Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Jati belanda


Jati Belanda
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: EuRosidae II
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Guazuma ulmifolia

Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lam.) adalah salah satu tumbuhan dari suku Malvaceae (dulu dimasukkan ke dalam Sterculiaceae) yang dikenal sebagai salah satu tumbuhan obat.[2] Daunnya umum digunakan dalam jamu pelangsing tubuh dan biasanya diolah dalam bentuk teh.[2]

Distribusi

Tanaman jati belanda banyak ditemukan di Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jawa, tumbuhan ini dikenal dengan nama jati londo atau jatos landi. Selain di Indonesia, Guazuma ulmifolia juga ditemukan di wilayah lain seperti Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Morfologi

Jati belanda berupa pohon dengan batang keras bercabang, berkayu bulat, permukaan kasar, dan berwarna cokelat kehijauan. Daunnya berbentuk bulat telur dengan pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip berseling, berukuran panjang 10–16 cm dan lebar 3–6 cm. Bunganya berukuran kecil dan tumbuh soliter.

Nama Lain

Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lam.) memiliki sinonim nama latin Guazuma tamentosa Kunth.[2] Di berbagai daerah di Jawa, tumbuhan ini dikenal dengan nama jati londo atau jatos landi.[3]

Kandungan fitokimia

Tanaman ini mengandung alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, terpenoid, glikosida jantung, dan steroid. Isolasi senyawa dari daunnya menghasilkan oktakosanol, taraxeroloac, friedelin-3-áoac, â-sitosterol, dan friedelinol-3-asetat. Kayunya mengandung kaempferol, sementara buahnya mengandung lendir manis yang dapat dimakan. Minyak atsirinya mengandung senyawa utama eugenol (10,13%). Dari kulit kayu telah diisolasi epikatekin serta oligomer prosianidin, seperti prosianidin B2, prosianidin B5, dan prosianidin C1.[4]

Kegunaan

Secara tradisonal, daun jati belanda dipercaya dapat digunakan sebagai obat pelangsing tubuh dan penurun kadar lemak tubuh, karena kandungan serat dan lendirnya mampu menghambat penyerapan lemak, gula, dan kolesterol.[5] Bijinya digunakan untuk obat sakit perut dan kembung, sementara buahnya dimanfaatkan sebagai obat batuk.[2]

Dekok kulit batang dilaporkan digunakan sebagai obat malaria, diare dan sifilis. Tumbuhan ini juga dipakai untuk mengobati influenza, pilek, disentri, luka, serta patah tulang.[6] Ekstrak daunnya terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Shigella dysenteria, dan Bacillus subtilis secara in vitro.[6] Aktivitas farmakologis lain yang telah diteliti meliputi antioksidan, antihipertensi, vasorelaksasi, antidiabetik, antivirus, antisekretori, antibakteri, antijamur, sitotoksik, gastroprotektif, hepatoprotektif, neuroprotektif, serta aktivitas pada sistem reproduksi.[4]

Referensi

  1. ^ Barstow, M. (2019). "Guazuma ulmifolia". 2019: e.T61785778A61785781. doi:10.2305/IUCN.UK.2019-2.RLTS.T61785778A61785781.en. ;
  2. ^ a b c d Suganda, AG. et al. 2007. Jati Belanda. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Obat Asli Indonesia. Halaman 4-16
  3. ^ Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Rebpublik Indonesia
  4. ^ a b Kumar, Neha; Gurunani, Shailju G. (2019-03-01). "Guazuma ulmifolia LAM: A review for future view". Journal of Medicinal Plants Studies.
  5. ^ Suharmiati, Herti M. 2003. Khasiat dan Manfaat Jati Belanda: Si Pelangsing Tubuh dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal 10-15
  6. ^ a b (Inggris) Guazuma ulmifolia
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya