Muhammad as-Samman al-Madani
Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman Al-hasani, Al-Madani, (lahir di Madinah tahun 1130H/1718M)[1] - wafat di Madinah tahun 1189H/1775M)[2] adalah seorang wali qutub dan ulama besar keturunan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari jalur Sayyidina Hasan Al-Mujtaba. Ia seorang yang ber'aqidah Ahlussunah Wal Jama'ah dengan paham Asy'ariyah di bidang ilmu Tauhid (Aqidah), bermazhab Syafi'iyah di bidang Fiqih, Furu', Ibadah, dan berpegang pada Juna'id Al-Baghdadi pada bidang ilmu Tasawuf. Ia adalah seorang Fakih, Ahli Hadits, dan Sejarawan pada masanya,[3] dan merupakan Juru Kunci kota Madinah dan penjaga Makam Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.[4][5] Nama dan GelarIa bernama Muhammad bin Abdul Karim Dengan Gelar Gauts Az-Zaman Al-Wali Qutbul Akwan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman Al-Madani[4][3]
Kelahiran dan SilsilahSyaikh Samman lahir di Madinah pada tahun 1132 H (1718 M) dan merupakan keturunan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari garis Sayyidina Hasan bin Ali, putra Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam[4] Syaikh hidup dan besar di Madinah, dan menempati rumah peninggalan Sayydina Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah pertama kaum Muslimin. 1. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam 2. Fatimah Az-Zahra dan Ali Karamallahu Wajhah 3. Hasan Al-Mujtaba 4. Hasan Al-Mutsanna 5. Abdullah Al-Mahdi 6. Musa Al-Jun 7. Abdullah Ats-Tsani 8. Musa Ats-Tsani 9. Dawud Al-Amir 10. Muhammad Al-Madani 11. Yahya Az-Zahid 12. Abdullah Al-Jili 13. Musa Ats-Tsalits 14. Qutbul Maqam Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani 15. Syaikh Isa 16. Abdullah 17. Abdul Aziz 18. Faris 19. Yusuf 20. Ahmad 21. Isa 22. Abdullah 23. Syaikh Asy-Syahir 24. Muhammad 25. Abdullah Al-Quraisyi 26. Isa Al-Qadiri 27. Sayyid Abdullah 28. Sayyid Madani 29. Syarif Samman Al-Madani 30. Syaikh Abdul Karim As-Samman 31. Qutbul Akwan Syaikh Muhammad Samman Al-Madani Al-Hasani. Sumber Referensi Silsilah Nasab Beliau Didapatkan Dari Data Yang Valid Di Lembaga Nasab Internasional Asyraf Madinah. Al-Madani Al-Hasani: Sebuah keluarga yang tanah kelahirannya adalah Kafr Zaid di Palestina, termasuk kelompok di Amman dan di Madinah Munawarah, dan kakek buyutnya adalah As-Sayyid Madani, dan baginya adalah garis keturunan, putra As-Sayyid Abdullah bin Isa, yang garis keturunannya kembali ke Qutbul Maqam Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, semoga Tuhan meridhainya, putra As-Sayyid Musa Ats-Tsalits putra As-Sayyid Abdullah Al-Jili bin Yahya Az-Zahid bin Muhammad Al-Madani bin Daud Al-Amir bin Musa Ats-Tsani bin Abdullah Ash-Shaleh bin Musa Al-Jun bin Abdullah Al-Mahdi bin Hasan Al-Mutsanna, putra Sayyidina Hasan As-Sibti, semoga Tuhan meridhai mereka. نسب السادة المدني الحسني قطب الأكوان شيخ محمد سمان المدني الحسني بن شيخ عبد الكريم السمان بن شريف سمان المدني بن سيد مدني بن سيد عبد الله بن عيسى القادري بن عبد الله القريشي بن محمد بن شيخ الشهير بن عبد الله بن عيسى بن أحمد بن يوسف بن فارس بن عبد العزيز بن عبد الله بن شيخ عيسى بن قطب المقام شيخ عبد القادر الجيلاني بن موسى الثالث بن عبد الله الجيلي بن يحيى الزاهد بن محمد المدني بن داود الأمير بن موسى الثاني بن عبد الله الصالح بن موسى الجون بن عبد الله المحض بن حسن المثنى بن حسن المجتبى بن سيدنا علي بن أبو طالب كرم الله وجهه وزوج سيدتنا فاطمة الزهراء بنت سيدنا ونبينا ومولانا محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم . وقد ثبت النسب ونص عليه بإجماع النسابين المشهورين بالأمانة والصدق وكتب التاريخ والوقفيّات والوثائق والقرارات ومشجرة من النسب. PendidikanGuru-GurunyaBerikut Adalah Guru-Guru Syaikh Samman Yang Terkenalː[6]
Guru mursyidnya adalah Sayyidina Syaikh Musthafa Al-Bakri, seorang wali agung dari Syiria, dari pihak ayah keturunan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a dari pihak ibu keturunan Sayyidina Husein As-Sibti Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Pangkat kewalian dia adalah seorang pamungkas para wali, yakni Gauts Zaman, dan Wali Qutbul Akwan, yakni kewalian yg hanya bisa dicapai oleh para Kalangan Saadah Asyraf yang dalam tiap periode 200 tahun sekali.
Dakwah Ketokohan dan PengaruhMurid-Muridnya
Tarekat SammaniyahSyaikh Samman adalah pendiri Tarekat Sammaniyah yang telah dikenal oleh masyarakat muslim di Indonesia.[3][4][2] Tarekat Sammaniyah merupakan tarekat ''mu'tabaroh" (masyhur) yang sudah terkemuka dan diakui keabsahannya di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).[15] Riwayat Tarekat Sammaniyah Semula, Syaikh Samman belajar Tarekat Khalwatiyah di Damaskus. Lama-kelamaan, ia mulai membuka pengajian yang berisi teknik dzikir, wirid, dan ajaran tasawuf lainnya. Ia menyusun cara pendekatan diri kepada Allah SWT yang akhirnya disebut sebagai Tarekat Sammaniyah. Sehingga, ada yang mengatakan bahwa Tarekat Sammaniyah adalah cabang dari Tarekat Khalwatiyyah. Demi memperoleh ilmu pengetahuan, ia mengunjungi beberapa negeri untuk menimba ilmu di sana, di antaranya adalah Iran, Syam, Hijaz, dan Transoxiana (sekarang masuk wilayah Asia Tengah). Syaikh Samman juga menyusun dan mengembangkan salah satu bentuk zikir, yang disebut Ratib Samman.[4] Kitab KaranganKaryanya Yang Paling Terkenal Adalah:[3][1]
Kitab ini membahas tentang "Nur" Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Dalam kitab ini juga dimuat ringkasan dua Kitab yang berisi wirid-wirid Syaikh Samman Dalam kesehariannya.
WafatSyaikh Samman wafat di Madinah pada hari Rabu, 2 Zulhijjah 1189 H (1775 M) dan dimakamkan di Jannatul Baqi (Baqi').[4] ManaqibKitab manaqib yang menceritakan riwayat hidup sang syaikh sangat terkenal dan tersebar ke seluruh dunia, sama halnya seperti kitab manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.[2] Beberapa kitab manakib tentang beliau adalahː[2]
Dalam kitab-kitab manaqib tersebut meriwayatkan bahwa sebelum beliau baligh, setiap kali ayahnya menyuruhnya makan, makanan tersebut seperti tidak dimakan (masih utuh). Sang ayah yang mengkhawatirkan hal keadaan ini, kemudian menanyakannya kepada seorang guru mengaji. Si guru kemudian menyampaikan bahwa anak itu adalah seorang waliyullah. Disebutkan juga bahwa bila sang anak berbaring di atas tikar yang baik dan berbantal, ia memercikkan air ke tubuhnya agar tidak bisa tidur. Juga ketika ayahnya memberinya pakaian bagus bersulam emas, Samman kecil mencabut benang emas itu dan membuangnya, dan ia mengatakan kepada ayahnya bahwa hal itu dilarang oleh hukum Islam dan tidak diridhai Allah SWT. Sejak masih kecil, Syaikh Samman sangat suka, kasih sayang, dan berkhidmat kepada orang-orang fakir miskin, orang alim, orang yang menjalani tarekat dan hakikat, dan wali-wali Allah SWT. Ia banyak mengerjakan ibadah siang dan malam, meninggalkan segala yang jahat, memerangi hawa nafsunya, sekalipun terhadap hal yang dihalalkan sekalipun, dan waktu tidurnya hanya sedikit. Bila sudah mau tidur, ia gelisah seperti orang sakit. Ia banyak melakukan puasa sunnah, berzikir, dan membaca Al-Qur'an serta istighfar, sehingga ia mencapai maqam "mursyid" Syaikh Samman mulai mengajarkan ilmunya setelah datang perintah dari hadirat Muhammad untuk mempelajari tarekatnya dan ia banyak mendapat kiriman emas dan perak dari raja-raja dan orang-orang kaya, namun semua hadiah itu habis dibagikan kepada fakir miskin.[2] Referensi
|