Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kopula

Dalam linguistik, kopula merupakan kata atau frasa yang menghubungkan subjek dari suatu kalimat dengan pelengkap subjek, seperti kata "is" dalam kalimat "The sky is blue" atau frasa was not being dalam kalimat "It was not being cooperative." Kata kopula" berasa dari bahasa Latin untuk "hubungan" atau "ikatan" yang menghubungkan dua hal berbeda.[1][2]

Kopula seringkali berupa kata kerja atau kata yang menyerupai kata kerja, meskipun ini tidak selalu terjadi.[3] Kata kerja yang merupakan kopula kadang disebut kata kerja kopulatif atau kopular. Dalam mata kuliah tata bahasa pendidikan dasar bahasa Inggris, kopula sering disebut kata kerja penghubung. dalam bahasa lain, kopula lebih mirip dengan kata ganti, seperti dalam bahasa Mandarin Klasik dan bahasa Guarani, atau dapat berbentuk sufiks yang melekat pada kata benda seperti dalam bahasa Korea, bahasa Beja, dan bahasa Inuit.

Kebanyakan bahasa memiliki satu kopula utama (seperti kata kerja "to be" dalam bahasa Inggris), meskipun beberapa bahasa (seperti bahasa Spanyol, bahasa Portugis dan bahasa Thai) memiliki lebih dari satu, sementara yang lain tidak memilikinya sama sekali. Meskipun istilah kopula umumnya digunakan untuk merujuk pada kata kerja utama, istilah ini juga dapat digunakan untuk kelompok kata kerja yang lebih luas dengan fungsi potensial yang serupa (seperti become, get, feel dan seem dalam bahasa Inggris); atau dapat dibedakan sebagai "semi-kopula" atau "pseudo-kopula".

Fungsi gramatikal

Kegunaan utama kopula untuk menghubungkan subjek dari suatu klausa dengan pelengkap subjek. Kata kerja kopular sering dianggap sebagai bagian dari predikat, sedangkan sisanya disebut ekspresi predikat. Contoh klausa sederhana yang mengandung kopula diilustrasikan dibawah ini:

The book is on the table.

Dalam kalimat tersebut, frasa nomina the book adalah subjek, verba is berfungsi sebagai kopula, dan frasa preposisi on the table merupakan ekspresi predikatif. Dalam beberapa teori tata bahasa, seluruh ekspresi is on the table dapat disebut predikat atau frasa verba.

Ekspresi predikat yang menyertai kopula, juga dikenal sebagai pelengkap kopula, dapat berupa beberapa bentuk: bisa berupa nomina atau frasa nomina, adjektiva atau frasa adjective, frasa preposisional (seperti diatas), atau adverba atau frasa adverbia lain yang menyatakan waktu atau lokasi. Contohnya diberikan dibawah ini, dengan kopula dicetak tebal dan ekspresi predikatif dicetak miring:

Mary and John are my friends.
The sky was blue.
I am taller than most people.
The birds and the beasts were there.

Ketiga komponen (subjek, kopula, dan ekspresi predikatif) tidak selalu muncul dalam urutan tersebut: penempatannya bergantung pada aturan urutan kata yang berlaku pada bahasa yang bersangkutan. Dalam bahasa Inggris (bahasa subjek-verba-objek-SVO), urutan yang diberikan di atas adalah yang normal, tapi variasi tertentu mungkin terjadi:

  • Dalam banyak pertanyaan dan klausa lain dengan inversi subjek-bantu, kopula berada di depan subjek: Are you happy?
  • Dalam konstruksi kopular terbalik (lihat dibawah) ekspresi predikatif mendahului kopula, tetapi subjek mengikutinya: In the room were three men.

Dalam keadaan tertentu, ada kemungkinan satu (atau bahkan dua) dari tiga komponen tersebut tidak ada:

  • Dalam bahasa yang tidak memiliki subjek (pro-drop), subjek dapat dihilangkan, seperti halnya pada jenis kalimat lainnya. Dalam bahasa Italia, sono stanco berarti i am tired, yang secara harfiah berarti am tired.
  • Dalam klausa non-finit dalam bahasa seperti bahasa Inggris, subjek seringkali tidak ada, seperti dalam frasa partisipial being tired atau frasa infinitif to be tired. Hal yang sama berlaku pada sebagian besar kalimat imperatif seperti Be good!
  • Ketiga komponen tersebut dapat dihilangkan akibat berbagai jenis elipsis umum. Khususnya, dalam bahasa Inggris, ekspresi predikat dapat dihilangkan dalam konstruksi yang mirip dengan elipsis frasa verba, seperti dalam kalimat singkat I am; Are they? (dimana ekspresi predikat dipahami dari konteks sebelumnya).

Konstruksi kopular terbalik, yang mana posisi ekspresi predikat dan subjeknya dibalik, dapat ditemukan dalam berbagai bahasa.[4] Konstruksi ini telah menjadi subjek dari banyak analisis teoritis, khususnya dengan kesulitan mempertahankan, dalam kasus kalimat seperti itu, pembagian yang biasa kedalam frasa nomina dan frasa verba predikat.

Masalah lainnya adalah kesesuaian kata kerja ketika subjek dan ekspresi predikat merupakan frasa nomina (dan berbeda dalam jumlah atau orang): dalam bahasa Inggris, kopula biasanya sesuai dengan subjek sintaksis meskipun secara logis (semantik) bukan subjeknya, contohnya the cause of the riot is (not are) these pictures of the wall. Dibandingkan dengan bahasa Italia la causa della rivolta sono queste foto del muro; perhatikan penggunaan bentuk jamak sono untuk sesuai dengan bentuk jamak queste foto 'these photos' alih-alih dengan bentuk tunggal la causa 'the cause'. Namun, dalam kasus dimana subjek sintaksis bahasa Inggris terdiri dari objek preposisi yang jamak, objek preposisi tersebut sesuai dengan ekspresi predikat, misalnya. "What kind of birds are those?"

Definisi dan cakupan konsep kopula tidak selalu tepat dalam bahasa apa pun. Sebagaimana telah disebutkan, meskipun konsep kopula dalam bahasa Inggris paling erat kaitannya dengan kata kerja to be , terdapat banyak kata kerja lain yang juga dapat digunakan dalam arti kopular.[5][6]

  • The boy became a man.
  • The girl grew more excited as the holiday preparations intensified.
  • The dog felt tired from the activity.

Dan lebih lemah lagi[5][6]

  • The milk turned sour.
  • The food smells good.
  • You seem upset.

Fungsi lainnya

Kata kerja kopular juga dapat memiliki kegunaan lain yang melengkapi atau berbeda dari kegunaannya sebagai kopula. Beberapa kemunculan merupakan hal yang umum.

Kata kerja bantu

Dalam bahasa Inggris to be juga digunakan sebagai kata kerja bantu, terutama untuk mengekspresikan kalimat pasif (bersama dengan partisip masa lalu) atau mengekspresikan aspek progresif (bersama dengan partisip masa kini):

The man was killed. (pasif)
It is raining. (progresif)

Kopula dalam bahasa lain memiliki kegunaan tambahan sebagai kata bantu. Misalnya, être dalam bahasa Prancis dapat digunakan untuk mengekspresikan kalimat pasif sama seperti be dalam bahasa Inggris; être dalam bahasa Prancis dan sein dalam bahasa Jerman digunakan untuk mengekspresikan bentuk perfektif dari kata kerja tertentu:

Je suis allé(e) bahasa Prancis untuk 'I went' dan 'I have gone', secara harfiah berarti 'I am gone', tetapi tidak berarti masih pergi.

Dengan cara yang sama, penggunaan kata be dalam bahasa Inggris dalam present perfect, meski kuno, masih umum terlihat di teks/terjemahan lama:

I am become death.
He is risen.

Fungsi bantu kata kerja ini berasal dari fungsi kopularnya, dan dapat diartikan sebagai kasus khusus dari fungsi kopular (dengan bentuk verbal yang didahuluinya dianggap sebagai kata sifat).

Penggunaan kata bantu lainnya dalam bahasa Inggris adalah untuk menunjukkan tindakan wajib atau kejadian yang diharapkan: "I am to serve you". "The manager is to resign". Ini juga bisa diubah ke bentuk lampau: "We were to leave at 9". Untuk bentuk seperti "if I was/were to come", lihat kalimat kondisional bahasa Inggris. (Dengan kriteria tertentu, kopula bahasa Inggris be dapat selalu dianggap sebagai kata kerja bantu)

Kata kerja eksistensial

Kata to be dalam bahasa Inggris dan padanannya dalam beberapa bahasa lain juga memiliki penggunaan non-kopulad sebagai kata kerja eksistensial, yang berarti "to exist". Penggunaan ini diilustrasikan pada kalimat-kalimat berikut: I want only to be, and that is enough; I think therefore I am; To be or not to be, itulah pertanyaannya. Dalam kasus seperti ini, verba itu sendiri mengekspresikan predikat (predikat eksistensi), alih-alih menghubungkan ke ekspresi predikat seperti yang terjadi ketika digunakan sebagai kopula. Dalam ontologi, terkadang ditemukan bahwa "is" dari eksistensi dapat direduksi menjadi "is" dari properti atribusi atau keanggotaan kelas; Aristoteles berpendapat bahwa "to be" berarti menjadi sesuatu. Namun, Abelard dalam Dialectica nya mengajukan argumen reductio ad absurdum yang menentang gagasan bahwa kopula mengekspresikan eksistensi.[7]

Contoh serupa dapat ditemukan dalam banyak bahasa lain; misalnya, dalam bahasa Prancis dan Latin adalah I think therefore I am are Je pense, donc je suis dan Cogito ergo sum, di mana suis dan sum adalah padanan kata "am" dalam bahasa Inggris, yang biasanya digunakan sebagai kopula. Namun, bahasa lain lebih memilih kata kerja yang berbeda untuk kata kerja eksistensial, seperti dalam versi bahasa Spanyol Pienso, luego existo (dimana kata kerja existir 'to exist' digunakan, alih-alih kopula ser atau estar 'to be').

Jenis penggunaan lainnya terdapat pada klausa bertipe there is... atau there are.... Bahasa-bahasa berbeda dalam cara mereka mengungkapkan makna tersebut; beberapa diantaranya menggunakan verba kopular, mungkin dengan kata ganti ekspletif seperti bahasa Inggris there, sementara bahasa lain menggunakan verba dan konstruksi yang berbeda, seperti bahasa Prancis il y a (yang menggunakan bagian dari verba avoir 'to have', bukan kopula) atau bahasa Swedia finns (bentuk pasif verba untuk "menemukan").

Berdasarkan teori terpadu tentang kalimat kopular, telah diusulkan bahwa kalimat there dalam bahasa Inggris adalah subtipe dari konstruksi kopular terbalik.[8]

Arti

Predikat yang dibentuk menggunakan kopula dapat mengekspresikan identitas: menegaskan bahwa dua frasa nomina (subjek dan pelengkap) memiliki referen yang sama atau mengekspresikan konsep yang identik:

I want only to be myself.
The Morning Star is the Evening Star.

Mereka juga dapat mengekspresikan keanggotaan suatu kelas atau hubungan subset:

She was a nurse.
Cats are carnivorous mammals.

Demikian pula mereka dapat mengungkapkan suatu properti, hubungan atau posisi, permanen atau sementara:

The trees are green.
I am your boss.
The hen is next to the cockerel.
The children are confused.

Penggunaan kopula, terutama pada beberapa fungsinya, dapat meninbulkan pertentangan. E-Prime menghindari penggunaan kopula berlebihan demi (misalnya) kebebasan.[9][10] Deleuze and Guattari keberatan dengan beberapa implikasi dari kata kerja "to be":

The tree imposes the verb 'to be,' but the fabric of the rhizome is the conjunction, 'and... and... and...' This conjunction carries enough force to shake and uproot the verb 'to be.' Where are you going? Where are you coming from? What are you heading for? These are totally useless questions. Making a clean slate, starting or beginning again from ground zero, seeking a beginning or a foundation — all imply a false conception of voyage and movement (a conception that is methodical, pedagogical, initiatory, symbolic...).[11]

Esensi versus keadaan

Beberapa bahasa menggunakan kopula yang berbeda, atau sintaksis yang berbeda, untuk menunjukkan karakteristik yang esensial dan permanen dari sesuatu, alih-alih keadaan yang sementara.

Referensi

  1. ^ See copula in the Online Etymology Dictionary for attestation of the use of the term, "copula", since the 1640s.
  2. ^ See the appendix to Moro 1997 and the references cited there for a short history of the copula.
  3. ^ Pustet, Regina (12 June 2003). Copulas: Universals in the Categorization of the Lexicon. Oxford University Press. hlm. 54. ISBN 978-0-19-155530-5. Frajzyngier (1986) argues that copulas may also develop from prepositions
  4. ^ See Everaert et al. 2006.
  5. ^ a b Givón, T. (1993). English Grammar: A function-based introduction. Vol. 1. John Benjamins Publishing Company. hlm. 103–104. ISBN 9027273898.
  6. ^ a b "What are copular verbs?". November 15, 2010. Diarsipkan dari asli tanggal November 7, 2017. Diakses tanggal October 31, 2017.
  7. ^ Kneale – Kneale 1962 and Moro 1997
  8. ^ See Moro 1997, and "existential sentences and expletive there" in Everaert et al. 2006, for a detailed discussion of this issue and a historical survey of the major proposals.
  9. ^ Gardner, Martin (1 November 2024) [2013]. Undiluted Hocus-Pocus: The Autobiography of Martin Gardner. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. hlm. 64–65. ISBN 9781400847983. Diakses tanggal 8 August 2025. Using E- prime was supposed to add clarity to the language.
  10. ^ McGrath, Sara (8 October 2010). Unschooling: A Lifestyle of Learning (Edisi 4). hlm. 8. ISBN 9781453866306. Diakses tanggal 8 August 2025. With the intent of improving clarity, directness, and honesty, E-Prime simplifies the English language by omitting the verb 'to be, along with its conjugates (i.e. am, are, is, was, were, been, being.) 'Be,' which does not exist in all languages [...] promotes passive, ambiguous language that can confuse or mislead recipients who have sensitivity to subtle judgments or untruths.
  11. ^ Deleuze, Gilles; Guattari, Félix (1987) [1980]. A Thousand Plateaus. Diterjemahkan oleh Massumi, Brian. Minneapolis: University of Minnesota Press. ISBN 0-8166-1401-6.


Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya