1] identitas perusahaan masih bisa dikenal.[35][36][37]

RB Leipzig memulai kerjasama dengan tim divisi kelima SSV Markranstädt. Kerjasama ini berarti bahwa SSV Markranstädt akan menyediakan inti awal dari RB Leipzig, sebagai awal untuk masuk ke sepak bola Jerman.[11][13] RB Leipzig mendapat hak bermain di Oberliga, 3 tim teratas pria dan tim senior pria dari SSV Markranstädt.[11][20][31][32] Tim utama sepenuhnya diambilalih, dengan staf pelatih dan kepala pelatihnya Tino Vogel, anak dari mantan pemain sepak bola dan legenda dari Jerman Timur Eberhard Vogel.[20][38][39]

Perpindahan hak bermain di Oberliga disetujui oleh Asosiasi Sepak Bola Jerman Barat Laut (NOFV). RB Leipzig membutuhkan setidaknya 4 tim junior, termasuk tim A-Junior, untuk akhirnya mendapat hak bermain. SSV Markranstädt mempertahankan departemen remajanya dan RB Leipzig kekurangan tim junior. Karena itu, Red Bull GmbH mendekati FC Sachsen Leipzig. Klub itu kembali terkena krisis finansial dan tidak dapat lagi mendanai departemen remajanya.[31] NOFV menyetujui perpindahan hak bermain pada 13 Juni 2009 dan RB Leipzig diberikan satu tahun untuk melengkapi tim juniornya.[40][41] Leipzig lalu mendapat 4 tim junior dari FC Sachsen Leipzig.[42] Akuisisi itu didesak oleh Asosiasi Sepak Bola Saxony (SFV), untuk mencegah migrasi talenta.[43]

RB Leipzig memainkan musim pertamanya di Oberliga di Stadion am Bad in Markranstädt yang dapat memuat 5.000 orang dan merupakan rumah sederhana dari SSV Markranstädt. Rencananya adalah tim utama secepatnya pindah ke stadion Zentralstadion yang jauh lebih besar.[11] Berharap pada tahun 2010, setelah kemungkinan melaju ke Regionalliga.[20][25] Stadion itu dimiliki oleh Michael Kölmel. Ia dikenal oleh Red Bull GmbH selama bertahun-tahun dan membantu pendirian RB Leipzig sebagai rekan negosiasi.[1][25] Michael Kölmel juga sebelumnya terlibat dalam sepak bola lokal, sebagai sponsor dari FC Sachsen Leipzig. Ia berhasrat untuk mencari penyewa yang kuat untuk stadion itu, yang melihat FC Sachsen Leipzig bermain di Regionalliga secara tertutup.[25][38] Negosiasi antara Red Bull GmbH dan Michael Kölmel dimulai ketika pendirian klub. Red Bull GmbH memesan hak nama stadion itu pada Juni 2009, yang berarti bahwa nama itu tidak bisa dijual ke orang lain.[21][25][26][44]

Ketika pendirian, RB Leipzig bertekad untuk bermain di Bundesliga dalam waktu 8 tahun.[38] Mengikuti model yang sudah dipaparkan oleh Red Bull GmbH di Austria dan AS, Leipzig bersiap untuk muncul dan dengan cepat naik tiap divisi.[20] Diprediksi bahwa Red Bull GmbH akan berinvestasi sebesar 100 juta euro di klub dalam periode 10 tahun, dan Dietrich Mateschitz secara terbuka menyatakan kemungkinan memenangkan kejuaraan Jerman dalam jangka panjang.[20][36][38][45] Tim terakhir dari Leipzig yang melakukannya adalah VfB Leipzig pada tahun 1903.[1]

Oberliga

Setelah pertandingan sebelumnya dibatalkan karena alasan keamanan, RB Leipzig memainkan pertandingan pertamanya pada 10 Juli 2009, persahabatan melawan klub Landesliga SV Bannewitz. Pertandingan ini dimainkan di Stadion am Bad di Markranstädt dengan kemenangan RB Leipzig, 5–0. Leipzig memainkan pertandingan kompetitif pertamanya pada 31 Juli 2009, di ronde pertama Saxony Cup melawan VfK Blau–Weiß Leipzig. Setelah bertukar sisi, RB Leipzig bermain sebagai tuan rumah dan menang 5–0. Mereka lalu memainkan pertandingan liga pertama mereka, bertamu melawan FC Carl Zeiss Jena II pada 8 Agustus 2009. Pertandingan itu berakhir 1–1.

Selama musim itu, RB Leipzig mengalami kekalahan pertama pada 13 September 2009, melawan Budissa Bautzen. Meski ada sedikit kemunduran, Leipzig tetap dimahkotai sebagai Herbstmeister, menjadi juara musim dingin musim 2009–10. Tim kembali lebih kuat pada babak kedua musim itu, mendatangkan gelandang berpengalaman dan pemain 2. Bundesliga Timo Rost dari Energie Cottbus pada Januari 2010.[46] Mereka berhasil mengamankan tempat pertama NOFV–Oberliga Süd musim 2009–10 pada minggu ke-25, memperoleh promosi ke Regionalliga Nord musim 2010-11. Leipzig finis musim itu dengan selisih gol yang mengesankan, 74–17, hanya menelan 2 kekalahan. Hak bermain di Regionalliga pun diumumkan DFB pada 4 Mei 2010.

RB Leipzig menargetkan tempat di DFB–Pokal 2010-2011, yang mana dapat dimenangkan bila menjuarai Saxony Cup 2009-2010. Leipzig mencapai perempat final sebelum akhirnya dikalahkan oleh FSV Zwickau pada 13 November 2013.

Ketua organisasi, Andreas Sadlo, meninggalkan klub pada Januari 2010[47] dan posisi itu diambil oleh mantan direktur olahraga Hamburger SV dan ketua komitmen sepak bola Red Bull secara umum, Dietmar Beiersdorfer.[48][49] Sehari setelah pertandingan terakhir musim itu, Beiersdorfer melepas kepala pelatih Tino Vogel, asisten pelatih Lars Weißenberger dan direktur olahraga Joachim Krug dari posisi mereka.[50] Ini dilakukan setelah pemilik Red Bull Dietrich Mateschitz mengumumkan perubahan strategi. Berdasarkan strategi baru,RB Leipzig akan mewakili kunci proyek dari komitmen sepak bola Red Bull, menggantikan FC Red Bull Salzburg.[51] Tomas Oral ditunjuk sebagai kepala pelatih baru pada 18 Juni 2010.

Pemain Leipzig, seperti Christian Mittenzwei, Sebastian Hauck, Stefan Schumann, Toni Jurascheck dan Michael Lerchl tidak menerima kontrak baru utnuk musim Regionalliga, sementara pemain seperti Frank Räbsch, Ronny Kujat dan dua pemain lainnya memutuskan untuk pensiun.[52]

Regionalliga

Perkembangan Tim
Musim 2008–09 Musim 2009–10 Musim 2010–11
SSV Markranstädt RB Leipzig RB Leipzig
ESV Delitzsch RB Leipzig II
SSV Markranstädt II RB Leipzig II SSV Markranstädt
ESV Delitzsch II ESV Delitzsch
SSV Markranstädt III RB Leipzig III SSV Markranstädt II
RB Leipzig IV SSV Markranstädt III

Sebelum memasuki Regionalliga, ada dua perubahan penting dalam klub. Leipzig mengembalikan tim kedua, tiga, dan empat ke SSV Markranstädt. Untuk mengganti tim cadangan, Leipzig mengadopsi tim utama ESV Delitzsch sebagai tim cadangan dan membeli hak bermain mereka untuk Bezirksliga Leipzig.[53] Tim utama berpindah dari Stadion am Bad di Markranstädt, untuk menjadikan Zentralstadion di Leipzig sebagai rumah baru. Tempat Fifa World Cup 2006 itu langsung dinamai Red Bull Arena.[54][55] Pembukaannya dirayakan pada 24 Juli 2010 dengan persahabatan melawan wakil juara Jerman FC Schalke 04 didepan 21.566 penonton. Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan RB Leipzig, 1–2.[56] Tim utama bermain untuk terakhir kalinya di Stadion am Bad six 6 hari kemudian, dalam persahabatan melawan Hertha BSC, yang berakhir dengan kemenangan Leipzig 2-1.

Musim 2010–11 Regionalliga dimulai dengan rentetan seri, yang pertama pada 6 Agustus 2010 melawan Türkiyemspor Berlin didepan 4.028 penonton di Red Bull Arena. Kemenangan pertama datang pada minggu ke-4, bertandang melawan Holstein Kiel, dengan kemenangan 1–2 untuk RB Leipzig. Kemenangan kandang pertama datang pada minggu setelahnya, dengan kemenangan 2-1 atas 1. FC Magdeburg.

Setelah start yang cukup bagus, Leipzig menemukan dirinya mengejar Chemnitzer FC, yang diperkirakan merupakan kandidat untuk promosi. Pada akhir tahun, RB Leipzig menegaskan ambisinya untuk promosi, mendatangkan gelandang Brazil Thiago Rockenbach.[57] Leipzig juga mendatangkan penyerang Carsten Kammlott, dipertimbangkan bakat muda yang menjanjikan, dan bek berpengalaman asal Leipzig, Tim Sebastian, saat musim panas.[58][59]

Leipzig finis di Regionalliga di tempat keempat, dengan demikian gagal promosi. Meski begitu, dibawah pelatih Tomas Oral, Leipzig sukses dalam memenangkan Saxony Cup 2010–11, mengalahkan Chemnitzer FC 1–0 di final, 1 Juni 2011 didepan 13.958 penonton di Red Bull Arena. Dengan demikian, Leipzig memenangkan gelar pertama dalam sejarah klub. Mereka juga lolos untuk ikut dalam DFB-Pokal 2011–12.[60]

Karena klub gagal promosi, Peter Pacult dari Rapid Wien ditunjuk sebagai kepala pelatih baru untuk musim 2011–12 season pada 4 Mei 2011. Hampir bersamaan, direktur olaharaga Thomas Linke dilepas dari posisinya, setelah bekerja hanya 10 minggu, dari Februari 2011. Berbagai media mencurigai koneksi antara kedatangan Pacult dan kepergian Linke.[61][62]

Serta, beberapa pemain meninggalkan tim, diantaranya Lars Müller, Sven Neuhaus, Thomas Kläsener dan Nico Frommer, semua ikut dalam final Saxony Cup.[60] Dengan Daniel Rosin, Timo Rost dan Benjamin Bellot, hanya tiga pemain dalam tim Oberliga yang tersisa untuk musim 2011–12 Regionalliga, sementara mantan pemain internasional Ingo Hertzsch sebagai pemain keempat yang tersisa di klub. Hertzsch pensiun setelah musim 2010–11, namun bergabung dalam tim cadangan, RB Leipzig II, dan operasi bisnis RB Leipzig.[63]

Pada 29 Juli 2011, RB Leipzig membuat debutnya di DFB Pokal, didepan 31,212 penonton di Red Bull Arena. Leipzig mampu mengalahkan juara Bundesliga VfL Wolfsburg pada ronde pertama, dengan skor 3-2 setelah hat-trick oleh Daniel Frahn.[64] Leipzig gagal ke ronde selanjutnya, dengan kekalahan 0–1 dari FC Augsburg.

Musim 2011–12 Regionalliga mencatat kemenangan terbesar dalam sejarah klub, mengalahkan SV Wilhelmshaven 8–2 pada 19 Februari 2012.[65] Setelah hasil menentukan 2–2 melawan VfL Wolfsburg II pada minggu ke-3, Leipzig kembali gagal promosi di Regionalliga, menduduki tempat ketiga.

Ralf Rangnick tahun 2011, sebagai pelatih kepala Schalke 04.

Musim 2012–13 dalam pembaruan liga Regionalliga Nordost dimulai dengan perubahan personel yang besar. Mantan pelatih kepala Schalke 04 Ralf Rangnick ditunjuk sebagai direktur olahraga baru. Bertepatan dengan kedatangannya, ia mengganti pelatih kepala Peter Pacult dengan mantan pelatih SG Sonnenhof Großaspach Alexander Zorniger.[66][67] Musim itu terbukti lebih sukses dari 2 musim sebelumnya. Leipzig memenangkan gelar Herbstmeister 2 minggu sebelum babak pertama musim itu, mengalahkan FSV Zwickau 1–0 di kandang lawan. Mereka lalu mengamankan tempat pertama pada musim 2012–13 Regionalliga Nordost di pertandingan ke-18, setelah tim tempat kedua FC Carl Zeiss Jena kalah melawan Berliner AK 07 pada 7 Mei 2013, yang mana mereka tidak dapat menyusul poin RB.

Kesuksesan lainnya adalah Saxony Cup 2012-. Mereka mencapai final untuk kedua kalinya dalam sejarah klub, dan seperti tahun 2011, lawannya adalah Chemnitzer FC. Leipzig menang 4–2 pada 15 Mei 2013 didepan 16.864 penonton di Red Bull Arena. Jumlah penonton juga menetapkan rekor baru untuk final Saxony Cup final, memecahkan rekor tahun 2011. Dengan ini, Leipzig ikut serta dalam DFB Pokal 2013-14.[68]

Sebagai pemenang 2012–13 Regionallig Nordost, RB Leipzig mendapat tempat kualifikasi untuk 3. Liga. Klub bermain melawan Sportfreunde Lotte dari Regionalliga West. RB Leipzig memenangkan leg pertama pada 29 Mei 2013, 2-0. Pertandingan itu dimainkan di Red Bull Arena didepan 20.104 penonton, jumlah yang menetapkan rekor baru untuk pertandingan divisi keempat.[69][70]

Leg kedua dimainkan pada 2 Juni 2013 dan berakhir 2-2 setelah 2 gol RB Leipzig ketika extra time. Dengan demikian, RB Leipzig akhirnya promosi ke 3. Liga, setelah 3 musim di Regionalliga.

3. Liga

Pada musim 2013–14, RB Leipzig tampil pertama kali di 3. Liga dalam sejarah klub. Mereka mendatangkan Anthony Jung dari FSV Frankfurt, Tobias Willers dari Sportfreunde Lotte, Joshua Kimmich dari VfB Stuttgart U19, André Luge dari FSV Zwickau, Christos Papadimitriou dari AEK Athens, Yussuf Poulsen dari Lyngby BK dan Denis Thomalla dari TSG 1899 Hoffenheim ketika transfer musim panas.

RB Leipzig gugur di babak pertama DFB-Pokal 2013–14 setelah kalah 0-2 dari FC Augsburg pada 2 Agustus 2013 di Red Bull Arena. Kekalahan itu mengakhiri catatan tidak terkalahkan di pertandingan kompetitif selama setahun. Musim 2013–14 3. Liga memiliki start yang lebih menjanjikan. Leipzig memenangkan pertandingan pertamanya, bertandang melawan Hallescher FC 1–0 pada 19 Juli 2013 dan tidak terkalahkan hingga 31 Agustus 2013, ketika kalah 1–2, bertandang melawan tim tempat pertama, SV Wehen Wiesbaden.

Pada 5 Oktober 2013, RB Leipzig kembali bertemu dengan tim tempat pertama. SV Wehen Wiesbaden merelakan tempatnya diduduki 1. FC Heidenheim, seminggu setelah kekalahannya dari RB Leipzig. 1. FC Heidenheim lalu mempertahankannya hingga akhir musim. RB Leipzig mengalahkan 1. FC Heidenheim 2–0 setelah performa meyakinkan di Voith-Arena dan merangkak ke posisi ketiga.

Georg Teigl bermain untuk FC Red Bull Salzburg pada Mei 2013.

Ketika transfer musim dingin, Christos Papadimitriou, Juri Judt, Carsten Kammlott dan Bastian Schulz meninggalkan tim. Sebagai gantinya, mereka didatangi oleh Diego Demme dari SC Paderborn 07, Federico Palacios Martinez dari VfL Wolfsburg, Mikko Sumusalo dari HJK Helsinki dan Georg Teigl dari FC Red Bull Salzburg.

Setelah kalah 1–2 bertandang ke MSV Duisburg pada 1 Februari 2014, Leipzig tidak terkalahkan hingga akhir musim. Duel menegangkan dengan SV Darmstadt 98 muncul, dengan kedua tim berjuang untuk mendapat tempat kedua. Keduanya bertemu pada minggu ke-35, pada 19 April 2014. RB Leipzig mengalahkan SV Darmstadt 98 1–0 didepan 39,147 penonton diRed Bull Arena.[71] RB Leipzig mengamankan tempat kedua dan promosi langsung ke 2. Bundesliga 2 minggu kemudian, setelah mengalahkan tim juru kunci 1. FC Saarbrucken 5–1 di Red Bull Arena yang hampir terjual habis pada 3 May 2014. Sebanyak 42,713 penonton mencatat rekor baru klub.[72][73]

Dengan finis ditempat kedua, RB Leipzig memenangkan promosi ke 2. Bundesliga dan menjadi tim pertama sejak perkenalan 3. Liga untuk promosi ke 2. Bundesliga setelah hanya satu musim.[73][74]

2. Bundesliga

Musim 2014-15

Ketika promosi ke 2. Bundesliga, organisasi yang bertanggungjawab untuk lisensi bukan lagi DFB, melainkan Liga Sepak Bola Jerman (DFL). DFL mengumumkan keputusan pertama untuk proses lisensi pada 22 April 2014. RB Leipzig diberikan lisensi untuk musim 2014–15 untuk 2. Bundesliga, namun dalam kondisi tertentu.[75] Kritik menupuk bahwa klub kurang berpartisipasi, bahwa manajemen klub terlalu terpusat pada beberapa orang[76] dan klub tidak terlalu independen dari Red Bull GmbH.[75] Untuk memastikan independen dan meningkatkan partisipasi, DFL memberi 3 syarat untuk memperoleh lisensi musim 2014–15 untuk 2. Bundesliga.[76][77] Salah satu syaratnya adalah mendesain ulang logo klub, sebagaimana terlalu mirip dengan logo perusahaan Red Bull GmbH. Syarat kedua adalah mengganti komposisi badan organisasi klub.[78] Syarat ketiga untuk mengurangi biaya keanggotaan dan membuka persatuan untuk anggota baru.[79] Majalah hukum Jerman Legal Tribune Online menilai ketiga syarat yang dibuat oleh DFL perlu dipertanyakan secara hukum.[80]

RB Leipzig mengajukan banding pada 30 April 2014.[81] Direktur olahraga Ralf Rangnick muncul di media dan menunjukkan kesediaan untuk mencapai kesepakatan dengan DFL, mengatakan yang penting bukan apa yang tertulis di jersey, melainkan apa yang ada didalamnya.[82]

Banding itu ditolak dalam keputusan kedua oleh DFL pada 8 Mei 2014.[83] Pemilik Red Bull GmbH Dietrich Mateschitz berbicara pada media, mengkritik keputusan DFL. Mengatakan syarat itu sebagai "permintaan pemenggalaan" dan menolak musim berikutnya di 3. Liga secara mentah-mentah, akhirnya mengancam untuk mengakhiri proyek di Leipzig bila lisensi tidak diberikan.[84][85][86]

RB Leipzig mengajukan banding kedua kalinya pada 12 Mei 2014.[87] Komite lisensi DFL bersiap memberikan keputusan pada banding itu pada 15 Mei 2014, sebelum membuat keputusan final pada 28 Mei 2014.[88][89] Direktur olahraga Ralf Rangnick memastikan klub masih dalam pembicaraan dengan DFL dan optimis dengan masalah lisensi.[90] Pada 15 Mei 2014 kompromi diumumkan. Kompromi itu maksudnya bahwa klub akan mendesain ulang logonya dan memastikan bahwa manajemen klub independen dari Red Bull GmbH.[91][92][93]

Terrence Boyd bermain untuk Amerika Serikat pada November 2013.

Leipzig mendatangkan beberapa pemain sebelum musim 2014–15, diantaranya Rani Khedira dari VfB Stuttgart, Lukas Klostermann dari VfL Bochum, Marcel Sabitzer dari FC Red Bull Salzburg, Terrence Boyd dari Rapid Wien dan Massimo Bruno dari RSC Anderlecht. Beberapa pemain juga meninggalkan tim. Massimo Bruno dan Marcel Sabitzer langsung dipinjamkan ke FC Red Bull Salzburg. Fabian Bredlow dipinjam ke FC Liefering, André Luge dipinjamkan ke SV Elversberg dan Thiago Rockenbach Silva bergabung dengan Hertha BSC II sebagai pemain bebas tim.

Klub menghabiskan sekitar 12 juta Euros untuk pemain baru pada 2014. Jumlah itu cukup memberi tempat ke-8 dari semua klub di Bundesliga dan 2. Bundesliga, yang mana menghabiskan lebih dari setengah klub divisi pertama.[94]

RB Leipzig memainkan beberapa persahabatan ketika pra-musim 2014–15. Pada 18 Juli 2014, Leipzig mengalahkan Paris Saint-Germain 4–2 didepan 35,796 penonton dan 150 jurnalis terakreditasi di Red Bull Area. Gol pertama dicetak Terrence Boyd, mencetak gol kedua di pertandingan keduanya bersama Leipzig. Terrence Boyd menerima jersey Zlatan Ibrahimović dari Paris Saint-Germain setelah pertandingan selesai.[95][96] Pada 26 Juli 2014, Leipzig menang atas Queens Park Rangers dengan skor 2–0 di Stadion der Freundschaft di Gera. Kedua gol dicetak Yussuf Poulsen.[97]

Musim 2014–15 2. Bundesliga dimulai dengan skor 0–0 melawan VfR Aalen pada 2 Agustus 2014, diikuti beberapa kemenangan dan seri. Kekalahan pertama datang di minggu ke-6, kalah 1–2 melawan 1. FC Union Berlin di Red Bull Arena pada 21 September 2014. Setelah minggu ke-7, Leipzig berada di posisi kedua.

RB Leipzig seri melawanSC Paderborn pada ronde pertama DFB-Pokal 2014–15. Leipzig menang 2–1 di extrakstra time di Red Bull Arena pada 16 August 2014. Di ronde kedua, Leipzig menghadapi FC Erzgebirge Aue. Leipzig menang 3–1 di extrakstra time di Red Bull Arena pada 29 Oktober 2015, dan lolos ke 16 besar untuk pertama kalinya.[98]

RB Leipzig merilis majalah klub mereka, Klub pada 6 Oktober 2014.[99]

Setelah beberapa hasil mengecewakan, Leipzig turun ke posisi ke-7 pada minggu ke-13. Pada 23 November 2014, RB Leipzig mengalahkan FC St. Pauli 4–1 didepan 38,660 pendukungnya di Red Bull Arena. 2 gol dicetak Terrence Boyd dan Leipzig naik ke posisi ke-5. Namun, diikuti dengan seri melawan SV Sandhausen. Pada 7 Desember 2014, mereka bertemu tim posisi pertama FC Ingolstadt. RB Leipzig kalah 0–1, dan hasil itu membuat klub berada di posisi ke-8.

Emil Forsberg bermain untuk Malmö FF melawan AIK pada Juni 2013.

RB Leipzig memperkuat tim ketika transfer musim dingin dengan mendatangkan Omer Damari dari Austria Wien, Emil Forsberg dari Malmö FF dan Rodnei serta Yordy Reyna dari FC Red Bull Salzburg. Leipzig menghabiskan 10,7 juta Euros untuk pemain baru ketika transfer itu, jumlah yang hampir menutup semua pengeluaran untuk seluruh 2. Bundesliga.[100][101]

Pada 6 Februari 2015, Leipzig kalah 2–0 dari Erzgebirge Aue. Akibatnya, Leipzig sekarang bermain 4 kali tanpa kemenangan dan hilang kontak dengan tim papan atas. Pada Selasa sore berikutnya, klub memanggil Alexander Zorninger untuk bertemu, dan pada Selasa malam, klub memutuskan berpisah dengannya setelah musim selesai. Keputusan diambil oleh manajemen klub dengan konsultasi dari pemilik Red Bull GmbH Dietrich Mateschitz. Di pagi berikutnya, Alexander Zorniger mengumumkan keputusannya untuk pergi secepatnya. Leipzig menerima kritik karena keputusan itu. Dibawah Alexander Zorniger, Leipzig bangkit dari Regionalliga ke 2. Bundesliga. Keputsan itu dipandang tanpa belas kasih oleh beberapa media.[102][103] Pelatih RB Leipzig U17 Achim Beierlorzer ditunjuk sebagai kepala pelaitih sementara untuk sisa musim itu.[104][105]

Pada 5 Maret 2015, RB Leipzig bertemu VfL Wolfsburg pada ronde 3 DFB Pokal musim 2014–15. Leipzig tersingkir setelah kalah 2–0 di Red Bull Arena. Pertandingan itu dilihat 43,348 penonton. Untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, stadion itu terjual habis.[106]

Kandidat yang disarankan oleh direktur olahraga Ralf Rangnick sebagai pelatih kepala untuk musim panas adalah mantan pelatih Mainz 05 Thomas Tuchel, namun negosiasi itu gagal. Kandidat lainnya adalah pelatih Bayer Leverkusen junior Sascha Lewandowski, namun ia juga menolak. Pada Mei 2015, direktur olahraga Ralf Rangnick menunjuk dirinya sebagai pelatih kepala baru untuk musim panas, dengan Achim Beierlorzer sebagai asistennya. Ralf Rangnick merencanakan untuk mengambil kerja ganda ini untuk semusim.[107][108]

RB Leipzig finis musim 2014–15 2. Bundesliga di tempat ke-5.

Musim 2015-16

Sebelum musim 2015–16, RB Leipzig berinvestasi untuk memperkuat tim, mendatangkan Davie Selke dari Werder Bremen, Atınç Nukan dari Beşiktaş, Marcel Halstenberg dari FC St. Pauli dan Willi Orban dari 1. FC Kaiserslautern. Selke didatangkan sekitar €8 juta, Nukan sekitar €5 million dan Halstenberg sekitar €3 million.[109][110] Sementara itu, Joshua Kimmich dijual ke Bayern Munich dan Rodnei bergabung dengan 1860 Munich setelah dilepas Leipzig.

RB Leipzig juga membuat transfer dengan klub saudara tidak resminya, FC Red Bull Salzburg. Seperti beberapa transfer sebelumnya, 3 pemain didatangkan secara gratis, diantaranya pemain Austria Stefan Ilsanker. Yang juga ikut bergabung adalah Massimo Bruno dan Marcel Sabitzer, yang kembali setelah dipinjam. Transfer ini memicu kemarahan fans Salzburg. Selama beberapa tahun terakhir Salzburg mentransfer beberapa pemain terbaiknya ke Leipzig. Fans Salzburg terdengar menyanyikan protes terhadap Leipzig ketika ÖFB-Cup di April 2015, setelah media Austria melaporkan bahwa Stefan Ilsanker mungkin pindah ke Leipzig ketika transfer musim panas.[111] [112][113]

Penekenan Davie Selke adalah yang termahal dalam sejarah 2. Bundesliga.[114] Total, Leipzig menghabiskan sekitar €18.6 million untuk pemain baru ketika musim panas 2015, melebihi semua tim di 2. Bundesliga digabungkan.[115][116]

Ketika pra-musim 2014–15, RB Leipzig mengalahkan Southampton 5–4 di Bischofshofen pada 8 Juli 2015,[117] dan Rubin Kazan 1–0 di Leogang pada 12 Juli 2015.[118] Leipzig lalu mengalahkan Hapoel Tel Aviv 3–0 di Red Bull Arena pada 18 Juli 2015.[119]

Leipzig seri melawan VfL Osnabrück pada ronde pertama DFB-Pokal 2015–16. Pertandingan ini dimainkan di Osnatel-Arena di Osnabrück pada 10 Agustus 2015. Osnabrück unggul 1–0 di menit pertama, fans tuan rumah merayakan begitu hebat hingga pembatas dan jaring pengaman sebagian runtuh dan pertandingan harus dihentikan. Pertandingan dilanjutkan dan Osnabrück memimpin hingga babak kedua. Pada menit ke-71, wasit Martin Petesen terkena korek api, yang dilempar fans tuan rumah. Korek api itu dilempar setelah Martin Peterson mencoba menyelesaikan argumen antara Davie Selke dan pemain pengganti Osnabrück Michael Hohnstedt, menghasilkan situasi kontroversial di daerah kotak penalti Osnabrück . Pertandingan itu kembali dihentikan, lalu dibatalkan.[120][121] RB Leipzig menawarkan pertandingan ulang,[122] namun DFB memutuskan pertandingan itu dihitung 2-0 untuk Leipzig.[123] RB Leipzig kemudian memutuskan untuk melepas 20,000 Euro dari 50,500 Euros yang dihutang oleh VfL Osnabruck sebagai bagian pendapatan pertandingan. RB Leipzig juga mengizinkan pembayaran sisa 30,500 Euro untuk ditunda hingga tahun depan.[124]

Ditengah krisis migran Eropa tahun 2015, klub, staf, pemain, dan fans RB Leipzig memberi bantuan untuk pengungsi. Pada Agustus 2015, RB Leipzig mendonasikan €50,000 untuk kota Leipzig untuk kerja mereka dalam membantu pencari suaka. Klub juga menjual 60 kontainer dari pusat latihan mereka, termasuk fasilitas kesehatan, pada kota, untuk berfungsi sebagai akomodasi pencari suaka. Semula mereka berinvestasi sekitar €500,000 untuk kontainer itu. Bahkan, klub menjadi penyokong dari inisiatif "Willkommen im Fußball", memberi kesempatan kepada anak-anak pengungsi untuk bermain sepak bola.[125][126] Staf dan pemain dari RB Leipzig mengumpulkan dan mendonasikan peralatan olahraga dan pakaian pribadi kepada pengungsi. Serta direktur olahraga dan kepala pelatih Ralf Rangnick ikut serta dalam donasi itu, dengan keprihatinan pribadi untuk komitmen, menyebut latar belakangnya sebagai anak dari pengungsi. Orangtuanya bertemu di kamp pengungsi di Glauchau, ayahnya kabur dari Königsberg dan ibunya dari Breslau.[127][128][129] Karena inisiatif dari fans, RB Leipzig mengundang para pengungsi secara gratis untuk melihat pertandingan melawan SC Paderborn pada 11 September 2015.[130][131] 450 pengungsi menghadiri pertandingan itu, mereka bertemu dan ditemani oleh 200 fans sebelum pertandingan dimulai.[132]

Dihitung sebagai pemenang di ronde pertama DFB-Pokal, RB Leipzig lolos ke babak selanjutnya. Klub gagal lolos setelah kalah 3–0 dari SpVgg Unterhaching dari Regionalliga Bayern di Alpenbauer Sportpark pada 27 Oktober 2015.[133]

