Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Keindahan

Sebuah jendela mawar bergaya Rayonnant di Notre-Dame de Paris. Dalam arsitektur Gotik, cahaya dianggap sebagai "sumber dan hakikat sejati dari segala yang indah".[1]

Keindahan umumnya digambarkan sebagai ciri pada benda yang membuatnya menyenangkan untuk dipandang. Benda-benda ini dapat berupa lanskap, matahari terbenam, manusia, maupun karya seni. Keindahan, seni, dan selera merupakan fokus utama dari estetika, salah satu cabang kajian dalam filsafat. Sebagai nilai estetika positif, keindahan biasanya berkebalikan dengan keburukan sebagai lawan negatifnya.

Salah satu kesulitan dalam memahami keindahan adalah bahwa konsep ini memiliki aspek objektif sekaligus subjektif: ia dianggap sebagai sifat yang melekat pada benda, namun juga bergantung pada respons emosional pengamat. Karena sisi subjektifnya, keindahan sering dikatakan "terletak di mata yang memandang".[2] Telah dikemukakan bahwa kemampuan subjek untuk merasakan dan menilai keindahan, yang kadang disebut sebagai "indra selera", dapat dilatih, dan bahwa penilaian para ahli cenderung sejalan dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa standar validitas penilaian keindahan bersifat intersubjektif, yaitu bergantung pada sekelompok penilai, bukan sepenuhnya subjektif maupun objektif.

Konsepsi keindahan berupaya menangkap apa yang esensial dari segala sesuatu yang indah. Konsepsi klasik mendefinisikan keindahan berdasarkan hubungan antara keseluruhan benda yang indah dengan bagian-bagiannya: bagian-bagian tersebut harus berada dalam proporsi yang tepat satu sama lain sehingga membentuk kesatuan harmonis yang terpadu. Konsepsi hedonis melihat adanya hubungan yang diperlukan antara kesenangan dan keindahan, misalnya bahwa sebuah benda menjadi indah karena menimbulkan kesenangan tanpa pamrih. Konsep lainnya mencakup mendefinisikan benda yang indah berdasarkan nilainya, sikap penuh kasih terhadapnya, atau fungsinya.

Ikhtisar

Keindahan, bersama dengan seni dan rasa, merupakan pokok utama dari estetika, salah satu cabang besar dalam filsafat.[3][4] Keindahan umumnya dikategorikan sebagai sifat estetis di samping sifat-sifat lain, seperti keanggunan, kelembutan, atau sublim.[5][6][7] Sebagai nilai estetis yang positif, keindahan sering dikontraskan dengan keburukan sebagai lawan negatifnya. Keindahan juga sering dianggap sebagai salah satu dari tiga konsep fundamental dalam pemahaman manusia, selain kebenaran dan kebajikan.[5][8][6]

Bagi para objektivis atau realis, keindahan dianggap sebagai sifat obyektif atau independen dari pikiran pada benda-benda yang indah, yang dibantah oleh subyektivis.[3][9] Sumber perdebatan ini muncul karena penilaian terhadap keindahan tampak berdasarkan dasar subjektif, yaitu perasaan kita sendiri, namun diklaim memiliki kebenaran yang universal.[10] Ketegangan ini kadang disebut sebagai "antinomi selera".[4] Para pendukung kedua pandangan ini menyarankan adanya kemampuan tertentu, yang umum disebut rasa estetika, sebagai syarat untuk membuat penilaian keindahan yang dapat diandalkan.[3][10] David Hume, misalnya, mengusulkan bahwa kemampuan ini dapat dilatih, dan bahwa pendapat para ahli cenderung berkesesuaian dalam jangka panjang.[3][9]

Keindahan terutama dibahas dalam kaitannya dengan benda-benda konkret yang dapat diakses melalui persepsi inderawi. Beberapa teori menyatakan bahwa keindahan suatu benda bergantung pada sifat-sifat inderawi dari benda itu.[10] Selain itu, telah diajukan bahwa benda abstrak seperti cerita atau bukti matematis juga dapat memiliki keindahan.[11] Keindahan memainkan peran sentral dalam karya seni dan alam.[12][10]

Sebuah perbedaan berpengaruh di antara benda-benda indah, menurut Immanuel Kant, adalah antara keindahan terikat (pulchritudo adhaerens)[note 1] dan keindahan bebas (pulchritudo vaga). Suatu benda memiliki keindahan terikat jika keindahannya bergantung pada konsep atau fungsi benda tersebut, berbeda dengan keindahan bebas atau mutlak.[10] Contoh keindahan terikat termasuk seekor sapi yang indah sebagai sapi, tetapi tidak indah sebagai kuda[3] atau sebuah foto yang indah karena menampilkan bangunan yang indah, tetapi secara umum tidak memiliki keindahan karena kualitasnya rendah.[9]

Catatan

  1. ^ Dalam Zangwill diterjemahkan sebagai keindahan terikat

Referensi

  1. ^ Stegers, Rudolf (2008). Sacred Buildings: A Design Manual Diarsipkan December 12, 2024, di Wayback Machine.. Berlin: De Gruyter. p. 60. ISBN 3764382767.
  2. ^ Gary Martin (2007). "Beauty is in the eye of the beholder". The Phrase Finder. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal November 30, 2007. Diakses tanggal December 4, 2007.
  3. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama StanfordBeauty
  4. ^ a b "Aesthetics". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal February 28, 2022. Diakses tanggal 9 February 2021.
  5. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama BeautyandUgliness
  6. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama BeautyinAesthetics
  7. ^ Levinson, Jerrold (2003). "Philosophical Aesthetics: An Overview". The Oxford Handbook of Aesthetics. Oxford University Press. hlm. 3–24. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal February 10, 2021. Diakses tanggal February 10, 2021.
  8. ^ Kriegel, Uriah (2019). "The Value of Consciousness". Analysis. 79 (3): 503–520. doi:10.1093/analys/anz045. ISSN 0003-2638. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal January 11, 2022. Diakses tanggal February 10, 2021.
  9. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DeClercq2013
  10. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Zangwill
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DeClercq2019
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gorodeisky

Pranala luar


Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya