Orbit geosinkron![]() Orbit Geosinkron adalah orbit suatu benda (umumnya satelit buatan) dengan bumi sebagai pusatnya, yang mempunyai perioda sama dengan rotasi bumi yaitu satu hari sideris atau 23,9344 jam. Secara geometri orbit ini mempunyai setengah sumbu utama (semimajor axis) yang panjangnya 42164.17 km. Satelit dengan orbit geosinkron akan berada di atas suatu titik di muka bumi pada jam tertentu. Selain dari waktu tersebut satelit akan tampak bergeser relatif terhadap titik itu. Jika satelit geosinkron mempunyai bentuk orbit lingkaran sempurna dan mengorbit sebidang dengan garis katulistiwa maka dilihat dari bumi satelit itu akan tampak diam, orbit yang demikian disebut orbit geostasioner. Pada tahun 1974 satelit cuaca SMS 1 (Synchronous Meteorological Satellite) diluncurkan sebagai satelit geosinkron yang berfungsi mengirimkan gambar ke beberapa stasion televisi. Setelah melalui beberapa percobaan satelit tersebut pada tahun 1975 diubah orbitnya menjadi orbit geostasioner. DeskripsiOrbit Geosinkron adalah orbit suatu benda (umumnya satelit buatan) dengan bumi sebagai pusatnya, yang mempunyai periode sama dengan rotasi bumi yaitu satu hari sideris atau 23,9344 jam. Secara geometri orbit ini mempunyai setengah sumbu utama (semimajor axis) yang panjangnya 42164.17 km. Satelit dengan orbit geosinkron akan berada di atas suatu titik di muka bumi pada jam tertentu. Selain dari waktu tersebut satelit akan tampak bergeser relatif terhadap titik itu. Jika satelit geosinkron mempunyai bentuk orbit lingkaran sempurna dan mengorbit sebidang dengan garis katulistiwa maka dilihat dari bumi satelit itu akan tampak diam, orbit yang demikian disebut orbit geostasioner. Pada tahun 1974 satelit cuaca SMS 1 (Synchronous Meteorological Satellite) diluncurkan sebagai satelit geosinkron yang berfungsi mengirimkan gambar ke beberapa stasion televisi. Setelah melalui beberapa percobaan satelit tersebut pada tahun 1975 diubah orbitnya menjadi orbit geostasioner. Satelit di orbit Geosinkron mengelilingi bumi 24 jam sekali, sama dengan periode rotasi bumi. Ketinggian orbit ini 35786 km. Satelit yang banyak ditempatkan di sini adalah satelit komunikasi dan cuaca. Bila orbit Geosinkron berada tepat di atas ekuator bumi, orbit nya di namakan geostasioner. Satelit di sini akan tampak diam jika di amati dari permukaan bumi. Para operator satelit komunikasi sangat menyukai orbit ini. Satelit yang seolah diam terhadap satu titik di bumi yang berputar, menyebabkan antena mengarah tetap ke satu arah dan tetap berhubungan dengan satelit. Karenanya orbit geostasioner sangat padat dengan ratusan satelit televisi, cuaca, dan komunikasi. Penempatan satelit harus cermat agar sinyal yang di kirim masing-masing satelit tidak saling mengganggu. JenisOrbit ekuator geostasioner (GEO) adalah orbit geosinkron melingkar pada bidang ekuator Bumi dengan radius sekitar 42.164 km (26.199 mi) (diukur dari pusat Bumi). Satelit dalam orbit tersebut berada pada ketinggian sekitar 35.786 km (22.236 mi) di atas permukaan laut rata-rata. Satelit ini mempertahankan posisi yang sama relatif terhadap permukaan Bumi. Jika seseorang dapat melihat satelit dalam orbit geostasioner, satelit tersebut akan tampak melayang di titik yang sama di langit, yaitu, tidak menunjukkan gerak diurnal, sementara Matahari, Bulan, dan bintang-bintang akan melintasi langit di belakangnya. Orbit semacam itu berguna untuk satelit telekomunikasi. Orbit geostasioner yang benar-benar stabil merupakan suatu ideal yang hanya dapat didekati. Dalam praktiknya, satelit akan keluar dari orbit ini karena gangguan seperti angin matahari, tekanan radiasi, variasi medan gravitasi Bumi, dan efek gravitasi Bulan dan Matahari, dan pendorong digunakan untuk mempertahankan orbit dalam proses yang dikenal sebagai station-keeping. Pada akhirnya, tanpa penggunaan pendorong, orbit akan menjadi miring, berosilasi antara 0° dan 15° setiap 55 tahun. Di akhir masa pakai satelit, ketika bahan bakar hampir habis, operator satelit dapat memutuskan untuk menghilangkan manuver mahal ini untuk mengoreksi kemiringan dan hanya mengendalikan eksentrisitas. Hal ini memperpanjang umur satelit karena mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar seiring waktu, tetapi satelit hanya dapat digunakan oleh antena darat yang mampu mengikuti pergerakan Utara-Selatan. Satelit geostasioner juga cenderung bergerak di sekitar salah satu dari dua garis bujur stabil, yaitu 75° dan 255°, tanpa mempertahankan stasiun. Orbit geosinkron elips dan miringOrbit satelit kuasi-zenitBanyak objek dalam orbit geosinkron memiliki orbit eksentrik dan/atau miring. Eksentrisitas membuat orbit elips dan tampak berosilasi Timur-Barat di langit dari sudut pandang stasiun darat, sementara inklinasi memiringkan orbit dibandingkan dengan ekuator dan membuatnya tampak berosilasi Utara-Selatan dari stasiun darat. Efek-efek ini bergabung membentuk analemma. Satelit dalam orbit elips/eksentrik harus dilacak oleh stasiun darat yang dapat dikendalikan. Orbit TundraOrbit Tundra adalah orbit geosinkron eksentrik, yang memungkinkan satelit menghabiskan sebagian besar waktunya berada di satu lokasi lintang tinggi. Orbit Tundra berada pada inklinasi 63,4°, yang merupakan orbit beku, sehingga mengurangi kebutuhan akan pemeliharaan stasiun. Setidaknya dua satelit diperlukan untuk menyediakan cakupan berkelanjutan di suatu wilayah. Orbit ini digunakan oleh Radio Satelit Sirius XM untuk meningkatkan kekuatan sinyal di AS bagian utara dan Kanada. Orbit kuasi-zenithSistem Satelit Kuasi-Zenith (QZSS) adalah sistem empat satelit yang beroperasi dalam orbit geosinkron dengan inklinasi 42° dan eksentrisitas 0,075.[26] Setiap satelit berada di atas Jepang, memungkinkan sinyal mencapai penerima di ngarai perkotaan, lalu dengan cepat melewati Australia. Orbit geosinkron dengan inklinasiJalur analemmaOrbit geosinkron dengan inklinasi berarti objek (misalnya satelit) dalam orbit itu akan menelusuri jalur analemma (bentuk angka 8) di langit selama satu hari sideris, bukan tetap di satu titik di atas Bumi. Ini terjadi karena orbitnya tidak di ekuator (memiliki inklinasi) dan mungkin tidak lingkaran sempurna (eksentrik), sehingga objek akan tampak bergerak ke utara dan selatan dari titik tetapnya setiap hari. Analemma adalah jejak yang dibentuk oleh suatu objek di langit, di mana posisinya dicatat di waktu yang sama setiap hari selama satu tahun.Bentuk angka 8 ini muncul karena dua faktor pergeseran Matahari ke utara dan selatan akibat kemiringan sumbu Bumi, serta pergeseran barat-timur akibat eksentrisitas orbit Bumi. Orbit geosinkron memiliki inklinasi rendah atau mendekati nol, di mana satelit tampak diam di satu titik di langit karena memiliki periode orbit yang sama dengan rotasi Bumi. Orbit geosinkron murni dan tidak bergerak melintasi langit disebut orbit geostasioner, yang dicirikan dengan inklinasi dan eksentrisitas nol. Namun, inklinasi orbit geosinkron yang tidak nol akan membuat satelit tampak bergerak dalam pola angka delapan (analemma) di atas satu titik tertentu di Bumi, sementara tetap berada di posisi bujur yang sama. Orbit Geosinkron (GSO): adalah orbit yang satelitnya menyelesaikan satu putaran dalam satu hari sideris (sekitar 23 jam 56 menit), sehingga kembali ke posisi yang sama persis di langit setiap hari. Inklinasi adalah sudut antara bidang orbit satelit dengan bidang ekuator Bumi. Inklinasi Rendah berarti bidang orbit satelit sangat dekat dengan bidang ekuator, menyebabkannya tampak relatif diam di satu area garis bujur. Jika sebuah orbit geosinkron memiliki inklinasi yang tidak nol, maka satelit akan tampak bergerak naik-turun di atas titik di Bumi. Gerakan ini membentuk lintasan seperti angka delapan (analemma) di langit, karena satelit tetap pada garis bujur yang sama tetapi bergerak ke utara dan selatan. Orbit ini masih bisa disebut geosinkron karena periode orbitnya sama dengan rotasi Bumi, tetapi tidak geostasioner karena tidak diam sepenuhnya. Satelit komunikasi sering kali ditempatkan di orbit geostasioner sehingga antena di Bumi bisa terus menerus diarahkan ke lokasi satelit yang tidak bergerak. Jika bahan bakar satelit untuk mengoreksi kemiringan habis, orbit geosinkronnya bisa menjadi miring, dan akan melacak pola angka delapan di langit, yang membutuhkan antena yang dapat mengikuti pergerakan satelit tersebut. Orbit geosinkron inklinasi polar adalah konsep yang kontradiktif karena orbit geosinkron memiliki periode orbit yang sama dengan rotasi Bumi (satu hari sideris), sementara orbit polar dicirikan oleh inklinasi tinggi (mendekati 90°) dan melintasi kutub, bukan berada di atas satu titik tetap seperti yang terjadi pada orbit geostasioner (kasus khusus geosinkron tanpa inklinasi) atau hanya bergerak ke utara-selatan seperti pada orbit geosinkron miring (non-geostasioner). Orbit geosinkron dengan inklinasi besar akan tampak bergerak dengan pola angka delapan di langit, tetapi jika inklinasinya mendekati 90 derajat, maka jalur geraknya akan menuju ke kutub, bukan hanya ke utara dan selatan. Satelit yang dirancang untuk tujuan geosinkron akan memiliki inklinasi yang lebih kecil atau nol (orbit geostasioner) untuk tetap di atas area tetap. Orbit polar adalah jenis orbit yang berbeda dengan kegunaan berbeda, seperti pengamatan Bumi. PenggunaanOrbit geosinkron sangat berguna untuk komunikasi dan pengamatan karena satelit di orbit ini bergerak secepat rotasi Bumi, sehingga tampak berada di posisi yang sama di langit dari permukaan Bumi. Penggunaan utamanya adalah untuk satelit telekomunikasi, satelit televisi, satelit cuaca, satelit pemantau dan penginderaan jauh. Bentuk paling umum dan stabil dari orbit geosinkron adalah orbit geostasioner, yang berada tepat di atas khatulistiwa, sehingga satelit benar-benar tampak "diam" di satu titik di langit. Aplikasi utama orbit geosinkron adalah telekomunikasi, pemantauan cuaca, dan penginderaan jauh karena satelit di orbit ini dapat tetap berada di atas satu titik di Bumi. Orbit geosinkron memungkinkan komunikasi dan pengiriman data seperti telepon seluler dan internet tanpa gangguan berkelanjutan dengan memberikan cakupan area yang luas dan konstan. Satelit di orbit geosinkron digunakan untuk layanan seperti telepon seluler, televisi (DTH - Direct-To-Home), dan internet. Stasiun di Bumi dapat terus-menerus mengirim dan menerima sinyal dari satu satelit yang sama. Satelit cuaca seperti program GOES NOAA beroperasi di orbit geosinkron untuk memantau pergerakan dan perkembangan badai, serta untuk studi lingkungan dan aktivitas matahari. Aplikasi penginderaan jauh lainnya juga memanfaatkan satelit geosinkron untuk memantau wilayah tertentu secara terus-menerus. Militer juga memanfaatkan orbit geosinkron untuk komunikasi dan pemantauan area tertentu yang memerlukan pengamatan konstan. Satelit tetap berada di posisi yang sama relatif terhadap permukaan Bumi, sehingga menyediakan cakupan yang tidak terputus untuk area tertentu. Karena kecepatan sudutnya sama dengan rotasi Bumi, satelit tampak diam di satu titik di langit dari perspektif pengamat di darat. Satelit di orbit geosinkron memiliki periode orbit yang sama dengan periode rotasi Bumi (sekitar 24 jam). Karena sinkronisasi kecepatan ini, satelit tetap berada di posisi yang sama relatif terhadap permukaan Bumi. Untuk mencapai periode yang sama dengan rotasi Bumi, orbit geosinkron harus berada pada ketinggian tertentu, yaitu sekitar 35.786 kilometer (22.236 mil) di atas permukaan laut. Navigasi Satelit Geosinkron (GSO)Satelit geosinkron (GSO), yang memiliki periode orbit yang sesuai dengan rotasi Bumi, digunakan dalam sistem navigasi untuk menyediakan cakupan regional dari titik tetap di langit, menawarkan visibilitas berkelanjutan untuk navigasi lokal, transfer waktu, dan telekomunikasi. Tidak seperti satelit geostasioner (GEO), yang mengorbit tepat di atas khatulistiwa, GSO dapat memiliki orbit miring, menghasilkan lintasan angka delapan relatif terhadap pengamat di darat. Meskipun bukan orbit utama untuk sistem navigasi global seperti GPS, GSO digunakan dalam beberapa sistem navigasi regional untuk mencapai cakupan yang konsisten di wilayah geografis tertentu. Sistem navigasi global seperti GPS, GLONASS, dan BeiDou tidak menggunakan satelit GSO sebagai komponen utamanya, melainkan menggunakan satelit di orbit menengah (MEO) untuk cakupan global yang lebih merata. Satelit GSO sering digunakan dalam sistem Augmentasi (SBAS/GNSS-Augmentation Systems) untuk meningkatkan akurasi dan keandalan sistem navigasi yang ada (seperti GPS). Satelit GSO mengirimkan data koreksi, seperti informasi kesalahan waktu, data ephemeris, dan koreksi ionosfer, yang dihitung dari stasiun bumi. Sistem ini, seperti WAAS (AS), EGNOS (Eropa), dan GAGAN (India), menggunakan satelit geostasioner (jenis GSO) untuk menyediakan sinyal referensi tambahan, meningkatkan akurasi dari beberapa meter menjadi sekitar satu meter atau kurang. Satelit GSO sesuai dengan periode rotasi Bumi tetapi dapat memiliki kemiringan relatif terhadap khatulistiwa. Ini berarti bahwa, meskipun tampak diam pada garis bujur tertentu, satelit GSO akan menelusuri lintasan angka delapan di langit sepanjang hari. Karena posisinya yang tinggi, lebih sedikit satelit GSO yang dibutuhkan untuk cakupan regional dibandingkan dengan satelit orbit rendah. Misalnya, konstelasi beberapa satelit GSO dapat menyediakan layanan navigasi berkelanjutan untuk wilayah tertentu. Jalur satelit GSO yang konsisten, meskipun berbentuk angka delapan, memungkinkan pengamatan berkelanjutan oleh penerima darat, yang penting untuk navigasi yang akurat dan sinkronisasi waktu. Negara-negara sedang mengembangkan sistem navigasi regional menggunakan satelit GSO untuk menyediakan layanan navigasi di wilayah geografis spesifik mereka, seperti kawasan Asia-Pasifik. Satelit GSO juga dapat berfungsi untuk menambah sistem navigasi global/augmentasi yang sudah ada seperti GPS, menyediakan sinyal tambahan dan jangkauan di wilayah tertentu. Kemampuan satelit GSO untuk mempertahankan posisi stabil di langit menjadikannya ideal untuk transfer waktu yang presisi, sehingga meningkatkan akurasi sinyal navigasi. Sinyal navigasi QZSS adalah sinyal dari Sistem Satelit Quasi-Zenith, sistem navigasi satelit regional milik Jepang yang berfungsi melengkapi dan meningkatkan akurasi GPS di wilayah Asia-Oseania. Sistem ini bekerja dengan beberapa satelit di orbit khusus untuk memastikan ketersediaan sinyal yang berkelanjutan, bahkan di lingkungan menantang seperti kota-kota besar. Sinyal QZSS mencakup frekuensi L1, L5, dan L6 (LEX) untuk data yang lebih cepat, dan dapat digunakan terintegrasi dengan GPS untuk meningkatkan keandalan penentuan posisi. Sinyal navigasi QZSS dapat diterima oleh smartphone karena sistem QZSS bersifat interoperabel dengan sistem navigasi lainnya seperti GPS, memungkinkan smartphone untuk menggabungkan sinyal dari kedua sistem untuk meningkatkan akurasi dan stabilitas posisi di wilayah Asia-Oseania, terutama di sekitar Jepang. Smartphone tidak memerlukan paket data untuk menerima sinyal navigasi ini, karena penerima di perangkat hanya "mendengarkan" sinyal dari satelit. QZSS dirancang untuk melengkapi GPS, menghasilkan penentuan posisi yang lebih akurat dan stabil. Dengan orbit satelit yang unik, QZSS memastikan sinyal navigasi selalu ada, terutama di Jepang dan wilayah sekitarnya. Sistem ini sangat berguna di area dengan gedung-gedung tinggi atau di lembah perkotaan di mana sinyal GPS bisa terhambat. Melalui sinyal L6 (LEX), QZSS dapat menyediakan data yang lebih cepat dibandingkan satelit GPS. Perangkat penerima dapat menggunakan sinyal dari satelit QZSS dan GPS secara bersamaan, menciptakan lingkungan navigasi yang lebih kuat. QZSS memiliki satelit-satelit di orbit Quasi-Zenith, yang berarti satelit-satelit tersebut bergerak di langit dengan cara yang memastikan visibilitas tinggi di atas Jepang. Sinyal QZSS tersedia di frekuensi yang sama dengan GPS (L1, L5), serta frekuensi baru seperti L6 untuk dataLEX (L6E). Metode peluncuran ke orbit geosinkronMetode peluncuran ke orbit geosinkron (GSO) melibatkan peluncuran roket untuk menempatkan satelit di orbit elips bernama Orbit Transfer Geostasioner (GTO), yang memiliki apogee (titik terjauh dari Bumi) di ketinggian GSO. Setelah mencapai GTO, satelit melakukan pembakaran kedua pada apogee untuk membulatkan orbit dan mengubahnya menjadi orbit geosinkron. Roket meluncurkan satelit, dan selama beberapa waktu pertama, satelit berada di orbit rendah Bumi (LEO) atau orbit parkir. Satelit kemudian memasuki GTO, yang merupakan orbit elips dengan titik terdekat (perigee) yang lebih rendah dan titik terjauh (apogee) yang mencapai ketinggian sekitar 35.786 km, sama dengan orbit geosinkron. Kendaraan peluncuran akan membawa satelit ke orbit transfer geostasioner (GTO), sebuah orbit loncatan yang memiliki apogee (titik terjauh dari Bumi) di atas ketinggian orbit geosinkron. Pembakaran dilakukan sejajar dengan permukaan Bumi pada titik tertentu untuk mendorong satelit ke ketinggian yang lebih tinggi. Setelah berada di GTO, satelit akan menggunakan mesin pendorongnya untuk melakukan beberapa manuver. Dorongan dilakukan untuk menyempurnakan orbit, mengubah arah dan besarnya, agar secara bertahap mencapai orbit geosinkron yang diinginkan. Pembakaran ini juga bertujuan untuk menghilangkan kemiringan (inklinasi) orbit, memungkinkan satelit berada tepat di atas ekuator jika tujuannya adalah orbit geostasioner (subtipe khusus dari GSO). Dengan penyempurnaan dorongan ini, satelit akan mencapai orbit geosinkron. Jika orbitnya melingkar sempurna, berada di atas ekuator, dan sesuai dengan rotasi Bumi, maka satelit akan berada pada orbit geostasioner. Setelah pembakaran kedua, orbit menjadi geosinkron atau geostasioner. Untuk mengamati Bumi, satelit disebarkan, dan dilakukan pemeriksaan akhir pada satelit. Kendaraan peluncuran untuk orbit geosinkron meliputi berbagai roket seperti Atlas V, Delta IV Heavy, Ariane 5, dan Long March 3B, yang dirancang khusus untuk membawa satelit ke orbit tinggi di sekitar Bumi. Satelit yang diluncurkan biasanya menuju orbit transfer geostasioner (GTO) terlebih dahulu, kemudian menggunakan mesin pendorongnya untuk mencapai orbit geosinkron atau geostasioner. Roket Atlas V digunakan untuk meluncurkan satelit seperti GOES-T (sekarang GOES-18) ke orbitnya. Delta IV Heavy digunakan untuk memasukkan wahana antariksa servicer seperti NM1 ke dalam orbit geosinkron. Roket Long March 3B dari China digunakan untuk meluncurkan satelit komunikasi dan sistem relay data ke orbit geosinkron. Ariane 5 adalah kendaraan peluncur yang mampu membawa muatan besar ke orbit yang diinginkan, termasuk orbit geosinkron. GSLV (Geosynchronous Satellite Launch Vehicle) merupakan kendaraan peluncuran sekali pakai yang dioperasikan oleh Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) untuk misi ke orbit geosinkron. Data collection, control dan transmisi satelit orbit geosinkronPengumpulan data dari orbit geosinkron dilakukan oleh satelit yang ditempatkan pada ketinggian sekitar 35.786 km di atas ekuator Bumi. Satelit ini mempertahankan posisi tetap relatif terhadap permukaan Bumi dengan cara memiliki periode orbit yang sama dengan periode rotasi Bumi. Data yang dikumpulkan oleh satelit geosinkron, seperti satelit cuaca atau komunikasi, sangat berguna karena pengamat di Bumi dapat terus menerus memantau atau berkomunikasi dengan mereka dari lokasi yang konstan di langit. Bagaimana Data Dikumpulkan Satelit dilengkapi dengan instrumen seperti kamera, sensor, dan alat komunikasi untuk mengumpulkan berbagai jenis data. Data yang dikumpulkan kemudian diproses dan dikirimkan ke stasiun bumi untuk dianalisis dan digunakan. Satelit cuaca dalam orbit geosinkron, seperti satelit GOES di Amerika Serikat dan Meteosat di Eropa, mengumpulkan citra yang mencakup wilayah luas untuk pemantauan cuaca dan prediksi. Satelit komunikasi geostasioner (kasus khusus orbit geosinkron) menyediakan layanan transmisi data dan televisi. Satelit geosinkron juga digunakan untuk penginderaan jauh, memantau perubahan permukaan Bumi atau fenomena lainnya secara terus-menerus. Satelit di orbit ini memungkinkan operasi dan pengawasan yang berkelanjutan dari area yang luas di Bumi. Memungkinkan cakupan global dan temporal yang konsisten untuk berbagai aplikasi, dari komunikasi hingga penelitian lingkungan. Kontrol orbit geosinkron dilakukan dengan manuver stationkeeping untuk menjaga satelit tetap berada di posisinya yang diinginkan di langit, mengoreksi gangguan seperti efek gravitasi Bumi yang tidak merata atau gaya matahari, dan mengimbangi gaya lingkungan. Satelit menggunakan sejumlah bahan bakar roket untuk melakukan manuver kecil (Δv) secara berkala untuk melawan gangguan ini dan menjaga agar satelit tetap sinkron dengan rotasi Bumi. Meskipun orbit geosinkron dirancang agar satelit tampak diam di atas satu titik di Bumi, gangguan orbital dapat menyebabkan satelit melenceng dari posisi yang ditentukan. Bentuk Bumi yang tidak sempurna dan distribusi massa yang tidak merata menyebabkan gaya gravitasi yang tidak seragam, memengaruhi lintasan satelit. Tekanan dari radiasi matahari dan angin juga memberikan gaya pada satelit, yang secara bertahap menyebabkan satelit menjauh dari orbit yang direncanakan. Manuver stationkeeping, satelit melakukan manuver kecil secara berkala untuk mengoreksi deviasi orbitnya. Manuver ini memerlukan konsumsi bahan bakar roket dari satelit, yang pada akhirnya membatasi masa operasionalnya. Stasiun darat dan personel di Bumi terus memantau posisi dan kondisi satelit, kemudian mengirimkan perintah untuk melakukan manuver stationkeeping sesuai kebutuhan. Sistem seperti SensorSat yang dikembangkan oleh MIT/LL dapat mendeteksi dan melacak perubahan di orbit geosinkron, memberikan data penting untuk Space Situational Awareness (SSA) atau kesadaran situasional antariksa. Satelit GSSAP dapat beroperasi dekat objek lain, memungkinkan karakterisasi anomali dan pengawasan yang lebih baik di lingkungan orbit geosinkron. Data transmisi dari orbit geosinkron mengacu pada data yang dikirimkan dari satelit di orbit geosinkron ke stasiun bumi, yang memanfaatkan karakteristik orbit tersebut untuk aplikasi seperti komunikasi dan cuaca. Karena satelit berada di ketinggian sekitar 35.800 km di atas Bumi dan bergerak sesuai rotasi Bumi, data yang dikirimkan mengalami penundaan sekitar 250 milidetik (0,25 detik) karena jarak tempuh sinyal yang jauh. Penggunaan satelit geosinkron memungkinkan cakupan berkelanjutan dan antena di darat dapat diarahkan secara permanen ke satu titik di langit, sehingga sangat penting untuk telekomunikasi dan pemantauan lingkungan. Karena jarak yang jauh, ada penundaan waktu sekitar 0,25 detik untuk sinyal bolak-balik antara Bumi dan satelit. Penundaan ini dapat mempengaruhi aplikasi seperti komunikasi suara. Jenis data adalah data lingkungan, komunikasi, televisi, dan cuaca ditransmisikan dari satelit geosinkron. Format yang digunakan untuk mentransmisikan data satelit, seperti format GVAR untuk data GOES, dapat berupa RAW, AREA, NetCDF, GIF, dan JPEG. Satelit komunikasi dan televisi menggunakan orbit geosinkron untuk menyediakan cakupan yang luas dan konsisten. Data dari satelit cuaca (seperti satelit GOES) digunakan untuk memantau daratan, lautan, dan atmosfer untuk memahami dan memprediksi cuaca dan iklim. Segmen darat pada orbit geosinkron adalah semua fasilitas dan sistem di Bumi yang digunakan untuk mengelola dan mengoperasikan satelit geosinkron, termasuk stasiun bumi untuk komunikasi, pusat kendali misi untuk pemantauan, terminal untuk personel, dan jaringan komunikasi data untuk menghubungkan semua elemen darat tersebut. Fungsi utamanya adalah mengirimkan perintah ke satelit, menerima data telemetri dan muatan, serta mendistribusikan data tersebut ke pengguna. Perbandingan Orbit geosinkron di planet pada sistem tata surya
Lihat pula
Pustaka
Pranala luar
|