Koiyocabe
Koiyocabe (lahir 4 Juli 1988) adalah seorang kreator konten, youtuber, dan komedian asal Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri kanal YouTube Sepulang Sekolah, yang berfokus pada konten edukasi, sejarah, dan isu-isu populer. Selain itu, ia sempat aktif sebagai komika dan memenangkan peringkat ketiga Liga Komunitas Stand Up Kompas TV pada 2014. KarierKoiyocabe pernah aktif sebagai komika dan tampil di acara televisi seperti Liga Komunitas Stand Up Kompas TV, dengan meraih juara ketiga pada tahun 2014.[2] Koiyocabe mengelola kanal YouTube Sepulang Sekolah, yang didirikan pada tahun 2016. Kanal ini awalnya berfokus pada sketsa komedi, tetapi beralih ke konten edukasi selama pandemi COVID-19 dengan konsep "learning by googling", sebuah plesetan dari istilah "learning by doing".[3] Selain YouTube, Koiyocabe juga menciptakan komik daring berjudul Sepulang Sekolah, yang diterbitkan di platform Webtoon. Komik ini menceritakan kisah kocak tokoh Koi dan Jui, berjalan hingga 353 episode dan tamat pada 28 Februari 2020.[4] KontroversiKoiyocabe sering dianggap sebagai orang Thailand karena kefasihannya berbahasa Thailand dan juga dianggap sebagai anak dari Dono. Ia membantah spekulasi ini, menegaskan bahwa ia adalah orang Indonesia asli yang lahir di Bogor dan bukan merupakan anak dari Dono.[5] Pada September 2025, Koiyocabe menjadi sorotan setelah menyampaikan pengalaman terkait program Belajar dari Rumah (BDR) di TVRI selama pandemi COVID-19 dalam podcast bersama Deddy Corbuzier yang tayang pada 10 September 2025, bersama Felix Siauw.[6] Ia mengungkapkan bahwa TVRI meminta konten edukasi dari para kreator tanpa bayaran, meskipun program tersebut didanai Rp9,8 miliar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk slot tayang.[7] Koiyocabe menjelaskan bahwa ia dan kreator lain bersedia memberikan konten secara gratis karena ingin berkontribusi untuk pendidikan Indonesia di tengah pandemi. Namun, ia merasa kecewa karena keluhannya, yang disampaikan langsung kepada pejabat dalam sebuah acara, tidak ditanggapi serius dan dianggap mengabaikan jerih payah para kreator.[8] TVRI merespons permasalahan tersebut dengan menyatakan bahwa mereka hanya bekerja sama dengan Kemendikbud melalui mekanisme blocking airtime untuk program BDR dan tidak pernah meminta atau memproduksi konten langsung dari kreator. Seluruh materi yang ditayangkan merupakan konten siap siar yang disediakan oleh Kemendikbud. TVRI juga menegaskan bahwa mereka tidak memiliki hubungan langsung dengan kreator konten dan berterima kasih atas informasi dari Koiyocabe, dengan komitmen untuk menelusuri isu ini melalui mekanisme internal.[9] Koiyocabe menanggapi klarifikasi TVRI dengan menghubungi perwakilan mereka, Ibu Rosita, melalui telepon untuk mengkonfirmasi bahwa TVRI bukan pihak yang bertanggung jawab atas kerja sama teknis dengan kreator. Ia menegaskan bahwa TVRI hanya menerima konten siap tayang dari Kemendikbud. Dalam unggahan media sosialnya, Koiyocabe menyampaikan apresiasi atas respons cepat TVRI dan berharap para kreator edukasi di Indonesia terus mendapat penghargaan yang layak atas kontribusi mereka. Persoalan utama, menurutnya, terletak pada mekanisme kerja sama antara Kemendikbud dan kreator, bukan pada TVRI sebagai penayang.[7] Lihat pulaReferensi
|