Kemunculan Bersebab (Pali: paṭiccasamuppāda; Sanskerta: pratītyasamutpāda; KBBI: paticasamupada), juga dikenal sebagai Dependensi Kemunculan dan Sebab Musabab yang SalingBergantung, merupakan salah satu hukum terpenting dalam Buddhisme.[1] Kemunculan Bersebab menyatakan bahwa semua dharma (fenomena) yang muncul bergantung pada dharma lainnya: “jika ini ada, itu ada; jika ini tidak ada lagi, itu juga tidak ada lagi”. Prinsip dasarnya adalah bahwa semua hal (dharma, fenomena, prinsip) muncul bergantung pada hal-hal lainnya.
Ajaran ini menyatakan adanya sebab-musabab yang terjadi dalam kehidupan semua mahluk, khususnya manusia. Dengan menganalisis dan merenungkan Paticca Samuppada inilah, Siddhartha Gautama (yang pada saat itu masih menjadi Petapa) akhirnya mencapai Penerangan Sempurna menjadi Buddha.[2]
“
'Yo paticcasamuppadam passati, so Dhammam passati. Yo Dhammam passati, so paticcasamuppadam pasati. Ia yang melihat Paticcasamuppada, juga melihat Dhamma. Ia yang melihat Dhamma, juga melihat Paticcasamuppada.
Pemahaman akan Paticcasamuppada yang sederhana adalah:
Dengan adanya ini, maka terjadilah itu. Dengan timbulnya ini, maka timbullah itu. Dengan tidak adanya ini, maka tidak adalah itu. Dengan terhentinya ini, maka terhentilah itu.