Setelah mengalahkan SV Sandhausen 2–1 di minggu ke-13 pada 1 November 2015, RB Leipzig berada di posisi pertama liga.[134] Namun gagal dipertahankan pada minggu selanjutnya, dengan Leipzig dilewati oleh tim seperti SC Freiburg dan FC St. Pauli.[135] Namun dengan rentetan kemenangan, mereka kembali merebutnya pada 13 Desember 2015.[136]

RB Leipzig hanya membuat beberapa transfer ketika musim dingin. Bek Tim Sebastian, yang berada di tim sejak 2010 dan pernah menjadi kapten, bergabung dengan SC Paderborn, dan gelandang Zsolt Kalmár dipinjam ke FSV Frankfurt.[137][138]

RB Leipzig menduduki posisi pertama hingga minggu ke-27, lalu diambil lagi oleh SC Freiburg, setlah kalah 3-1 dari 1. FC Nürnberg pada 20 March 2016. Sekarang tim berada di tempat kedua di liga, 3 poin di atas 1. FC Nürnberg ditempat ketiga.[139] RB Leipzig lalu mencatat 2 kemenangan beruntun dan memperluas jarak menjadi 6 poin. Namun dengan 3 pertandingan tersisa, jarak itu dipotong menjadi 4 poin.[140] RB Leipzig akhirnya mengamankan tempat kedua dan promosi langsung ke Bundesliga pada minggu ke-33, setelah mengalahkan Karlsruher SC 2–0 didepan 42,559 pendukungnya di Red Bull Arena pada 8 Mei 2016.[141][142] Promosi itu dirayakan bersama 20.000 fans di Market Square didepan Old Town Hall di tengah Leipzig pada 16 Mei 2016. RB Leipzig diterima sebelum perayaan oleh Wali kota Leipzig Burkhard Jung.[143][144]

Pada akhir musim, Ralf Rangnick mundur sebagai kepala pelatih, untuk lebih fokus dengan kerjanya sebagai direktur olahraga. Media Jerman sepanjang musim berspekulasi beberapa kandidat potensial untuk kepala pelatih baru, termasuk Markus Gisdol,[145] Sandro Schwarz,[146] Jocelyn Gourvennec,[147][148] René Weiler,[148][149] dan terutama Markus Weinzierl.[149][150] Pada 6 Mei 2016, Ralph Hasenhüttl ditunjuk sebagai kepala pelatih baru.[151] Ralph Hasenhüttl sukses sebagai kepala pelatih FC Ingolstadt 04 sejak Oktober 2013, membawa timnya dari bawah 2. Bundesliga ke Bundesliga, dan mempertahankan tempatnya di papan atas ketika musim 2015–16.[152]

Bundesliga

RB Leipzig tak terkalahkan di 13 pertandingan liga pertama di musim 2016–17, mencatat rekor rentetan tak terkalahkan terlama untuk tim yang baru promosi ke Bundesliga.[153] Tim finis pada minggu ke-11 di tempat pertama, menjadi tim pertama dari Negara bagian baru Jerman yang memegang posisi puncak sejak musim 1991–92 Bundesliga, ketika Hansa Rostock di posisi pertama pada 31 Agustus 1991. Mereka memegangnya selama 3 minggu, sebelum direbut setelah kalah melawan FC Ingolstadt.[154]

RB Leipzig langsung ditetapkan untuk bermain dengan warna tradisional merah-putih sesuai warna tim sepak bola Red Bull.[13][36] Semua logo yang diusulkan ketika pembentukan klub ditolak oleh Asosiasi Sepak Bola Saxony (SFV), karena dianggap sebagai salinan logo perusahaan Red Bull GmbH. Karena itu Leipzig memainkan musim perdananya pada 2009–10 tanpa logo.[42][155] RB Leipzig kemudian mengajukan logo baru, yang kemudian diterima oleh SFV pada Mei 2010.[156] Logo itu sedikit berbeda dari logo yang digunakan tim sepak bola Red Bull lainnya. Dua banteng telah diubah bentuknya dan ditambah beberapa coretan.[30] Logo ini digunakan pada musim 2010–11 Regionalliga hingga akhir musim 2013–14 3. Liga. Namun logo itu ditolak oleh Liga Sepak Bola Jerman (DFL) ketika prosedur lisensi untuk musim 2014–15 2. Bundesliga.[75] Sebagai bagian dari kompromi dengan DFL, klub setuju untuk mendesain ulang logonya dan memperkenalkan logo sekarang.[91] Logo sekarang berbeda secara signifikan dari logo yang digunakan tim sepak bola Red Bull lainnya, meski identik dengan logo FC Red Bull Salzburg yang dimodifikasi untuk pertandingan internasional dan karena regulasi UEFA . Matahari kuning diganti dengan logo sepak bola dan inisial "RasenBallsport" dilokasikan ke bawah logo dan tidak lagi disoroti warna merah.[157]

Stadion

The Red Bull Arena

RB Leipzig memainkan musim perdananya, 2009–10 di Stadion am Bad in Markranstädt. Stadion itu menampung 5,000 orang dan merupakan markas dari SSV Markranstädt. Namun rencananya adalah tim utama akan pindah ke stadion yang lebih besar, Zentralstadion.[11] Dengan harapan, tahun 2010, setelah kemungkinan promosi ke Regionalliga.[20][25] Red Bull GmbH memesan hak nama stadion ketika pendirian klub, yang berarti nama itu tidak bisa dijual kepada siapapun.[21][25][26][44] Perusahaan menegosiasi akuisisi hak nama ketika musim 2009–10 yang sukses dan pengajuan nama baru itupun disetujui oleh Kota Leipzig pada 25 Maret 2010.[158][159][160] Red Bull GmbH lalu memperoleh hak nama dan Zentralstadion dinamai "Red Bull Arena" pada 1 Juli 2010. Kontrak itu berakhir pada tahun 2040.[161][162] Inagurasinya diadakan pada 24 Juli 2010, dalam persahabatan melawan Schalke 04, didepan 21,566 penonton.[163]

Red Bull Arena berkapasitas 44,345 orang ketika musim 2014–15. Pada Maret 2015, RB Leipzig mengumumkan mereka akan menginvestasi 5 juta Euro dalam renovasi stadion,[164] termasuk perluasan area VIP, kotak pers dan ruangan khusus kursi roda. Itu juga termasuk 2 papan skor LED yang lebih besar dan memperbarui fasilitas pemain. Area VIP diperluas dari 700 kursi hingga sekitar 1400 kursi. Kapasitas Red Bull Arena dikurangi menjadi 42,959 kursi sebelum musim 2015–16, karena renovasi berbagai area stadion.[165][166][167][168]

Red Bull Arena adalah stadion duduk, tanpa area berdiri. Pendukung tuan rumah berlokasi di sektor B. Ketika rapat persatuan supporter pada 2014, persatuan meminta untuk mengubah sektor B menjadi area berdiri. Pada saat itu, itu dianggap mustahil untuk mengubah sektor B menjadi area berdiri, karena alasan struktural.[169] Hingga tahun 2016, masih belum ada tanggapan.

Kehadiran

Ronde pertama 2011–12 DFB-Pokal melawan VfL Wolfsburg pada 29 Juli 2011 di Red Bull Arena dihadiri 31,212 penonton. RB Leipzig menang 3–2. Pertandingan itu menandakan penampilan pertama klub di kompetisi kejuaraan dan jumlah itu menandai rekor baru. [64][170] Rekor itu hanya bertahan selama 3 bulan; ronde kedua melawan FC Augsburg pada 25 Oktober 2011 di Red Bull Arena dihadiri 34,341 penonton. RB Leipzig kalah 0–1, namun jumlahnya mencetak rekor baru klub.[171]

Pertandingan kandang terakhir musim 2013–14 3. Liga melawan 1. FC Saarbrucken pada 3 Mei 2014 di Red Bull Arena adalah kesempatan RB Leipzig untuk mengamankan promosi langsung ke 2. Bundesliga. Pertandingan itu dihadiri 42,713 penonton. RB Leipzig menang 5–1 dan mengamankan promosi. Red Bull Arena hampir terjual habis dan jumlah itu menjadi rekor baru klub.[72][73] Red Bull Arena terjual habis untuk pertama kali pada ronde ketiga 2014–15 DFB-Pokal melawan VfL Wolfsburg pada 4 Maret 2015. Pertandingan itu dihadiri 43,348 penonton, mencetak rekor klub untuk pertandingan di Red Bull Arena hingga 2016.[106][172]

RB Leipzig memegang 2 rekor kehadiran. Final Saxony Cup 2011 melawan Chemnitzer FC pada 1 Juni 2011 di Red Bull Arena dihadiri 13,958 penonton, mencetak rekor baru di final Saxony Cup.[60][68] Rekor itu dipecahkan 2 tahun kemudian, sekali lagi dalam final antara RB Leipzig dan Chemnizer FC. Final 2013 Saxony Cup melawan Chemnitzer FC pada 15 May 2013 di Red Bull Arena dihadiri 16,864 penonton.[68] Rekor kedua dipegang ketika Leipzig melawan Sportfreunde Lotte dalam kualifikasi untuk 3. Liga pada musim 2012-13, tepatnya pada 29 Mei 2013. Red Bull Arena dihadiri 30,104 penonton, mencetak rekor untuk pertandingan di kasta keempat sistem liga sepak bola Jerman.[70]

RB Leipzig memainkan laga ke-100 di Red Bull Arena pada 4 Oktober 2015, melawan 1. FC Nürnberg. Pada saat itu, klub melaporkan total kehadiran sebanyak 1,464,215 penonton, dengan rata-rata 14,643 penonton, untuk pertandingan di Red Bull Arena.[172]

Pertandingan kandang mereka di Bundesliga adalah ketika melawan Borussia Dortmund didepan 42,558 pendukung, pada 10 September 2016.

Rata-rata kehadiran pendukung pada liga

Musim Kehadiran Rata-rata
2009–10 2,150[173]
2010–11 4,206[174]
2011–12 7,401[175]
2012–13 7,563[176]
2013–14 16,734[177]
2014–15 25,025[178]
2015–16 29,441[179]

Pengembangan kedepan

Pada Oktober 2014, media Jerman melaporkan bahwa klub ingin memperluas Red Bull Arena menjadi 55,000 kursi untuk pertandingan Bundesliga kedepannya. Perluasan menjadi 55,000 kursi akan membuat stadion itu menjadi salah satu dari 10 arena sepak bola terbesar di Jerman. Siapa yang akan membiayai perluasan itu masih belum jelas. Media Jerman menganggap pilihan yang mungkin adalah Red Bull GmbH yang membeli stadion itu, yang akan menginvestasikannya sendiri, namun juga dianggap kurang mungkin untuk pemilik saat ini akan menjual stadion itu, sejak baru saja untung.[180][181]

Klub sebelumnya memesan area sekitar jalan tol A14 utara Leipzig, dekat dengan Bandara Leipzig/Halle, yang bisa digunakan untuk membuat stadion yang sama sekali baru. Ini bisa digunakan untuk memberi tekanan untuk pemilik Red Bull Arena untuk menyetujui perluasan. Pada Maret 2015, media Jerman melaporkan klub menimbang untuk membangun stadion baru di area utara Leipzig. Stadion itu bisa berdasar dari Veltins-Arena di Gelsenkirchen atau Esprit Arena di Düsseldorf, dengan kapasitas yang lebih besar dari Red Bull arena, kemungkinan lebih dari 80,000 kursi.[182][183][184][185]

Pemilik Red Bull Arena saat ini, Michael Kölmel, mengomentari rencana untuk membangun stadion baru dalam wawancara pada Agustus 2015. Ia commented on plans to build a new stadium in an interview in August 2015. Ia menunjukkan bagaimana stadion baru di pinggiran Leipzig akan bermasalah dengan budaya fans, dan mengatakan bahwa Red Bull Arena bisa diperluas menjadi 55,000 kursi, bahkan lebih.[184]

Pada Oktober 2015, perluasan Red Bull Arena kembali ke agenda. Rencana baru dibuat untuk memperluas stadion hingga 57,000 kursi, mengikutkan arstitek Vienna, Albert Wimmer. Rekonstruksi bisa dimulai pada musim panas 2016.[186] Pada Januari 2016, klub memutuskan untuk menunda rencana, setidaknya hingga 2017.[187]

Pada Februari 2016, majalah Jerman German Leipziger Volkszeitung melaporkan bahwa manajemen klub kembali menimbang kemungkinan membuat stadion baru berkapasitas 80,000 orang di utara Leipzig. Namun, syarat untuk projek itu adalah kebutuhan tiket melebihi tersedianya kursi di Red Bull Arena secara signifikan dan berkelanjutan. Perpindahan ke stadion baru memungkinkan pada tahun 2020, ketika kontrak klub saat ini untuk menyewa Red Bull Arena kedaluarsa.[188]

Pendukung

RB Leipzig mempunyai 27 klub fan resmi ketika November 2016. 2 klub fan pertama yang masuk adalah L.E Bulls dan Bulls Club, pada tahun 2009. L.E Bulls adalah yang tertua,[189] namun Bulls Club mengklaim sebagai yang terbesar.[190] Ada juga klub fan yang tidak resmi, seperti Rasenballisten dan Fraktion Red Pride. RB Leipzig juga mempunyai kejadian ultras kecil dengan grup seperti Red Aces dan Lecrats.[191][192] Majalah Jerman Mitteldeutsche Zeitung melaporkan bahwa RB Leipzig mempunyai 5,000 supporter terorganisir ketika Maret 2016.[193]

Klub fan dan grup supporter yang berbeda diorganisir dalam kesatuan supporter Fanverband RB Leipzig Fans. Persatuan itu ditemukan pada tahun 2013. Itu adalah payung organisasi untuk klub fan resmi, tak resmi, dan grup supporter lainnya. 25 grup supporter sekarang diorganisir oleh persatuan supporter, ketika 2016. Tiap grup supporter di persatuan supporter diwakili oleh 2 perwakilan. Perwakilan grup supporter bertemu tiap 4 hingga 6 minggu sekali. Persatuan supporter juga mengadakan pertemuan setahun sekali. Fans yang bukan member grup supporter juga disambut dalam rapat umum. Persatuan supporter diwakili oleh 5 hingga 7 perwakilan fan, dipilih tiap tahun kedua. Maksimal 5 perwakilan fan dipilih oleh perwakilan grup supporter, 2 tambahan perwakilan fan dipilih oleh majelis umum. Fungsi penting dari perwakilan fan adalah untuk menjadi berkaitan langsung dengan klub. Perwakilan fan dapat mengadakan pembicaraan dengan pejabat klub, misalnya, untuk berbicara tentang permintaan, saran, dan kritik dari supporter. Untuk membagi kerja perwakilan fan, persatuan supporter juga membuat beberapa grup pekerja.[194][195][196] Rapat umum pertama diadakan pada November 2014 dan mengumpulkan 350 supporter. Yang hadir juga pejabat klub, seperti manajer umum Ulrich Wolter. Topik yang dibicarakan pada rapat itu adalah mengubah sektor B menjadi area berdiri, tempat duduk di area terbuka di sektor B, pembentukan sektor keluarga, volume musik di stadion, lagu klub, dan katering, dll.[194][197]

