Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Jalur kereta api Lumajang–Balung

Jalur kereta api Lumajang–Balung
Bekas pemutar rel di Stasiun Yosowilangun, salah satu stasiun penting di jalur ini.
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusLumajang
Balung
Stasiun14
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen
Legalitas pembangunanWet 28 Juni 1926 Staatblad No. 305
Dibuka1913-1928
Ditutup1986
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorWilayah Aset IX Jember
DepoYosowilangun
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi20 s.d. 40 km/jam

Jalur kereta api Lumajang–Balung merupakan jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Lumajang dengan Stasiun Balung. Jalur ini sekarang termasuk dalam pengelolaan Wilayah Penjagaan Aset IX Jember dan berstatus sebagai aset yang masih dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia.

Sejarah

Pada 28 Juni 1926 (Indische Staatsblad No. 305), disahkan undang-undang mengenai pembangunan jalur kereta api Lumajang–Balung, dimulai dari Stasiun Lumajang. Alasannya, karena di wilayah Tanggul Selatan muncul pabrik gula baru. Pabrik gula yang dimaksud adalah Pabrik Gula Gunungsari, yang terletak di Kencong, Jember, dan dimiliki oleh perusahaan perkebunan Handelsvereeniging Amsterdam (HVA). Pada April 1927, dilaporkan bahwa sejak peletakan batu pertama jalur ini pada akhir Agustus 1926, jalur tersebut telah sampai di Stasiun Kencong. Di Kencong, dinas bangunan SS membangun bangunan hikmat yang cukup besar berupa jembatan parabola di atas Sungai Tanggul dan jembatan rangka di atas Sungai Bondoyudo. Proyek tersebut ditarget rampung Juli, sehubungan dengan rencana dibukanya pabrik gula tersebut.[1][2]:73

Pada September 1927, Stasiun Balung dipilih sebagai titik percabangan sebelah timur, penghubung dengan jalur Rambipuji–Balung–Puger.[2]:73 De Indische Courant tanggal 11 Februari 1928 melaporkan bahwa pada 25 Agustus 1927, segmen Lumajang–Kencong telah resmi dibuka. Kemudian, pada tanggal 21 Februari 1928, segmen Kencong–Tutul akan dibuka terbatas untuk angkutan barang. SS kala itu masih sibuk mencari trase untuk kelanjutan Tutul–Balung.[3]

Akhirnya, pada 1 November 1928, jalur terakhir, Tutul–Balung, telah selesai dibangun.[4] Ketika pembangunan jalur tersebut selesai, jalur Rambipuji–Balung–Puger diubah menjadi 3 ft 6 in (1.067 mm), dan diselesaikan 1 November 1929. Sementara itu, segmen Balung–Puger akhirnya ditutup pada 1 Maret 1929 dan dibongkar pada waktu itu juga.[5]

Pada 25 April 1930, SS mengiklankan di koran Soerabaijasch Handelsblad bahwa SS berencana membuka perhentian baru di lintas ini yang bernama Stopplaats Kampung Grati pada km 20+250 pada 1 Mei 1930.[6] Lalu, pada tanggal 1 November 1932, SS memutuskan untuk menutup banyak sekali perhentian di lintas Lumajang–Balung–Rambipuji dan Balung–Ambulu: Tempuran, Wonorejo, Kampung Grati, Wonokerto, Nogosari, Wadaan, Keting, Krebet, Jambearum, Gumelar Kidul, Dam Curahmalang, Balung Kidul, dan Dempok, sehubungan dengan efisiensi penetapan jadwal baru di lintas ini.[7]

Jalur kereta api ini pada masa lalu merupakan jalur yang cukup sibuk. Lebih dari 300.000 penumpang tercatat pada tahun 1950 menggunakan kereta api dari Stasiun Balung, dan sedikit kurang dari jumlah itu di Stasiun Lumajang. Akan tetapi berselang beberapa tahun kemudian di 1953, jumlah penumpang ini di Stasiun Lumajang menurun hingga tinggal sedikit lagi di atas angka 270 ribu orang; namun penyusutan yang drastis terjadi di Stasiun Balung, yang turun okupansinya hingga mendekati 170 ribu orang saja. Dalam kurun waktu itu, angkutan barang justru meningkat pada tahun 1953, hingga mencapai lebih dari 23 ribu ton di Stasiun Lumajang dan lebih dari 25 ribu ton di Stasiun Balung.[8]

Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1986 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.

Jalur terhubung

Lintas aktif

Jalur ini tidak terhubung dengan lintas aktif mana pun.

Lintas nonaktif

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas Lumajang
Segmen Lumajang–Kencong
Diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1927
oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember
5803 Lumajang LM Jalan Dr. Sutomo, Tompokersan, Lumajang, Lumajang km 17+718 +51 m Tidak beroperasi
- Kampung Grati km 20+250 Tidak beroperasi
5811 Karangbendo KBN Karangbendo, Tekung, Lumajang km 22+939 Tidak beroperasi
5812 Tekung TKU Tekung, Tekung, Lumajang km 27+522 +23 m Tidak beroperasi
5813 Kalipepe KPP km 31+153 Tidak beroperasi
5814 Yosowilangun YWL Yosowilangun Lor, Yosowilangun, Lumajang km 34+663 +11 m Tidak beroperasi
5815 Jombang (Jember) JOG km 39+509 Tidak beroperasi
5816 Kencong KNC Kencong, Jember km 43+785 +12 m Tidak beroperasi
Segmen Kencong–Balung
Diresmikan pada tanggal 1 November 1928
5826 Krebet (Jember) KBE Jalan Raden Ajeng Kartini, Gumukmas, Gumukmas, Jember km 47+195 Tidak beroperasi
5817 Gumukmas GMM Menampu, Gumukmas, Jember km 49+802 +10 m Tidak beroperasi
5818 Mlokorejo MKJ km 54+756 Tidak beroperasi
5819 Kasiyamlor KYR Kasiyan Timur, Puger, Jember km 57+535 lintas KlakahLumajangBalungRambipuji
km 19+361 lintas RambipujiPuger
+10 m Tidak beroperasi
- Jambearum - km 59+745 lintas KlakahLumajangBalungRambipuji
km 15+561 lintas RambipujiPuger
Tidak beroperasi
5821 Tutul TTU Tutul, Balung, Jember km 61+599 lintas KlakahLumajangBalungRambipuji
km 15+324 lintas RambipujiPuger
Tidak beroperasi
5822 Balung BUG Balung Lor, Balung, Jember km 64+575 lintas KlakahLumajangBalungRambipuji
km 12+033 lintas RambipujiPuger
km 0+478 lintas Balung–Ambulu
+23 m Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang dicetak tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang dicetak miring merupakan stasiun nonaktif.

Referensi:

  • Letak stasiun: [9][10]
  • Pengidentifikasi stasiun: [11]
  • Tanggal pembukaan jalur: [2]:106-124


Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ "Nieuwe S.S. lijn". De Indische Courant. 6 April 1927.
  2. ^ a b c Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
  3. ^ "Kentjong-Toetoel". de Indische Courant. 11 Februari 1928.
  4. ^ "Opening nieuwe tramlijn". de Indische Courant. 31 Oktober 1928. hlm. 2.
  5. ^ Reitsma, S.A. (1947). "Een en ander over spoorwijdten, meer in het bijzonder over de toepassing van "smalle" spoorwijdten in Nederlands-Indië". Spoor- en Tramwegen. 22: 344.
  6. ^ "Staatsspoor- en Tramwegen op Java (Bekendmaking)". Soerabaijasch Handelsblad. 25 April 1930.
  7. ^ "Nieuwe treindienstregeling". De Indische Courant. 27 Oktober 1932.
  8. ^ Djawatan Kereta Api, tt., DAFTAR C, 13c. Ichtisar Angkutan Penumpang jang berangkat dan Kiriman Biasa (dalam ton) jang dikirim dari tiap² setasiun² dan perhentian² D.K.A. di DJAWA dan MADURA semasa tahun² 1950-1951-1952 dan 1953 Eksplotasi TIMUR. Hlm. 156.
  9. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). ;
  10. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
  11. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia


Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya