Pizza MeterPizza Meter adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana meningkatnya pesanan pizza dari kantor-kantor pemerintah federal Amerika Serikat, seperti Gedung Putih atau Pentagon, dapat menjadi indikator terjadinya peristiwa politik atau militer penting.[1][2][3] Konsep ini didasarkan pada pengamatan empiris dan telah disebutkan di berbagai media sebagai kemungkinan prediktor terjadinya krisis.[4] Fenomena ini merupakan bagian dari kelompok metode intelijen nonkonvensional yang lebih luas, yang termasuk dalam berbagai subkategori kecerdasan sumber terbuka (OSINT). AsalGagasan bahwa peningkatan pesanan pizza dapat mengindikasikan aktivitas pemerintahan yang signifikan pertama kali muncul selama Perang Dingin, ketika diamati bahwa volume besar pengiriman pizza ke fasilitas-fasilitas penting seperti Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bertepatan dengan masa-masa krisis internasional.[5] Diduga bahwa para pejabat Soviet memantau pesanan-pesanan ini sebagai indikator kemungkinan gerakan strategis dari pihak Amerika Serikat.[6] Istilah Pizza MeterFrank Meeks, pemilik waralaba Domino's Pizza di Washington D.C. dengan 45 restoran,[7][8] mulai menyadari adanya peningkatan pesanan pizza dari kantor-kantor pemerintah Amerika Serikat (seperti Pentagon) tepat sebelum pengumuman penting dari Gedung Putih.[4][6] Publik kemudian menyebut fenomena ini sebagai “Pizza Meter”. Namun, tak lama setelah informasi ini menjadi dikenal luas, kantor-kantor pemerintah mulai mengubah pola pemesanan mereka — mereka berhenti memesan pizza dalam jumlah besar sekaligus dari Domino's di Washington D.C., dan mulai memesan pada waktu yang berbeda-beda atau melalui pizzería lain.[6][7][9] Insiden pentingMenjelang invasi Grenada pada tahun 1983 dan invasi Panama pada tahun 1989, pengiriman pizza dari Domino’s meningkat secara drastis,[10][11] dengan peningkatan khusus sebesar 25% tepat sebelum invasi Panama.[12] Pada malam 1 Agustus 1990, menjelang invasi Kuwait, staf militer di Pentagon berkumpul untuk membahas situasi di Timur Tengah. Karena mereka berencana begadang sepanjang malam, mereka memesan lebih banyak pizza dari biasanya di Domino’s.[13] Total ada lima belas pengiriman pizza pada malam itu, dan 101 pengiriman dilakukan selama minggu sebelum invasi.[14][15] Pada hari yang sama, antara pukul 20.00 hingga 02.00, Gedung Putih menerima lima puluh lima pizza—jauh lebih banyak dari biasanya.[14] Pada 21 Agustus 1991, rekor jumlah pengiriman pizza ke Pentagon dan Gedung Putih terjadi selama upaya kudeta di Uni Soviet. Jumlah tersebut melampaui rekor sebelumnya yang terjadi menjelang invasi Kuwait, yang menguatkan dugaan bahwa lonjakan pesanan pizza mencerminkan persiapan menghadapi krisis.[16] Pada 17 November 1995 terjadi peristiwa yang dikenal secara lokal sebagai “malam pizza,” yang bertahun-tahun kemudian dikaitkan dengan munculnya skandal Lewinsky.[4][17] Pada 13 April 2024, Iran meluncurkan serangan pesawat nirawak dan rudal terhadap Israel sebagai balasan atas serangan Israel terhadap sebuah konsulat Iran di Suriah pada 1 April. Pada malam yang sama, terjadi lonjakan tak biasa dalam pesanan pizza di Amerika Serikat, terutama di gerai-gerai yang berada di dekat pusat pemerintahan penting seperti Pentagon dan Gedung Putih.[6][9][18] DampakBeberapa artikel media telah merujuk pada “Pizza Meter” sebagai alat yang berguna untuk memprediksi krisis. Laporan-laporan yang mencermati hubungan antara pesanan pizza dan peristiwa krisis telah berdampak secara budaya maupun operasional di dalam lembaga-lembaga pemerintah. Sebagai contoh, Pentagon telah mengubah pilihan makanan internalnya dengan menambahkan jaringan makanan cepat saji yang mampu menyediakan layanan pada jam-jam operasional yang diperpanjang, sebagai respons terhadap kebutuhan makanan yang tersedia selama keadaan darurat pada malam hari.[14] Referensi
|