Beberapa majalah Jerman mencatat kemunculan grup supporter nonkonformis yang jelas di Red Bull Arena. Pada Januari 2012, Leipziger Internet Zeitung melaporkan kemunculan grup ultra Red Aces. Member grup mengatakan mereka melihat diri mereka sebagai "Rasenballisten" dan memutuskan untuk tidak meninggalkan basis supporter hanya untuk Red Bull GmbH.[191] Pada Mei 2014, Der Tagesspiegel melaporkan grup supporter IG Rasenballisten. Grup ini menjunjung tinggi nama "RasenBallsport" dan berkomitmen untuk memberi klub identitas melewati apa yang ditawarkan oleh Red Bull GmbH. Di garis depan, grup menaruh kota Leipzig.[198] Pada April 2015, Zeit melaporkan lebih jauh tentang fenomena ini, terutama grup supporter seperti IG Rasenballisten dan Lecrats. Ide utama mereka dijelaskan sebagai "Rasenballismus", menekankan identitas Leipzig dan pentingnya semangat fan. Lecrats menjelaskan mereka lebih ke nilai anti-komersial dari budaya ultra dan kritik dari Red Bull GmbH. IG Rasenballisten dan grup-grup ultra dan grup ultra tersebut mengatakan sadar untuk menghindari pengurangan yang berlaku untuk klub fan resmi dan menolak merchandise resmi klub dan nama komersial dalam stadion.[199] Pada Februari 2015, grup supporter IG Rasenballisten menjadi asosiasi sukarela yang terdaftar. Sebelumnya mereka berfungsi sebagai komunitas tertarik untuk grup dan individu lainnya di Red Bull Arena. Mitteldeutsche Zeitung melaporkan bahwa grup itu menjelaskan mereka sebagai pemersatu fan fanatik dan fan kritis RB Leipzig. Member Rasenballisten mengatakan mereka tidak ragu untuk mengkritik Red Bull GmbH, ketika diperlukan, dan menyatakan bahwa identitas klub tidak bisa hanya mengandalkan sponsor utama. Grup juga menyatakan pernyataan politik yang jelas, "Bersama untuk Leipzig – Rasenball melawan Rasisme". Pernyataan ini bisa dilihat di syal yang dijual oleh mereka, dan spanduk didalam stadion. RB Leipzig sebelumnya menolak grup supporter seperti Rasenballisten untuk menjual merchandise mereka sendiri, namun setelah negosiasi yang panjang, klub akhirnya memberikan izin.[193][200]

Grup ultra Red Aces mengambil posisi melawan Legida, cabang lokal Pegida, pada awal 2015. Dalam surat terbuka pada klub, operator stadion, wali kota Leipzig dan warga Leipzig pada Januari 2015, grup meminta dukungan melawan demonstrasi yang direncanakan oleh Legida. Demonstrasi itu dimulai didekat Red Bull Arena, dan grup secara spesifik meminta lampu stadion untuk dimatikan saat demonstrasi. Operator stadion memutuskan untuk mendukung inisiatif itu dan setuju untuk mematikan listrik.[201] Red Aces sebelumnya meminta klub untuk menampilkan spanduk melawan rasisme dan Legida ketika pertandingan kandang terakhir tahun 2014. Klub menolak untuk menyetujui spanduk itu, menurut Red Aces karena klub tidak ingin ada politik di stadion. Meski dilarang, grup menampilkan spanduk yang ditujukan kepada Legida mengatakan bahwa Kota Leipzig adalah beragam, kosmopolitan, dan toleran.[202][203] Dalam respon untuk demonstrasi oleh Legida, grup aksi anti-rasis Rasenball gegen Rassismus didirikan oleh inisiatif beberapa grup supporter Red Aces, Lecrats, Rabauken – Block 31 dan IG Rasenballisten pada Januari 2015.[204] Sebelum pertandingan kandang melawan SpVgg Greuther Fürth pada 3 Agustus 2015, Red Aces kembali meminta izin untuk menampilkan spanduk melawan Legida, dengan teks "Ligaspiel und Legida – der Montag ist zum Kotzen da". Klub menolak untuk menyetujui spanduk yang diminta. Ketika pertandingan kandang melawan FC St. Pauli pada 23 Agustus 2015, Red Aces menentang larangan tentang spanduk anti-rasis dengan menampilkan spanduk dengan pesan anti-Nazi yang jelas.[205][206] Direktur olahraga Ralf Rangnick kemudian menyatakan bahwa tidak ada larangan terhadap pesan anti-rasis didalam stadion, menjelaskan bahwa spanduk itu dilarang sebelum pertandingan kandang melawan SpVgg Greuther Fürth karena mengandung bahasa yang kasar, dan klub tentu saja setuju bila fan ingin menampilkan spanduk dengan pesan seperti "Fans RBL melawan Rasisme".[207]

Supporter RB Leipzig pergi dalam jumlah ketika pertandingan tandang pertama tahun 2016, melawan FC St. Pauli pada 12 Februari 2016. Hampir 2,500 supporter RB Leipzig berjalan ke Millerntorstadion dan menampilkan bendera tifo berwarna merah dan putih ketika pertandingan dimulai.[208][209] Jumlah supporter RB Leipzig yang lebih banyak mendukung tim ke Nuremberg sebulan kemudian. Pertandingan tandang melawan 1. FC Nürnberg pada 20 Maret 2016 di Grundig-Stadion dihadiri 2,800 supporter RB Leipzig, berdasarkan statistik klub. Mencetak rekor baru dalam jumlah penonton dalam pertandingan tandang.[210][211][212]

Fanprojekt Leipzig

Organisasi Fanprojekt Leipzig didirikan tahun 2011 karena inisiatif kota Leipzig dan dijalankan oleh Outlaw gGmbH, nama lengkap Outlaw gemeinnützige Gesellschaft für Kinder- und Jugendhilfe mbH. Outlaw gGmbH adalah perusahaan non-profit di Münster untuk kemapanan generasi muda. Kerangka dasar Fanprojekt Leipzig disimpulkan oleh kota Leipzig, Free State of Saxony dan Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), dan organisasi menerima dana dari kota Leipzig dan DFB.[213]

Fanprojekt Leipzig adalah organisasi untuk fans muda sepak bola dari klub yang berbeda di Leipzig, dan bekerja sebagai institusi independen untuk klub yang berbeda. Area utama organisasi adalah mempromosikan budaya positif supporter, pencegahan kekerasan, bantuan untuk supporter muda dalam masalah situasi dan membangun komunikasi antara semua yang bersangkutan, seperti supporter, klub, polisi, dan penegak hukum. Fanprojekt Leipzig adalah bagian dari jaringan Fanprojekts di beberapa kota Jerman. Fanprojekts yang berbeda didukung oleh kantor koordinator nasional (KOS).

Fanprojekt Leipzig menjalankan beberapa pusat di Leipzig untuk alasan seperti aktivitas rekreasi, projek konten, melukis dan kreasi dari koreografi kecil, dan sebagai tempat pertemuan. Untuk tiap klub, organisasi menawarkan pekerja sosial atau pendidik yang bekerja khusus dengan supporter klub tersebut. Organisasi membawa variasi aktivitas rekreasi dan pendidikan, termasuk aktivitas olahraga, projek kreatif, membaca dan diskusi dan program pendidikan. Organisasi hadir ketika pertandingan, dimana tersedia untuk kontak personal oleh supporter, polisi dan penegak hukum, dengan tujuan dapat menengahi antar-pihak dan memiliki efek de-eskalasi.[214]

RB Leipzig memasuki persetujuan kerjasama dengan Fanprojekt Leipzig tahun 2013. Persetujuan ini diputuskan setelah ada perselisihan antara klub dan beberapa supporter tentang koreografi. RB Leipzig menolak koreografi yang dibuat oleh grup ultra Red Aces, yang sebelumnya disetujui. Keputusan ini menyebabkan supporter melakukan protes didepan kantor klub. Fanprojekt Leipzig mendampingi supporter, menyebabkan klub tidak senang. Untuk menghilangkan kesalahpahaman, Fanprojekt Leipzig diundang rapat oleh manajemen klub, perwakilan DFB dan Liga Sepak Bola Jerman (DFL) dan KOS. Pertemuan itu diikuti oleh beberapa rapat baru dalam grup kerja kecil. Pihak itu menjelaskan area kerjasama konkret yang jelas, yang mana menuju keputusan dari persetujuan kerjasama antara RB Leipzig dan Fanprojekt Leipzig. Persetujuan ini termasuk kolaborasi dalam 8 kategori, termasuk pertandingan kandang dan tandang, juga kerja anti-rasisme. Persetujuan kerjasama yang lebih detail itu adalah sesuatu yang baru di Jerman. Sebagai tambahan, RB Leipzig membentuk komisi larangan di stadion, yang mana Fanprojekt Leipzig memberi nasihat kepada klub. Fanprojekt Leipzig juga merancang beberapa acara, dimana supporter bisa berdiskusi tentang perkembangan iklim supporter, dan hasilnya akan diberikan kepada klub.[215]

Organisasi dan Keuangan

Asosiasi

RasenballSport Leipzig e.V adalah asosiasi sukarela terdaftar. Tubuh eksekutifnya adalah Vorstand, dewan manajemen. Dewan manajemen ditunjuk oleh Ehrenrat, dewan kehormatan. Mereka juga tunduk pada Aufsichtsrat, dewan pengawas. Dewan kehormatan langsung dipilih oleh anggota klub pada rapat umum.

Perubahan organisasi yang signifikan terjadi pada tahun 2014, mengikuti persyaratan yang dibuat Liga Sepak Bola Jerman (DFL). Salah satunya adalah mengganti komposisi tubuh organisasi. Dewan manajemen dan kehormatan telah disusun oleh antara pegawai atau agen dari Red Bull.[78][79][216] Ini secara efektif bertentangan dengan prinsip dasar aturan 50+1, yang dijelaskan oleh DFL,[78] yang mana bertujuan untuk melarang pengaruh pihak ketiga dalam keputusan olahraga dalam klub.[75] Sebagai bagian dari persetujuan dengan DFL, klub membuat perjanjian untuk memastikan dewan manajemen terisi oleh mayoritas orang yang independen dari Red Bull.[91]

Selain itu, dewan pengawas ditambahkan.[217] Dewan kehormatan melakukan tugas yang biasanya dilakukan oleh tubuh organisasi kontrol yang terpisah. Fungsi ini sekarang dipindahkan ke dewan pengawas yang baru yang dapat melakukan tugas ini secara independen. Klub memutuskan untuk memindahkan mantan anggota dewan kehormatan ke dewan pengawas yang baru.[218][219]

Asosiasi bertanggungjawab untuk tim junior pria dari U8 hingga U14 dan semua tim sepak bola wanita.[220]

Keanggotaan

Keanggotaan suara sangat terbatas.[216] Berbeda dengan semua klub sepak bola di Jerman, tidak ada cara resmi untuk menjadi keanggotaan suara RasenballSport Leipzig e.V. Menurut Ulrich Wolter, klub tidak beraspirasi menuju banyaknya anggota klub lain. Wolter juga menunjuk klub lain, dimana Ultras berhasil dalam membuat struktur, dan menyatakan bahwa klub sangat ingin untuk menghindari kondisi ini.[221]

Untuk pembentukan asosiasi sukarela terdaftar, sebuah asosiasi dibutuhkan oleh hukum Jerman[222] untuk punya setidaknya 7 anggota. 4 tahun setelah didirikan, klub hanya punya 9 anggota, semuanya adalah pegawai Red Bull.[223] Ketika 2014 biaya registrasi untuk keanggotaan mencapai harga 100 Euro[216] dan tahunan mencapai 800 Euro,[224] sebagai perbandingan, Bayern Munich ketika itu menawarkan biaya keanggotaan antara 30 dan 60 Euro.[55][225][226] Sebagai tambahan, seseorang yang bersedia membayar tidak dapat berharap untuk menjadi anggota, sejak dewan manajemen dapat menolak aplikasi tanpa pemberitahuan.[55][223]

Kebijakan keanggotaan terbatas ini menemui kritik, sehingga salah satu kebutuhan resmi yang diatur DFL untuk mendapatkan lisensi musim 2014–15 2. Bundesliga adalah menurunkan biaya keanggotaan dan membuka asosiasi baru untuk anggota baru. Klub merespon tekanan dari DFL dan mengumumkan perubahan pada keanggotaan pada Juni 2014.[227] Sekarang memungkinkan untuk seseorang menjadi anggota pendukung resmi. Biaya anggota tahunan antara 70 hingga 1000 Euro dan berfungsi untuk mempromosikan sepak bola junior dalam klub. Sebagai gantinya, anggota pendukung menerima beberapa hak tertentu seperti bertemu dengan tim profesional dan sesi fitness di Red Bull Arena. Anggota pendukung juga mempunyai hak untuk menghadiri rapat umum, meski tanpa hak suara.[228] Untuk meningkatkan partisipasi dalam asosiasi, member pendukung diwakili oleh satu anggota dari dewan pengawas.[229]

GmbH

Pada 2 Desember 2014, rapat umum asosiasi sepakat untuk mendirikan cabang organisasi dalam bentuk GmbH. Keputusan itu diambil dalam rapat luar biasa. Yang hadir adalah 14 anggota suara dan 40 anggota pendukung.[230] Ketua Oliver Mintzlaff menyatakan perubahan itu dibuat agar klub bisa lebih profesional dan tetap kompetitif.[231][232] RasenballSport Leipzig GmbH bertanggungjawab untuk tim profesional, tim cadangan dan tim junior pria U15 keatas.[220][228][231]

Hingga 2015, Red Bull GmbH adalah pemegang saham utama RasenballSport Leipzig GmbH, memegang 99 persen saham. 1 persen yang tersisa dipegang asosiasi. Meski begitu, seperti peraturan 50+1 yang disyaratkan, kekuasaan formal dipegang asosiasi, memegang mayoritas suara.[233][234]

Hingga April 2016, manajer umum RasenballSport Leipzig GmbH adalah Oliver Mintzlaff.[220]

Baju RB Leipzig disediakan oleh merek olahraga Jerman Adidas sejak berdirinya klub. Tahun 2014, klub berganti ke merek olahraga Amerika Nike, dalam perjanjian yang akan berakhir setidaknya pada tahun 2025.[235] Oktober 2014, klub juga mengadakan perjanjian promosi dengan Hugo Boss, Porsche sebagai sponsor muda dan Volkswagen untuk iklan stadion.[236] Pada 20 Mei 2016, RB Leipzig memperpanjang kontrak dengan Krostitzer Brauerei sebagai mitra bir resmi hingga 2018.[237]

Pusat Latihan

Pada 2010, Red Bull mengumumkan niatnya untuk terlibat dengan Leipzig dalam jangka panjang. Dalam keadaan ini klub mencari lokasi untuk pusat latihan dan akademi muda. Menjelang akhir tahun, klub membuat rencana konkret untuk berinvestasi 30 juta Euro untuk pusat latihan meliputi 6 lapangan, kantor dan satu akademi muda. Pusat latihan itu berada di Cottaweg, sebagian area ada di bagian hutan riparian lindung Leipziger Auwald dan lokasi dari pameran tradisional Leipziger Kleinmesse. Rencana ini mendapat penolakan dan pertimbangan dari pemilik area saat ini, asosiasi pekan raya Leipzig dan klub sepak bola BSV Schönau 1983.[238][239] Setelah negosiasi, Kota Leipzig menyetujui rencana itu pada 15 Desember 2010.[240] RB Leipzig dan kota Leipzig kemudian mengumumkan bahwa klub akan berinvestasi seluas 92,000 meter persegi.